I.
PENDAHULUAN
Ilmu Tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk tanah terutama yang
berkaitan dengan tanaman.
Tanah (soil) adalah massa bagian atas kulit bumi (lithosfir) yang telah mengalami
pelapukan terdiri fraksi pasir, debu dan liat dan atau tanpa bahan organik. ( satuanya
bobot (berat) : gram/kg/ton).
Tanah berasal dan pelapukan batuan/mineral + bahan organik. Batuan/mineral +
bahan organik/ikutan lain : melapuk bahan induk : melapuk Tanah (Pedogenesis :
ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah mulai dari batuan menjadi
tanah ). Dalam bidang pertanian tanah adalah media tempat tumbuhnya tanaman darat.
Lahan (land) adalah areal permukaan bumi yang mencakup faktor-faktor pembentuk
tanah seperti batuan (rock)/bahan induk, tanah, vegetasi dan mikroorganisme serta
atmosfirnya (satuannya : luas m2/ ha/ acre )
Media tumbuh tanaman dapat berupa : tanah dan air (hydrophonic).
Pedologi adalah ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah beserta faktor
pembentuknya yang meliputi kegiatan survey tanah, cara pengamatan di lapang dan
klasifikasinya.
Edaphologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan tanah dengan tanaman yang
mencakup mempelajari sifat-sifat (fisika, kimia, biologi )tanah dan cara mengelolanya
agar berpengaruh positif bagi tanaman..
Rehabilitasi : memperbaiki lahan yang rusak sehingga menjadi
suatu ekosistem
mendekati asal/ aslinya. Misal: penghijauan pada lahan kritis Kurikulum Ilmu Tanah
meliputi :
1. Pedogenesis : mempelajari proses pembentukan tanah
2. Klasifikasi Tanah: pengelompokan jenis tanah berdasarkan kesamaan horizon penciri,
sifat kimia dan fisika tanah, iklim, dll.
3. Fisika Tanah : mempelajari penyusun (fraksi )tanah, tekstur (perbandingan pasir,
debu dan liat), struktur (susunan agregat), berat jenis, kandungan air dan udara, air
tersedia, drainase, dll.
2
basa, unsur hara esensial dan non esensial, bentuk unsur hara yang diabsorpsi
tanaman,dll.(unsur hara tersedia dapat diabsorbsi berimbang dan tidak toksik)
5. Biologi Tanah : mempelajari flora dan fauna tanah yang membantu perbaikan sifat
fisika dan kimia tanah, pelapukan bahan organik,bakteri bermanfaat ( Rhizobium
sp.), Jamur ( Mikorhiza, Cacing tanah, dll.)
6. Pengelolaan Tanah : mengelola sifat fisika, kimia, biologi tanah agar tanaman
berproduksi optimal, secara ekonomis menguntungkan (sustainable ) dan secara
ekologis dapat dipertanggung jawabkan.
Istilah-istilah dalam pengelolaan tanah :
Konservasi :
lahan
kebakaran ).
Rehabilitasi : memperbaiki lahan yang rusak/kritis agar ekosistemnya mendekati
asli/asal. Lahan pasca tambang ditanami sengon ( non indigenous).
3
II.GENESIS TANAH ( PEDOGENESIS )
Proses pembentukan tanah meliputi:
1
4
Faktor - faktor pembentukan tanah
1. batuan induk (bi) : plutonik, vulkanik, batu pasir, gambut
2. topografi (t) : datar, lereng , curam, cekungan, dsb
3. organisme (o): vegetasi hutan, rumput, semak,
4. iklim (i) : kering, basah, tropis, subtropis.
5. waktu (w) : muda, sedang, lanjut.
Tanah = (fungsi ) bi, t, o, i, w, m, ...
Interaksi faktor-faktor tersebut akan menghasilkan berbagai jenis tanah.
Proses pembentukan tanah dari batuan sampai menjadi solum tanah
Top Soil
Horison A
S
O
L
Sub Soil
Horison B
Batuan Induk
Desintegrasi
Badan Tubuh
Batuan
Pembentukan tanah berkembang dengan berjalannya waktu
Horison A
Horison A
Horison B
Horison B2t
Horison C
Horison C
Horison C
Tanah Muda
(ENTISOL)
Tanah Sedang
Berkembang
(INCEPTISOL)
Tanah Lanjut
(ULTISOL)
Horison A
U
M
5
III.KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah adalah pengelompokan tanah berdasarkan sifat dan ciri tanah yang
mencerminkan keadaan dimana tanah ini berkembang.
Sistem kelasifikasi ( taksonomi) tanah (oleh USDA) menggolongkan individu -individu
tanah kedalam kelompok yaitu enam tingkat generalisasi, yaitu:
order ( golongan).
sub order (kumpulan).
great group (jenis tanah).
subgroup (macam tanah).
family (rupa tanah).
series (seri tanah).
2.1 SISTEM KLASIFIKASI USDA
Sebagai dasar dalam klasifikasi sistem USDA, sifat yang paling penting ialah ada
atau tidaknya horison tertentu.
6
Jadi mengidentifikasikan horison, pengukuran-pengukuran atau analisis di laboraturium
kadang diperlukan untuk melengkapi pengamatan lapangan.
Horison Organik.
O : Horison organik dari mineral tanah.
a. Terbentuknya dan pembentukannya pada bagian permukaan dan tanahtanah mineral dan di atas dari bagian mineral.
b. Didominasi oleh bagian organik segar atau melapuk sebagian.
c. - Mengandung > 30% bahan organik bila fraksi mineral >5% liat.
- Mengandung > 20% bahan organik bila fraksi mineral tidak
mengandung liat.
O1 : Horison organik yang terdiri dari bentuk asli bahan organik penyusunan dapat
dilihat dengan mata biasa.
O2 : Horison organik yang bentuk asli dari tanaman atau hewan (bahan organik)
tidak dapat dikenal dengan mata biasa.
Catatan:Horison organik di dalam tanah organik belum didefinisikan.
