Anda di halaman 1dari 14

Maria Adventin Vasuliana (102017096)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna utara No.6 – Jakarta Barat11510

Pendahuluan

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut
(oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri
dari organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran
pencernaan tersebut terdiri dari Oris (mulut), Faring (tekak), Esofagus(kerongkongan),
Ventrikulus (lambung), Usus halus, Usus besar, Rektum, dan Anus.

Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah
lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus. Selama dalam pankreas,
pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan
digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap jenis zat
mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh
terhadap jenis lain.

Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat1

Karbohidrat dan makanan dicerna di usus halus terutama untuk diserap dalam bentuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.Disakarida yang terletak di membran brush order sel
epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit unit monosakarida yang dapat
diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Glukosa dan galaktosa diserap oleh transport aktif sekunder, dimana pembawa
kotransport di membran luminal memindahkan monosakarida dan Na⁺ dari lumen ke dalam
interior sel usus.Bekerjanya pembawa kotransport ini yang tidak secara langsung
menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na⁺ yang tercipta oleh pompa Na⁺
dan K⁺ yang menggunakan energi.Glukosa setelah dipekatkan di sel oleh pembawa
kotransport, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi melalui pembawa pasif di
membran basolateral untuk masuk ke darah di dalam vilus.Selain terjadi penyerapan glukoa
memlaui sel oleh pembawa kotransport,terdapat bukti bahwa cukup banyak glukosa melewati
sawar epitel.Fruktosa diserap dalam darah hanya dengan difusi terfasilitasi.

Fungsi Karbohidrat

1. Sebagai sumber Energi utama tubuh


merupakan Fungsi karbohidrat yang utama yang berperan sebagai pasokan energi tubuh,
setiap gram Karbohidrat mengandung 4 kalori.

2. Cadangan Energi dalam otot dan hati


Keberadaan karbohidrat didalam tubuh manusia, sebagian terdapat dalam darah sebagai
glukosa untuk energi tubuh, sebagian terdapat pada Hati dan jaringan otot yang diubah
menjadi Glikogen, dan sebagiannya lagi Diubah menjadi lemak dan disimpan didalam
jaringan otot yang berfungsi sebagai cadangan energi tubuh.

3. Untuk memperlancar pencernaan


Karbohidrat juga berfungsi untuk memperlancar peristaltik usus dan memudahkan
pembuangan feses, selain itu karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat bisa
memberikan rasa kenyang.

4. Sebagai pemanis alami


Karbohidrat juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis alami pada makanan khususnya
Disakarida dan jenis karbohidrat Monosakarida

Pencernaan dan Penyerapan Lemak

Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein, karena
sifatnya tidak larut dalam air.Lemak harus dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan
tubuh.

Misel adalah partikel yang larut dalam air yang dapat mengangkut produk akhir
pencernaan lemak.Setelah misel mencapai lumen sel epitel, monogliserida dan asam lemak
bebas secara pasif berdifusi sari misel ke komponen lemak membran sel epitel untuk masuk
ke interior sel ini.Setelah produk lemak meninggalkan misel dan diserap menembus membran
epitel, misel dapat menyerap monogliserida dan asam lemak bebas lain, yang telah dihasilkan
dari pencernaan molekul molekul trigliserida lain dalam emulsi lemak.
Garam Empedu secara terus menerus mengulangi fungsi melarutkan lemak
disepanjang usus halus sampai semua lemak terserap.Kemudian, garam empedu tersebut
direabsorbsi di ileum terminal oleh transport aktif khusus.Setelah berada di interior sel epitel,
monogliserida dan asam lemak bebas disintesis menjadi trigliserida lalu dibungkus oleh suatu
lipoprotein sehingga dapat larut dalam air.Penyerapan atau transfer sebenarnya monogliserida
dari kimus menembus membran luminal sel epitel usus adalah proses [asif, karena produk
akhir lemak hanya melewati membran.Namun keseluruhan rangakaian yang diperlukan untuk
absorbsi lemak perlu energi.Sebagai contoh,garam empedu diekskresikan secara aktif oleh
hati, dan resintesis trigliserida dan pembentuk kilomikron adalah proses yang aktif.

