I. PENDAHULUAN
Tanah berasal dan hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dan organisme
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat
pula udara dan air. Oleh karena itu dalam definisi ilmiahnya tanah (soil) adalah kumpulan dari
benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Apabila
kita menggali tanah sedalam-dalamnya, maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang terbentuk.
Lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon-horizon tanah yang terbentuk dari mineral
anorganik tanah dan susunan horizon-horizon tersebut biasa disebut dengan profil tanah.
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk
dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk
sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh
genangan air.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum pengambilan profil untuk mengetahui
lapisan-lapisan tanah dengan sifat yang berbeda-beda yang dilihat dari lapisan, kedalaman
lapisan, batasan, topografi, warna, tesktur, struktur, konsistensi, dan karatan.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan tiap-tiap
horizon tanah dengan melihatnya secara langsung di lapangan serta mengamati karakteristik
masing-masing horizon pada profil tanah tersebut.
III. METODOLOGI
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Pengamatan Profi Tanah
Lapisan I II
Kedalaman Lapisan (cm) 27 cm 36 cm
Batasan Lapisan Nyata Berbaur
Topografi Batas Lapisan Rata Tidak teratur
Warna (Munsell) Cokelat kehitaman Cokelat muda / cokelat kekuningan
Tekstur Pasir berlempung Lempung berliat
Struktur Granular Sedang
Konsistensi Lembab Basah
Karatan Tidak ada Ada (Fe)
Sumber: Data primer setelah diolah 2012
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan diatas, dapat kita ketahui beberapa sifat fisik tanah sebagai berikut
:
a) Kedalaman Tanah
Berdasarkan tabel diatas, tanah yang diamati terdiri atas 2 lapisan, yaitu lapisan pertama 0-27 cm
dan lapisan kedua 27-36 cm. Pada lapisan kedua belum menunjukkan adanya batuan induk. Hal
ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985), bahwa semakin ke bawah, kandungan bahan
organik setiap tanah semakin berkurang.
b) Batasan Lapisan
Batasan lapisannya dapat terlihat dengan jelas, dalam artian dapat diamati secara visual
perbedaan warna lapisan satu dengan lapisan berikutnya. Hasil pengamatan dengan kasat mata
menunjukkan bahwa batasan lapisan pada lapisan I terlihat nyata dan lapisan II terlihat berbaur.
Lapisan I dan lapisan II, batasan lapisan keduanya sama karena disebabkan adanya pencucian
pada lapisan sebelumnya dan hasil pencucian tersebut diikat oleh lapisan berikutnya. Pencucian
terjadi disebabkan karena adanya air hujan. Hal ini didukung oleh Hardjowigeno (1992) yang
menyatakan bahwa persamaan batasan lapisan disebabkan kandungan tanah lapisan itu hampir
sama.
c) Topografi Batas Lapisan
Topografi batas lapisan yang diamati di lapangan, lapisan I terlihat rata dan lapisan II tidak teratur.
Topografi dikatakan tidak teratur karena horison A dan Horison B terlihat tidak teratur dan
topografi dikatakan rata karena horison A dan B mempunyai lapisan yang terlihat rata.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Hakim,
dkk (1986) bahwa tanah tersebut dipengaruh oleh air (erosi tanah), bahan induk atau pun
pengaruh vegetasi.
d) Warna (Munsell)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kita dapat melihat perbedaan warna antara lapisan I
dengan lapisan II. Lapisan I memiliki warna yang lebih gelap dibanding dengan warna pada lapisan
II. Lapisan I berwarna cokelat tua atau cokelat kehitaman. Hal ini disebabkan karena lapisan I kaya
akan bahan organik yang tinggi dan aktivitas biologis tumbuhan ataupun hewan. Humus dan
horizon bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan I. Hal ini sesuai dengan yang
dituturkan oleh Hakim (2007) yang menyatakan bahwa horizon teratas hamper seluruhnya
mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk
e) Tekstur
Tekstur tanah dapat ditentukan di lapangan dengan memijit tanah dengan jari dalam
keadaan basah maupun dalam keadaan kering. Seperti tanah pada lapisan I pasir berlempung
dan lapisan II bertekstur lempung berliat. Teksturnya berbeda disebabkan karena faktor feeling
(perasaan) seperti pasir berlempung yang terasa sedikit kasar, melekat dan tetapi mudah patah,
sedangkan lempung ber liat terasa halus, lembab, agak licin, sangat lekat, dan dapat dibentuk
serta tidak mudah patah.. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (1986) yang menyatakan
bahwa tanah berliat akan menyimpan lebih banyak air dan mineral karena tanah liat sukar
ditembus oleh air dan suka mengikat mineral.
f) Struktur
Gumpalan struktur tanah dapat terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain
oleh suatu perekat tertentu dan memiliki bentuk, ukuran serta kemantapan yang berbeda-beda.
