Anda di halaman 1dari 6

3.

Sumber Karbohidrat
3.1 Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,


kacang-kacangan kering dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah
tidak mengandung karbohidrat. Sayur umbi- umbian, seperti wortel dan bit serta
sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada
sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan
susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak
dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi,
singkong, talas dan sagu.

3.2 Kebutuhan Sehari

Karbohidrat merupakan sumber energi yang primer untuk aktivitas tubuh


sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat sebesar 50-60% dari
kebutuhan energi total .

1) Angka kecukupan gizi

Asupan karbohidrat adalah jumlah asupan karbohidrat ke dalam tubuh


yang berasal dari makanan dan minuman sehari-hari oleh subjek yang diukur
dengan menggunakan Semiquantitative food frequency quistionnaire. Berikut ini
adalah tabel kecukupan Karbohidrat berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi).

Tabel 2. Kecukupan karbohidrat berdasarkan AKG 2013

Jenis Kelamin Umur (tahun) Kecukupan Karbohidrat (g)


Lak-laki 13-15 340
16-18 368
Perempuan 13-15 292
16-18 292
Klasifikasi tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan lainya
sebagai berikut :

a) Kurang : <80% AKG


b) Baik : 80-100% AKG
c) Lebih : >100% AKG

4. Metabolisme dan Pencernaan Karbohidrat

4.1 Metabolisme karbohidrat

Pada metabolisme karbohidrat terdapat berbagai jalur reaksi biokimia, antara lain
yaitu jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus asam sitrat. Ketiga jalur
metabolisme ini merupakan jalur reaksi oksidasi glukosa yang berperan penting
sebagai jalur penghasil energi. Hasil pencernaan makanan berupa glukosa akan
diserap dan masuk dalam darah. Selanjutnya glukosa akan didistribusikan ke
seluruh tubuh, terutama ke otak, serta hati, otot, sel darah merah, ginjal jaringan
lemak dan ke jaringan lainnya. Tubuh sangat membutuhkan glukosa terutama
untuk menghasilkan energi. Tubuh manusia juga bisa menghasilkan glukosa dari
senyawa non karbohidrat, antara lain dari lemak (gliserol) serta laktat, melalui
jalur reaksi glukoneogenesis.

Glukoneogenesis merupakan upaya tubuh untuk meningkatkan kadar


glukosa dalam darah. Sebagian besar proses glukoneogenesis terjadi di hati,
sehingga bila terjadi penyakit hati yang berat dapat terjadi gangguan proses
glukoneogenesis yang mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah. Sebagian
glukosa yang masuk ke dalam hati dan otot skeletal akan diubah menjadi
glikogen, melalui proses glikolisis.

Glikogen merupakan simpanan karbohidrat di hati dan otot skeletal yang


berperan sebagal cadangan energi saat tidak ada asupan makanan. Apabila
diperlukan, maka glikogen akan dipecah melalui proses glikogenalis untuk
menghasilkan glukosa sebagai sumber energi. Glukosa di hati sebagian diubah
menjadi asam glukoronat melalui jalur uronat. Asam glukuronat ini berperan
penting untuk proses konjugasi bilirubin. Bilirubin yang terkonjugasi
menyebabkan bilirubin menjadi larut dalam air, sehingga dapat diekskresikan ke
dalam usus melalui saluran Empedu. Di jaringan lemak, glukosa dapat diubah
menjadi lemak berupa triasilgliserol. Melalui jalur glikolisis akan menghasilkan
dihidroksiaseton fosfat, yang selanjutnya diubah oleh enzim gliserol-3 -fosfat
dehidrogenase menjadi gliserol 3-fosfat, yang merupakan bahan baku sintesis
triasil gliserol. Triasligliserol merupakan cadangan energi yang ditimbun dalam
jaringan lemak Oleh karena itu kelebihan makan makanan yang mengandung
karbohidrat juga bisa memicu kegemukan, akibat timbunan triasilgliserol di
jaringan lemak.

Glukosa bisa diubah menjadi fruktosa melalui reaksi yang menghasilkan


sorbitol terlebih dahulu, yang dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase. Jalur
reaksi ini terutama meningkat pada kondisi penyakit tertentu yaitu diabetes
melitus. Peningkatan sorbitol mendasari timbulnya berbagai komplikasi pada
penyakit diabetes mellitus, Glukosa juga dibutuhkan untuk sintesis laktosa. Jalur
reaksi ini sangat penting untuk wanita yang sedang menyusui. Sebaliknya. laktosa
yang berasal dari pencernaan galaktosa bisa diubah menjadi glukosa di hati.

