Anda di halaman 1dari 16

Pengertian

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-
beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua
karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).

Jenis Karbohidrat

Karbohidrat Sederhana

Karbohidrat sederhana terdiri atas:

a. Monosakarida. Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewan
dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa, dinamakan
sebagai gula buah yang merupakan gula paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu
bersama glukosa dalam buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di
dalam tubuhsebagai hasil pencernaan laktosa.

b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99 % sukrosa dibuat
dai kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula
merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa
juga banyak terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan,
sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa.Maltosa (gula malt) tidak terdapat
bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau
dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa (gula susu) hanya terdapat
dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama
yang berkulit berwarna (termasuk orang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena
kekurangan enzim laktase yang dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan
ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap
tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh,
yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orangtua.

c. Oligosakarida. Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.


Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena peranannya dalam ilmu
gizi sangat penting maka dibahas secara terpisah.
Karbohidrat Kompleks

Karohidrat kompleks terdiri atas:

a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian dan
umbi-umbian. Beras, jagung dan Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli – Desember
2014: 38 - 44 40 gandum mengandung 70-80 % pati, kacang-kacang kering sepeti kacang
kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-60% pati, sedangkan ubi, talas,
kentang dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses pemasakan pati disamping
menyebabkan pembentukan gel juga akan melunakkan dan memcah sel, sehingga
memudahkan pencernaannya. Dalam proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis
menjadi glukosa. Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin,
merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial pati.
Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidat di
dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga
bagian dari glikogen disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot
hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen
dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh.

b. Polisakarida nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam mencegah
bebagai penyakit.

Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering


dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepungtepungan, selai, sirup
dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia
adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.
Fungsi Karbohidrat

Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah

a. Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat di dalam tubuh
sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, dan
sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot, dan sebagian diubah menjadi
lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf
sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.

b. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama.
Fruktosa adalah gula paling manis.

c. Penghemat protein. Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika kebutuhan
karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat pembangun akan
terkalahkan.

d. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna.

e. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara


mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan
mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air
dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis,
kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus dan jantung koroner yang berkaitan dengan
kadar kolesterol.

Proses Pencernaan Karbohidrat

Pencernaan kabohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang berasal dari makanan yang
dikunyah akan bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase ini
menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana yaitu
dekstrin.Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.
Makanan yang dikunyah di mulut tinggal di situ hanya sebentar, sehingga pemecahan amilum
oleh amilase hanya sedikit saja. Bolus kemudian ditelan ke dalam lambung. Amilase ludah
yang ikut masuk ke lambung dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang
terdapat di lambung, sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti. Makanan
yang hanya terdiri dari karbohidrat saja akan tinggal di lambung sebentar atau kurang dari
dua jam, dan segera diteruskan ke usus halus. Pada usus halus, enzim amilase yang
dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan amilum menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian
pencernaan kabohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang dikeluarkan oleh sel-
sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-
enzim ini terjadi di mikrovili dan monosakarida yang diahasilkan adalah maltase memecah
maltosa menjadi dua mol glukosa, sukrase memecah sakarosa menjadi satu mol glukosa dan
satu mol fruktosa, laktase memecah laktosa menjadi 1 mol glukosa dan satu mol galaktosa.
Glukosa, fruktosa dan galaktosa kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke cairan limpa,
kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui vena portae ke hati. Dalam waktu
1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan ini seperti selulosa,
galaktan dan pentosan dan sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus besar. Di usus
besar jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di usus, melalui
proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut dan bahan sisa
seperti air dan karbondioksida. Fermentasi yang meningkat di usus besar menghasilkan
banyak gas karbondioksida yang kemudian dikeluarkan sebagai flatus (kentut). Sisa
karbohidrat yang masih ada, dibuang menjadi tinja.

Proses Metabolisme Karbohidrat di dalam Tubuh


Pengertian

Glikolisis berasal dari kata glukosa dan lisis (pemecahan), adalah serangkaian reaksi
biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah
satu proses metabolisme yang paling universal yang terjadi (dengan berbagai variasi) di
banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri
menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik
yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine
triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.

Peran Penting Glikolisis dalam Metabolisme

1. Sumber Energi dalam Kondisi Anaerob atau Kekurangan Oksigen

Keunikan dari glikolisis adalah dapat berjalan pada kondisi aerob maupun anaerob.
Beberapa jenis sel tidak bisa memperoleh sumber energi dari proses aerob. Sel darah
merah atau eritrosit tidak memiliki mitokondria sehingga bergantung 100% pada
glikolisis dengan proses anaerob. Kemampuan glikolisis berjalan pada kondisi anerob
memungkinkan otot bekerja penuh walaupun dengan kadar oksigen yang menurun.
Misalnya dalam lari sprint, pada beberapa detik awal saat pelari mempercepat lajunya,
otot mengandalkan jalur anaerob untuk memperoleh energi
2. Jalur Metabolisme Berbagai Jenis Karbohidat

Selain jalur metabolisme glukosa, glikolisis juga merupakan jalur metabolisme bagi
karbohidrat lain seperti fruktosa, galaktosa, dan sebagainya. Kita ketahui bahwa diet kita
terdapat berbagai jenis gula dan semuanya masuk ke tubuh di metabolisme melalui
glikolisis.

Proses dan Tahapan Glikolisis

1) Pertama, glukosa diubah terlebih dahulu menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
hexokinase. Pada tahap ini memerlukan ATP atau adenosin trifosfat yang dapat melepaskan
energi untuk diubah menjadi ADP.
2) Kemudian, glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang akan di katalis enzim
fosfohexosa isomerase.

3) Tahap ketiga, fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, pada reaksi ini akan
dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase dan membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

4) Selanjutnya 1,6-bifosfat yang mempunyai 6 atom C dipecah menjadi gliserildehid 3-fosfat


yang memiliki 3 atom C serta dihidroksil aseton fosfat (3 atom C) yang mana proses reaksi
yang terjadi di katalisis oleh enzim aldolase.

5) Pada satu molekul dihidroksil aseton fosfat yang terbentuk selanjutnya diubah menjadi
gliserildehid 3-fosfat dengan bantuan enzim triosa fosfat isomerase. Yang mana enzim
tersebut bekerja secara bolak-balik. Itu berarti bahwa bisa mengubah gliserildehid 3-fosfat
diubah menjadi dihidroksil aseton fosfat.

6) Gliserildehid 3-fosfat selanjutnya diubah menjadi 1,3 bifosfogliserat dengan bantuan


enzim gliseraldehid 3-fosfat dehydrogenase. Dalam proses ini terbentuk NADH.

7) Lalu 1,3 bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserat
kinase. Energi yang dilepaskan dalam reaksi ini dalam bentuk ATP.

8) Selanjutnya 3-fosfogliserat tersebut diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim


fosfogliserat mutase.

9) 2-fosfogliserat tersebut selanjutnya diubah menjadi fosfoenol piruvat dengan bantuan


enzim enolase.

10) Fosfoenol piruvat yang dihasilkan selanjutnya diubah menjadi piruvat yang akan
dikatalisis enzim piruvat kinase. Dalam tahap yang ini juga dihasilkan ATP.

Ke Mana Asam Piruvat Selanjutnya?

Pada keadaan yang terdapat oksigen, asam piruvat yang ada kemudian akan masuk dalam
tahap dekarboksilasi oksidatif serta siklus krebs guna memperoleh energi yang lebih lanjut.

Akan tetapi dalam kondisi yang tidak terdapat oksigen, asam piruvat tersebut akan
mengalami proses fermentasi homolaktat atau yang sering disebut dengan fermentasi alkohol.

