Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karbohidrat merupakan nama kelompok zat gizi organic yang mempunyai struktur
molekul berbeda tetapi memiliki persamaan dan sudut kimia dan fungsinya. Semua
karbohidrat terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Molekul dasar
karbohidrat disebut monosakarida dan monosa. Dua monosa dapat saling terkait
membentuk disakarida atau diosa, sedangkan tiga monosa yang terkait disebut
trisakarida atau triosa. Karbohidrat yang memiliki lebih dari tiga ikatan monosakarida
atau poliosa. Polisakarida dengan jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak
disebut oliosakarida
Karbohidrat adalah senyawa penting yang dibutuhkan manusia sebagai sumber
tenaga (energi) bagi tubuh. Karbohidrat dapat ditemukan dalam beberapa jenis
makanan seperti nasi, jagung, tepung, singkong, kentang dan lain sebagainya. Dengan
mengkonsumi makanan-makanan tersebut, tubuh akan memiliki tenaga dan kekuatan
untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Adapun dalam metabolismenya,
karbohidrat melalui serangkaian tahapan dalam proses pencernaan tubuh. Proses
pencernaan karbohidrat tersebut terjadi secara bertahap, mulai dari rongga mulut,
kerongkongan, lambung hingga anus.

B.  Rumusan Masalah


A. Bagaimana Proses Pencernaan Dan Penyerapan Karbohidrat?
B. Bagaimana Jalur Metabolisme Karbohidrat?
C. Sebutkan Tahap- Tahap Proses Glikolisis Dan Perhitungan Energinya?
D. Bagaimana Proses Siklus Krebs Dan Perhitungan Energinya?
E. Bagaimana Menentukan Kadar Gula Dalam Darah Dan Interprestasi?

C.  Tujuan
1. Mengetahui Proses Pencernaan Dan Penyerapan Karbohidrat
2. Memahami Jalur Metabolisme Karbohidrat
3. Memahami Tahap- Tahap Proses Glikolisis Dan Perhitungan Energinya
4. Memahami Proses Siklus Krebs Dan Perhitungan Energinya
5. Mampu Menentukan Kadar Gula Dalam Darah Dan Interprestasi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Proses Pencernaan Karbohidrat


Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O). Senyawa ini dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu
monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan maltose), dan
polisakarida (amilum, glikogen, dan selulosa). Ketiga kelompok senyawa karbohidrat
tersebut dicerna oleh organ sistem pencernaan secara bertahap. Berikut ini tahapan
proses pencernaan karbohidrat tersebut

1. Rongga Mulut

Proses pencernaan karbohidrat dimulai dari rongga mulut. Makanan yang


mengandung karbohidrat dikunyah di dalam rongga mulut sehingga bercampur dengan
air ludah. Air ludah mengandung enzim amilase, enzim yang berfungsi mengurai
karbohidrat menjadi glukosa. Adapun jika pengunyahan dilakukan lebih lama, oleh
amilase karbohidrat umumnya langsung diubah menjadi maltosa. Perlu diketahui bahwa
amilase berkerja optimal pada pH ludah netral. Liur, yang disekresikan oleh kelenjar
liur, terdiri atas sekitar 99,5% air. Liur mengandung suatu glikoprotein, musin, yang
bekerja sebagai suatu pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan.
Gerakan mastikasi berfungsi memecah makanan sehingga terjadi peningkatan
kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi kerja enzim.

Enzim dalam air liur antara lain  amilase dan lipase.

1. α-amilase liur mampu membuat pati dan glikogen terhidrolisis menjadi maltosa dan
oligosakarida (α-desktrin / maltosa, isomaltosa, maltotriosa) dengan menyerang
ikatan glikosidat α(1→4) (bersifat endoglikosidase). Amilase liur akan terinaktivasi
pada pH 4,0 atau kurang. Lingkungan asam di lambung (pH optimal amilase liur =
6,8).

2. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan dorsal lidah. Enzim ini banyak
diperankan oleh lipase di duodenum.
2. Tenggorokan
Setelah melalui pencernaan mekanis yang dilakukan gigi dan pencernaan kimiawi
yang dilakukan ludah, karbohidrat kemudian ditelan masuk dan melewati tenggorokan
(esofagus). Pada organ ini, proses pencernaan karbohidrat sama sekali tidak terjadi. Ia
hanya lewat dengan mudah dalam hitungan detik karena saluran esofagus sangat licin
akibat cairan mucus yang dihasilkan dindingnya.

3. Lambung
Dari tenggorokan, karbohidrat langsung diterima lambung untuk kemudian diolah
dan dicampurkan dengan asam lambung (HCl) yang bersifat korosif. Pencampuran
karbohidrat, asam lambung, dan makanan lain terjadi dengan bantuan gerakan
kontraksi lambung. Proses ini membuat karbohidrat menjadi lebih cair dan hancur.
Cairan karbohidrat yang bercampur dengan makanan lain ini kemudian disebut dengan
istilah chymus.
4. Usus Halus

Proses pencernaan karbohidrat di usus halus melalui beberapa organ penting yang
masing-masing memiliki peranan yang berbeda. Organ tersebut antara lain:

a. Usus 12 Jari (Duodenum)

Chymus yang mengandung karbohidrat yang berasal dari lambung diteruskan ke


usus 12 jari (duodenum) untuk kemudian dicerna lebih lanjut. Proses pencernaan
karbohidrat dalam usus 12 jari dilakukan secara kimiawi menggunakan enzim amilopsin
atau enzim amilase yan dihasilkan dari getah pankreas. Enzim ini memecah amilum
yang belum sempat terurai sempurna di rongga mulut untuk menjadi disakarida.

b. Usus Kosong (Jejunum)

Setelah melalui usus 12 jari, proses pencernaan karbohidrat yang telah berwujud
disakarida ini kemudian dilanjut oleh organ selanjutnya, yakni usus kosong (jejunum). Di
dalam organ ini, disakarida dipecah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim-
enzim disakaridase (maltase, laktase, dan sukrase) yang terdapat pada getah usus
halus hasil sekresi dinding-dindingnya. Pemecahan disakarida tergantung pada jenis
dan jumlahnya, yaitu:

 Maltosa menjadi 2 mol glukosa dengan bantuan enzim maltase


 Laktosa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol galaktosa dengan bantuan enzim laktase
 Sukrosa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol fruktosa dengan bantuan enzim sukrase

c. Usus Penyerap (Ileum)

Setelah melalui usus kosong, monosakarida-monosakarida hasil penguraian


enzim disakaridase kemudian diserap oleh dinding ileum atau usus penyerap. Serapan
monosakarida ini lalu diabsorpsi dan diangkut sistem sirkulasi darah lewat vena porta
dan disalurkan ke seluruh tubuh menjadi energi yang siap digunakan.

5. Usus Besar dan Anus


Ampas makanan yang sari karbohidrat-nya telah diserap oleh usus halus,
selanjutnya berlalu menuju usus besar. Ampas ini kemudian menjadi substrat potensial
yang difermentasi oleh beberapa mikroorganisme di dalam usus besar, sebelum
akhirnya dibuang melalui anus.