2.
7
A1 : Horison mineral, dibentuk atau pembentukannya pada atau dekat dengan
permukaan yang bentuknya ditekankan pada akumulasi dari humus bahan
A2
A3
terkombinasi.
Akumulasi residu dari seskuioksida atau liat silikat, secara tersendiri
atau campuran yang telah dibentuk oleh selain larutan atau larutan
3.
4.
8
membebaskan oksida-oksida atau keduanya dan membentuk struktur
granular, blocky atau prismatik.
B1 : Horison transisi antara B dan A1 atau antara B dan A2 di dalam mana horison
dipengaruhi oleh sifat-sifat B2 tetapi mempunyai beberapa sifat dari A1 dan
A2.
B dan A : Setiap horison dikualifikasikan sebagai B dalam 50% dari volumenya
termasuk bagian-bagian yang termasuk sebagai A2.
B2 : Bagian dari B horison di mana sifat-sifat dari B dipakai sebagai dasar,
tanpa ada sifat-sifat lain yang karakteristik yang ditunjukkan oleh tambahan
bahwa horison adalah transisi ke A atau ke C atau R.
B3 : Horison transisi antara B dan C atau yang sifat dari diagnostik lapisan B2
cukup jelas nampak, tetapi berkaitan dengan sifat-sifat C atau R.
C
3.
4.
5.
6.
garam.
Sedimentasi oleh bahan silikat larutan alkali atau oleh besi dan silikat.
9
R
6. Vertisol
11. Andosol
2. Inceptisol
7. Alfisol
12. Gelisol
3. Aridisol
8. Ultisol
4. MoIlisol
9. Oxisol
5. Spodosol
10. Histosol
IV.
Sifat fisika tanah adalah sifat-sifat yang dapat diamati dan dapat diukur dengan
satuan
(unit) tertentu. Misal dalam gram, cm, ton, cm/jam. Juga merupakan sifat
morfologi tanah.
4.1
Warna Tanah
Besi : Fe (ferrum)
10
Mn2+
Mn4+ (hitam )
Mangan: Mn
Fe203
4. Basah / kering
-
Warna tanah ditentukan dengan bantuan warna standard (baku) yaitu menggunakan
Buku Soil Munsell Colour Chart
Warna tanah disusun oleh 3 (tiga) variabel:
- HUE : Warna tanah dominan/spektrum yang dominan
- VALUE : Gelap terangnya warna, tergantung dan banyak sedikit warna yang
dipantulkan
- CHROMA : Menujukan kemurnian atau kekuatan warna spektrum
Dalam buku tersebut tercantum :
* Hue: - Spektrum dominan paling merah (5R /Red), palinguning (5Y /Yellow)
5R; 7,5YR; 2,5 YR; 7,5YR; 1OYR; 5Y)
- Tanah tereduksi (tergenang air) yaitu 5G(Grey) 5GY; 5BG dan N (Netral).
* Value : dinilai 0 - 8 (makin tinggi Value, makin terang)
* Chroma : dinilai 0 - 8 ( makin tinggi Chroma, kemurnian spektrum atau kekuatan
warna spektrum meningkat).
Warna tanah menurut buku Soil Munsell Colour Chart .
Contoh;
- Hue
:7,5YR
- Value : 5
- Chroma : 4
] ---- >
- Hue
: 7,5YR - Value : 4
- Chroma : 6
10YR4/6 (merah )
---- >
11
Ukuran butir tanah <2 mm, jika > 2 mm tergolong kerikil (gravel) atau batu (stone).
Partikel tanah dibedakan berdasarkan ukuran diameter:
- Fraksi pasir : 2mm - 0,05 mm (2000 - 50 )
- Fraksi debu : 0,05 mm - 0,002 mm (50 - 2
- Fraksi liat : <0,002 mm ( < 2 )
Klasifikasi butiran tanah menurut:
- USDA (United States Department of Agriculture)
- ISSI (International Society of Soil Science)
12
Penetapan
Kualitatif --- > berdasarkan kasar atau halusnya partikel tanah dengan
menggesekkan tanah basah diantara dua jari (ibu jari dengan telunjuk )
- Kasar : jari terasa sakit
- Agak kasar : jari terasa agak sakit
- Sedang : tidak terasa sakit
- Agak halus : terasa agak licin
- Halus : terasa licin dan lengket
Kuantitatif : dengan melarutkan 100 gram tanah dalam 1 liter air
kemudian ditambahkan larutan dispersant seperti Na H2 PO4 agar dispersi
sempurna. Sehingga diketahui jumlah ( %) pasir, debu dan liat. Perbandingan
jumlah (%) fraksi pasir, debu dan liat disebut tekstur. Dari kombinasi
persentase (%) ke-3 fraksi tersebut diperoleh 12 macam kelas tekstur :
kasar,
13
Bertekstur Kasar ( tanah berpasir):
1. Tekstur pasir
2. Tekstur pasir berlempung
Bertekstur Agak Kasar ( tanah berpasir halus )
1. Lempung berpasir
Bertekstur Sedang(tanah berlempung)
1. Lempung
2. Lempung berdebu
3. Debu
Bertekstur Agak Halus ( tanah berliat )
1. Lempung liat berpasir.
2. Lempung liat berdebu
3. Lempung berliat
Bertekstur Halus ( tanah liat )
1. Liat berpasir
2. Liat berdebu
3. Liat
Menetapkan tekstur dilapangan ( kualitatif ) : dapat dilakukan dengan memijit/
menggesekan tanah basah di antara jari tangan (ibu jari dan telunjuk ), dirasakan kasar
atau halusnya.
Contoh :
1. Tekstur pasir:
- Rasa kasar dengan jelas
- Tidak melekat/lengket
- Tidak dapat dibentuk bola atau gulungan
2. Pasir berlempung:
- Rasa kasar jelas
- Sedikit sekali melekat/lengket
- Dapat dibentuk bola, tapi mudah sekali hancur.