Yang mana kedua jenis fermentasi tersebut adalah suatu proses menghasilkan energi tanpa
adanya oksigen sehingga disebut juga sebagai respirasi anaerob.

Pada fermentasi homolaktat dapat terjadi pada mikroorganisme serta hewan. Yang mana hasil
akhir dari proses tersebut berupa asam laktat yang tertimbun dalam jaringan serta dapat
mengakibatkan adanya rasa lelah.

Ketika seseorang berolahraga, maka kebutuhan oksigen tidak akan tercukupi hanya dari
pernafasannya saja. Untuk itu jaringan tidak akan menjalankan respirasi aerob.
Dengan demikian proses yang terjadi berupa fermentasi homo laktat. Asam laktat yang
tertimbun tersebut kemudian menyebabkan otot menjadi Lelah ketika berolahraga.

Kemudian asam laktat tersebut akan diubah menjadi glukosa kembali pada hati, akan tetapi
proses tersebut terjadi sedikit lambat.

Sedangkan untuk fermentasi alkohol dapat terjadi pada yeast maupun jamur bersel satu yang
kemudian seringkali digunakan untuk memproduksi anggur.

Yeast tersebut akan mengubah asam piruvat menjadi alkohol yang selanjutnya akan dilepas
ke lingkungan untuk dimanfaatkan manusia dalam membuat minuman.

Pengertian
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam
hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh
dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai
6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar
daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali
lebih banyak.

Berfungsi untuk mempertahankan kadar gula

Struktur Glikogen

Glikogen bentuk penyimpanan glukosa adalah polisakarida glukosa bercabang yang terdiri
dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan α-1,4 dengan cabang α-1,6 di setiap
8-10 residu.

Dalam molekul dengan struktur bercabang –cabang lebat ini, hanya satu residu glukosil yang
memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke residu glukosa lainnya. Karbon
anomerik di awal rantai melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut
ujung nonpereduksi. Struktur yang bercabang-cabang ini memungkinkan penguraian dan
sintesis glikogen secara cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari
ujung-ujung nonpereduksi.

Fungsi Glikogen pada Otot Rangka dan Hati

Glikogen terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian diubah menjadi
glukosa 6-fosfat. Di otot rangka dan jenis sel lain, glukosa 6-fosfat masuk ke dalam jalur
glikolitik. Glikogen adalah sumber bahan bakar yang sangat penting untuk otot rangka saat
kebutuhan akan ATP meningkat dan saat glukosa 6-fosfat digunakan secara cepat dalam
glikolisis anaerobik. Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen
hati merupakan sumber glukosa yang pertama dan segera untuk mempertahankan kadar
glukosa darah. Di hati, glukosa 6-fosfat yang dihasilkan dari penguraian glikogen dihidolisis
menjadi glukosa oleh glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya terdapat di hati dan ginjal.
Dengan demikian, penguraian glikogen merupakan sumber glukosa darah yang dimobilisasi
dengan cepat pada waktu glukosa dalam makanan berkurang atau pada waktu olahraga
dimana terjadi peningkatan penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar guna
mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam
puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.

Tujuan Glikogenesis

Proses glikogenesis terjadi jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan, maka dirangkai
menjadi glikogen untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan
makanan jangka pendek melalui proses glikogenesis.

Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di simpan
sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi terutama dalam sel otot
dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan proses ini di stimulasi oleh
insulin yang disekresi dari pangkreas.

Proses Pembentukan Glikogen (Glikogenesis)

Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

 Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.

ATP + D-glukosa → D-glukosa 6- fosfat + ADP

 Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat ( glukosa 1,6-bisfosfat bertindak sebagai koenzim).

Glukosa 6-fosfat → Glukosa 1- fosfat

Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfat

 Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDP Glc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDP Glc
pirofosforilase.

UTP + Glukosa 1-fosfat « UDPGlc + PPi

 Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
 Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin.

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1-4 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.

1. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa


tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1-4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1-6 sehingga membuat titik cabang
pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih
lanjut 1-glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal
yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.

Pengertian

Glikogenolisis adalah pemecahan atau penguraian. Sehingga glikogenolisis adalah reaksi


pemecahan glikogen menjadi glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi merupakan
proses katabolisme cadangan sumber energi. Glikogenolisis terjadi jika asupan makanan
tidak cukup memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh sehingga untuk mendapatkan energi,
tubuh mengambil alternative lain yaitu dengan menggunakan simpanan glikogen yang
terdapat dalam hati atau otot

Tujuan glikogenolisis

 Di otot : proses ini digunakan untuk keperluan menghasilkan energi


 Di hati : proses ini dilakukan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah pada
saat jeda waktu makan.

Enzim utama yang berperan dalam glikogenolisis ini adalah glikogen fosforilase untuk
memecah ikatan 1-4 glikogen. Dua hormon yang mengendalikan glikogenolisis adalah
glukagon dari pankreas dan epinefrin dari kelenjar adrenal. Glukagon dilepaskan dari
pankreas untuk merespon glukosa darah rendah dan epinefrin dilepaskan kelenjar adrenal
sebagai respons terhadap ancaman atau stres. Kedua hormon tersebut akan menstimulasi
enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim
glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).

Dalam glikogenolisis, glikogen yang tersimpan dalam hati dan otot, pertama dikonversi oleh
enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat.
Molekul glukosa individu dihidrolisa dari rantai, diikuti dengan penambahan gugus fosfat
pada C-1. Pada langkah selanjutnya fosfat tersebut akan dipindahkan ke posisi C-6 untuk
membentuk glukosa 6-fosfat. Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa untuk distribusi di
berbagai darah ke sel-sel seperti sel-sel otak.

Proses glikogenolisis terkandang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang
dapat menyebabkan penyakit diabetes. Proses glikogenolisis jika terjadi secara terus menerus
akan dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi liver. Kerusakan pada fungsi liver akan
mneyebabkan penyakit yang sebagian besar tidak dapat diobati dan berakhir dengan
kematian. Penyakit liver adalah penyakit yang sering timbul pada mereka yang pekerja keras
tetapi tidak mempunyai sumber energi yang banyak.

Pengertian

glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat. misalnya asam
laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam
laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi (Poedjiadi, 2012).

Proses dan tahapan Glukoneogenesis

Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glukoneogenesis juga berlangsung


di korteks ginjal, tetapi jumlah total glukosa yang terbentuk di situ hanya sedikit sepersepuluh
dari yang terbentuk di hati, karena massa ginjal yang lebih kecil. Sangat sedikit
glukoneogenesis terjadi di otak, otot kerangka atau otot jantung. Bahkan, glukoneogenesis di
hati dan ginjal membantu memelihara kadar glukosa darah, agar otak dan otot dapat
mengekstraksi cukup glukosa dari darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Stryer,
2000).
Tiga sumber karbon yang utama untuk glukoneogenesis adalah laktat, gliserol, dan asam
amino, terutama alanin. Laktat dihasilkan oleh glikolisis anaerobik di jaringan misalnya otot
yang sedang bekerja atau sel darah merah, gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol di
jaringana adiposa dan asam amino terutama berasal dari simpanan asam amino di otot yang
mungkin berasal dari penguraian protein otot. Alanin, asam amino glukoneogenik utama,
dibentuk di otot dari asam amino lain dan dari glukosa (Wakhianto, et al.).

Jalur glukoneogenesis yaitu mengubah piruvat menjadi glukosa. Kebalikan dari proses
glikolisis yang mengubah glukosa menjadi piruvat. Akan tetapi, glukoneogenesis bukan
kebalikan dari glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
yaitu yang dikatalis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Artinya
diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain yakni melalu 4 tahapan reaksi dengan enzim yang
berbeda.