Penyerapan Karbohidrat
Penyerapan karbohidrat berlangsung di sepanjang usus, dan terutama di bagian
doudenum, setelah terbentuk hasil pencernaan monosakarida. Monosakarida yang
dihasilkan adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang semuanya termasuk molekul
yang mengandung enam buah atom karbon (heksosa). Monosakarida tersebut
kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau
pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila
konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif (selektif). Adapun ciri-ciri penyerapan
aktif sebagai berikut:
1. Aliran zat yang diserap dapat melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan
energi dari ATP dan ion natrium.
2. Proses penyerapan memerlukan enersi.
3. Menunjukkan phenomena jenuh pada konsentrasi tertentu.
4. Terdapat kompetensi antara berbagai monosakarida kalau dicampurkan.
2. Jalur-jalur metabolisme karbohidrat
3.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat. Secara ringkas, jalur-jalur
metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2.  Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3.  Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
4.  Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen).
Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5.  Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6.  Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.
4. Tahap – Tahap Proses Glikolisis
A. Pengertian Glikolisis
Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada tingkat sel. Pada artikel ini saya
akan menjelaskan tahap-tahap glikolisis yang detail pada setiapproses biokimia, proses
ini merupakan bagian dari respirasi selular. Melalui sepuluh tahap glokilisis dibawah,
anda akan menjadi lebih tahu tentang bagaimana reaksi biokimia yang kompleks dan
terkoordinasidapat terjadi. 
Glikolisis adalah pemecahan glukosa dan gula lain secara sistematis
untukmenghasilkan energi yang akan digunakan pada proses respirasi
selular.Glikolisis adalah reaksi biokimia yang terjadi dalam setiap organisme baik
uniseluler maupun multiseluler, baik aerobik ataupun anaerobik. Ada jalur metabolik di
mana proses ini terjadi. Tahap glikolisis yang saya sampaikandi sini merujuk pada jalur
tertentu yang disebut jalur embden-Meyerhof-Parnus. Proses ini merupakan bagian
kecil dari siklus respirasi seluler dan metabolisme tubuh secara keseluruhan, fungsinya
adalah untuk untuk menciptakan ATP (Adenosine Triphosphate) yang
merupakan sumber energi bagi tubuh.

B. Tahapan Glikolisis
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui
proses ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul
asam piruvat, dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin
dinukleotida) radikal yang membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-
tahun penelitian melelahkan dalam biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap
glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin. Berikut adalah berbagai tahap yang
disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan glukosa sebagai bahan baku utama.
Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan membentuk produk pada setiap
tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di
setiap tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti, proses
ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang reaktan pada tahap
yang langsung tersedia.
Tahap 1: Fosforilasi Glukosa
Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok fosfat
dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang merupakan mata uang
energi tubuh, digunakan dan akan ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat),
karena pemisahan satu kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai
berikut:
Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat


Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari
enzim phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari tahap sebelumnya, glukosa
6-fosfat dan berubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer
adalah molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi susunan
berbeda dari atom). Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-
Fosfat (C6H11O6P1)

Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-
difosfat dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dimungkinkan oleh
fosfofruktokinase enzim yang memanfaatkan satu molekul ATP lebih dalam proses.
Reaksi ini diringkas sebagai berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-
difosfat (C6H10O6P2)

Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap keempat, adolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat
menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua
gula yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton. Reaksi
berjalan sebagai berikut:

Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat


(C3H5O3P1) + Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)
Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Secepat itu dibuat, itu akan
diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam
totalitas, tahap keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul
gliseraldehida fosfat.

Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + Triose Fosfat → gliseraldehida fosfat


(C3H5O3P1)

Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric


Tahap ke-6 melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD + (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim
dehydrogenase fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam
dari dua molekul gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Reaksi
keduanya adalah sebagai berikut:

Fosfat dehidrogenase Triose (Enzim) + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH (Reduced


nicotinamide adenine dinucleotide) + 2 H +

Triose fosfat dehidrogenase gliseraldehida fosfat + 2 (C3H5O3P1) + 2P (dari


sitoplasma) → 2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2)

Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam


Tahap ke-7 melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul
3-fosfogliserat asam dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk 1,3-
diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + + 2ADP phosphoglycerokinase →
2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + 2ATP (Adenosine Triphosphate)

Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor


Tahap ke-8 adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi
dari atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk
karbon kedua dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat. Reaksi seluruh diringkas
sebagai berikut:
2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim) → 2
molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
Tahap 9: Penghapusan Air
Enolase enzim datang ke dalam bermain dan menghilangkan sebuah molekul air
dari 2-fosfogliserat acid untuk membentuk asam yang lain yang disebut asam
phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam
yang terbentuk pada tahap sebelumnya.

2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase (enzim) -> 2 molekul asam


phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + H2O 2

Tahap 10: Pembentukan piruvat Asam & ATP


Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul
asam piruvat dari aksi kinase piruvat enzim pada dua molekul asam
phosphoenolpyruvic dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh
transfer dari atom fosfor dari asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin
trifosfat).
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + 2ADP kinase piruvat
(Enzim) → 2ATP + 2 molekul asam piruvat.

Semua tahap sebagian besar melibatkan manipulasi kelompok fosfat dan


kemudian atom fosfor yang dimungkinkan oleh berbagai enzim dalam sitoplasma.
Enzim seperti katalis yang membuat reaksi mungkin dan kemudian melepaskan diri.
Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH melalui
pemindahan unsur ekuivalen pereduksi. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi
laktat dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+ à L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi asetil
KoA, selanjutnya dioksidasi dalam siklus asam sitrat menjadi CO 2. Pada glikolisis
aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                              :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                            :+ 6P
-   jumlah                                                                     :+10P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
  + 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                            :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                         :+ 0P
-   jumlah                                                                     :+ 4P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
              + 2P

Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA,
yang terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis
dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak
dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi
hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat dehidrogenase.
Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik
dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP
lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil
KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein
tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA à Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
5. Siklus Krebs (Asam Sitrat)
Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s atau siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur
akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan
rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen
atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi
(proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia)
atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Siklus kreb merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai senyawa hasil
metabolime yang mengikuti proses glikolisis (mengkonversi lemak dan karbohidrat)
menjadi ATP (adenosin trifosfat) sebagai sumber utama energi tubuh.

A. Proses Siklus Krebs

Seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama terkait pengertian Siklus kreb yang
merupakan tahapan kedua respirasi seluler setelah proses glikolisis. Oleh karena Siklus
kreb terjadi di dalam mitokondria, sedangkan glikolisis terjadi di dalam sitoplasma.
Maka, asam piruvat yang merupakan hasil dari proses glikoslisis harus masuk ke dalam
mitokondria terlebih dulu melalui proses dekarboksilasi oksidatif agar proses siklus kreb
dapat berlangsung. Dalam tahap dekarboksilasi oksidatif ini, asam piruvat akan dirubah
menjadi Asetil Ko-A yang merupakan bahan baku berlangsungnya siklus kreb. Proses
pengubahan ini diperantai oleh enzim piruvat dehidrogenase yang terdapat pada
mitokondria sel eukariotik.

Berikut ini tahapan-tahapan pengubahan asam piruvat menjadi Asetil Ko-A atau
dikenal dengan istilah dekarboksilasi oksidatif, meliputi:

 Pelepasan gugus karboksilat (-COO) dari asam piruvat menjadi CO2;


 Sisa dua atom karbon (Ch3COO-) dari piruvat akan mentransfer kelebihan
elektronnya ke NAD+ sehingga akan terbentuk NADH dan dua molekul tadi akan
menjadi asetat.
 Selanjutnya, koenzim-A (Ko-A) akan diikatkan pada asetat  yang telah terbentuk
sebelumnya sehingga dihasilkan Asetil Koenzim-A (Asetil Ko-A). Asetil Ko-A inilah
yang menjadi bahan baku dalam siklus kreb yang berlangsung di mitokondria untuk
menghasilkan ATP, NADH, FADH2, dan CO2.

B. Tahapan Siklus Krebs


Dalam Siklus kreb berlangsung delapan tahapan utama hingga didapat hasil akhir
berupa energi untuk kebutuhan jaringan.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam reaksi Siklus kreb, meliputi:

1. Tahap I: Sitrat Sintase


Proses yang berlangsung ditahap ini dikenal dengan hidrolisis. Pada tahap ini
terjadi penggabungan molekul Asetil Ko-A dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat
dibantu oleh enzim asam sitrat sintase.