Fungsi Lemak

1. Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu dingin. Karena lemak dapat
menahan panas tubuh supaya tidak keluar. Lemak tersebut berada pada lapisan subkutan kulit
(lapisan terbawah kulit).
2. Asam lemak berfungsi sebagai prekursor prostaglandin yang berperan mengatur tekanan
darah, denyut jantung, dan lipolisis.
3. Sebagai cadangan makanan. Lemak dapat disimpan jika jumlahnya berlebih untuk
digunakan tubuh bila diperlukan. Namun jika terus menerus disimpan, akan menyebabkan
kegemukan.
4. Lemak juga membantu protein. Kehadiran lemak membuat fungsi protein dalam tubuh
dapat digunakan untuk hal lain dibandingkan hanya memberikan energi, seperti
menumbuhkan otot dan memperbaiki sel.

Pencernaan dan Penyerapan Protein

Protein yang dicerna masuk ke lumen cerna dari tiga sumber berikut:

1.Enzim pencernaan yang semuanya protein yang disekresikan dalam lumen

2.Protein dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses
pertukaran mukosa

3.Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor dari kapiler ke dalam lumen saluran
cerna.

Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan untuk mencegah
terkurasnya simpanan protein tubuh.Asam amino yang diserap digunakan untuk membentuk
protein baru di tubuh.Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam
bentuk asam amino dan beberapa potongan kecil peptida.Asan amino diserap menembus sel
usus oleh transpor aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa.Oleh
karena itu glukosa, galaktosa dan asam amino masuk bersama Na⁺ yang membawa
energi.Peptida diuraikan menjadi asam amino oleh aminopeptidase di membran brush
order.Seperti monosakarida, asam amino masuk ke anyaman kapiler di dalam vilus.
Fungsi protein2

1. Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang
disebut apoenzim merupakan molekul protein.
2. Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein yang berperan
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam
pengangkutan ion besi di dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul
protein yang saling bergeseran.
4. Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang menyusun membran
sel.
5. Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
misalnya kecambah dan ovalbumin.
6. Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme
patogen.
7. Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam
tubuh, misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
8. Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat
memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.

Vitamin
Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi fungsinya tidak dapat
digantikan oleh zat lain. Menurut Wilson, vitamin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Merupakan suatu substansi organik yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga harus di dalam menu makan sehari-hari.
2. Diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
3. Berfungsi sebagai pengatur.
Kebutuhan vitamin untuk setiap orang berbeda-beda tergantung umur, jenis kelamin,
aktivitas, dan kegiatan fisiologis. Apabila tubuh kekurangan vitamin, maka akan
menyebabkan avitaminosis (hipovitaminosis). Selain itu, vitamin juga dapat menyebabkan
keracunan jika diserap secara berlebihan oleh tubuh atau disebut hipervitaminosis.
Hipervitaminosis umumnya terjadi pada vitamin yang larut dalam lemak.

Mineral
Mineral merupakan zat kimia yang terdapat di dalam makanan. Mineral diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi fungsinya penting untuk tubuh. Mineral yang dibutuhkan
oleh tubuh dibedakan menjadi berikut.
1. Makroelemen, yaitu unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
besar. Contohnya kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), klor (Cl),
magnesium (Mg), dan sulfur (s).
2. Mikroelemen, yaitu unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit. Contohnya besi (Fe), yodium (I), fluor (F), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan
(Mn), kobalt (Co), dan molibdenum (Mo).
Mineral dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk bahan tulang, sebagai zat pengatur, proses
pembekuan darah, pemeliharaan tekanan darah, respons saraf, dan pengangkutan oksigen ke
seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan mineral, maka akan mengalami gangguan yang disebut
defisiensi

Hormon Pencernaan3

1.Gastrin

Gastrin bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan sekresi Hcl dan
pepsinogen,kedua bahan ini adalah faktor utama memulai pencernaan dan memicu
sekresinya.Gastrin juga meningkatkan motilitas lambung, merangsang motilitas ileum,
melemaskan sfingter ilosekum dan memicu gerakan massa di kolon juga membantu
memelihara lapisan dalam saluran cerna agar tetap berfungsi optimal