 Perubahan piruvat menjadi fosfoenolpiruvat

Fosfoenolpiruvat dibentuk dari piruvat melalui oksaloasetat. Mula-mula piruvat mengalami


karboksilasi menjadi oksaloasetat dengan menggunakan satu ATP. Pengubahan piruvat
menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.

Piruvat + CO2 + ATP + H2O → Oksaloasetat + ADP + Pi + 2H+

Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus dikeluarkan menuju
sitoplasma. Namun molekul tersebut tidak dapat melalui membran mitokondria sebeum
diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju
sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi oksaloasetat. Pengubahan oksaloasetat
menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. Kemudian malat keluar dari
mitokondria menuju sitoplasma. Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali
yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.
Selanjutnya Oksaloasetat serentak mengalami dekarboksilasi dan fosforilasi yang dikatalisis
oleh enzim phospoenolpiruvat karboksilase menghasilkan phospoenolpiruvat.

Oksaloasetat + GTP → fosfoenolpiruvat + GDP + CO2

 Perubahan Fosfoenolpiruvat menjadi Fruktosa 1,6-bisfosfat

Langkah glukoneogenesis selanjutnya berlangsung di dalam sitosol. Fosfoenolpiruvat


membalikkan langkah pada glikolisis untuk membentuk gliserildehida3-fosfat yang
terbentuk, 1 di ubah menjdi dihidroksi aseton fosfat (DHAP). Kedua triosa fosfatni, DHAP
dan gliserildehida3-fosfat, berkondenssi membentuk fruktosa1,6-bisfosfat melalui kebalikan
dari reaksi aldolase. Karena membentuk DHAP, gliserol masuk ke dalam jalur
glukoneogeneis pada tahap ini.

 Perubahan Fruktosa1,6-bisfosfat menjdi fruktosa 6-fosfat

Fruktosa 6-fosfat dibentuk dari Fruktosa1,6-bisfosfat dengan cara hidrolisis fosfat pada C-1
yang dikatalis oleh enzim Fruktosa1,6-bisfosfatase.

Fruktosa1,6-bisfosfat + H2O → fruktosa 6-fosfat + Pi

 Perubahan Glukosa 6-Fosfat menjadi Glukosa

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa 6-Fosfat pada reaksi yang dikatalis oleh
Glukosa 6-Fosfatase.

Glukosa 6-Fosfatase + H2O → Glukosa + Pi

Tahap akhir pembentukan glukosa ini tidak berlangsung dalam sitosol. Melainkan glukosa 6-
Fosfat diangkut ke dalam lumen retikulum endoplasma dan disitu dihidrolisis oleh glukosa 6-
Fosfatase, suatu enzim yang terikat pada membran. Untuk aktivitasnya, fosfatase perlu
distabilkan oleh suatu protein pengikat Ca2+ . glukosa dan Pi kemudian diangkut kembali ke
sitosol oleh sepasang pengangkut ( ”trans-porter”).

Bagan alir dari proses glukoneogenesis


Pengendalian (Pengaturan) Glukoneogenesis

Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui
glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini
tidak bekerja serentak. Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik
hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan
menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur
secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam
sirkulasi.

Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan
adipose dan aktivitas oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan
konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak
dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin.
Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan
kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan
substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat.
Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat
dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat.
Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang
baru terbentuk menjadi piruvat.

Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh


senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat (F-2,6-BP) yakni suatu molekul
isyarat yang berasal dari fruktosa 6-fosfat. Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur
ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan
konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu
konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-
2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-
bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat.
Bila kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi
fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan
glukoneogenesis.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id/1386/1/Fulltext.pdf

https://caiherang.com/glikolisis/#Variasi_Jumlah_ATP_Hasil_Glikolisis

https://www.siswapedia.com/proses-dan-tahapan-glikolisis/

https://zaraamaliablog.wordpress.com/biokimia/

Anda mungkin juga menyukai