14
3. Lempung Berpasir:
- Rasa kasar agak jelas
- Agak melekat
- Dapat dibuat bola, mudah hancur
4. Lempung:
- Rasa tidak kasar dan tidak licin
- Agak melekat/lengket
- Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit di gulung dengan permukaan
mengkilat
5. Lempung berdebu:
- Rasa licin
- Agak melekat
- Dapat dibentuk bola, agak teguh, dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
6. Debu:
- Rasa agak licin
- Agak melekat
- Dapat dibentuk bola yang teguh, dapat dibentuk gulungan tapi agak
mudah hancur.
7. Lempung liat berpasir
- Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar
- Agak melekat
- Dapat dibentuk bola agak teguh hingga teguh, dan mudah digulung.
8. Lempung liat berdebu
- Rasa agak licin
- Dapat membentuk bola teguh, gulungan mengkilat.
- Lengket
9. Lempung berliat
- Rasa agak licin
- Membentuk bola agak licin, digulung mudah hancur.
- agak lengket
10. Liat berpasir:
15
- Rasa halus, berat dan terasa melekat/lengket
- Dapat dibentuk bola teguh mudah digulung.
11. Liat berdebu:
- Rasa halus, berat, agak licin
- Sangat lengket.
- Dapat dibentuk bola, mudah digulung
12. Liat:
- Rasa berat, halus
- Sangat lekat (lengket)
- Dapat dibuat bola, mudah digulung
Menetapkan tekstur di laboratorium (kuantitatif) : lebih akurat
-
disaring sehingga diperoleh pasir dan debu. Fraksi ini kemudian ditimbang lalu
fraksi debu dapat dihitung dengan rumus = 100 gram - ( pasir + liat) gram.
Susunan butiran pasir, debu, dan liat berpengaruh besar pada sifat-sifat tanah.
4.3 Struktur Tanah
Struktur tanah : ukuran, bentuk dan susunan partikel primer (merupakan gumpalan kecil
dari pasir, debu dan liat dan atau bahan organik /kation ).
-
16
Prismatik : sumbu vertikal > sumbu horisontal. Sisa atas tidak membulat.
Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi sangat porous. Masingmasing agregat (ped) bersifat porous.
2. Ukuran ( Kelas )
-
: 2-5 mm
Kasar
: 5-10 mm
3. Kemantapan ( Perkembangan)
-
17
-
Butir-butir tanah tidak melekati satu sama lain, struktur lepas (loose),
misalnya tanah pasir.
18
4.4 Kemantapan Agregat
Agregat yang mantap adalah agregat yang tidak hancur oleh pukulan air hujan atau
karena pengolahan tanah.
-
Agregat terbentuk akibat flokulasi (sementasi), terdiri dari : liat + debu + pasir +
bahan organik. Kemantapan agregat berkaitan dengan:
-
tekstur tanah
jenis liat
populasi jasad mikro yang menghasilkan senyawa organik, fungi (pengikat butir
agregat tanah)
Untuk membentuk agregat dari butir-butir tunggal perlu pengikat sehingga agregat bisa
bertahan (utuh). Sebagai perekatnya terdiri dari : koloid liat, oksida-oksida Fe, Al, Mn
dan bahan organik.
19
20
Berat Jenis penting untuk:
-
menghitung kebutuhan pupuk per hektare yang didasarkan kepada berat tanah
Contoh,
Berapa berat tanah 1 hektar, sedalam 20 Cm dengan berat jenis 1,2 g/Cm3 (1,2 kg/dm3)
1Ha
= 100 m
= (1000
= 2 400 000 Kg
= 2 400 ton
4.5 Pori-pori
Pori-pori adalah bagian(ruang) yang tidak terisi oleh padatan tapi terisi oleh air dan atau
udara
Pori-pori ada 2 macam yaitu:
1. Pori-pori makro (besar/kasar), terisi oleh udara atau air gravitasi
2. Pori-pori mikro (kecil/halus), terisi oleh air kapiler/udara
Tanah pasir : pori-pori makro lebih banyak dari tanah liat
Tanah dengan pori-pori makro sulit menahan air sehingga tanah mudah kekeringan.
Tanah liat : total pori (makro mikro) lebih besar dari pada tanah pasir
Porositas tanah dipengaruhi oleh:
- Kandungan bahan organik
- StrukturTanah
- Tekstur Tanah
Bahan organik tinggi, porositas tanah juga tinggi.
Struktur granuler/remah: porositas tinggi dibandingkan pejal
Tekstur pasir (kasar) : Porositas tinggi terutama pori-pori makro dibandingkan mikro,
sehingga sulit menahan air.
Tekstur halus mempunyai pori-pori mikro lebih tinggi dibandingkan makro
21
4.6 Permeabilitas/Perkolasi
Air yang masuk kedalam tanah melalui permukaan tanah;
- Infiltrasi, bergerak mengalir turun karena tarikan gaya gravitasi
- Perkolasi, yaitu pergerakan air dari atas ke bawah/kesamping
* Permeabilitas adalah kemampuan tanah melewatkan air per satuan waktu (cm /jam).
4.7 Konsistensi
Konsistensi tanah adalah sift yang melukiskan kekuatan merekat butir tanah satu
dengan yang lainnya. Hal ini timbul karena gaya kohesi dan adhesi dalam tanah pada
berbagai kandungan air. Konsistensi dipengaruhi oleh struktur, bahan organik, jenis dan
jumlah koloid liat dan kandungan air.
Kondisi kering : tanah memiliki konsistensi : lepas, lemah, agak keras, keras,
sangat keras atau ektrim keras. Tanah yang liatnya tinggi sangat keras, butir kuat.
Kondisi lembab: tanah lepas, sangat gembur, teguh melekat satu dengan yang
lain,
sangat teguh atau ekstrim teguh. Kandungan air tanah pada separuh
Kondisi basah : konsistensi tidak plastis, agak plastis, plastis dan sangat plastis.
