Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA MAHASISWA

METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK

KONTRUKTIVISME LIMA FASE NEEDHAM


PROBLEM BASED LEARNING

DISUSUN OLEH: MADE SUKARYAWAN


KELOMPOK 6 INDRALAYA
1. CITRA AL RIZKIANY 06101281924019
2. SARI HAFIZOH RAMADANI 06101281924029
3. SYAGIA PUTRI UTAMI 06101281924057
Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=MICW3OjYx2s

PERTEMUAN 1
KATABOLISME GLUKOSA
ENERGI KATABOLISME
SIKLUS ASAM SITRAT

1. ORIENTASI MASALAH
Bacalah materi dan amatilah video pembelajaran pertemuan 1, yang telah disajikan,
kemudian amatilah bahan pangan karbohidrat sehari-hari disekeliling saudara.
Tulislah/gambarkan/videokan sumber-sumber karbohidrat disekitar lingkungan saudara.
Jawaban :

Nasi merupakan jenis makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Secara tradisional, nasi dibuat dengan cara merebus beras dengan air hingga
matang. Sedangkan secara modern, nasi dibuat dengan cara merebus beras dengan
sejumlah air menggunakan alat penanak. Di Indonesia, beras menyumbang energi, protein,
dan zat besi masing-masing sebesar 63,1%, 37,7%, dan 25-30% dari total kebutuhan
tubuh. Kandungan karbohidrat utama nasi berupa glukosa. Glukosa diperoleh dari
hidrolisis pati sekitar 1250 molekul glukosa yang berperan menghasilkan energi dalam
tubuh. Proses tersebut dikenal dengan proses glikolisis dimana glukosa berperan dalam
produksi ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan bentuk energi yang diperlukan
tubuh.Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan glukosa nasi selama penyimpanan
yaitu, waktu penyimpanan yang lama, dan suhu penyimpanan yang tinggi (Sari,
dkk.,2012).

2. PENCETUSAN IDE
Berdasarkan pengamatan saudara diskusikan dengan kelompok saudara hal-hal berikut ini:
Setelah saudara cermati sumber-sumber karbohidrat di atas bagaimana organisme
melakukan proses pencernaan karbohidrat tersebut? Apakah penyusun karbohidrat
tersebut? Untuk apa organisme membutuhkan karbohidrat dan bagaimana cara
memperolehnya?
Jawaban :

a. Proses pencernaan karbohidrat pada organisme melalui proses yang cukup panjang
sehingga dapat menghasilkan energy yang dapat menunjang kehidupan, diantaranya
yaitu :

1) Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang diperoleh setelah
makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase.
Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk lebih sederhana, yaitu
dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida
maltosa. Enzim amilase bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus
ditelan masuk ke lambung. Enzim ludah yang ikut masuk kedalam lambung dicerna
oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di lambung sehingga
pencernaan di lambung terhenti (Almatsier, 2009).
2) Tenggorokan
Setelah melalui pencernaan mekanis yang dilakukan gigi dan pencernaan kimiawi
yang dilakukan ludah, karbohidrat kemudian ditelan masuk dan melewati
tenggorokan. Tidak ada proses khusus pencernaan makanan di sini. Dinding saluran
esofagus sangat licin karena mengandung cairan mucus yang dihasilkan sel-selyang
ada di dindingnya.
3) Lambung
Dari tenggorokan, karbohidrat langsung diterima lambung untuk kemudian diolah dan
dicampurkan dengan asam lambung (HCl). Pencampuran karbohidrat, asam lambung,
dan makanan lain terjadi dengan bantuan gerakan kontraksi lambung. Proses
pencampuran dengan asam lambung mengakibatkan makanan menjadi lebih cair dan
hancur yang disebut chymus. Di dalam cairan sekresi lambung tidak ada enzim yang
memecah karbohidrat. Jika makanan hanya mengandung karbohidrat saja, akan tinggal
di lambung sebentar atau kurang dari dua jam dan segera diteruskan ke usus halus.
4) Usus Halus
Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di dalam usus halus. Enzim amilase
yang dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan maltosa.
Penyelesaian pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang
dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis
disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorbsi melalui sel epitel
usus halus dan diangkat oleh sistem sirkulasi darah melalui vena vorta. Bila
konsentrasi monosakarida dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi, absorbsi
dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi bila konsentrasi turun dilakukan secara
melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorbsi daripada fruktosa. Monosakarida melalui
vena porta dibawa ke hati dimana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa
(Almatsier, 2009).
5) Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati non karbohidrat atau makanan dan
sebagian pati yang tidak dicerna masuk kedalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini
merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus
besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer
lain yang sulit dicernakan (Almatsier, 2009).

b. Penyusun karbohidrat pada beras/nasi


Kandungan nutrisi beras merupakan sumber karbohidrat utama. Karbohidrat tersebut
terdiri dari pati (bagian utama), pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula bebas.
Selain itu, beras juga mengandung protein, vitamin terutama pada bagian aleuron,
mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat, yaitu amilosa (pati
dengan struktur tidak bercabang) dan amilopektin (pati dengan struktur bercabang dan
cenderung bersifat lengket). Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat
menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau
pera).
Di dalam beras pecah kulit terkandung 85-95 % pati, 2-2,5 % pentosan dan 0,6-1,1 %
gula. Bagian gabah yang dapat dimakan adalah kariopsis yang terdiri dari 75%
karbohidrat dan kadar air 14%. Bagian endosperm atau bagian gabah yang diperoleh
setelah penggilingan yang kemudian disebut beras giling, mengandung 78%
karbohidrat dan 7% protein. Penyusun-penyusun beras tersebut tidak tersebar merata
pada seluruh bagian beras. Senyawa-senyawa bukan pati terutama terdapat pada
bagian lapisan luar, yaitu pada aleuron dan lembaga (Juliano, 1984 dalam Haryadi
2006).
c. Organisme membutuhkan karbohidrat karena banyaknya fungsi yang dihasilkan
diantaranya;
1. Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat di
dalam tubuh sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali
tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.
2. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya monosakarida dan disakarida.
3. Penghemat protein. Jika kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya
fungsi protein sebagai zat pembangun akan terkalahkan.
4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna.
5. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan
cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat
makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu
menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa
makanan yang akan dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi,
hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes
mellitus dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol.

d. Organisme mendapatkan karbohidrat melalui proses panjang dan melibatkan


beberapa enzim. Hal ini biasa disebut dengan metabolisme karbohidrat yang
merupakan proses pencernaan yang memecah karbohidrat untuk mendapatkan energi.
Organisme memperoleh karbohidrat dari makanannya. Makanan yang mengandung
karbohidrat saat dikunyah akan dipecah oleh enzim ptialin atau amilase dalam air liur
menjadi glukosa. Glukosa kemudiam masuk kedalam usus halus dan dihidrolisis oleh
enzim maltase, laktase, dan sukrase dan dilanjutkan kedalam usus besar. Semua zat
yang dibutuhkan tubuh akan diserap, sedangkan yang tidak dibutuhkan akan dibuang.
Setelah makan kadar glukosa dalam darah akan tinggi sesaat dan saat waktu tersebut,
tubuh akan secara otomatis mengirimkan sinyal ke kelenjar pankreas untuk
memproduksi hormon insulin. Hormon insulin akan masuk ke dalam pembuluh darah,
kemudian memberi tahu sel tubuh bahwa glukosa sudah tersedia dan dapat masuk ke
dalam sel. Glukosa yang masuk ke dalam sel-sel tubuh, akan diubah menjadi energi.
Namun tidak semua sel tubuh akan menggunakan glukosa sebagai energi, sel-sel di
dalam otot dan hati akan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi. Glukosa yang
disimpan akan digunakan ketika tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dan
tubuh mengalami kekurangan energi. Setiap sel akan menggunakan energi yang
dihasilkan untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Contohnya, sel-sel yang ada
di dalam sistem pencernaan, akan memakai energi yang dihasilkan untuk mencerna
serta melakukan metabolisme. Sel jantung, yang menggunakan energi dari glukosa
untuk memompa darah. Sementara untuk glukosa yang masuk ke dalam sel-sel otot,
akan dipakai sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. PENSTRUKTURAN IDE
Dari pencetusan ide diketahui bahwa karbohidrat tebentuk dari monosakarida.
a. Buatlah proses glikolisis glukosa? Berapa energi yang dihasilkan?
Jawaban :

Alur langkah glikolisis glukosa adalah sebagai berikut.


1) Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang
telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2) Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3) Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
4) Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3
atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh
enzim aldolase.
5) Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi
aseton fosfat.
6) Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh
enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
7) 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8) 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
9) 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10) Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat
kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

Pada langkah ke-6 hingga ke-10 terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-
fosfat dari pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida
3- fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.

Satu molekul asam piruvat yang dihasilkan memiliki total energi tersimpan kira-kira
sebesar 546 kcal, sedangkan energi yang tersimpan dalam satu molekul glukosa sekitar
686 kcal. Sehingga energi yang tersimpan dalam dua molekul asam piruvat lebih besar
daripada satu molekul glukosa sebagai bahan dasarnya.
Hasil akhir glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2 NADH.

Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah digunakan untuk
membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi pertama dan ketiga. Dalam
tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi. Namun
dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk
membayar hutang ATP yang telah digunakan di awal dan masih ada sisa ATP yang
dapat digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih
banyak ATP yang dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.

b. Buatlah proses glikolisis fruktosa? Berapa energi yang dihasilkan?


Jawaban :

Fruktosa, merupakan urutan kedua setelah glukosa sebagai sumber karbohidrat pada
manusia, masuk melalui glikolisis oleh dua jalur. Dalam hati, fruktosa diubah menjadi
fruktosa-1-fosfat oleh fructokinase. Ketika fruktosa-1-fosfat memasuki jalur glikolitik,
maka akan diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (DHAP) dan gliseraldehida oleh
fruktosa-1-fosfat aldolase. DHAP kemudian dikonversi menjadi gliseraldehida-3-fosfat
oleh triose fosfat isomerase. Gliseraldehida-3-fosfat dihasilkan darigliseraldehida dan
ATP oleh gliseraldehidakinase. Gliseraldehida-3-fosfat kemudiandi glikolisis dan
menghasilkan piruvat.

Ketika fruktosa pertama kali dimetabolise di hati untuk kemudian dioksidasi dalam
otot. Ketika fruktosa diubah menjadi glukosa di hati, ia mengkonsumsi 2 ATP. Ketika
glukosa yang baru disintesis ini kemudian dioksidasi dalam otot rangka, jalur
metabolisme keseluruhan menggunakan 6 O2 dan 4 ATP dan menghasilkan 6 CO2 dan
29,5 ATP untuk setiap molekul fruktosa, mewakili perolehan bersih 25,5 ATP, atau
4,25 ATP / oksigen. Menariknya, hasil energi di otot rangka identik dengan glukosa,
tetapi ada energi tambahan yang dikeluarkan di hati.

Ketika fruktosa diubah menjadi laktat, yang kemudian dioksidasi dalam otot yang
berkontraksi, keseluruhan proses metabolisme menggunakan 6 O2 dan 2 ATP dan
menghasilkan 6 CO2 dan 29,5 ATP seperti oksidasi langsung. Di hati, bagaimanapun,
fruktolisis mengkonsumsi 2 ATP dan konversi menjadi piruvat menghasilkan 4 ATP,
menghasilkan 2 ATP yang diperoleh. Sebaliknya, dalam otot rangka, 2 laktat diangkut
ke dalam sel melalui difusi terfasilitasi, dan oksidasi mitokondria lengkapnya
membutuhkan 6 O2 dan menghasilkan 25,5 ATP, sesuai dengan 4,25 ATP / oksigen.

4. APLIKASI
a. Bahaslah bersama kelompok saudara bagaimana mekanisme katabolisme
karbohidrat yang terjadi pada mahluk hidup dari glukosa sampai dengan siklus
Kreb?
Jawaban :

Glikolisis
Proses glikolisis terjadi pada semua organisme. Proses ini berfungsi untuk menukarkan
glukosa menjadi piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen.
Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada
rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat yang masing-
masing memiliki 3 atom karbon (C3H3O3) yang merupakan hasil akhir bagi proses ini.
Sepanjang proses glikolisis ini akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-
fosfat, Fruktosa 6-fosfat, Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid
3-fosfat, 1,3- Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan
piruvat. Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan
NADH (di mana 1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH (6 molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini
memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan terbentuk.
Pembentukan Asetil Koenzim A
Sebelum memasuki siklus Kreb, piruvat yang terhasil dari proses glikolisis harus
dioksidasikan terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi asetil koenzim A dan
karbon dioksida. Setelah piruvat memasuki mitokondria, enzim piruvat dehidrogenase
akan menukarkan piruvat kepada acetyl group dengan melepaskan karbon dioksida.
Semasa proses ini juga, terjadi reduksi pada NAD+ menjadi NADH dengan
mengambil H+ yang dilepaskan oleh piruvat. Acetyl group akan berikatan dengan
koenzim A, maka terhasil asetil koenzim A (asetil-KoA).
Siklus Kreb
Dalam proses metabolisme energi dari glukosa, siklus Kreb merupakan tahapan yang
terakhir. Proses ini berlaku di dalam mitokondria dan berlangsung secara aerobik.
Molekul asetil-KoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi piruvat
kemudian akan masuk ke dalam siklus Kreb. Perubahan yang terjadi dalam siklus ini
adalah mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul asetil-KoA menjadi 2
molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta memindahkan energi
dari siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH2 dan GTP. Untuk melanjutkan proses
metabolisme energi, molekul NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam siklus ini
akan diproses kembali secara aerobik di dalam membran sel mitokondria melalui
proses Rantai Transpor Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air
(Ganong, 2005).

b. Jika 1 mol glukosa dikatabolisme sampai siklus kreb berapa energi yang dihasilkan?
Jawaban :
 Glikolisis
Jalur glikolisis dapat dihambat oleh senyawa tertentu sehingga jalannya glikolisis
terganggu yaitu yodoasetat dengan menghambat aktivitas enzim gliseraldehid-3P
dehidrogenase dan fluorida menghambat enzim enolase.
Energi yang dihasilkan pada peristiwa glikolisis adalah sebagai berikut:
–2 ATP + 4 ATP + 2 NADH (6 ATP) = 8 ATP.
 Dekarboksilasi Oksidatif
Jalur ini merupakan jalur respirasi aerob dan asam piruvat masuk ke mitokondria,
diubah menjadi dua asetil-KoA. Reaksi ini disebut dekarboksilasi oksidatif karena
terjadi oksidasi dan kehilangan gugus karboksil menjadi CO2.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim komplek piruvat DH-ase, koenzim TPP (Tiamin
Pyro Phosphate), L(S)2 (Lipoamida teroksidasi), KO ASH, FAD dan NAD. Energi
ATP yang dihasilkan untuk 1 mol piruvat terbentuk 1 NADH atau 3 ATP (2 asam
piruvat = 6 ATP).

 Siklus Krebs
o Asetil-KoA hasil dari dekarboksilasi oksidatif dengan oksaloasetat dengan
enzim sitrat sintetase menghasilkan asam sitrat (reaksi bersifat reversibel).
o Asam sitrat diubah menjadi isositrat dengan dibantu enzim akonitase
(reversibel).
o Kemudian isositrat diubah menjadi alfa-ketoglutarat dengan dikatalisis
enzim isositrat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+ (bersifat
reversibel). Produk NADH memasuki transport elektron menghasilkan 3
ATP.
o -ketoglutarat diubah menjadi suksinil-KoA dengan dikatalisis oleh enzim
-ketoglutarat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+ (bersifat
reversible). Hasil NADH memasuki transport elektron menghasilkan 3
ATP.
o Suksinil-KoA dikatalisis oleh enzim suksinat tiokinase menjadi asam
suksinat dengan menghasilkan 1 molekul GTP (setara dengan 1 ATP).
Reaksinya bersifat Reversibel.
o Suksinat diubah menjadi fumarat dengan dikatalisis enzim suksinat
dehidrogenase dengan Ko-DH-ase FAD (bersifat reversibel). Produknya
FADH2 masuk transport elektron dengan dihasilkan 2 mol ATP.
o Fumarat diubah menjadi malat dikatalisis enzim fumerase (reversibel).
Malat diubah menjadi oksaloasetat dikatalisis malat dehidrogenase dengan
Ko-DH-ase NAD+ (reaksinya bersifat reversibel). Hasil NADH masuk
transport elektron menghasilkan 3 ATP.

Jadi jika 1 mol glukosa dikatabolisme menghasilkan energi atau ATP :


 Glikolisis = –2 ATP + 4 ATP + 2 NADH + 2 asam piruvat
= 2 ATP + 2 NADH + 2 asam piruvat
= 2 ATP + (2x3) ATP
= 8 ATP
 Dekarboksilasi
Oksidatif = 2 NADH + 2 CO2 + 2asetilKO-A
= (2x3) ATP
= 6 ATP

 Siklus Krebs = 2 FADH + 4 CO2 + 6 NADH + 2 ATP


= (2x2) ATP + (6x3) ATP + 2 ATP
= 24 ATP

Jumlah ATP berasal dari: glikolisis (2 mol ATP) + S. Krebs (2 mol ATP) + rantai
transport elektron (34 mol ATP), sehingga totalnya ada 38 ATP.
Atau Glikolisis (8 mol ATP) + Dekarboksilasi oksidatif (6 mol ATP) + S. Krebs (24
mol ATP) dan totalnya 38 mol ATP

Rangkaian proses respirasi aerob menghasilkan 38 ATP. Namun, 2 ATP telah


digunakan dalam proses glikolisis, sehingga hanya 36 ATP yang dihasilkan oleh 1
molekul gula.

5. REFLEKSI
Buatlah kesimpulan materi yang telah saudara bahas.
Jawaban :
Sumber karbohidrat banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Makanan yang
mengandung karbohidrat saat dikunyah akan dipecah oleh enzim ptialin atau amilase
dalam air liur menjadi glukosa. Kemudian untuk mendapatkan energi, yaitu melalui
proses glikolisis. Glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang memecah satu molekul
glukosa (terdiri dari 6 atom karbon ) atau monosakarida yang lain menjadi dua molekul
asam piruvat ( terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH (nicotinamide Adenin
Dinucleotide H), dan 2 ATP.
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A. 1988. Dasar-Dasar Biokimia (Terjemahan). Jakarta: Erlangga


Nelson, D. 2013. Lehninger Principles Of Biochemistry Sixth Edition. Jakarta: Erlangga
Nurliaa, I. 2016. Pengaruh Penambahan Dosis Rafinosa dalam Pengencer Tris Kuning
Telur Terhadap Motilitas, Persentase Hidup Dan Abnormalitas Spermatozoa
Sapi Ongole. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 4(3): 267.

Anda mungkin juga menyukai