Dalam pengamatan profil yang dilakukan lapisan I berstruktur granular sedangkan lapisan II
berstruktur sedang. Oleh karena bentuk struktur tersebut dapat kita jumpai pada daerah beriklim
basah. Hal ini didukung oleh pendapat Hardjowigeno (2003) bahwa lokasi tanah yang berada
pada daerah iklim basah memiliki struktur yang berbeda.
g) Konsistensi
Dalam pengamatan di lapangan, dapat pula ditentukan konsistensi tanah dengan meremas tanah,
seperti tanah pada lapisan I konsistensinya lembab dan pada lapisan II konsistensinya basah.
Dikatakan konsistensi basah (pada kadar air sekitar kapasitas-lapangan (field-cappacity) dapat di
nilai dengan cara :
a. Derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya, yang di deskripsikan
menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat serta
b. Derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu: nonplastis (kaku), agak
plastis, plastis, dan sangat plastis.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986) yang menyatakan bahwa konsistensi dan
ketahanan suatu lapisan ditentukan oleh bahan pembentuknya, lapisan tanah organik mempunyai
potensi ketahanan yang rendah dan umumnya dibuang dan diganti dengan bahan yang lebih stabil
seperti krikil dan pasir.
h) Karatan
Karatan tanah merupakan sifat dari kandungan yang dimiliki oleh tanah tersebut. Pada lapisan I
kami tidak menemukan adanya karatan, sedangkan pada lapisan II warnanya banyak menyerupai
karat, ini menandakan bahwa lapisan tersebut mengandung besi (Fe), mangan (Mn) dan
Aluminium (Al). Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya reduksi besi dan mangan kebentuk larutan,
dan oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi sesuai dengan pernyataan
Hanafiah (2009) yang menyatakan warna karatan yang terdapat pada tanah merupakan
kandungan yang banyak terdapat pada lapisan tanah tersebut dan mempengaruhi warna tiap
lapisan tanah.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kedalaman lapisan pada lapisan I 27 cm dan kedalaman lapisan II 36 cm.
2. Batasan lapisan pada lapisan I terlihat nyata dan pada lapisan II terlihat berbaur.
3. Topografi batas lapisan pada lapisan I rata dan pada lapisan II tidak teratur.
4. Warna (munsell) belum ada karena pada saat praktikum lapangan kami tidak membawa
munsel tetapi jika diamati tanpa menggunakan buku munsell, warna lapisan I terlihat cokelat
kehitaman sedangkan pada lapisan II terlihat cokelat kekuningan.
5. Tekstur pada lapisan I pasir berlempung dan pada lapisan II lempung berliat.
6. Untuk struktur profil tanah yang diamati yaitu pada lapisan I strukturnya granular atau
berlempung sedangkan lapisan II agak sedang.
7. Konsistensi pada lapisan I lembab sedangkan pada lapisan II basah.
8. Karatan pada profil tanah yang diamati hanya terdapat pada lapisan II dibanding dengan
lapisan I yang tidak memiliki karatan. Adapun karatan yang terdapat pada lapisan II adalah besi
(Fe).
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah bahan induk, iklim,
organism,topografi, dan waktu.
10. Sifat-sifat tanah terbagi 2 yaitu sifat fisika dan sifat kimia tanah. Sifat fisika tanah dapat
diketahui dengan melihat tekstur, struktur, warna, topografi, batasan lapisan, serta konsistensi
tanah.
5.2 Saran
Komunikasi antar Asisten dan Praktikan sebaiknya diperlancar agar praktikan dapat mengetahui
apa saja yang diperlukan sehubungan dengan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
27 Oktober 2012
Buckman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 27 Oktober 2012
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 27
Oktober 2012
Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 23 Oktober
2012
Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran. Bandung. 27 Oktober 2012
Kononova.M.M. 1996. Soil organic matter. Diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh T.Z.
Nowokowski & A.C.D. Newman 2nd English Edition. Pergamon Press Ltd. Oxford. London. 27
Oktober 2012
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandung. 27 Oktober
2012