1 Pengertian Biosensor
Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen biologis
dengan komponen detektor fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian:
Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa besaran fisik seperti panas,
arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor oleh transduser. Besaran tersebut
kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat dimengerti. Biosensor
yang pertama kali dibuat adalah sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu
elektroda enzim untuk menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri.
Sejauh ini, biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi pertama,
dimana biosensor berbasis oksigen, generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik yang
melibatkan mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga, dimana
biosensor berbasis enzyme coupling.
Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons secara selektif
terhadap sampel analit yang bersesuaian dan mengubah konsentrasinya menjadi sinyal listrik
melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara unsur biologis dan tranduser
physico-chemical. Biosensor dapat memberikan alternatif yang kuat dan murah untuk analitis
konvensional, untuk pengujian spesies kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat
membedakan analit target dari sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi dan berpotensi
menginterferensi proses kimiawi, kemudian menidentifikasi sampel yang diujikan. Kegunaan
biosensor glukosa untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan yang bersifat klinis, kedua aplikasi
yang bersifat non klinis (R. Lowe Christopher at al, 1990).
Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan glukosa yang di luar batas
dan pendeteksian ada tidaknya diabetes melitus. Biosensor ini menggunakan silicon dan
platinum. Reaksi glukosa akan menghasilkan protein yang mempunyai sifat dielektrik yang akan
menghasilkan electrical output yang diukur melalui bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri
dari 2 lapisan platinum yaitu 1 lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri dari
2 bonding pads. Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama merupakan ultra-thin, dan lapisan
kedua terdiri dari bonding pads.
Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan berkembangnya keperluan manusia
dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan
lingkungan hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya dapat dilihat sebagai berikut
2. Lingkungan Hidup
3. Kimia
4. Pertanian
4.1. Mengontrol kualitas tanah.
5. Militer
Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata kimia atau
biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.
Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi (reseptor biologi), transduser,
dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam
mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad renik,
dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu
transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan
1. Adsorpsi fisik,
2. Menggunakan membran atau perangkap matriks
3. Membuat ikatan kovalen
Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa darah, yang
menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah turun. Dalam melakukan
hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk mengurangi FAD
(komponen enzim) untuk FADH2. Pada gilirannya teroksidasi oleh elektrode (menerima dua
elektron dari elektroda) di sejumlah langkah. Arus yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi
glukosa.
Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang
ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal elektronik yang
diterima.
Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang yang berfungsi sebagai sensor
untuk menempatkan darah dan mendapatkan pengukuran ditentukan dengan konverter analog-
digital / analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler / microcontroller unit (MCU).
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan
mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan
adanya sensor khusus dalam strip /lempengan untuk amperometry.
Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari sirkuit
listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil
dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian menyediakan
hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui.
Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa.
Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim
pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi
elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda:
lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan
hidrogen peroksida.
Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor.
Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan
menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah
produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan
diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.
Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan enzim dari
reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida dalam oksidase
air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen sekitar elektroda diturunkan. Hidrogen
peroksida membawa perubahan dalam sinyal. Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat diminition
konsentrasi oksigen sebanding dengan konsentrasi glukosa dari sampel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis
sensitif,transduser dan elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.
3.1.2 Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang, diantaranya bidang medis dan
farmasi, lingkungan hidup, kimia, pertanian, dan militer.
3.1.3 Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk
mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2.
3.2 Saran