PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat merupakan nama kelompok zat gizi organic yang mempunyai struktur
molekul berbeda tetapi memiliki persamaan dan sudut kimia dan fungsinya. Semua
karbohidrat terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Molekul dasar
karbohidrat disebut monosakarida dan monosa. Dua monosa dapat saling terkait
membentuk disakarida atau diosa, sedangkan tiga monosa yang terkait disebut
trisakarida atau triosa. Karbohidrat yang memiliki lebih dari tiga ikatan monosakarida
atau poliosa. Polisakarida dengan jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak
disebut oliosakarida
Karbohidrat adalah senyawa penting yang dibutuhkan manusia sebagai sumber
tenaga (energi) bagi tubuh. Karbohidrat dapat ditemukan dalam beberapa jenis
makanan seperti nasi, jagung, tepung, singkong, kentang dan lain sebagainya. Dengan
mengkonsumi makanan-makanan tersebut, tubuh akan memiliki tenaga dan kekuatan
untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Adapun dalam metabolismenya,
karbohidrat melalui serangkaian tahapan dalam proses pencernaan tubuh. Proses
pencernaan karbohidrat tersebut terjadi secara bertahap, mulai dari rongga mulut,
kerongkongan, lambung hingga anus.
C. Tujuan
1. Mengetahui Proses Pencernaan Dan Penyerapan Karbohidrat
2. Memahami Jalur Metabolisme Karbohidrat
3. Memahami Tahap- Tahap Proses Glikolisis Dan Perhitungan Energinya
4. Memahami Proses Siklus Krebs Dan Perhitungan Energinya
5. Mampu Menentukan Kadar Gula Dalam Darah Dan Interprestasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rongga Mulut
1. α-amilase liur mampu membuat pati dan glikogen terhidrolisis menjadi maltosa dan
oligosakarida (α-desktrin / maltosa, isomaltosa, maltotriosa) dengan menyerang
ikatan glikosidat α(1→4) (bersifat endoglikosidase). Amilase liur akan terinaktivasi
pada pH 4,0 atau kurang. Lingkungan asam di lambung (pH optimal amilase liur =
6,8).
2. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan dorsal lidah. Enzim ini banyak
diperankan oleh lipase di duodenum.
2. Tenggorokan
Setelah melalui pencernaan mekanis yang dilakukan gigi dan pencernaan kimiawi
yang dilakukan ludah, karbohidrat kemudian ditelan masuk dan melewati tenggorokan
(esofagus). Pada organ ini, proses pencernaan karbohidrat sama sekali tidak terjadi. Ia
hanya lewat dengan mudah dalam hitungan detik karena saluran esofagus sangat licin
akibat cairan mucus yang dihasilkan dindingnya.
3. Lambung
Dari tenggorokan, karbohidrat langsung diterima lambung untuk kemudian diolah
dan dicampurkan dengan asam lambung (HCl) yang bersifat korosif. Pencampuran
karbohidrat, asam lambung, dan makanan lain terjadi dengan bantuan gerakan
kontraksi lambung. Proses ini membuat karbohidrat menjadi lebih cair dan hancur.
Cairan karbohidrat yang bercampur dengan makanan lain ini kemudian disebut dengan
istilah chymus.
4. Usus Halus
Proses pencernaan karbohidrat di usus halus melalui beberapa organ penting yang
masing-masing memiliki peranan yang berbeda. Organ tersebut antara lain:
Setelah melalui usus 12 jari, proses pencernaan karbohidrat yang telah berwujud
disakarida ini kemudian dilanjut oleh organ selanjutnya, yakni usus kosong (jejunum). Di
dalam organ ini, disakarida dipecah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim-
enzim disakaridase (maltase, laktase, dan sukrase) yang terdapat pada getah usus
halus hasil sekresi dinding-dindingnya. Pemecahan disakarida tergantung pada jenis
dan jumlahnya, yaitu:
Penyerapan Karbohidrat
Penyerapan karbohidrat berlangsung di sepanjang usus, dan terutama di bagian
doudenum, setelah terbentuk hasil pencernaan monosakarida. Monosakarida yang
dihasilkan adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang semuanya termasuk molekul
yang mengandung enam buah atom karbon (heksosa). Monosakarida tersebut
kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau
pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila
konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif (selektif). Adapun ciri-ciri penyerapan
aktif sebagai berikut:
1. Aliran zat yang diserap dapat melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan
energi dari ATP dan ion natrium.
2. Proses penyerapan memerlukan enersi.
3. Menunjukkan phenomena jenuh pada konsentrasi tertentu.
4. Terdapat kompetensi antara berbagai monosakarida kalau dicampurkan.
2. Jalur-jalur metabolisme karbohidrat
3.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat. Secara ringkas, jalur-jalur
metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen).
Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.
4. Tahap – Tahap Proses Glikolisis
A. Pengertian Glikolisis
Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada tingkat sel. Pada artikel ini saya
akan menjelaskan tahap-tahap glikolisis yang detail pada setiapproses biokimia, proses
ini merupakan bagian dari respirasi selular. Melalui sepuluh tahap glokilisis dibawah,
anda akan menjadi lebih tahu tentang bagaimana reaksi biokimia yang kompleks dan
terkoordinasidapat terjadi.
