(NUT 200)
MODUL PERTEMUAN 3
BIOKIMIA GIZI
DISUSUN OLEH
MERTIEN SA’PANG, S.Gz, M.Si
HARNA, S.Gz, M.Si
DR. ERRY YUDHA, S.Gz, M.Sc
REZA FADHILLAH, S.TP, M.Si
Gambar 2
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
2 / 15
1. Mulut
Proses pencernaan dalam tubuh manusai dimulai di dalam mulut secara mekanik
(mengunyah) dan kimiawi (enzim amilase) yang berasal dari air liur akibat peran kelenjar
saliva termasuk pencernaan karbohidrat. Reaksi ini terjadi secara hidrolisis (Gambar 3).
Oleh karena itu, akan bermasalah pada proses mengunyah jika kita kekurangan
air minum (produksi air liur sedikit). Air liur mengandung enzim amilase dan memecah
karbohidrat. Saliva dihasilkan tiga kelenjar saliva yang terletak di luar rongga mulut yang
dikeluarkan melalui ductus pendek dalam mulut (Gambar 4).
Gambar 4
Seperti yang dijelaskan diatas karena keasaman yang tinggi di lambung sehingga
tidak ada pencernaan KH didalam lambung, hanya saja HCL akan membantu
memisahkan karbohidrat dari protein, lemak dan komponen lainnya. Jika karbohidrat
yang dapat dicerna berada dalam lambung cukup lama, Jika karbohidrat yang dapat
dicerna tetap berada di perut cukup lama, hidrolisis asam pada akhirnya dapat mencerna
sebagian besar karbohidrat tersebut menjadi monosakarida. Namun, biasanya perut sudah
kosong sebelumnya pencernaan yang signifikan dapat terjadi. Sejauh ini, sebagian besar
pencernaan karbohidrat terjadi di usus halus bagian proksimal (Brody, 1999; Harvey,
2011; Mahan, L. Kathleen; Raymond, 2017).
Ketika konten dari lambung yang bersifat asam mencapai duodenum, maka merka
akan di netralisisr oleh bikarbonat yang di sekresi oleh pancreas. Sehingga pencernaan
KH kembali berjalan dibantu oleh enzim amilase pancreas yang mengubah oligosakarida
menjadi disakarida kemudian menjadi monosakarida, maltase (pemecah malt), lactase
(pemecah laktosa), sukrase (pemecah sukrosa) (Gambar 5).
Gambar 5
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
4 / 15
Hasil pemecahan yang dilakukan oleh enzim-enzim tersebut berupa fruktosa,
laktosa dan glukosa (Mahan, L. Kathleen; Raymond, 2017). Berikutnya, pada usus halus
akan terjadi proses absorpsi monosakarida di usus duabelas jari, glukosa dan galaktosa
akan diabsorpsi oleh proses absorpsi aktif, sedangkan fruktosa akan diabsorpsi melalui
proses difusi. Pembuluh darah vena akan mentransport monosakarida ke dalam
hati(Harvey, 2011).
Hati
Seperti yang dijelaskan di atas, setelah monosakarida yang diabsorpsi di usus
duabelas jari, monosakarida akan ditransport ke dalam hati. Selanjutnya hati akan:
1. Mengubahnya menjadi glukosa
Konsumsi Karbohidrat
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait konsumsi karbohidrat
diantaranya menurut RDA (Recommended Dietary Allowance) yaitu sebanyak 130 g/hari
untuk dewasa serta 50-100 g konsumsi karbohidrat per hari untuk mencegah ketosis
(rekomendasi : 45-65% dari total kkal konsumsi). Selain itu, pada bahan karbohidrat
utama (dari roti putih, soda, kue), batas konsumsinya adalah 180-330 g karbohidrat per
hari (50% dari total kkal konsumsi). Pada bentuk serat, ketentuannya adalah 25 g/hari
untuk wanita serta 38 g/hari untuk pria (14 g / 1000 kcal), sehingga untuk konsumsi harian
dibatasi sejumlah 25 g/hari untuk 2000 kkal makanan. Jadi, konsumsi berlebihan serat
(untuk keperluan diet) maka akan menimbulkan efek (>60 g/hari) :
– Membutuhkan ekstra cairan bagi tubuh untuk melarutkan serat tersebut
– Menyebabkan “phytobezoar effect” (terjebaknya komponen yang tak tercerna
di dalam usus)
– Pada anak kecil, serat dapat mengenyangkan dengan sangat cepat
Begitu banyak manfaat karbohidrat, namun konsumsi karbohidrat tidak boleh
melebihi kadar yang dibutuhkan oleh tubuh. Bila karbohidrat itu meningkat terus sehari-
hari, maka akan terjadi pembentukan lemak sebagai akibat penyimpanan pada jaringan
adiposa di bawah kulit. Kekurangan dan kelebihan sama-sama menimbulkan pengaruh
yang kurang baik bagi tubuh.
Jika kekurangan asupan karbohidrat dapat menimbulkan kehilangan energi,
mudah lelah, terjadi pemecahan protein yang berlebihan dan akan mengalami gangguan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
8 / 15
keseimbangan air sehingga mengganggu pencernaan, akan tetapi, jika seseorang
kelebihan mengkonsumsi karbohidrat akan menyebabkan berat badan meningkat dan
terjadi obesitas serta penyakit diabetes mellitus. Pada konsumsi gula / karbohidrat yang
berlebih, permasalahan lain yang akan timbul yaitu :
• Jumlah kalori
• Gigi berlubang
Indeks Glikemik
Indeks glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang
mengandung karbohidrat dengan skala 0-100 dalam meningkatkan kadar glukosa darah
setelah dimakan. Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan yang cepat
dicerna dan diserap oleh tubuh sehingga akan meningkatkan kadar glukosa darah secara
signifikan. Makanan dengan indeks glikemik rendah mengalami pencernaan dan
penyerapan yang lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa darah dan insulin akan
terjadi secara perlahan-lahan (Miller & Barclay, 2014). Beban glikemik merupakan
merupakan jumlah karbohidrat dalam makanan dikalikan dengan indeks glisemik untuk
suatu bahan makanan.
Penggolongan nilai indeks glikemik menurut Jenny Miller dalam BHC, 2015
adalah :
Tabel 2.2 Indeks Glikemik
Indeks glikemik Nilai
Rendah <55
Sedang 56-69
Tinggi >70
Sumber: Jenny Miller, 2015
Rumus perhitungan indeks glikemik menyeluruh :
∑𝑛
𝑖=1 𝐼𝐺𝑖𝑥𝐾𝐻𝑖𝑥𝑓𝑖
Indeks Glikemik Menyeluruh
∑𝑛
𝑖=1 𝐾𝐻𝑖𝑥𝑓𝑖
Keterangan :
IGi : IG pangan ke-i
KHi : kandungan karbohidrat pangan ke-i
Fi : Frekuensi konsumsi pangan ke-i per hari
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V.,
Jackson, R.B. (2008). Biology. 8th ed, Pearson Benjamin Cummings, San Fransisco
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S. (1986). Kimia Organik. Edisi III, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Lehninger, A.L. (1997). Dasar-dasar Biokimia. Edisi V, Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Raven, P., Johnson G., Singer, S. (2001). Biology. 6th Ed, Mc Graw-Hill Company, New
York
Rimbawan, & Siagian, A. (2004). Indeks Glikemik Pangan. Bogor: Penebar Swadaya.
Brody, T. (1999). Nutritional Biochemistry 2nd ed. Academic press.
Mahan, L. Kathleen; Raymond, J. L. (2017). Krause’s Food & The Nutrition Care
Process (14th ed.). Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/j.jneb.2019.06.022
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
12 / 15
Miller, J. B., & Barclay, A. (2014). Low Glycemic Index Diet Managing Type 2 Diabetes.
Australia: Hachette Australia Press.
Miller, J. B., & Pang, E. (1991). Rice: a High or Low Glicemic Index Food? Am J Clin
Nutr, 1034-1036.
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
1. Amilase saliva, amilase pancreas, maltase, sukrase dan laktase
2. Konsumsi karbohidrat memiliki berbagai macam manfaat bagi tubuh :
a. Sumber energi
b. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis
pada makanan, khususnya mono dan disakarida/oligosakarida. Alat
pengecap manusia merasakan rasa manis tersebut
c. Penghemat protein
d. Pengatur metabolisme lemak
e. Mencegah Ketosis
f. Membantu pengeluaran feses