-
Sangat basah memiliki konsistensi tidak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat,
tergantung dari kandungan jenis frasksinya. Tanah yang mengandung fraksi liat
yang tinggi, konsistensinya plastis dan lekat.
22
Mudah atau tidaknya air hilang didalam tanah menentukan kelas drainase tanah. Air
hilang melalui permukaan tanah maupun peresapan (perkolasi) kedalam tanah. Kelas
drainase dibedakan mulai dari yang terhambat (tergenang) sampai air hilang sangat cepat.
Kelas drainase ditentukan di lapangan dengan melihat gejala-gejala pengaruh air didalam
profil tanah seperti pucat, kelabu, atau bercak-bercak karatan (mottling atau konkresi ).
-
pelapukan mineral
pengisi
sel
tanaman
dan
memenuhi
kebutuhan
tanaman
dalam
fotosintesis/respirasi (metabolisme)
Kelebihan air dapat menyebabkan:
-
mengurangi ketersediaan O2
Air berpengaruh penting terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Air yang diserap tanaman
99% diuapkan lagi ke atmosfer (dalam bentuk evapotranspirasi) melalui stomata. Air
bersifat polar (bipolar), ada muatan positif
yaitu gaya tarik molekul-molekul air terhadap ion-ion terlarut. Air dapat meresap dan
23
ditahan didalam tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi.
Berdasarkan gaya-gaya tersebut. air dalam tanah dibedakan atas:
1. Air Adhesi :
-
satu lapisan film air yang menyelimuti partikel/agregat tanah. Bisa hilang kalau
dipanaskan
3. Air Kapiler
-
sehingga tanaman
jumlah air maksimum yang mampu ditahan (dipegang) oleh tanah terhadap
gaya gravitasi.
Air ini dapat diserap atau menguap sehingga tanah makin kering menuju
Titik Layu Permanent.
Jumlah kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut didalam tanah.
24
Diukur dengan satuan bar, atm, cm air atau log cm air ( pF)
1 atm = 1,0127 bar = 76 Cm Hg
1 bar = 75 Cm Hg
Air dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa gaya yang memberi air energi. Gaya-gaya ini
termasuk gaya gravitasi, kapiler, dan osmotik.
-
Gaya kapiler (gaya matrik) yaitu gaya yang berasal dan butiran tanah (penyusun
tanah)
Gaya osmotik yaitu gaya tarikan dari ion-ion bermuatan (kation/anion) terhadap
molekul air
Tekanan adalah gaya per satuan luas. Tekanan 1 bar berat (gaya) dan air setinggi 1020
Cm, yang bekerja pada bidang seluas 1 Cm2.
1 atm =
25
Gambar
26
27
2. Liat bermuatan negatif menarik molekul air melalui kutub positif molekul air
3. Membantu proses pelarutan garam, karena komponen ion garam mempunyai
afinitas lebih besar terhadap molekul air dari pada terhadap sesamanya.
4.10
Tegangan Permukaan
Gaya tarik-menarik antara sesama molekul air lebih besar dari pada antara molekul air
dan udara di atasnya, sehingga air berperiaku seolah-olah permukaannya tertutup oleh
selaput lentur (konkaf). Berperan penting dalam gerakan air tanah, yang disebut
kapilaritas
28
V. SIFAT KIMIA TANAH
Sifat Kimia Tanah mempelajari :
-
hara.
5.1 Reaksi Tanah
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas/kebasaan
dengan pH ( potential of hydrogen )
pH= -log [H+ ]= log
1
[ H+]
[ H+ ] + [ OH-]
[ H+] x [ OH-] = 10-14 mol/liter (Konstanta)
log [ H+ ] + log [OH-] = log [ 10-14]
pH
pOH
14
dan dinyatakan
29
30
Ca3(P04)2
2.
tanaman.
3.
Mengubah pH:
-
SO4
Sumber Kemasaman:
-
Asam firuvat
Micel H
A13+ ++ + H20 -
Al+(OH)3 +
3H+
H (Larutan)
butir koloid bermuatan listrik
(Aktual)
x 100 %
31
Sumber Alkalinitas:
Hidrolisis dari garani-garam alkalis:
: CO2- -, HCO3
2. Hidrogen (H)
: H+, OH-
3. Oksigen (O)
4. Nitrogen (N)
: NH4+, NO3-
5. Fosfor (P)
6.
: 4K
Kalium (K)
7. Kalsium (Ca)
: Ca++
8. Magnesium (Mg)
: Mg++
9. Sulfur (S)
: Co
2.
: Cl-
Khlor(C1)
3. Aluminium (Al)
: Al+++
4. Silikon (Si)
: SiO4---
5. Besi (Fe)
: Fe ++ , Fe +++
6. Mangan (Mn)
: Mn ++, Mn04
7. Molibdenum (Mo)
: Mo ++
8. Boron (B)
: B ++
9. Tembaga (Cu)
: Cu ++
10. Seng(Zn)
: Zn++
11. Khlor(Cl)
: Cl
Koloid Tanah :
32
Bahan mineral dan bahan organik tanah yang halus sehingga mempunyai luas
permukaan per Satuan berat/massa. Contoh :
-
Humus
koloid
organik
-
Koloid berukuran
Liat : < 2
Koloid : bagian dari liat (tanah) yang sangat aktif dalam reaksi
fisika- kimia di dalam tanah.
Partikel Koloid : Misel (mikro sel), umumnya bermuatan negatif, sehingga ion-ion positif
(kation) akan tertarik sehingga terbentuk lapisan ganda ion (double layer) Mineral hat :
berukuran < 2, terbentuk karena:
1. kristalisasi (sintesis) dan senyawa-senyawa hasil pelapukan mineral primer
2. Alterasi yaitu penghancuran langsung dan mineral primer.
Seperti contoh :
-
Oksida-oksida Fe dan Al
Mineral-mineral primer.
mempunyai ukuran yang sama tetapi dengan muatan (valensi) yang berbeda.