Glikolisis adalah pemecahan glukosa dan gula lain secara sistematis
untukmenghasilkan energi yang akan digunakan pada proses respirasi
selular.Glikolisis adalah reaksi biokimia yang terjadi dalam setiap organisme baik
uniseluler maupun multiseluler, baik aerobik ataupun anaerobik. Ada jalur metabolik di
mana proses ini terjadi. Tahap glikolisis yang saya sampaikandi sini merujuk pada jalur
tertentu yang disebut jalur embden-Meyerhof-Parnus. Proses ini merupakan bagian
kecil dari siklus respirasi seluler dan metabolisme tubuh secara keseluruhan, fungsinya
adalah untuk untuk menciptakan ATP (Adenosine Triphosphate) yang
merupakan sumber energi bagi tubuh.
B. Tahapan Glikolisis
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui
proses ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul
asam piruvat, dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin
dinukleotida) radikal yang membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-
tahun penelitian melelahkan dalam biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap
glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin. Berikut adalah berbagai tahap yang
disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan glukosa sebagai bahan baku utama.
Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan membentuk produk pada setiap
tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di
setiap tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti, proses
ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang reaktan pada tahap
yang langsung tersedia.
Tahap 1: Fosforilasi Glukosa
Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok fosfat
dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang merupakan mata uang
energi tubuh, digunakan dan akan ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat),
karena pemisahan satu kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai
berikut:
Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP
Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA,
yang terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis
dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak
dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi
hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat dehidrogenase.
Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik
dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP
lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil
KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein
tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA à Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
5. Siklus Krebs (Asam Sitrat)
Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s atau siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur
akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan
rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen
atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi
(proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia)
atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Siklus kreb merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai senyawa hasil
metabolime yang mengikuti proses glikolisis (mengkonversi lemak dan karbohidrat)
menjadi ATP (adenosin trifosfat) sebagai sumber utama energi tubuh.
Seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama terkait pengertian Siklus kreb yang
merupakan tahapan kedua respirasi seluler setelah proses glikolisis. Oleh karena Siklus
kreb terjadi di dalam mitokondria, sedangkan glikolisis terjadi di dalam sitoplasma.
Maka, asam piruvat yang merupakan hasil dari proses glikoslisis harus masuk ke dalam
mitokondria terlebih dulu melalui proses dekarboksilasi oksidatif agar proses siklus kreb
dapat berlangsung. Dalam tahap dekarboksilasi oksidatif ini, asam piruvat akan dirubah
menjadi Asetil Ko-A yang merupakan bahan baku berlangsungnya siklus kreb. Proses
pengubahan ini diperantai oleh enzim piruvat dehidrogenase yang terdapat pada
mitokondria sel eukariotik.
Berikut ini tahapan-tahapan pengubahan asam piruvat menjadi Asetil Ko-A atau
dikenal dengan istilah dekarboksilasi oksidatif, meliputi:
Jadi, total energi (ATP) dari satu kali proses siklus kreb ialah:
6. Interpretasi Hasil Gula Darah
A. Info Tentang Hasil Pemeriksaan Gula Darah
Glukosa darah dibentuk dari hasil penguraian karbohidrat dan perubahan glikogen
dalam hati. Pemeriksaan glukosa darah adalah prosedur skrinning tes yang
menunjukkan ketidakmampuan sel pankreas memproduksi insulin, ketidakmampuan
usus halus mengabsorbsi glukosa, ketidakmampuan hati mengumpulkan dan
memecahkan glikogen.
Nilai Normal Glukosa Test
Glukosa Puasa : 70 - 100 mg/ dL
Glukosa 2 Jam PP : < 140 mg/ dL
Glukosa adrandom : < 180 mg /dL
Implikasi Klinik
1. Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa
>120 mg/ dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defesiensi kalium, penyakit yang kronik,
dan sepsis.
2. kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin
yang berlebihan atau penyakit addison.
3. Obat-obatan golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar
gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dL
4. Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu
dicurigai adanya diabetes mellitus.
5. Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa pada
urin dapat membantu menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.
Faktor Pengganggu
Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula darah normal
cenderung meningkat dengan penambahan umur. Penggunaan kontrasepsi oral jangka
panjang dapat menyebabkan glukosa meningkat secara signifikan pada jam kedua atau
spesimen darah berikutnya. kemudian penyakit infeksi dan prosedur operasi
mempengaruhi toleransi glukosa. Dua minggu setelah pulih merupakan waktu yang
tepat untuk mengukur kadar glukosa. Perubahan diet (misalnya penurunan berat
badan) sebelum pemeriksaan dapat menghilangkan toleransi karbohidrat dan terjadi
"false diabetes". Beberapa obat mengganggu kadar toleransi glukosa (tidak terbatas
pada) :
Insulin
Hipoglikemi oral
Salisilat dosis besar
Diuretik tiazid
Koertikosteroid
Estrogen dan Kontrasepsi Oral
Asam nikotinat
Fenotiazin
Litium
Propanolol;
Jika memungkinkan, obat tersebut seharusnya dihentikan selama paling
kurang 3 hari sebelum pemeriksaan.
