(152210101114)
(152210101150)
Lelyta Septiandini
(152210101151)
Kelas : C
Dosen Pengampu :
Anang Andrianto,ST., MT.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya hingga terselesaikannya makalah ini. Makalah ini berjudul Biosensor untuk
Mendeteksi Gula Darah. Makalah ini menjelaskan tentang pemanfaatan biosensor dalam
mendeteksi gula darah, sehingga memudahkan dalam mendeteksi suatu penyakit yang berkaitan
dengan kadar gula dalam darah.
Semoga makalah ini dapat membantu menjelaskan tentang pemanfaatan biosensor untuk
mendeteksi kadar gula dalam darah.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
mengharapkan saran- saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
melitus atau kencing manis umumnya dilakukan dengan menggunakan test darah secara berkala.
Hal tersebut tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Hal ini mendorong para peneliti
bidang medis untuk mencari alat yang tepat untuk mendeteksi kadar gula darah, salah satunya
yaitu dengan menggunakan biosensor. Biosensor adalah perangkat analitis, yang digunakan
untuk mendeteksi suatu analit, yang menggabungkan komponen biologis dengan detektor
fisikokimia, dengan menggunakan alat ini kadar gula dalam darah bisa diketahui dan diatur
supaya teratur dan kembali normal.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
penggunaan
glucotest?
1.3. Tujuan
1.3.1
1.3.2
Menjelaskan cara kerja Biosensor bidang medis dalam mendeteksi gula darah.
1.3.3
1.3.4
BAB 2
PEMBAHASAN
Figure 1
kimia dengan glukosa. Akan tetapi produk ini kurang popular karena banyak
mengandung kelemahan seperti akurasi rendah, kecepatan pengukuran lambat.
Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul
yang akan dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa besaran
fisik seperti panas, arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor oleh
transduser. Besaran tersebut kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil
yang dapat dimengerti. Biosensor yang pertama kali dibuat adalah sensor yang
menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk menentukan kadar
glukosa dengan metode amperometri.
Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons
secara selektif terhadap sampel analit yang bersesuaian dan mengubah konsentrasinya
menjadi sinyal listrik melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara unsur
biologis dan tranduser physico-chemical. Biosensor dapat memberikan alternatif yang
kuat dan murah untuk analitis konvensional, untuk pengujian spesies kimia dalam matriks
yang kompleks, biosensor dapat membedakan analit target dari sejumlah zat yang tidak
dapat
bereakasi
dan
berpotensi
menginterferensi
proses
kimiawi,
kemudian
Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang yang berfungsi sebagai sensor
untuk menempatkan darah dan mendapatkan pengukuran ditentukan dengan konverter analogdigital / analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler / microcontroller unit (MCU).
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan
mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan
adanya sensor khusus dalam strip /lempengan untuk amperometry.
5
Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari sirkuit
listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil
dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian menyediakan
hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui.
Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa.
Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim
pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi
elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda:
lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan
hidrogen peroksida.
Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor.
Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan
menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah
produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan
diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.
Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan enzim dari
reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida dalam oksidase
air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen sekitar elektroda diturunkan. Hidrogen
peroksida membawa perubahan dalam sinyal. Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat diminition
konsentrasi oksigen sebanding dengan konsentrasi glukosa dari sampel.
2.3. CARA KERJA GLUCOTEST
Sebenarnya untuk glucotest sendiri terdapat 2 macam yaitu glucotest menggunakan darah
dan glucotest menggunakan urine. Namun dalam artikel ini akan dibahas glucotest menggunakan
darah. Cara kerja glucotest menggunakan darah yaitu :
1. Mula-mula sampel darah penderita diabetes diambil dengan menggunakan alat khusus yang
ditusukkan ke jari. Darah yang menetes keluar, kemudian diletakkan pada sebuah strip
khusus. Strip yang mengandung zat kimia tersebut, selanjutnya bereaksi dengan gula yang
terdapat dalam darah.
2. Setelah ditunggu beberapa menit, strip tersebut akan mengering dan menunjukkan warna
tertentu. Kemudian warna yang dihasilkan strip tersebut dibandingkan dengan skala warna
pengukuran.
6
3. Tes darah juga dapat dilakukan dengan alat photometer. Dengan alat ini proses diagnosis
diabetes dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Tes ini dilakukan sesudah puasa (minimal
selama 10 jam) dan 2 jam sesudah makan.
4. Berdasarkan hasil tes, jika seseorang mempunyai kadar gula darah puasa lebih dari 110mg
% dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg% maka dapat disimpulkan
bahwa orang tersebut menderita diabetes.
Figure 2
Figure 3
2.4. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PENGGUNAAN BIOSENSOR DIBANDING
GLUCOTEST
- Keuntungan Biosensor
- Kekurangan Biosensor
- Keuntungan Glucotest
maupun toko alat kesehatan. Harganya cukup murah. Mudah dalam mengoperasikannya.
- Kekurangan Glucotest
pengecekannya harus secara berkala dan dalam penggunaannya lebih melukai pasien yaitu
mengambil darah perifer atau ujung jari. Penggunaan glucotest hanya bisa digunakan untuk
sekali pakai.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.1.1. Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan
komponen biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur
biologis sensitif,transduser dan elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.
3.1.2. Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua
elektron untuk mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2
3.2 SARAN
Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah berkembang pesat. Tetapi kebanyakan
penelitian di bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di jurnal-jurnal atau seminarseminar. Sehingga sudah seharusnya para peneliti dan pemerintah Indonesia memanfaatkan
momentum tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan sistem sensor dengan
kreatifitas, langkah dan kebijakan yang lebih baik lagi. Karena penemuan ini sangat
disayangkan apabila diabaikan begitu saja. Mengingat betapa banyak manfaat yang
diberikan oleh biosensor ini untuk seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Widihastono. 2005. Biosensor. Warta Kimia Analitik. Situs Web P2K LIPI.
Bambang Kuswandi, E.W Atmoko dan A. A Gani. 2006. Optical Biosensor For Urea Based on
Immobilised Urease on Sol-Gel Glasses. Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 31 No. 2 Hal. 79-85.
Hartati, Yeni Wahyuni. 2009. Deteksi Hibridisasi Dalam Biosensor DNA Elektrokimia,
(http://resources.unpad.ac.id/unpadontent/uploads/publikasi_dosen/deteksi
%20hibridisasi.pdfDeteksi Hibridisasi Dalam Biosensor Dna Elektrokimia).Hartati, Yeni
Wahyuni. 2007. Elektrokimia untuk Deteksi Urutan DNA Tanpa Indikator
Hibridisasi, (http://resources.unpad.ac.id/ unpadcontent/ uploads/publikasi_dosen/makalah
%20seminar%20HKI%202007.pdf).
http://diabetipso.blogspot.com/2013/08/mengecek-kadar-gula-darah-dengan-glucotest.html
https://nevisulistika.wordpress.com/2013/02/12/diabetes-melitus/