Contoh : Mg ++/Fe++ menggantikan Al - dalam A1-oktahedral
kelebihan muatan negatif pada liat.
sehingga terjadi
33
Koloid Organik:
-
Dalarn situasi asam (H-f) 4 H dipegang kuat oleh dalam karboksil atau phenol
Asam Fulvik :
Aktifdalarn reaksi
B.M Sedang
Asam Humin :
Gelap
1 m.e
1 m.e K
1 m.e Na
1 m.e Ca
1 m.e Mg
34
= 50 m.e / 100 g
Bahan Organik
Vermikulit
Montmorilonit
Khlorit
= 20 40 m.e / 100 g
Kaolinit
= 5 16 m.e / 100 g
= 0 3 m.e / 100 g
Karena adanya muatan tergantung pH (pH - dependent Charge) koloid tanah, maka
dalam menentukan KTK di laboratrium harus didasarkan pada pH larutan pengestrak.
macam ekstraksi
35
Untuk tanah-tanah yang memiliki pH 7, nilai KTK akan lebih besar dari nilai
KTK yang sebenarnya.
Sebaliknya untuk tanah-tanah dengan pH > 7, hasil analisis KTK lebih rendah
dan KTK sebenarnya.
bila tanah diekstrak dengan I N KCI (garam netral), maka air cuciannya basabasa.
Bila tanah telah di ekstrak I N KCI kemudian + BaCI - TEA pH 8,2, maka H+ yang
berasal dan bahan muatan tetap akan di ekstrak (H dan gugus OH dan ujung patahan
kristal liat, karboksil (OH).
KTK tiap tanah berbeda
KTK Tanah
KTK Humus
Khlorit
= 10 40 m.e / 100 g
Montmorilonit
Illit
= 10 40 m.e / 100 g
Kaolinit
= 3 15 m.e / 100 g
HaIoysite. 2H2O
= 5 10 m.e / 100 g
Haloysite
Seskuioksida
= 0 3 m.e / 100 g
36
KTK tinggi :
- Mampu menyerap unsur hara
- Menyediakan unsur hara
- Menghindari tercucinya unsur hara
- Pada tanah koloid liat montmorilonit + humus yang tinggi.
KTK rendah:
- Pada jenis liat kaolinit
- Pada Oksisol < 16 m.e / 100 g
Pertukaran Anion
- Jumlah sedikit karena adanya muatan liat positif.
- KTA (Kapasitas Tukar Anion) : dijumpai pada mineral Amorf liat Al - Oksida,
Fe - Oksida, liat kaolinit meskipun sedikit.
Kation
Basa
Asam
: H+ dan Al3+
Kejenuhan Basa (KB) adalah Perbandingan antara jumlah kation-kation basa dengan
semua kation ( kation basa + asam ) yang terdapat dalam komplek jerapan (adsorpsi)
tanah.
KB = Kation Basa X 100 %
37
KTK
Basa
KB Tinggi
mudah tercuci
pH rendah
pH tinggi
Laju Dekomposisi baik mineral tanah maupun bahan organik tanah dipengaruhi
oleh reaksi tanah.
Asam - senyawa yang mengandung / menghasilkan ion Hidrogen (H+) Rd. H2S04 dsb.
H3O + CI-
38
Asam
basa
H3O+
ion Hidronium
H2O-
H+ , OH-, HOfl(H2O)
Menerima menyumbang elektron
NH3 -Nf14
menerima penyumbang pasangan elektron
Pada larutan tanah - konsep Brownsted Lowiy dan Lewis dapat diterapkan.
Path kondisi lain - Arhenius dapat diterapkan.
Untuk mencirikan reaksi asam basa didalam tanah (kondisi masam/alkalin)
digunakan istilah pH: Istilah ini diperkenalkan Sorensen (1909):
pH = log 1/AH+ = - log AH+
=log 1/(Hj=-Iog(H)
Hasil Kali Kelarutan = Hash kali konsentrasi ion cia/am larutan jenuh dan .wa!u
gzikar/anii
Disosiasi Air:
Molekul air mempunyai kecenderungan untuk Pecah (disosiasi): H dan 01-f
hidrngei hdroksiI
H205 HOH
Keq (Tetapan Disosiasi Air) = QJf X COW= 1,8 X I 06
CH2O
CH2O=55,5mol/liter
CI-I4XCOH 1,8x 10x55,5
Kw(produkion)= 1,01 x
Pada25C=298K
39
Kw = (]-I x C01{ = 10 4(pada 25 C)
- log (Hj log (01-f) = - log i0
atau - log (W) log (OFf) = 14
ataul pH+pOH14j -)tetap
Konsep Kemasaman Tanah
Kisaran pH tanah:
Berdasarkan tingkat relatif kemasaman, tanah dipisahkan kedalarn beberapa kelas
kemasaman atau kebasaan.
Tanah Masam 4 didaerah ikiim basah. Al, Fe, Mn 4 kelarutan tinggi
Tanah Basa 4 didaerah iklim Kering.
(senyawa-senyawa) (senyawa-senyawa)
40
VI. BAHAN ORGANIK TANAH
Bahan organik tanah ( C-organik ) berasal
Total karbon ( C ) di alam > 1019 kg. Hanya sebagian kecil saja yang terlibat dalam
siklus karbon (terutama bahan/ karbon organik pada permukaan tanah).
Sebagian terbesar lagi terbenam dalam bumi sebagai sedimen :
-
karbonat di lautan
batuan beku
dalam atmosfir
Gas karbon dioksida ( CO2 ) secara normal di atmosfir sebesar 0,03 % dan
akibat aktivitas manusia bertambah 15% dari total karbon. Hal ini
mengakibatkan pemanasan global.
Sumber bahan organik tanah yang terbesar adalah sisa-sisa tanaman berupa serasah,
cabang, akar dan bagian yang jatuh dan exudath terdiri dari :
-
- lignin (resistant )
: 50 persen
: 18 persen
41
- protein
: 5 persen
- pektin,gula,dll.
: 7 persen
- bakteri
: Bassillus, Pseudomonas
+ 6 O2
C6H12O6
( aerobik )
2 CH3CH2OH + 2 CO2 + energi
(anaerobik)
Bahan organik tanah terdiri dari bahan organik yang sebagian atau
seluruhnya melapuk. Di bagian lapisan atas tanah (top soil ) terdapat bahan organik
hingga 5 persen, dan makin kecil di bagian bawah tanah. Bahan organik yang mudah
lapuk ( 95 % dari total bahan organik tanah), membantu meningkatkan KTK, kapasitas
memegang air dqan menstabilkan agregat mikro.
Sedangkan bahan organik yang sukar lapuk ( 5% ) seperti polisakarida seperti lignin
akan membantu menstabilkan agregat makro. Bahan organik hidup seperti jamur, akar
rambut dapat menstabilkan agregat makro. Bahan organik juga sebagai indikator penting
dalam menentukan kesehatan tanah.
Kandungan bahan organik tanah dapat ditingkatkan dengan :
-
dll.
42
Bahan organik tanah akan cepat berkurang (mengalami depolimerisasi ) bila tanah
sering diolah dan mengalami oksidasi.
-
Hanya sebagian kecil saja yang aktif terlibat dalam siklus karbon
humus
: 3 x 1015 kg
: 5 x C di atmosfir = mahluk hidup (no.1)
Dalam beberapa hal, lebih dari 90 % dari bahan organik tanah dalam bentuk yang telah
lapuk, walaupun terjadi perubahan bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Bahan tanah yang
CO2
dapat
lapuk
tahan
lapuk
biota
43
6.1 Pelapukan Sisa Tanaman
Sejauh ini sumber bahan organik tanah yang terbesar adalah sisa-sisa tanaman,
berupa seresah, cabang akar, bagian yang jatuh dan exudat.
Lignin
Hemiselulosa
Protein
18 %
2%
Asam amino & gula
20 %
5%
Protein lignin, Pigmen
5%
50 %
selulosa
-
Jamur :
-
Trichoderma
Fusarium
Aspergillus
Bakteri :
-
Bakteri
Pseudo
Aerobik
: + 6 O2
C6H12O6
Anaerobik : 2 CH3 CH2 OH + 2 CO2 + Energi
44
-
Selulosa
Polimer glukosa
Hemiselulosa :
Polimer hexosa,
Lignin :
HC C
CCCCC
Penyusun Tanah
Inorganik : (batu, kerikil), pasir, debu, dan liat
Koloid
< 2 m
Partikel sangat halus, mendekati ukuran molekul
50 A0 (5 m) 2 m
Humus
bersifat hidrofilik
Liat (clay)
hidrofobik
dapat diflokulasikan
hidrofilik
45
6.3 Komponen Organik (Bahan Organik Tanah)
- Komponen hidup ( akar tanaman, flora,fauna )
- Komponen mati (pernah hidup) :
- masih tampak dengan tanaman asli ( kasar )
fisik tanah
- bahan yang terlapuk sempurna
Jaringan tanaman : C, H, O, N, S, dan P dan kation Ca, K, Mg, Na, Si, Fe, dll.
- anorganik
abu ; 10%
- organik :
- karbohidrat (polisakarida)
- asam amino / protein
- lipid (lemak )
- asam nukleat
- lignin
- humus
46
melalui interaksi dengan mineral liat, polisakarida mengubah sifat-sifat dari
permukaan lempung tersebut dalam kaitan dengan penyerapan air.
Asam amino :
NH2
C
C
COOH
H
Unit struktural dasar dari protein
Lipid :
-
Lignin :
- Suatu sistem dari polimer tiga dimensi terproplastik yang berasal dari monomermonomer alkohol konferil atau propana greuasil
Lignin tanaman : 1) Lignin dari kayu lunak
2) Lignin dari kayu keras
3) Lignin dari rumput-rumputan, bambu dan paku
Bagian terbesar dari lignin terdapat dalam dinding sel sekunder, berasosiasi dengan
selulosa dan hemi - selulosa pada batang.
Kadar lignin meningkat dengan meningkatnya umur tanaman, dan besar batang.
Lignin penyusun penting dari jaringan kayu dan mengandung bagian terbesar dari
kadar metoksil kayu.
Tidak larut dalam air larut dalam pelarut organik dan asam sulfat kuat
47
- bahan tak terhumifikasi
Bahan tak terhumifikasi :
o Bahan-bahan (senyawa-senyawa)
karbohidrat, asam amino, protein, lipid dan asam nukleat berada dalam kondisi
anaerobik. Dengan keadaan demikian tidak terjadi degradasi.
Bahan/fraksi terhumifikasi :
o Dikenal sebagai senyawa humus / senyawa humat.
Dianggap sebagai hasil akhir dekomposisi bahan tanaman didalam tanah.
Bahan koloidal terdekomposisiyang bersifat anorganik, berwarna kuning
hingga coklat
Fraksi humat
Asam sulfat
Asam humat
Asam humat melanik
Humik
Alkali
Larut
Larut
Larut
Tidak
Asam
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Alkohol
Tidak larut
Larut
Tidak larut
8 20 untuk humus
C/N
> 20
Senyawa Humat:
mempengaruhi sifat kimia tanah, fisik dan biologi tanah (kesuburan tanah)
berpengaruh terhadap metabolisme dan terhadap sejumlah proses biologi
lainnya. misalnya : 0,7 4,6 %
6.4 Peranan Bahan Organik dalam Meningkatkan Kualitas Tanah
1. Memperbaiki sifat kimia tanah :
Menambah unsur hara
Meningkatkan K
Mengurangi kehilangan unsur hara pupuk
48
Meningkatkan efisiensi pemupukan
Mencegah keracunan zat besi dan Al
2. Mempertahankan kualitas sifat fisik :
Mempermudah perkembangan/penetrasi akar tanaman
Meningkatkan daya menahan air tanah
Pembentukandan menstabilkan pori - pori
Merungangi aliran air permukaan (run of ) dan erosi.