2. Tahap II: Isomerase Sitrat


Pada tahap ini, asam sitrat yang sudah terbentuk diubah menjadi isositrat dengan
bantuan enzim akotinase yang mengandung Fe2+.

3. Tahap III: Isositrat Dehidrogenase


Pada tahap ketiga ini, berlangsung proses dekarboksilasi (perombakan) pertama
sekali. Isositrat yang terbentuk pada tahapan sebelumnya dioksidasi menjadi
oksalosuksinat yang terikat enzim oleh enzim isositrat dehidrogenase. Selain itu, pada
tahap ini isositrat juga diubah menjadi α-ketoglutarat oleh enzim yang sama dan dibantu
NADH.

4. Tahap IV: α-Ketoglutarat Dehidrogenase Kompleks


Dalam tahap ini terjadi proses pengubahan α-ketoglutarat  menjadi suksinil Ko-A
oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks.

5. Tahap V: Suksinat Thikonase


Pada tahap kelima ini, terjadinya konversi suksinil Ko-A menjadi suksinat. Proses
pengubahan ini berbeda dengan tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahap ini proses
konversi tidak hanya dibantu oleh enzim saja, melainkan juga memerlukan Mg2+ dan
GDP yang dengan Pi (Fosfat) akan membentuk GTP. GTP inilah yang akan dirubah
sebagai ATP sehingga menjadi energi yang dibutuhkan jaringan.
6. Tahap VI: Suksinat Dehidrogenase
Suksinat yang telah dihasilkan pada tahap kelima kan didehidrigenase menjadi
fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.

7. Tahap VII: Hidrasi


Hidrasi ialah penambahan atom hidrogen pada ikatan ganda karbon (C=C) yang
ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.

8. Tahap VIII: Regenerasi Oksaloasetat


Tahap kedelapan ini merupakan tahap akhir dari siklus kreb. Pada tahap ini, terjadi
pengubahan malat oleh enzim malat dehidrogenase membentuk oksaloasetat.
Oksaloasetat ini berperan untuk menangkap Asetil-KoA sehingga proses siklus kreb
dapat berlangsung kembali.
Untuk mencukupi kebutuhan energi, siklus kreb harus berlangsung dua kali. Hal
tersebut dikarenakan reaksi oksidasi pada molekul glukosa untuk sekali proses siklus
kreb hanya menghasilkan  2 molekul Asetil Ko-A.

C. Hasil Siklus Krebs


Hasil yang diperoleh dari proses satu kali Siklus kreb, meliputi:

 1 molekul GTP yang akan secara langsung diproduksi menjadi ATP;


 3 molekul NADH yang akan dioksidasi melalui transpor elektron menghasilkan 3
ATP per molekul;
 1 molekul FADH yang akan dioksidasi melalui transpor elektron menghasilkan 2
ATP per molekul;
 1 molekul CO2 yang dilepaskan.

Jadi, total energi (ATP) dari satu kali proses siklus kreb ialah:
6. Interpretasi Hasil Gula Darah
A. Info Tentang Hasil Pemeriksaan Gula Darah
Glukosa darah dibentuk dari hasil penguraian karbohidrat dan perubahan glikogen
dalam hati. Pemeriksaan glukosa darah adalah prosedur skrinning tes yang
menunjukkan ketidakmampuan sel pankreas memproduksi insulin, ketidakmampuan
usus halus mengabsorbsi glukosa, ketidakmampuan hati mengumpulkan dan
memecahkan glikogen.
Nilai Normal Glukosa Test
 Glukosa Puasa          : 70 - 100 mg/ dL
 Glukosa 2 Jam PP    : < 140 mg/ dL
 Glukosa adrandom   : < 180 mg /dL

Implikasi Klinik
1. Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa
>120 mg/ dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defesiensi kalium, penyakit yang kronik,
dan sepsis.
2. kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin
yang berlebihan atau penyakit addison.
3. Obat-obatan golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar
gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dL
4. Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu
dicurigai adanya diabetes mellitus.
5.  Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa pada
urin dapat membantu menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.

