Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Pengertian Biosensor

Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen biologis
dengan komponen detektor fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian:

1. Unsur biologis sensitif bahan biologis misalnya jaringan,


mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat,
dan lain-lain.
2. Transduser atau elemendetektor, bekerja dengan cara yang fisikokimia
seperti optik
3. Elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal yang terutama
bertanggung jawab untuk menampilkan hasil.
Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan untuk menelaah fungsi suatu material
biologis atau jasad hidup, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui berfungsinya jasad
tersebut. Biosensor pertama kali dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk
glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana,
Amerika Serikat, Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper
strip (potongan kertas) yang dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan glukosa. Akan
tetapi produk ini kurang popular karena banyak mengandung kelemahan seperti akurasi rendah,
kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa saat ini mempunyai peranan penting dalam
aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi glukosa di bidang klinis maupun non klinis.

Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa besaran fisik seperti panas,
arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor oleh transduser. Besaran tersebut
kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat dimengerti. Biosensor
yang pertama kali dibuat adalah sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu
elektroda enzim untuk menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri.

Gambar: Biosensor untuk mendeteksi kadar gula dalam darah

Sejauh ini, biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi pertama,
dimana biosensor berbasis oksigen, generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik yang
melibatkan mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga, dimana
biosensor berbasis enzyme coupling.

Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons secara selektif
terhadap sampel analit yang bersesuaian dan mengubah konsentrasinya menjadi sinyal listrik
melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara unsur biologis dan tranduser
physico-chemical. Biosensor dapat memberikan alternatif yang kuat dan murah untuk analitis
konvensional, untuk pengujian spesies kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat
membedakan analit target dari sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi dan berpotensi
menginterferensi proses kimiawi, kemudian menidentifikasi sampel yang diujikan. Kegunaan
biosensor glukosa untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan yang bersifat klinis, kedua aplikasi
yang bersifat non klinis (R. Lowe Christopher at al, 1990).

Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan glukosa yang di luar batas
dan pendeteksian ada tidaknya diabetes melitus. Biosensor ini menggunakan silicon dan
platinum. Reaksi glukosa akan menghasilkan protein yang mempunyai sifat dielektrik yang akan
menghasilkan electrical output yang diukur melalui bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri
dari 2 lapisan platinum yaitu 1 lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri dari
2 bonding pads. Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama merupakan ultra-thin, dan lapisan
kedua terdiri dari bonding pads.

2.2 Aplikasi dari Biosensor

Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan berkembangnya keperluan manusia
dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan
lingkungan hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya dapat dilihat sebagai berikut

1. Medis dan Farmasi;


1.1. Mengontrol penyakit : diabetes, kolesterol, jantung dan lain-lain.

1.2. Diagnosis untuk : obat, metabolit, enzim, dan vitamin.

1.3. Penyakit infeksi, alergi.

2. Lingkungan Hidup

2.1. Kontrol polusi

2.2. Monitoring senyawasenyawa toksik di udara, air, dan tanah.

3. Kimia

3.1. Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, menentukan kesegaran,


analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam makanan.

3.2. Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.

3.3. Mengecek kualitas udara di ruangan.

3.4. Penentuan parameter kualitas pada susu

4. Pertanian
4.1. Mengontrol kualitas tanah.

4.2. Mendeteksi keberadaan pestisida

5. Militer

Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata kimia atau
biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.

Gambar: skema umum Biosensor

2.3 Cara kerja Biosensor

Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi (reseptor biologi), transduser,
dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam
mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad renik,
dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu
transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan

1. Adsorpsi fisik,
2. Menggunakan membran atau perangkap matriks
3. Membuat ikatan kovalen

Fig. 17.9. A simple biosensor combining on electrochemical electrode and


an enzyme immobilized on to a semipermeable membrane.

Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa darah, yang

menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah turun. Dalam melakukan
hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk mengurangi FAD
(komponen enzim) untuk FADH2. Pada gilirannya teroksidasi oleh elektrode (menerima dua
elektron dari elektroda) di sejumlah langkah. Arus yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi
glukosa.

Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang
ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal elektronik yang
diterima.

1. Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.


2. Transducer adalah electrode, sedang enzyme sebagai bioreseptor atau
komponen biologis aktif.
Fig. 17.7. A glucose electrode

Fig. 17.8. Mediated biosensor.

Fig. 17.6. Schematic outline of biosensor

Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang yang berfungsi sebagai sensor
untuk menempatkan darah dan mendapatkan pengukuran ditentukan dengan konverter analog-
digital / analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler / microcontroller unit (MCU).

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan
mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan
adanya sensor khusus dalam strip /lempengan untuk amperometry.

Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari sirkuit
listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil
dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian menyediakan
hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui.

Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa.
Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim
pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi
elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda:
lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan
hidrogen peroksida.

Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor.
Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan
menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah
produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan
diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.

Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan enzim dari
reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida dalam oksidase
air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen sekitar elektroda diturunkan. Hidrogen
peroksida membawa perubahan dalam sinyal. Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat diminition
konsentrasi oksigen sebanding dengan konsentrasi glukosa dari sampel.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis
sensitif,transduser dan elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.

3.1.2 Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang, diantaranya bidang medis dan
farmasi, lingkungan hidup, kimia, pertanian, dan militer.

3.1.3 Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk
mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2.

3.2 Saran

Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah berkembang pesat. Tetapi kebanyakan


penelitian di bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di jurnal-jurnal atau seminar-
seminar. Sehingga sudah seharusnya para peneliti dan pemerintah Indonesia memanfaatkan
momentum tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan sistem sensor dengan kreatifitas,
langkah dan kebijakan yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai