ACARA 1
PENGAMATAN HORIZON TANAH DAN PENENTUAN SIFAT FISIK
TANAH DI LAPANGAN
Oleh:
I. TUJUAN
sifat fisik tanah secara fisika merupakan suatu system berfase tiga yaitu
fase padat, cair dan gas. Yang dimaksud dengan sifat fisik tanah adalah meliputi
tekstur, struktur, konsistensi, warna suhu, permiabilitas dan drainase tanah. Fungsi
pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruangan
untuk berpenetrasi (menelusup) baik secara lateral atau horizontal maupun secara
vertical.
Secara keseluruhan sifat-sifat fisik tanah ditentukan oleh
1. Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat
dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Pasir.
2. Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk
bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Pasir Berlempung.
3. Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi
mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berpasir.
4. Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan
mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung.
5. Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berdebu.
6. Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Debu.
7. Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat.
8. Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir.
9. Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola
teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu.
10. Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk
bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat Berpasir.
11. Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat Berdebu.
12. Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan
baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat.
Di lapangan tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit atau mengulin
di antara telunjuk dan ibu jari, sambil dirasakan halus kasarnya, yaitu
dengan dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan lempung. Bila tanah
dalam kondisi kering harus dibasahi dahulu agar mudah diuli. Ada
beberapa ketentuan dalam menganalisis tekstur di lapangan antara lain :
a. Bila pasir terasa kasar, tidak dapat dibentuk, partikel pasir yang
dominan disebut berstekstur pasir.
b. Bila terasa halus, licin seperti sabun atau talk bila kering dapat
dibentuk tetapi mudah pecah kondisi ini seperti dikatakan bertekstur
debu.
c. Bila dalam keadaan basah atau melincir, liat dan lekat mudah sekali
dibentuk dan mudah pecah disebut bertekstur lempung.
d. Bila terasa kasar, halus dan liat bersama-sama dalam porposi yang
simbang (sama) disebut bertekstur geluh.
Tekstur tanah dapat dirasakan berdasarkan kepekaan idra perasa (kulit
jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan kemahiran dan
pengalaman, semakin peka indra perasa maka hasil penetapannnya
akan mendekati kebenaran atau identic dengan hasil penetapan
dilaboratorium.
Konsistensi tanah
2. Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari
tangan atau benda lain.
3. Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda
lain.
4. Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari
tangan atau benda lain.
b. Tingkat Plastisitas
yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, yang
dibagi menjadi 4 kategori berikut:
1. Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk
gulungan tanah.
2. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi
dibagi 6 kategori sebagai berikut:
a. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau
antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
b. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali
hancur bila diremas.
c. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat
meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
3. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering
udara dibagi menjadi 6 kategori berikut:
1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-
pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah
bertekstur pasir).
2. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur
bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika
ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
3. Agak Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan
hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat
tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan
gumpalan tanah.
4. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin sulit untuk
menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk
hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk
dapat menghancurkan gumpalan tanah.
5. Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan
yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah
atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit
untuk hancur.
6. Sangat Keras Sekali/Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan
dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat
menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa
hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi tekstur, sifat
dan jumlah koloid organic maupun anorganik, struktur dan kadar air tanah.
V. HASIL PRAKTIKUM
a. Tabel Pengamatan (terlampir)
b. Perhitungan Kemiringan Lereng (terlampir)
VI. PEMBAHASAN ( Minimal ¾ halaman A4)
Praktikum pada pengamatan horizon tanah dan penentuan sifat
fisik tanah yang dilakukan di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 03 Maret 2018 pukul
09.30.
Pada pengamatan tersebut kita berada dilokasi dengan koordinat S
07◦56’28.25’’ dan E 112◦33’52.53’’ dan mempunyai altitut 899 mdpl.
Lahan yang ada di desa tegal weru tersebut sebagai makam dan hutan
yang di kelola oleh warga kampungnya sendiri. Mempunyai ketebalam
solum 2,3 meter kita dapat menenmukan beberapa horizon di tebing
tersebut. Pengamatan kelompok kami horizon yang ada di tebing tersebut
terdiri dari horizon O,A dan B dengan kedalaman-kedalaman yang berbeda
horizon O mepunyai kedalaman …, horizon A mempunyai kedalaman ….,
dan horizon B mempunyai kedalaman …… warna yang terdapat pada
setiap horizon mempunyai warna yang berbeda beda misla pada horizon O
mempunyai warna ….horizon A mempunyai warna …. Dan horizon B
mempunyai warna …. Kita menentukan warna tidak boleh asal sebab pada
waktu praktikum sudah disediakan buku … untuk menentukan warna yang
ada di setia horizon. dengan begitu kita dapat menentukan struktur pada
setiap horizon. Struktur pada horizon O …., struktur pada horizon A …
horizon B…. . kita menentukan struktur tanah dengan menggunakan …..
setelah itu kita dpat menentukan tekstur tanah sesuai dengan masing-
masing horizon …
Kita tidak dapat menentukan konsistensi dikarenakan pada waktu
penelitian terjadi hujan maka dari itu apabila kita mengukur konsistensi
data yang nantinya akan tidak valid atau akurat karena ….. ordo tanah
yang ada di desa tegalweru termasuk jenis ordo tanah andisol dan litosol.
VII. KESIMPULAN
1.Sesuai tujuan no.1 (Berdasarkan pembahasan ……. Maka horizon
tanah di lokasi …….
2.Sesuai tujuan no.2 (Berdasarkan pembahasan ……. Maka ……. )
IX. LAMPIRAN
a. Tabel Pengamatan
b. Perhitungan Kemiringan Lereng
c. Dokumentasi (beri keterangan , contoh : a.Foto Pengambilan Sampel
Tanah)