Mengurangi fluktuasi tempratur tanah
3. Memperbaiki kualitas biologi tanah :
Sebagai sumber energi bagi aktivitas organisme
6.5 Cara Mempertahankan Kandungan Bahan Organik Tanah (BOT)
Pengembalian sisa panen (2 - 5 ton ha-1)
Pemberian kotoran hewan (pupuk kandang) 2 ton/ha setiap musim panen
Pemberian pupuk hijau
VII.KESUBURAN TANAH
7.1 Unsur Hara Tanaman
Tumbuh-tumbuhan hijau diangap sebagai produsen bagi organisme lain, Karena
mampu mengolah bahan makanan sendiri, tetapi tentu saja dibutuhkan air, udara,
beberapa unsur hara dan cahaya untuk kelangsungan hidupnya. Jadi unsur hara ini
penting, karena dibutuhkan tanaman untuk keperluan metabolisme didalam semua
tanaman, meskipun demikian tidak semua unsur hara esensial bagi proses pertumbuhan
tanaman. Kriteria unsur hara esensial adalah :
1. Kekurangan unsur hara tersebut dapat merosotnya tumbuhan tanaman baik
vegetatif maupun generatif.
49
2. Gejala kekurangan dari unsur tersebut dapat diatasi atau dihilangkan hanya
oleh penambahan unsur bersangkutan.
3. Unsur tersebut harus secara langsung terlibat didalam nutrisi tanaman.
Terlepas
dari
kemungkinaan
berpengaruh
memperbaiki
lingkungan
50
Unsur hara N kadang-kadang berasal dari fiksasi mikroorganisme penambat N dari
udara yang bersimbiose dengan tanaman leguminosa. Sedangkan tanaman lain
memperoleh N dari tanah.
Bentuk-bentuk hara yang diserap tanaman berupa bentuk ion-ion, disajikan pada
tabel 2.
Tabel 2. Bentuk ion dari unsur hara yang diserap tanaman
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Unsur
Unsur
Kation
Anion
Unsur hara makro
Nitrogen
NH4+
NO3Kalsium (Ca)
Ca2+
Magnisium (Mg)
Mg2+
Kalium (K)
K+
Fosfor
HPO42-, H2PO4-, PO43Belerang (S)
SO42Unsur hara mikro
Tembaga (Cu)
Cu2+
Besi (Fe)
Fe3+
Mangan (Mn)
Mn2+, Mn4+
Seng (Zn)
Zn2+
Boron (Bo)
BO33+
Molibelenum (Mo)
MoO42Klor
Clhara diserap tanaman dari larutan tanah dan hanya beberapa dari unsur hara yang
berasal dari kompleks koloid, unsur hara diambil tanaman dalam jumlah cukup besar
adalah Ca2+, Mg2+, dan K+.
Bila konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ dilarutkan tanah, maka sebagian besar Ca dan Mg diserap
tanaman langsung dari larutan tanah.
Nitrogen merupakan unsur yang penting bagi tanaman dan dapat tersedia
melalui pemupukan. N umumnya diserap tanaman dalam bentuk kation (NH 4+)
contohnya padi sawah, sebaliknya tanaman darat mengabsorbsi dalam bentuk
anion (NO3-) yang terbanyak.
Nitrogen tidak dapat bertahan dalam bentuk NH 4+ dalam tanah. NH4+ lebih
cepat diubah menjadi NO3- oleh mikroorganisme tertentu di dalam tanah. Nitrogen
yang diserap tanah ini, didalam tanaman dirubah menjadi N, NH, dan NH 2. Bentuk
51
reduksi ini kemudian dirubah menjadi senyawa yang lebih kompleks dan akhirnya
menjadi protein.
Pada umumnya muatan tanah negatif, dengan demikian kation terjerap dipermukaan
kompleks koloid (misel tanah). Sedangkan anion tidak dijerap oleh kompleks koloid,
sehingga sebagian besar tersedia dalam larutan tanah. Unsur hara yang berada dalam
larutan dapat tercuci, sehingga kecil kemungkinan terjadi akumulasi anion dalam bentuk
tersedia pada daerah curah hujan tinggi.
Mengingat unsur hara merupakan hasil pembebasan dari proses mineralisasi dan
humifikasi, terutama untuk daerah tropik dengan curah hujan tinggi, unsur hara dapat
disediakan melalui pemupukan.
52
7.2 TANAH DAN KETERSEDIAAN UNSUR HARA BAGI TANAMAN
Larutan tanah merupakan campuran dari air tanah dan faraksi koloidal
( komplek koloid) serta gas-gas yang terlarut didalamnya. Larutan tanah dibedakan
atas :
1. Larutan tanah dalam, yang kontak langsung dengan fraksi padat , kationkation didalam larutan tanah ini berada dalam keseimbangan dengan kation
pada komplek absorbsi.
2. Larutan tanah luar, larutan tanah yang mengisi rongga-rongga kapiler yang
lebih besar dengan konsentrasi ion yang lebih rendah.
Susunan dan konsentrasi ion-ion didalam larutan setiap saat berubah tergantung dari
kecepatan transformasi ion-ion didalam tanah, hujan atau evapotranspirasi.
Hujan mencuci ion-ion yang mobil dan mengencerkan larutan tanah, sedangkan
evapotranspirasi akan membawa ion-ion ke lapisan atas serta memekatkan larutan tanah.
Hara tanaman yang terlarut didalam larutan tanah berasal dari pelapukan mineralmineral primer, dekomposisi bahan organik, pengendapan dari atmosfir, pemupukan,
perembesan dari daerah-daerah lain. Ion-ion didalam tanah mengalami beberapa proses
sebelum sampai dipermukaan akar, proses-proses tersebut meliputi :
1. Pertukaran ion
2. Mekanisme pergerakan ion-ion/unsur hara ke akar
7.2.1 Pertukaran ion
merupakan proses pertukaran antara kation dengan anion yang terikat secara adsorbsi
pada permukaan kompleks adsorpsi dengan kation dan anion di dalam larutan tanah.
Proses pertukaran ini dapat terjadi melalui proses kontak antara komplek koloid ataupun
pertukaran kedudukan antara ion-ion di dalam komplek itu sendiri.
53
Bagian yang paling aktif dalam pertukaran ion adalah butir koloid. Koloid anorganik
hampir seluruhnya terdiri dari berbagai mineral fraksi liat dan koloid organik/humus.
Fraksi ini bermuatan listrik negatif pada liat disebabkan oleh:
1. Subtisusi Isomorfik didalam kisi-kisi kristal
2. Ionisasi gugusan hidroksil yang terikat pada atom-atom Si dari bidang tetrahedron
yang terputus.
3. Pada fraksi organik disebabkan adanya patahan pada gugusan COOH dan OH
atau NH2.
Subtitusi isomorfil ini menghasilkan muatan tetap, sedangkan ionisasi gugusan
hidroksil ini menyebabkan muatan tergantung pH.
Muatan-muatan listrik negatif pada fraksi-fraksi anorganik maupun organik
didalam tanah selalu dinetralkan oleh kation basa-basa dan hidrogen. Jumlah
kation-kation yang dinyatakan dalam mili setara setiap 100g tanah kering oven
105oC disebut Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah.
KTK ini merupakan sifat kimia yang terpenting dari tanah dan sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) merupakan jumlah muatan negatif persatuan berat
koloid yang dinetralisasi oleh kation yang mudah diganti. KTK didefinisikan
sebagai nilai yang diperoleh pada pH 7. KTK tanah tergantung pada tipe dan
jumlah kandungan liat, kandungan bahan organik dan pH tanah. KTK beberapa
jenis koloid tanah disajikan pada table 3.
Tabel 3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Koloid Tanah
No
1
2
3
Koloid
Bahan organik
Vermikulit
Monmorilonit
KTK. me/100gram
100 300
100 150
60 100
54
4
5
6
7
Chlorid
Illit
Kaolinit
Seskuioksida
20 40
20 40
2 16
0
Reaksi
MISEL
MISEL
Ca2+ Mg2+ H+ H+
K+
+ 2H+
H+
H+
+ 2H+
Ca2+ Mg2+
MISEL
MISEL
+
K H+ NH4+
MISEL
MISEL
MISEL
MISEL
H+
H+
H+
H+
+ Ca2+
+ K+ + NH4+
Umumnya kation bervalensi 1 diikat dengan kekuatan yang kecil sekali dibandingkan
dengan yang bervalensi 2 atau 3. Jadi makin besar valensi kation makin sulit ditukar.
Demikian juga ion dengan air hidrat tebal akan lebih mudah ditukar daripada ion yang
berselubung air hidrat tipis.
Mudah atau sukar suatu ion ditukar diberikan dalam suatu deretan yang disebut
DERETAN LYOTROPI
L1 > Na > K > NH4 > Mg > Ca > Si > Ba > H
55
Ion-ion yang terletak disebelah kiri lebih mudah dilepaskan daripada ion-ion yang
terletak disebelah kanannya. Tetapi dengan konsentrasi yang cukup tinggi ion-ion seperti
Na dan K ataupun NH4+ dapat membebaskan H ataupun Al dan Fe.
Bagi daerah bercurah hujan tinggi, basa-basa seperti Na,K,Ca dan Mg tercuci
sehingga tanah-tanah bereaksi masam. Reaksi tanah masam berkorelasi dengan nilai
kejenuhan basanya. Kejenuhan basa adalah jumlah basa-basa (Na, K, Ca, Mg) yang
mempunyai tempat-tempat pertukaran setiap 100 gr tanah terhadap harga KTKnya.
Kejenuhan basa :
x 100%
Berbeda dengan pertukaran kation, maka kapasitas tukar anion (KTA) bertambah dengan
menurunnya pH tanah, KTA dari tanah-tanah yang kaya mineral liat 1 : 1 dan oksida
alumunium dan besi selalu lebih besar dari tanah-tanah yang kaya mineral liat 2 : 1
Mekanisme pertukaran anion pada umumnya sebagai berikut :
Bila pH tanah diturunkan maka aktivasi gugusan basa bertambah sehingga penerimaan
proton juga bertambah.
Misal : R-OH + HSO4R-NH2 + HCl
Dalam kedudukan demikian anion-anion ini mengadakan pertukaran dengan anion lain
didalam tanah sehingga dijumpai peristiwa pertukaran anion.
56
Sebelum tanaman dapat mengabsorbsi suatu unsur hara, unsur tersebut harus terdapat
pada permukaan akar. Pergerakan unsur hara kepermukaan akar terjadi melalui 3
cara :
1. Intersepsi akar
2. Aliran masa
3. Difusi
Intersepsi akar :
Proses pertukaran ion-ion yang terdapat pada permukaan akar dengan ion-ion
dipermukaan kompleks adsorbsi. Proses ini terjadi tanpa melalui larutan, jadi
langsung dari fase padat.
Aliran massa :
Proses pergerakan ion-ion bersama air dalam tanah. Aliran massa sangat
efektif dalam mengangkut unsur hara ke akar tanaman bila air tanah bergerak
akibat daya serap akar, karena alirannya selalu menuju ke akar. Hal ini terjadi bila
konsentrasi hara cukup tinggi dalam larutan tanah.
Difusi :
Proses pemindahan ion/unsur hara yang terjadi oleh perbedaan konsentrasi.
Unsur bergerak dari bagian yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke arah
konsentrasi yang lebih rendah.Perbedaan konsentrasi akan terjadi bila ion-ion yang
diserap akar sehingga konsentrasi ion-ion dalam larutan tanah diikat akar lebih
rendah dibandingkan dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan tanah yang lebih
jauh dari akar.
Difusi sangat penting bagi unsur hara yang berada pada konsentrasi rendah dalam
larutan tanah.
57