TUJUAN
Memahami konsep proyeksi peta untuk kajian kartografis
Menggunakan peta, baik peta cetak maupun virtual
Membaca informasi proyeksi pada peta
Menjelaskan karakteristik proyeksi yang digunakan pada peta
Membedakan penggunaan proyeksi pada peta lokasi lintang yang berbeda
Nilai
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Peta wilayah di spanjang garis ekuator (zona tropis)
2. Peta wilayah di lintang tengah (zona subtropis)
3. Peta wilayah di lintang atas (zona kutub)
4. Alum proyeksi peta
5. Alat tulis
6. Seperangkat komputer
7. Perangkat lunak pengolah data
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.
2. Memilih tiga peta yang menyajikan wilayah lintang tinggi (kutub), lintang tengah dan
ekuator.
3. Mengidentifikasi informasi tepi peta pada masing masing peta lintang tinggi, lintang
tengah dan ekuator.
4. Menerangkan informasi yang terkait pada karakteristik proyeksi peta lintang tinggi,
Halaman 1 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
TINJAUAN PUSTAKA
Proyeksi peta yaitu suatu sistem yang memberikan hubungan anatar posisi titik-titik
proyeksi di bumi dan di peta, karena permukaan bumi yang tidak teratur, maka sulitlah
melakukan perhitungan dari hasil pengukuran. Jadi diperlukan suatu bidang yang teratur yang
mendekati bidang fisis bumi yaitu elipsoid dengan besaran tertentu (Aryono
Prihandito,1998). Proyeksi peta menggunakan bidang lengkung dalam penyajiannya, di
pindahkan ke bidang datar agar lebih sederhana. Akan tetapi dalam penyajian ari bidang
lengkung ke bidang datar terdapat beberapa distorsi (perubahan) pada daerah tertentu
tergantung bidang proyeksinya. Yang dapat dilakukan oleh pembuat peta ialah mereduksi
distorsinya dengan menyajikan peta sesuai bidang proyeksinya dengan daerah yang di
petakan.
Proyeksi peta dibutuhkan untuk mengekspresikan posisi titik titik pada permukaan bumi
ke dalam sistem koordinat bidang datar yang nantinya akan dipakai untuk perhitungan jarak
dan arah. Penyajian grafis yang dipakai pada proyeksi peta dapat dipakai untuk studi
topografi, iklim, vegetasi, tempat tinggal dan lainnya yang biasanya berhubungan dengan
daerah yang luas. Proyeksi peta dapat dilakukan secara langsung (direct projection) yaitu dari
elipsoid ke bidang proyeksi, atau dapat dengan proyeksi dobel (double projection) yaitu
proyeksi dari elipsoid ke bidang bola kemudian di proyeksikan lagi ke bidang proyeksi.
Klasifikasi proyeksi peta dapat digolongkan menurut pertimbangan dalam melakukan
proyeksi yaitu pertimbangan ekstrinsik dan instrinsik. Pertimbangan ekstrinsik berupa bidang
proyeksi, persinggungan, dan posisi. Pertimbangan instrinsik berupa sifat sifat asli dan
generasi. Macam proyeksi menutur bidang proyeksinya yaitu azimuthal (menggunakan
bidang datar), kerucut( menggunakan kerucut), dan silinder (menggunakan bidang silinder).
Dari persinggungannya proyeksi peta dibagi menjadi tangensial (bumi menyinggung bidang
proyeksi), secansial (bumi berpotongan dengan bidang proyeksi) dan polisuperficial (banyak
bidang proyeksi). Menurut posisinya terdapat proyeksi normal (sumbu simetri berimpit
dengan sumbu bumi ), proyeksi oblique (sumbu simetri membentuk sudut terhadap sumbu
bumi ), dan proyeksi transversal (sumbu simetri tegak lurus terhadap sumbu bumi ). Jika
ditinjau dari sifat asli yang dipertahankan terbagi menjadi proyeksi ekuivalen( luas yang
dipertahankan), proyeksi ekuidistan (jarak yang dipertahankan) dan proyeksi konform(bentuk
Halaman 2 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
dan sudut yang dipertahankan). Kemudian dari generasi ada geometris (proyeksi sentral),
matematis(proyeksi dengan perhitungan matematis) dan semi geometris (gabungan antara
geometris dan matematis).
Nilai
Halaman 3 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
pembuat Army Maps Service(AMS). Seperti pada peta kedua, karena instansi pembuatnya
juga AMS jadi menggunakan proyeksi Lambert Conical Orthomorphic (LCO). Sistem
koordinat yang digunakan adalah geografis dengan batasan area yang dipetakan atas : 4530
LU, bawah : 4520 LU, kiri : 100 BT, dan kanan : 045 BT. Karena Italy berada di lintang
tengah, sistem yang paling cocok digunakan untuk memperkecil distorsi ialah menggunakan
bidang kerucut.
Halaman 4 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
Capture
tampilan peta
Halaman 5 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
Capture
tampilan peta
Halaman 6 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
Capture
tampilan peta
Pada identifikasi ketiga peta dari wilayah lintang yang berbeda, peta Sambas dan Barbarano
menggunakan proyeksi Lambert Conical Orthomorphic (LCO) dan peta Antartika
menggunakan proyeksi Azimuthal Equal Area. Ketiga proyeksi tersebut sama sama
dikembangkan pertama kali oleh Johan Heinrich Lambert. Klasifikasi peta dengan proyeksi
LCO ialah konform sedangkan peta antartika yang menggunakan proyeksi azimuthal equal
area adalah equivalen.
Sifat gratikul proyeksi azimuthal equal area yaitu Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang
berpusat pada kutub, Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang mengelilingi
kutub, Sudut yang dibentuk antara garis bujur sama besarnya pada peta, Seluruh permukaan
bumi jika digambarkan akan berbentuk lingkaran. Sedangkan sifat gratikul pada sistem
proyeksi Lambert conical Orthomorphic adalah Paralel berupa busur lingkaran berpusat pada
satu titik yang merupakan kutub, Meridian merupakan garis lurus radial yang berpusat di
suatu titik yang merupakan kutub, Jarak antar paralel berbeda, makin ke arah pusat makin
kecil pula jaraknya, Besar derajat antar meridian kurang dari yang sesungguhnya.
Nilai
KESIMPULAN
Proyeksi peta dengan menggunakan bidang lengkung (globe) tidak praktis dan
seacara umum, susah untuk skala besar dan survey lapangan, oleh karena itu di
proyeksi ke bidang datar agar lebih praktis.
proyeksi bidang lengkung ke bidang datar dapat menghasilkan peta cetak ataupun
Halaman 7 dari 8
PRAKTIKUM PROYEKSI PETA [GKP 0102]
virtual yang hasilnya sama sama dapat digunakan untuk menganalisis informasi yang
terdapat pada peta.
Informasi proyeksi pada peta dibutuhkan pengetahuan dasar tentang proyeksi untuk
memperoleh informasi proyeksi pada peta.
Masing masing peta memiliki karakteristik yang berbeda tergantung proyeksinya
masing masing dan memiliki keunggulan dan keterbatasan tertentu.
Untuk memperkecil distorsi, proyeksi yang digunakan sebaiknya sesuai dengan tujuan
pemetaannya dan daerah yang dipetakan, bidang proyeksi azimuthal cocok untuk
daerah lintang tinggi (kutub), bidang proyeksi conical sesuai untuk pemetaan daerah
lintang tengah, dan untuk ekuator lebih sesuai dengan bidang proyeksi silinder.
Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Ir. AryonoPrihandito, M.Sc. 1998. Proyeksi Peta. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Nilai
Halaman 8 dari 8