2.Sekretin’

Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam duodenum, adanya asam di


duodenum merangsang pelepasan sekretin yang melakukan fungsi berikut;

a.Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah lebih banyaknya asam ke dalam


duodenum sampai asam yang ada dinetralkan

b.Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jumlah asam yang diproduksi

c.Merangsang sel duktus pankreatikus untuk menambah volume sekresi encer NaHCO3
yang mengalir ke dalam duodenum untuk menetralkan asam

d.Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati yang dialirkan ke duodenum
untuk membantu proses netralisasi

3.CCK

Sewaktu terjadi pengosongan lambung, lemak dan nutrien lain masuk ke


duodenum.Lemak dan protein menyebabkan pelepasan CCK yang melakukan fungsi
berikut:
a.Menghambat motilitas dan sekresi lambung sehubgga waktu untuk pencernaan dan
penyerapan nutrien yang sudah ada di duodenum cukup

b.Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pankreas, yang
melanjutkan pencernaan nutrien di duodenum.Efek ini sangat penting untuk pencernaan
lemak karena lipase pankreas adalah satu satunya enzim yang mencerna lemak

c.Menyebabkan kontraksi kantong empedu dan relaksasi sfingter Oddi sehingga empedu
dialirkan ke duodenum mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak

d.Berperan dalam perubahan adaptif jangka panjang dan proporsi enzim pankreas yang
diproduksi sebagai respon terhadap perubahan diet yang berkepanjangan

e.Selain mempermudah pencernaan nutrien yang tertelan,CCK adalah regulator penting


asupan makanan.Hormon ini penting dalam rasa kenyang, sebagai sensasi bahwa tubuh
sudah cukup makan

4.Kolesitokinin

a.Menghambat pengosongan lambung

b.Menghambat sekresi lambung

c.Merangsang sekresi enzim pencernaan oleh sel asinus pankreas

d.Relaksasi sfingter Oddi

e.Berperan dalam rasa kenyang

Enzim Pencernaan

Organ Pencernaan Motilitas Sekresi Enzim Pencernaan Penyerapan

Mulut dan Mengunyah Amilase pencernaan obat

kelenjar liur Mukus karbohidrat dimulai

Lisozim

Faring dan esofagus Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada

Lambung Relaksasi HCL pencernaan karbohidrat Alkohol

Pepsin berlanjut di korpus lambung

Mukus pencernaan protein dimulai


Faktor intrinsik di antrum lambung

Pankreas Esokrin Tidak ada Tripsin menyelesaikan pencernaan Tidak ada

Kimotripsin di lumen duodenum

Karbokpeptidase

Amilase

Lipase

Sekresi NaHCO3 pankreas

Hati Tidak ada Garam Empedu Empedu tdk mencerna

Bilirubin Garam empedu mempermudah

Sekresi Basa pencernaan dan penyerapan

Lemak di duodenum

Usus Halus Segmentasi Mukus Di lumen dibawah pengaruh nutrien

Garam pankreas dan empedu, elektrolit

Sukus enterikus pencernaan karbohidrat air

Dan protein berlanjut

Pencernaan lemak telah tuntas

Di brush border,pencernaan

Lemak dan dan karbohidrat

selesai

Usus Besar Kontraksi hausta Mukus Tidak ada

Pergerakan massa

Hepar (hati).4
Hati merupakan kelenjar paling besar dari tubuh yang menempati sebagian besar
rongga abdomen kanan atas. Pada orang dewasa dapat mencapai 1,5 kg / 2-2,5% dari berat
tubuh; pada anak-anak relatif lebih berat, dapat mencapai 5% dari berat tubuh. Tiga fungsi
utama hepar adalah produksi dan sekresi empedu ke dalam saluran cerna; berperan pada
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein; sebagai filter dari darah terhadap kuman
maupun zat-zat toksik. Bagian atas hepar terdapat diafragma, pada regio hypocondria kanan,
dan dapat mencapai hypocondria kiri. Hepar memiliki konsentrasi yang lunak. Hepar dilapisi
peritoneum, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diafragma disebut bare
area / areanuda. Hepar bentuknya seperti piramida dengan alasnya disebelah kanan dan
puncaknya sebelah kiri.