B. Pemeriksaan
C. Diagnosis
Tes glukosa bisa dilakukan pada orang yang sehat, tanpa gejala apapun untuk
melihat kemungkinan adanya diabetes atau pra diabetes karena pada awalnya
memang tidak memiliki gejala yang tampak. Pemeriksaan glukosa darah juga bisa
disyaratkan pada keperluan umum, misalnya saat melamar kerja, atau pemeriksaan
kesehatan rutin yang disyarakatkan bagi tenaga kerja suatu instansi atau perusahaan.
Atau disarankan pada orang-orang dengan risiko yang lebih tinggi untuk terkena
diabetes, misalnya pada mereka yang kegemukan atau pada yang sudah melewati usia
40-45 tahun.
Tes glukosa juga disarankan pada seseorang yang memiliki gejala glukosa darah
tinggi (hiperglikemia), seperti:
Dari 100 hingga 125 mg/dL (5.6 to 6.9 mmol/L) Glukosa puasa terganggu (pra
diabetes)
Kadar dapat diterapkan kecuali saat kehamilan. Sampel diambil 2 jam pasca minum
larutan dengan 75 gram glukosa.
Dari 140 hingga 200 mg/dL (7.8 to 11.1 mmol/L) Toleransi glukosa terganggu (pra
diabetes)
Lebih dari 200 mg/dL (11.1 mmol/L) pada lebih dari Diabetes
sekali tes acak
140* mg/dL (7.8 mmol/L) dan lebih Abnormal, perlu OGTT (lihat dibawah)
* Beberapa menggunakan nilai batas 130 mg/dL (7.2 mmol/L) karena itu mengidentifikasikan 90%
perempuan dengan diabetes gestasional, dibandingkan dengan 80% yang terindentifikasi
menggunakan batas 140 mg/dL (7.8 mmol/L).
Diagnosis Diabetes Gestasional: OGTT
Pada 2011, American Diabetes Association (ADA) mengadopsi rekomendasi baru yang
merekomendasikan tes toleransi glukosa 2 jam dibandingkan 3 jam OGTT
sebagaimana masih direkomendasikan oleh American Congress of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG). Detil dari kedua asosiasi dicantumkan sebagai berikut.
1 jam pasca minum 180 mg/dL (10.0 mmol/L) 180 mg/dL (10.0 mmol/L)
2 jam pasca minum 155 mg/dL (8.6 mmol/L) 153 mg/dL (8.5 mmol/L)
Interpretasi hasil Jika DUA atau lebih target dicapai Jika SATU atau lebih target
atau dilewati, maka diabetes tercapai atau dilewati, maka
gestasional terdiagnosis. diabetes gestasional
terdiagnosis.
Akromegali
Stres akut (respons terhadap trauma, serangan jantung, dan stroke)
Gagal ginjal kronis
Sindrom Chusing
Banyak makan (konsumsi karbohidrat berlebih)
Hipertiroidisme
Kanker pankreas
Pankreatitis
Insufisiensi adrenal
Konsumsi alkohol berlebih
Penyakit hati yang parah
Hipopituitarisme
Hipotiroidisme
Overdosis insulin (baik karena obat oral ataupun tambahan insulin)
Insulinoma
Kelaparan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
http://biologiblogspotcom-ferdinand.blogspot.co.id/2012/03/jalur-jalur-metabolisme-
karbohidrat.html
http://www.edubio.info/2015/08/proses-dan-tahapan-siklus-krebs.html
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/07/siklus-krebs-artikel-lengkap.html
https://mastermikrobiologi.com/mikrobiologi/fisiologi-mikrob/biokimia/siklus-
krebs.html
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Proses-Tahapan-Hasil-Dari-
Siklus-Krebs-Adalah.html
http://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.html
Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul :“ Metabolisme Karbohidrat”. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Gizi .
Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap
kepada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...……….…1
C. Tujuan…………………………………………………………………………..……..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pencernaan Dan Penyerapan Karbohidrat…………………………..…….2
B. Jalur Metabolisme Karbohidrat……………………………………………..………...6
C. Tahap- Tahap Proses Glikolisis Dan Perhitungan Energinya……………………..7
D. Proses Siklus Krebs Dan Perhitungan Energinya………………………….…….11
E. Menentukan Kadar Gula Dalam Darah Dan Interprestasi………………………..16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran……………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH BIOKIMIA GIZI
Tentang
“METABOLISME KARBOHIDRAT”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA:
1. ARBAINI PUTRI HARAHAP PO1031215003
2. FAISAL REZA P. S PO1031215019
3. MIFTAH DHIYAUL FATHIYYAH PO1031215033
4. SANTIKA SIMARMATA PO1031215047
5. BINTANG K. RUMAHORBO PO1031214006