Faktor Pengganggu
Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula darah normal
cenderung meningkat dengan penambahan umur. Penggunaan kontrasepsi oral jangka
panjang dapat menyebabkan glukosa meningkat secara signifikan pada jam kedua atau
spesimen darah berikutnya. kemudian penyakit infeksi dan prosedur operasi
mempengaruhi toleransi glukosa. Dua minggu setelah pulih merupakan waktu yang
tepat untuk mengukur kadar glukosa. Perubahan diet (misalnya penurunan berat
badan) sebelum pemeriksaan dapat menghilangkan toleransi karbohidrat dan terjadi
"false diabetes". Beberapa obat mengganggu kadar toleransi glukosa (tidak terbatas
pada) :
 Insulin
 Hipoglikemi oral
 Salisilat dosis besar
 Diuretik tiazid
 Koertikosteroid
 Estrogen dan Kontrasepsi Oral
 Asam nikotinat
 Fenotiazin
 Litium
 Propanolol;
Jika memungkinkan, obat tersebut seharusnya dihentikan selama paling
kurang 3 hari sebelum pemeriksaan.

B. Pemeriksaan

Glukosa biasanya diperiksa sebagai bagian dari tes rutin saat


pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Karena diabetes tidak menunjukkan
gejala spesifik saat awal kemunculannya, maka tes rutin seperti ini diperlukan
untuk menjaring penderita diabetes yang tidak kentara atau mereka yang
berisiko terkena diabetes nantinya. Biasanya digunakan tes glukosa darah
sewaktu.
Ibu hamil juga disarankan melakukan pemeriksaan gula darah, biasanya dengan
tes toleransi glukosa (oral glucose chalenge test). Biasanya dilakukan pada usia
kehamilan 24 hingga 28 minggu. Pemeriksaan akan bermanfaat mengetahui kondisi
kesehatan umum ibu, dan kemungkinan munculnya diabetes gestasional yang bisa
menghasilkan bayi besar yang akan mempersulit proses persalinan dan mengancam
kesehatan bayi setelah lahir.

C. Diagnosis

Pemeriksaan glukosa darah dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes,


termasuk mungkin dengan bantuan pemeriksaan tambahan hemoglobin A1c. Ada
sejumlah prosedur dan tes, termasuk tes glukosa setidaknya dua kali dalam jangka
waktu yang berlainan untuk memastikan diagnosis dapat ditegakkan.

Tes glukosa bisa dilakukan pada orang yang sehat, tanpa gejala apapun untuk
melihat kemungkinan adanya diabetes atau pra diabetes karena pada awalnya
memang tidak memiliki gejala yang tampak. Pemeriksaan glukosa darah juga bisa
disyaratkan pada keperluan umum, misalnya saat melamar kerja, atau pemeriksaan
kesehatan rutin yang disyarakatkan bagi tenaga kerja suatu instansi atau perusahaan.
Atau disarankan pada orang-orang dengan risiko yang lebih tinggi untuk terkena
diabetes, misalnya pada mereka yang kegemukan atau pada yang sudah melewati usia
40-45 tahun.

Tes glukosa juga disarankan pada seseorang yang memiliki gejala glukosa darah
tinggi (hiperglikemia), seperti:

 Sering haus, biasanya diikuti dengan sering buang air kecil.