Gambar 1. Hepar
Facies diaphragmatica hepatis.
Facies ini berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung, tempat berbatasan dengan
jantung lebih tertekan dan menimbulkan lekukan yang disebut impressio cardiaca.

Facies inferior hepatis.


Pada facies ini dijumpai alur berbentuk H:
 Alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu kedalam
hepar, porta hepatis.
 Sebelah kanan terdapat alur besar, fossa sagitalis dextra, yang ditempati v. Cava
inferior disebelahatas dan vesica fellea disebelah bawah depan.
Bagian anterior fossa tersebut disebut fossa vesica fellea sedangkan posteriornya fossa
vena cava.
 Sebelah kiri terdapat alur: fossa sagitalis sinistra yang ditempati oleh:
 Lig. Venosum Arantii di sebelah posterior
 Lig. Teres hepatitis di sebelah anterior
Pada facies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatas dengan:
 Oesofagus, menimbulkan jejas = inpressio oesofagea
 Gaster menimbulkan jejas = impressio gastrica, ada tonjolan sesuai lengkung
curvatura minor yang masuk kedalam bursa omentale = tuber omentale.
Lobus dexter hepatis berbatasan dengan:
 Duodenum dan pylorus menimbulkan jejas: impressio duodenalis
 Colon, menimbulkan jejas: impressio colica
 Kanan belakang berbatasan dengan ginjal, menimbulkan jejas: impressio renalis,
beratasan dengan anak ginjal. Menimbulkan jejas disebut impressio suprarenalis.

Vaskularisasi.
Pembuluh nadi
 a. Hepatica comunis, merupakan cabang a. Coeliaca
 a. Hepatica propria
 cabang dari a.hepatica comunis
 berjalan dalam lig. Hepatoduodenale (bersama dengan v. Porta dan ductus
koledokus).
 a. Hepatica dextra dan sinistra: cabang a. Hepatica propria.

Pembuluh balik
Menampung darah balik dari alat-alat GIT melalui v. Porta. v. porta merupakan bagian dari
pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat GIT untuk di alirkan ke
hepar.

Getah bening.
 Permukaan atas hepar: melalui lig. Falciforme hepatis disalurkan ke lig. Strenale,
getah bening sepanjang mammaria interna, berakhir pada duktus limpaticus dexter.
 Bagian dalam hepar: dialirkan sepanjang v. Hepatica - v. Cava inferior - menembus
diafragma - nnll. Mediastinales anterior - duktus toracicus, mengikuti v. Porta - nnll.
Pancreatico lienales - nnll. Coeliacae.
Anastomosis pembuluh balik porto caval

Vena porta:
 v. Porta mengalirkan semua darah alat-alat digestivus dan kelenjar-kelenjar yang tidak
berpasangan, kecuali hati.
 V. Porta menuju hati mengembalikan darah yang dihantarkan oleh a. Coeliaca, a.
Mesenterica superior, a. mesenterica inferior ke alat-alat GI.
 V. Porta dibentuk oleh persatuan v. Lienalis, v. Mesenterica superior dan v.
Mesenterica inferior.
 V. Porta hepatis menuju hepar terbagi menjadi v. Porta dextra dan sinistra.
 V. Porta dextra masuk ke lobus dexter hepatis.
 V. Porta sinister melalui porta hepatis untuk mensuplai lobus kaudatus dan
lobus sinister hepatis.

Pankreas

Pankreas terletak di belakang gaster, secara horizontal pada duodenum sampai


limpa.Pankreas dibagi menjadi 4 bagian yaitu caput, collum, corpus dan cauda.Pada caput
pankreas terdapat tonjolan yang dinamakan processus pectinatorius yang terletak dibelakang
a.mesenterica superior.Lalu corpus dan cauda diperdarahi oleh a.pancreatico dorsal dan major
yang merupakan cabang a.renalis.Terdapat arteri gastroduodenalis yang dicabangkan oleh
dua pembuluh yaitu arteri pancreatico superior dan inferior.

