Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA

“METABOKISME KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLE:
KELOMPOK 6

NURHALIMAH 22160011
ALYA BANAFSAH 22160013
RAHMA IZZATI RAHAYU 22160043
NABILA AZZAH MAHDIYAH 22160051
DINA SABILA ROSADA 22160054

DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH


Apt.HELMICE AFRIYENI, M.Farm

PROGRAM STUDI STRATA 1 FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG, SUMATERA BARAT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “Biokimia” di Universitas
Dharma Andalas. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang materi karbohidrat, sehingga pembaca dapat menggunakan
makalah ini sebagai literatur pendukung dalam pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang
berkaitan dengan materi metabolisme karbohidrat.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dalam segi materi
maupun bahasannya, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 3 Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengetahuan tentang metabolisme normal sangat penting untuk memahami kelainan yang
mendasari suatu penyakit. Metabolisme normal mencakup adap- tasi terhadap masa puasa,
kelaparan, olah raga, ke- hamilan, dan menyusui. Kelainan metabolisme dapat terjadi karena
defisiensi gizi, defisiensi enzim, sekresi abnormal hormon, atau efek obat dan toksin.

Orang dewasa dengan berat badan 70 kg memerlu- kan sekitar 8-12 MJ (1920-2900 kkal) dari
bahan bakar metabolik setiap hari, tergantung aktivitas fisiknya. Hewan yang lebih besar
memerlukan lebih sedikit energi per kilogram berat badannya, sedangkan hewan yang lebih kecil
memerlukan energi lebih banyak. Anak- anak dan hewan yang sedang bertumbuh memiliki
kebutuhan energi yang secara proporsional lebih besar untuk memenuhi pengeluaran energi
pertumbuhan. Bagi manusia kebutuhan ini terpenuhi dari karbohidrat (40-60%), lipid (terutama
triasilgliserol, 30-40%), dan protein (10-15%)serta alkoholCampuran karbohidrat, lipid, dan protein
yang dioksidasi bergantung pada kondisi subjek dalam keadaan kenyang atau puasa, serta durasi dan
intensitas kerja fisik.

Kebutuhan akan bahan bakar metabolik relatif konstan sepanjang hari karena aktivitas fisik
rerata meningkatkan laju metabolik hanya sekitar 40-50% di atas laju metabolik basal atau istirahat.
Namun kebanyakan orang mengonsumsi asupan harian bahan bakar metabolik mereka dalam dua
atau tiga kali makan sehingga terdapat kebutuhan untuk membentuk ca dangan karbohidrat
(glikogen di hati dan otot), lipid (triasilgliserol di jaringan adiposa), dan simpanan protein labil selama
periode setelah makan, untuk digunakan dalam waktu antara ketika tidak ada asupan makanan.

Siklus asam sitrat (siklus Krebs atau siklus asam trikar- boksilat) adalah serangkaian reaksi
dalam mitokondria yang mengoksidasi gugus asetil pada asetil-KoA menjadi CO, dan mereduksi
koenzim yang mengalami reoksidasi melalui rantai transpor elektron (lihat Bab 13) yang dihubungkan
dengan pembentukan ATP.

Siklus asam sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid, dan protein
karena glukosa, asam lemak, dan sebagian besar asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau
zat antara si- klus iniSiklus ini juga memiliki peran utama dalam glukoneogenesis, lipogenesis, dan
interkonversi (saling ubah) asam amino.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu metabolisme karbohidrat?


2. Apa tujuan dari metabolisme dan karbohidrat?
3. Bagaimana mekanisme metabolisme karbohidrat?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang metabolisme karbohidrat
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan lintasan metabolik, anabolik, katabolik, dan
anfibolik
3. Menguraikan secara garis besar metabolisme karbohidrat
4. Menjelaskan cara pengaturan aliran metabolit dalam lintasan metabolik
5. Menjelaskan bagaimana bahan bakar metabolik disediakan dan pembentukan cadangan
bahan bakar metabolik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI METABOLISME KARBOHIDRAT

Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk men- jelaskan interkonversi senyawa kimia
di dalam tubuh, lintasan yang diambil oleh tiap molekul, hubungan antarmolekul, dan mekanisme
yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Lintasan metabolik digolongkan
mejadi tiga kategori: (1) Lintas- an anabolik, yaitu lintasan-lintasan yang berperan dalam sintesis
senyawa yang lebih besar dan kompleks dari prekursor yang lebih kecil, misalnya sintesis protein dari
asam amino, sintesis cadangan triasilgliserol dan glikogen. Lintasan anabolik bersifat endotermik. (2)
Lintasan katabolik, yang berperan dalam penguraian molekul besar, sering melibatkan reaksi
oksidatif; lin- tasan ini bersifat eksotermik, menghasilkan ekuivalen pereduksi, dan terutama melalui
rantai respiratorik yaitu ATP. (3) Lintasan amfibolik, yang berlangsung di "persimpangan"
metabolisme, bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan katabolik, misalnya siklus
asam sitrat.

Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan. Karbohidrat memiliki peran
struktural dan metabolik yang pentingPada tumbuhan, glukosa disintesis da- ri karbon dioksida dan
air melalui fotosintesis dan di- simpan sebagai pati (starch) atau digunakan untuk menyintesis
selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam amino, te- tapi
sebagian besar diambil langsung dari tumbuhan. Glukosa adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan
karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa yang dibentuk melalui
hidrolisis pati dan disakarida dalam makanan, dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa
adalah bahan bakar metabolik utama pada mamalia (kecuali pemamah biak) dan bahan bakar
universal bagi janin. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain dalam tubuh,
termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat; galaktosa
untuk sintesis laktosa dalam susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam
glikoprotein (lihat Bab 46) dan proteoglikan. Penyakit terkait metabolisme karbohidrat antara lain
diabetes melitus, galaktosemia, penyakit penimbunan glikogen, dan intoleransi laktosa.

2.2 KLASIFIKASI DAN MEKANISME

Gambar 1. Struktur lintasan katabolisme karbohidrat


Pembentukan dan pemakaian cadangan triasilgli- serol dan glikogen, serta tingkat
penyerapan dan oksidasi glukosa oleh jaringan, sebagian besar dikontrol oleh hormon insulin dan
glukagon. Pada diabetes melitusterjadi gangguan sintesis dan sekresi insulin (diabetes tipe I,
terkadang disebut onset juvenil, atau diabetes tergantung insulin) atau gangguan sensitivitas jaringan
terhadap kerja insulin (diabetes tipe II, terkadang disebut onset dewasa atau diabetes tak tergantung
in- sulin) yang menyebabkan gangguan metabolik beratPada hewan ternak, kebutuhan laktasi yang
besar dapat menyebabkan ketosis, demikian juga kebutuhan untuk kehamilan kembar pada domba.

Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Monosakarida adalah gula yang tidak dapat dihi- drolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Monosakarida dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa,
atau heptosa, tergantung pada jumlah atom karbonnya dan sebagai al dosa atau ketika,
tergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimiliki senyawa tersebut. Selain itu alkohol
polihidrat (alkohol gula atau politik) dengan gugus aldehid atau keton yang telah direduksi
menjadi suatu gugus alkohol, juga terdapat secara alami dalam maknan.
2. Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya laktosa, maltosa,
sukrosa dan yee halida.
3. Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar
oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dan tubuh manusia.
4. Polisakarida adalah produk kondensasi lebih da ri sepuluh unit monosakarida, contohnya pati
dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau bercabang. Polisakarida kadang-ka
dang diklasifikasikan sebagai heksosan atau pentosan, tergantung pada identitas
monosakarida pembentuknya (masing-masing heksosa dan pen tosa). Selain pati dan
dekstrin (keduanya adalah heksosan), makanan mengandung beragam polisakarida lain yang
secara kolektif dinamai polisakarida nonpati. Polisakarida nonpati tidak dicerna oleh enzim
manusia, dan merupakan komponen utama serat makanan, contohnya, selulosa dari dinding
sel tumbuhan (suatu polimer glukosa) dan inulin, yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa
tumbuhan (suatu polimer fruktosa)

LINTASAN YANG MEMPROSES BERBAGAI PRODUK UTAMA PENCERNAAN

Sifat alamiah makanan menentukan pola dasar meta- bolisme. Terdapat kebutuhan untuk
mengolah produk pencernaan karbohidrat, lipid, dan protein makanan. Masing-masing produk ini
terutama adalah glukosa, asam lemak dan gliserol, serta asam amino. Pada hewan pemamah
biak/ruminansia (dan, dengan derajat yang lebih rendah, herbivora lain) selulosa dari makanan
difermentasi oleh mikroorganisme simbiotik menjadi asam lemak rantai-pendek (asetat, propionat,
butirat), dan metabolisme pada hewan-hewan ini disesuaikan untuk memakai asam lemak sebagai
substrat utama. Semua produk pencernaan dimetabolisme menjadi produk umum, asetil-KoA yang
kemudian dioksidasi oleh siklus asam sitrat.

Metabolisme Karbohidrat Berpusat pada Penyediaan dan Nasib Glukosa

Glukosa adalah bahan bakar utama bagi sebagian besar jaringan. Glukosa dimetabolisme
menjadi piruvat melalui lintasan glikolisis. Jaringan aerob memetabolisme piruvat menjadi asetil-KoA
yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk dioksidasi sempurna menjadi CO, dan H,O, dikaitkan
dengan pembentukan ATP dalam proses fosforilasi oksidatif. Glikolisis juga dapat berlangsung secara
anaerob (tanpa oksigen), dengan produk akhir berupa laktat.

Glukosa dan metabolitnya juga ikut serta dalam pro- ses lain, misalnya sintesis glikogen
polimer simpanan di otot rangka dan hati dan lintasan pentosa fosfat, suatu alternatif untuk sebagian
lintasan glikolisis.. Lintasan ini adalah sumber ekuivalen pereduksi (NADPH) untuk sintesis asam
lemak dan sumber ribosa untuk membentul nukleotida dan asam nukleat (lihat Bab 33)Zat an tara
triosa fosfat dalam glikolisis membentuk gugu gliserol pada triasilgliserol. Piruvat dan zat-zat antar
siklus asam sitrat menyediakan kerangka karbon untu sintesis asam amino nonesensial (dispensable),
asetil-KoA adalah prekursor asam lemak dan kolesterol dan karenanya, semu hormon steroid
dibentuk oleh tubuh. Glukoneogenes adalah proses pembentukan glukosa dari prekursor non
karbohidrat misalnya laktat, asam amino dan gliserol.

Gambar 2. Metabolisme adam amino

Banyak Metabolisme Asam Amino Melibatkan Transaminasi

Asam amino diperlukan untuk membentuk prote. Sebagian harus dipasok dari makana (asam
amino esensial atau indispensable) karena tida dapat dibentuk di dalam tubuh. Sisanya adalah asa
amino nonesensial (dispensable), yang berasal da makanan, tetapi juga dapat dibentuk dari zat-zat
anta metabolik melalui transaminasi dengan menggunaka gugus amino dari asam amino lain. Setela
deaminasi, nitrogen amino diekskresikan sebagai ure dan kerangka karbon yang tersisa setelah
transamina dapat (1) dioksidasi menjadi CO, melalui siklus asa sitrat; (2) digunakan untuk
membentuk glukosa (glu koneogenesis); atau (3) membentuk badan keton ata asetil KoA, yang dapat
dioksidasi atau digunakan untu sintesis asam lemak.

Beberapa asam amino juga menjadi prekursor ba gi senyawa lain, misalnya purin, pirimidin,
hormon seperti epinefrin dan tiroksin, dan neurotransmiter.

LINTASAN METABOLIK DAPAT DIPELAJARI PADA BERBAGAI TINGKAT SUSUNAN

Selain penelitian pada organisme keseluruhan, loka si dan penggabungan lintasan-lintasan


metabolik ter ungkap melalui penelitian yang dilakukan di dua tingkat. Di tingkat jaringan dan organ,
sifat substra yang masuk dan metabolit yang keluar meninggalkan jaringan dan organ apa diukur.
Ditingkat sub seluler, setiap organel sel (misalnya mitokondria) atau kompartemen (misalnya ditisik)
memiliki peran tertentu yang membentuk sebagian pola subselular lintasan metabolik.
2.3 ASPEK KLINIS

Dalam keadaan puasa berkepanjangan, sewaktu cadang- an jaringan adiposa terkuras, terjadi
peningkatan ber- makna laju netto katabolisme protein untuk mem- bentuk asam amino, tidak saja
sebagai substrat untuk glukoneogenesis, tetapi juga sebagai bahan bakar meta- bolik utama untuk
semua jaringanKematian timbul jika protein-protein jaringan esensial dikatabolisme dan tidak
digantiPada pasien dengan kakeksia, akibat pelepasan berbagai sitokin sebagai respons terhadap
tumor dan sejumlah kondisi patologis lain, terjadi peningkatan laju katabolisme protein jaringan,
serta peningkatan bermakna laju metabolik sehingga pasien ini mengalami keadaan kelaparan tahap
lanjutSekali lagi, kematian terjadi jika protein jaringan esensial di katabolisme dan tidak diganti.

Tingginya kebutuhan akan glukosa oleh janin, dan untuk membentuk laktosa pada masa
menyusui, dapat menyebabkan ketosis. Pada manusia, keadaan ini dapat erlihat sebagai ketosis
ringan dengan hipoglikemia; pada hewan ternak yang sedang menyusui dan biri-biri betina dengan
kehamilan kembar, dapat terjadi etoasidosis yang mencolok dan hipoglikemia berat.

Pada diabetes melitus tipe 1 yang tidak terkontrol pasien dapat mengalami hiperglikemia,
karena ketiadaan insulin untuk merangsang penyerapan dan pemakaian glukosa, dan karena
ketiadaan insulin untuk melawan kerja glukagon menyebabkan peningkatan lukoneogenesis dari
asam amino di hati. Pada saat yang ama, ketiadaan insulin untuk melawan kerja glukagon
menyebabkan peningkatan lipolisis di jaringan adiposaan asam-asam lemak tak-teresterifikasi yang
erupakan substrat untuk ketogenesis di hati. terbentuk

Pemakaian badan keton di otot (dan jaringan lain) dapat terganggu karena kekurangan
oksaloasetat semua jaringan memerlukan metabolisme glukosa guna mempertahankan oksaloasetat
dalam jumlah adekuat tuk aktivitas siklus asam sitrat). Pada diabetes yang lak terkontrol, ketosis
dapat cukup berat sehingga jadi asidosis berat (ketoasidosis) karena asetoasetat n 3-hidroksibutirat
adalah asam yang relatif kuatoma dapat terjadi akibat asidosis dan peningkatan bermakna
osmolalitas cairan esktrasel (terutama akibat hiperglikemia, dan diuresis akibat ekskresi glukosa dan
badan dan keton dalam urin.

Gambar 3. Metabolik utama organ-organ penting


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk


hidup untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi
pembentukan (anabolisme). Produk pencernaan menyediakan bahan pembangun bagi jaringan
untuk biosintesis molekul kompleks dna juga bahan bakar untuk menjalankan prose proses
metabolik.

Glukosa menyediakan kerangka karbon untuk gliserol pada triasilgliserol dan asam
amino nonasensial.

3.2 SARAN

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan
pengetahuan pembaca tentang antigen dan imunogen dapat bertambah dan paham seputar materi
tersebut. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikanpenulisan yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Victor W. Rodwell, et al. 2014. Biokimia Harper, Jurnal Harper’s Ilustrated Biochemistry, 30th Ed.
Jakarta : EGC Medical Publisher

Bender DA: Introduction to Nutrition and Metabolism5th ed. CRC Press, 2014.

Brosnan JT: Comments on the metabolic needs for glucose and the role of gluconeogenesis. Eur J
Clin Nutr 1999;53:S107- $111.

Frayn KN: Integration of substrate flow in vivo: some insights into metabolic control. Clin Nutr
1997;16:277-282. Frayn KN: Metabolic Regulation: A Human Perspective, 3rd ed Wiley-
Blackwell. 2010.

Zierler K: Whole body metabolism of glucose. Am J Physiol 1999;276:E409-E426.

Anda mungkin juga menyukai