 Kelelahan.
 Pandangan kabur.
 Infeksi yang lambat sembuh.
 Atau gejala-gejala glukosa darah rendah (hipoglikemia), seperti:
 Berkeringat
 Lapar
 Gemetar
 Cemas
 Bingung
 Cemas
 Bingung
 Pandangan kabur
Tes glukosa darah juga dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan untuk
menentukan apakah glukosa darah yang tinggi atau rendah yang menyebabkan
pingsan atau penurunan kesadaran. Orang-orang dengan pra diabetes biasanya
memiliki kadar glukosa yang tingginya lebih tinggi daripada batas tinggi kadar normal,
namun lebih rendah daripada mereka yang ditetapkan sebagai kondisi diabetes.
Biasanya pada orang-orang ini disarankan pemeriksaan gula darah secara berkala.

Penderita diabetes biasanya disarankan melalukan pemeriksaan glukosa darah


secara mandiri dan periodik sepanjang hari untuk membantu mengontrol kadar gula
darah mereka. Demikian juga pada ibu hamil, pemeriksaan disarankan untuk
mendeteksi dini kemungkinan adanya diabetes gestasional.

Glukosa Darah Puasa

Kadar Glukosa Indikasi

Dari 70 hingga 99 mg/dL (3.9 to 5.5 mmol/L) Glukosa puasa normal

Dari 100 hingga 125 mg/dL (5.6 to 6.9 mmol/L) Glukosa puasa terganggu (pra
diabetes)

126 mg/dL (7.0 mmol/L) ke atas pada lebih dari Diabetes


sekali tes acak

Tes ini didasarkan pada Asosiasi Diabetes Amerika (ADA).


Oral Glucose Tolerance Test (OGTT)

Kadar dapat diterapkan kecuali saat kehamilan. Sampel diambil 2 jam pasca minum
larutan dengan 75 gram glukosa.

Kadar Glukosa Indikasi

Kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L) Toleransi glukosa normal

Dari 140 hingga 200 mg/dL (7.8 to 11.1 mmol/L) Toleransi glukosa terganggu (pra
diabetes)

Lebih dari 200 mg/dL (11.1 mmol/L) pada lebih dari Diabetes
sekali tes acak

Pemeriksaan Diabetes Gestasional: Glucose Challenge Test

Sampel diambil 1 jam pasca minum 50 gram glukosa.

Kadar Glukosa Indikasi

Kurang dari 140* mg/dL (7.8 mmol/L) Permeriksaan normal

140* mg/dL (7.8 mmol/L) dan lebih Abnormal, perlu OGTT (lihat dibawah)

* Beberapa menggunakan nilai batas 130 mg/dL (7.2 mmol/L) karena itu mengidentifikasikan 90%
perempuan dengan diabetes gestasional, dibandingkan dengan 80% yang terindentifikasi
menggunakan batas 140 mg/dL (7.8 mmol/L).
Diagnosis Diabetes Gestasional: OGTT

Pada 2011, American Diabetes Association (ADA) mengadopsi rekomendasi baru yang
merekomendasikan tes toleransi glukosa 2 jam dibandingkan 3 jam OGTT
sebagaimana masih direkomendasikan oleh American Congress of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG). Detil dari kedua asosiasi dicantumkan sebagai berikut.

Waktu Kadar Target ACOG saat ini Kadar Target ADA


Pengambilan
Sampel

Sampel diambil setelah minum Sampel diambil setelah


100 gram glukosa minum 75 gram glukosa

Puasa (sebelum 95 mg/dL (5.3 mmol/L) 92 mg/dL (5.1 mmol/L)


minum larutan
glukosa)

1 jam pasca minum 180 mg/dL (10.0 mmol/L) 180 mg/dL (10.0 mmol/L)

2 jam pasca minum 155 mg/dL (8.6 mmol/L) 153 mg/dL (8.5 mmol/L)

3 jam pasca minum 140 mg/dL (7.8 mmol/L) Not applicable

Interpretasi hasil Jika DUA atau lebih target dicapai Jika SATU atau lebih target
atau dilewati, maka diabetes tercapai atau dilewati, maka
gestasional terdiagnosis. diabetes gestasional
terdiagnosis.