Pankreas merupakan struktur berlobulus yang memiliki fungsi eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju duktus pankreatikus, dan akhirnya
ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak, dan
karbohidrat. Endokrin pankreas bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glukagon
dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans.
Vesica Fellea5

Terdiri atas fundus yang berbatasan dengan dinding abdomen, corpus yang berbatasan
dengan duodenum pars descendens serta collum.Pada collum terdapat ductus cysticus.Ductus
cysticus bersama dengan ductus hepaticus menjadi ductus choledochus.Selanjutnya
bergabung dengan ductus pankreatikus major membentuk ampula hematoprika bermuara
pada papila duodenalis major ada di duodenum pars descendens.

Vaskularisasi melalui arteri sistika cabang dari arteri hepatika dextra. Segitiga Calot
terbentuk dari A. Sistika, duktus koledokus, dan duktus sistikus. Drainase vena dari kandung
empedu bervariasi, biasanya ke dalam cabang kanan dari V. Porta. Aliran limfe masuk
langsung ke dalam hati dan juga ke nodus di sepanjang permukaan V. Porta. Saraf muncul
dari aksis celiaka dan terletak sepanjang A. Hepatika. Sensasi nyeri dari serat viseral,
simpatis. Rangsangan motoris untuk kontraksi kandung empedu dibawa melalui cabang
vagus dan ganglion celiakus.
Mikroskopis
Hati
• Bentuknya poligonal
• Bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis
• Sel2 hepar tersusun radier
• Segitiga kiernan berisi cabang A.hepatika, cabang Vena porta, duktus biliaris dan
pembuluh limfe
• Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhub dgn sistim empedu dan pd
permukaan yg lain harus berhadapan dgn pemb.darah
• Sel hati berbentuk poligonal dgn inti ovoid, sitopl bergranula dgn bny mitokondria,
mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin
Vesika Felea
• Sifat utama: tanpa Tunika Muskularis Mukosa
• Tun.mukosa: epitel selapis torak pd lamina propria didapati sinus Rokistansky Aschof
• Tunika muskularisnya tdk teratur
• Tunika perimuskularis/ tunika subserosa berupa anyaman penjambung longgar. Disini
tdp duktus Aberans Luschka
• Tun. adventitia berupa membran serosa


Pankreas
• Mrpkn kel eksokrin dan endokrin
• Epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet- kubus
• Duktus interklarisnya (isthmus) panjang2 dan epitelnya selapis gepeng
• Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis
• Pars terminalisnya 100% serous dan ditengah pars terminal sering dijumpai sel-sel
sentroasini yg mrpk bagian dr isthmus
• Tidak ada sel myoepitel
Tiga tahap Proses Pencernaan Lemak

1.Fase emulfikasi lemak

Adalah fase dimana lambung berkontraksi dan mengeluarkan kimus ke dalam duodenum
sehingga menghasilkan tetesan emulsi lemak yang lebih kecil sehingga permukaan lemak
dapat disentuh oleh lipase

2.Fase isotropik pekat

Dalam duodenum lipase pankreas diaktifkan oleh Ca2+ dan kolipase yang berasal dari kerja
tripsin dan prokolipase getah pankreas.Ikatan ester 1 dan 3 dari trigliserida dihidrolisa
menjadi asam lemak bebas dan 2 monogliserida

3.Fase pembentukan misel

Misel dibentuk dari monogliserida dan asam lemak rantai panjang yang berikatan dengan
garam empedu.Asam lemak rantai pendek tidak memerlukan empedu karena larut air.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.641-92
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2003. h. 281-2, 289.
3. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2014. p. 275
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta: Atlas of human anatomy volume 2. 23th ed. Munich:
Elsevier; 2010. p. 86 – 101
5. Perace CE, Anatomi & fisiologi U.Ps. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008. H.
188.

Anda mungkin juga menyukai