4.2 Proses Pencernaan Karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah


karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan
fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus

1) Mulut

Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang diperoleh


setelah makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim
amilase. Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk lebih
sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah
menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase bekerja paling baik pada PH ludah
yang bersifat netral.

2) Lambung

Bolus ditelan masuk ke lambung. Enzim ludah yang ikut masuk kedalam
lambung dicerna oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di
lambung sehingga pencernaan di lambung terhenti (Almatsier, 2009)
3) Usus Halus

Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di dalam usus halus. Enzim amilase
yang dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan maltosa.
Penyelesaian pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase
yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus berupa maltase, sukrase, dan laktase.
Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan
monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Maltosa (dipecah dengan enzim maltase) → 2 mol glukosa

Sakarosa ( dipecah dengan enzim sakrase) → 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa

Laktosa (dipecah dengan enzim laktase) → 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorbsi melalui sel


epitel usus halus dan diangkat oleh sistem sirkulasi darah melalui vena vorta. Bila
konsentrasi monosakarida dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi,
absorbsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi bila konsentrasi turun
dilakukan secara melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari
ATP dan ion natrium. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorbsi daripada
fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati dimana fruktosa dan
galaktosa diubah menjadi glukosa (Almatsier, 2009).

4 ) Usus Besar

Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh


mikroorganisme di dalam usus besar. Di usus besar jenis karbohidrat ini
dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di usus, melalui proses
fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut dan
bahan sisa seperti air dan karbondioksida. Fermentasi yang meningkat di usus
besar menghasilkan banyak gas karbondioksida yang kemudian dikeluarkan
sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih ada, dibuang menjadi tinja.

4.3 Penyerapan Karbohidrat (absorbsi)


Hasil pencernaan makanan yang mengandung karbohidrat di dalam usus
halus akan menghasilkan monosakarida- monosakarida, antara lain glukosa,
fruktosa, dan galaktosa Selanjutnya monosakarida-monosakarida tersebut akan
diserap oleh sel epitel usus halus dan masuk ke dalam aliran darah.

Glukosa, galaktosa, dan fruktosa diartikan ke dalam sel- sel epitel


absorbtif di usus halus melalui 2 cara, yang pertama yaitu melalui protein yang
memediasi proses transpor aktif yang bergantung natrium yaitu Sodium dependent
Glucose Transporter (SGLT). dan yang ketua melalui protein yang memfasilitasi
proses difusi atau proses transportasi fasilitatif. Transportas fasilitatif glukosa
melalui sel-sel epitel usus diperantarai oleh protein pembawa glukosa atau
glucose transporter (GLUT) 2 dan 5. Hasil penyerapan monosakarida (glukosa,
fruktosa, dan galaktosa) selanjutnya akan dibawa menuju aliran darah melalui
vena porta menuju hati dan disebar ke organ-organ tubuh lainnya yang
selanjutnya mengalami proses metabolisme.

Mekanisme penyerapan glukosa di usus halus menggunakan transpor aktif


diperantarai oleh protein yang bergantung pada ion natrium, yaitu SGLT I.
Transpor dengan cara ini disebut juga transpor aktif sekunder karena aktivitasnya
dibantu oleh pompa natrium yang bergantung adanya ATP. Galaktosa diserap di
usus halus melalui mekanisme yang mirip dengan penyerapan glukosa, yaitu
melalui protein transporter yang tergantung sodium, (SGLT 1) dan GLUT 2
sedangkan monosakarida lainnya. yakni fruktosa diserap melalui difusi fasilitatif
melalui GLUT 5 dan GLUT 2. Ada beberapa jenis GLUT yang telah diketahui
terdapat di berbagai jaringan dalam tubuh manusia. GLUT 4 merupakan satu-
satunya protein transporter glukosa yang dirangsang oleh insulin, yang terdapat di
otot skeletal, otot jantung, dan jaringan adiposa. Maka apabila terjadi defisiensi
hormon insulin maupun resistensi insulin, maka proses penyerapan karbohidrat
melalui GLUT 4 di otot skeletal, otot jantung, dan jaringan adiposa akan tergangu.
Siregar. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 13 (2).

Nurul, Ilmi’ah Lestari and Weni, Kurdanti and Nur, Hidayat (2019) ASUPAN
KARBOHIDRAT, ASUPAN LEMAK, AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN
OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA. skripsi thesis,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Firani, khila novi. 2017. Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokima Dan


Patologis. Malang. UB press

Anda mungkin juga menyukai