Peningkatan kadar glukosa yang sedang, mengindikasikan pra diabetes, jika


dibiarkan bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2. Beberapa penyakit dan kondisi lain
yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah termasuk:

 Akromegali
 Stres akut (respons terhadap trauma, serangan jantung, dan stroke)
 Gagal ginjal kronis
 Sindrom Chusing
 Banyak makan (konsumsi karbohidrat berlebih)
 Hipertiroidisme
 Kanker pankreas
 Pankreatitis

Kadar glukosa rendah mengindikasikan hipoglikemia, kondisi di mana kadar


glukosa darah turun di mana pertama-tama menyebabkan gejala sistem saraf
(berkeringat, gemetar, palpitasi/berdebar, dan cemas/gelisah), lalu mulai
mempengaruhi otak (menyebabkan kebingungan, halusinasi, pandangan kabur, dan
kadang hingga jatuh koma atau mengakibatkan kematian). Kondisi yang bisa
menyebabkan hipoglikemia antara lain:

 Insufisiensi adrenal
 Konsumsi alkohol berlebih
 Penyakit hati yang parah
 Hipopituitarisme
 Hipotiroidisme
 Overdosis insulin (baik karena obat oral ataupun tambahan insulin)
 Insulinoma
 Kelaparan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seluruh proses melibatkan pemecahan satu molekul glukosa dan menghasilkan 2


molekul NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul air dari air dan 2 molekul asam piruvat.
Produk-produk dari glikolisis selanjutnya digunakan dalam asam sitrat atau siklus Krebs
yang merupakan bagian dari respirasi selular.
Glukosa (C6H12O6) + 2 [NAD] + + 2 [ADP (Adenosin difosfat)] + 2 [P] i ---> 2 [C3H3O3]
- (Piruvat) + 2 [NADH] (Reduced nicotinamide adenine dinucleotide) + 2H + + 2 [ATP]
(Adenosine Triphosphate) + 2 H2O
Setiap tahap adalah perubahan energi harus dimungkinkan oleh berbagai enzim hadir
dalam sitoplasma yang bekerja dalam koordinasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://biologiblogspotcom-ferdinand.blogspot.co.id/2012/03/jalur-jalur-metabolisme-
karbohidrat.html

http://www.edubio.info/2015/08/proses-dan-tahapan-siklus-krebs.html

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/07/siklus-krebs-artikel-lengkap.html

https://mastermikrobiologi.com/mikrobiologi/fisiologi-mikrob/biokimia/siklus-
krebs.html

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Proses-Tahapan-Hasil-Dari-
Siklus-Krebs-Adalah.html

http://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.html

Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry

Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC

Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB

Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI

Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta

Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasar-dasar Biokimia, Bandung, UI Press


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul :“ Metabolisme Karbohidrat”. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Gizi .
Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap
kepada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
                                                           

Lubuk Pakam, September 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………………………...1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………...……….…1
C.     Tujuan…………………………………………………………………………..……..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pencernaan Dan Penyerapan Karbohidrat…………………………..…….2
B. Jalur Metabolisme Karbohidrat……………………………………………..………...6
C. Tahap- Tahap Proses Glikolisis Dan Perhitungan Energinya……………………..7
D. Proses Siklus Krebs Dan Perhitungan Energinya………………………….…….11
E. Menentukan Kadar Gula Dalam Darah Dan Interprestasi………………………..16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran……………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH BIOKIMIA GIZI
Tentang
“METABOLISME KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH:

MAHASISWA/I PRODI D-IV GIZI

KELOMPOK 2
NAMA:
1. ARBAINI PUTRI HARAHAP PO1031215003
2. FAISAL REZA P. S PO1031215019
3. MIFTAH DHIYAUL FATHIYYAH PO1031215033
4. SANTIKA SIMARMATA PO1031215047
5. BINTANG K. RUMAHORBO PO1031214006

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


JURUSAN GIZI
TAHUN 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai