Anda di halaman 1dari 8

Supraventrikular Takikardi dengan cepat.

Setiap kali impuls dari sistem ini sampai


ke AV node makan impuls ini akan diteruskan ke
Supraventrikular takikardi (SVT) adalah detak jantung ventrikel. Oleh sebab itu pada gambaran ECG komplek
yang cepat dan reguler berkisar antara 150-250 denyut QRS tampak normal. Pada gambaran ECG gelombang P
per menit. SVT sering juga disebut Paroxysmal bisa tampak terbalik (oleh karena lintasan impuls yang
Supraventrikular Takikardi (PSVT). Paroksismal disini terbalik), namun pada kebanyakan kasus depolarisasi
artinya adalah gangguan tiba-tiba dari denyut jantung atrium dan ventrikel terjadi hampir bersamaan sehingga
yang menjadi cepat. gelombang P menghilang atau superimposed dengan
kompleks QRS.

IDENTIFIKASI Supraventrikular takikardi ( SVT ) ditandai oleh


frekuensi jantung yang cepat ( 150-280/menit) dan
Bila kita perhatikan SVT dapat diidentifikasikan sebagai
berikut : teratur, yang berasal dari suatu rangkaian 3 atau lebih
kontraksi prematur fokus supraventrikular. SVT
1. Denyut jantung yang cepat, disebut takikardi
yang artinya denyut jantung melebihi > 100 mungkin ditemukan pada jantung yang secara anatomi
denyut per menit. Pada SVT denyut jantung ini
normal atau dapat disertai dengan saluran pintas pada
berkisar antara 150-250 denyut per menit.
2. Denyut jantung yang reguler (dapat dilihat dari salah satu sindrom pre-eksitasi ( Wolf Parkinson White
kompleks QRS yang teratur) dengan gelombang
).
P yang superimposed dengan komplek QRS
(tidak terlihat gelombang P). Terdapat 2 mekanisme dasar terjadinya SVT yaitu
3. Komplek QRS sempit (QRS < 0,12 detik atau 3
automatisasi dan reentri. Automatisasi terjadi karena
kotak kecil)
terdapat fokus ektopik di dalam atrium, AV junction
atau sistem his purkinje yang menimbulkan ritme
PENYEBAB
automatik.
Pada keadaan normal, impuls elektrik dihasilkan oleh
Reentri terjadi karena terdapat 3 keadaan yang
pacemaker yang disebut SA node. Impuls elektrik ini
akan diteruskan ke ventrikel melalui AV node, dimana memungkinkannya, yaitu terdapat 2 konduksi yang
pada nodus ini akan terjadi perlambatan impuls. menyatu pada kedua ujungnya, terdapat blok searah
Selanjutnya impuls ini akan disebarkan ke seluruh
ventrikel. pada salah satu konduksi, dan aliran lambat pada
konduksi tanpa blok memungkinkan terangsangnya
Pada SVT /PSVT, terjadi gangguan konduksi impuls yang
menyebabkan atrium dan kemudian ventrikel konduksi yang lain karena mempunyai masa refrakter
berdenyut sangat cepat. Disebut paroksismal karena
dan konduksi yang berbeda.
denyut yang cepat ini dapat terjadi tiba-tiba.
Kira-kira pada 1/3 kasus SVT tidak dijumpai kelainan
Bagaimana mekanisme terjadinya dapat dijelaskan
kardiovaskular. Pada bayi dan anak kelainan ini paling
sebagai berikut. Pada saat impuls yang dihasilkan oleh
SA node dialirkan ke AV node, tiba-tiba terjadi gangguan sering disebabkan oleh reentri pada sindrom WPW ( 35-
konduksi yang biasanya disebabkan oleh ”atrial
69%), kemudian reentry nodus AV (23%), SVT ektopik
premature beat”, dimana terjadi transient blok pada
satu sisi dari sistem konduksi (di ibaratkan berbentuk automatik (20%) dan reentry nodus SA (15%).
cincin ). Normalnya impuls yang masuk disebarkan SVT dapat terjadi pada penyakit jantung kongenital,
melalui dua arah dari kanan dan kiri. Bila terjadi blok
pada satu sisi, maka impuls akan berjalan melalui sisi yang lebih sering dengan anomali ebstein katup
satunya lagi. Pada saat blok tersebut menghilang maka
trikuspidalis dan transposisi benar ( corrected )
impuls tersebut akan berjalan terus melintasi area
tersebut dan terciptalah suatu sirkuit tertutup yang pembuluh-pembuluh darah besar. Pada anak-anak SVT
disebut ”circus movement”. Pada saat ini SA node tidak dapat dipercepat dengan pemajanan pada amin
bertindak sebagai pacemaker primary namun terdapat
jalur aksesori kecil (circus movement) yang memiliki simpatomimetik yang biasanya terdapat pada
impuls yang berputar-putar secara terus-menerus dekongestan yang dijual bebas.
SVT melibatkan komponen sistem konduksi dengan Perlu diketahui bahwa sindro WPW dapat
atau tanpa berkas His dan dapat dibagi menjadi 3 ditemukan pada orang normal yang seumur hidupnya
kategori besar, yaitu : tanpa gejala. Bagi penderita sindrom WPW yang
simptomatik, maka sebaiknya dilakukan elektro-
1. re-entrant tachycardias using an accessory
physiological study (EPS) kemudian dilakukan ablasi,
pathway
karena mereka memiliki resiko mati mendadak.
2. re-entrant tachycardias without an accessory
pathway
Takikardi dimulai dengan denyut atrium prematur yang
3. Ectopic or automatic tachycardias
dihantarkan melalui saluran pintas dalam nodus AV.
Respons Ventrikel menginduksi denyut gema ( eko)
Re-entri using an accessory pathway adalah SVT
yang kembali ke atrium melalui saluran retrograd dalam
yang paling sering ditemui dengan peningkatan
nodus AV. Denyut gema ini selanjutnya menjalar
insidens reentri nodus AV pada anak.
kembali ke ventrikel, dan seterusnya. Iramanya mutlak
Jenis takikardi ini bisa ditemui pada Sindrom Wolff
teratur, dengan frekuensi biasanya antara 150-280
Parkinson White ( WPW), dan Lown Ganong Levine
denyut/menit.
(LGL). Pada bayi dan anak yang paling sering terjadi
mulainya mendadak dan biasanya diawali
adalah sindrom Wolf Parkinson White (WPW).
dengan denyut supraventrikular prematur dan
berhentinya juga sama mendadaknya. Takikardi ini
SINDROM WOLFF PARKINSON WHITE
dipacu oleh lengkungan sirkuit re-entran dalam nodus
Sindrom WPW adalah kumpulan gejala yang
AV. Kadang-kadang dapat ditemukan gelombang P
ditimbulkan oleh impuls dari atrium yang dikonduksi ke
retrograd ( yang paling baik adalah melihat pada
vntrikel lebih cepat dari biasanya yang melalui jalur
sadapan II dan III ), tetapi lebih sering gelombang P
tambahan. Pada WPW jalur pintasnya diberi nama
terbenam pada kompleks QRS dan tidak dapat
berkas Kent. Berkas ini merupakan jalur konduksi
diidentifikasi sama sekali. Seperti pada semua aritmia
aberans yang berciri sendiri dan menghubungkan
supraventrikuler, kompleks QRSnya sempit.
atrium dengan ventrikel. Berkas dapat berada di sisi
kiri ( menghubungkan atrium kiri dan venrikel kiri ) atau
TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR PAROKSISMAL PADA
di sisi kanan ( menghubungkan atrium kanan dan
WPW
venrikel kanan ).
Pada jantung normal , takikardi supraventrikular
Gambaran EKG yang khas untuk sindrom WPW
paroksismal (TSVP) biasa muncul melalui mekanisma re-
adalah adanya gelombang delta sebagai akibat take-off
entran. Hal yang sama terjadi pada WPW. Sebenarnya,
dari kompleks QRS yang terjadi lebih awal dari biasanya,
adanya berkas tambahan jalur konduksi alternatif
karena ventrikel diaktivasi oleh impuls melalui jalur
merupakan substrat sempurna untuk re-entri.
tambahan. Dengan demikian interval PR menjadi lebih
Pada WPW, denyut normal membentuk
pendek dari normal, dan kompleks QRS menjadi lebih
kompleks QRS yang merupakan fusi dari dua
lebar. Dengan adanya jalur tambahan, penderita
gelombang, yang satu dikonduksi melalui berkas Kent (
sindrom WPW menjadi rentan untuk terjadi takikardia
gelombang delta) dan yang satu melalui rute konduksi
AV re-entri.
normal. Walaupun berkas Kent biasanya mengkonduksi
aliran listrik lebih cepat daripada nadus AV, berkas ini jika frekuensi sangat cepat atau jika serangan
juga cenderung mempunyai periode refrakter yang berlangsung dalam waktu yang lama bisa muncul rasa
lebih lama bila telah didepolarisasi. tidak enak prekordial dan gagal jantung kongestif dapat
Apa yang kemudian terjadi jika impuls sinus normal juga terjadi.
diikuti secara mendadak oleh denyut atrium prematur? Takipnea dan hepatomegali merupakan tanda
Denyut prematur ini akan dihantarkan secara normal mencolok gagal jantung, bahkan demam dan lekositosis
melalui nodus AV, karena berkas Kent mungkin masih dapat terjadi. Jika takikardi terjadi pada janin dapat
refrakter, sehingga memblokade konduksi melalui rute menimbulkan gagal jantung berat dan merupakan salah
alternatif. Gelombang depolarisasi tersebut kemudiaan satu dari penyebab terjadinya hidrops fetalis.
akan bergerak melalui nodus AV dan kedalam cabang- SVT biasanya terjadi dengan mendadak dan
cabang berkas dan miokardium ventrikel. Pada saat berhenti juga secara mendadak. Keadaan ini bisa
gelombang depolarisasi bertemu berkas Kent pada sisi dipercepat dengan adanya infeksi akut dan biasanya
venrikel, berkas ini mungkin sudah tidak lagi refrakter terjadi saat penderita sedang beristirahat. Serangan
dan aliran listriknya dapat masuk kembali ke dalam bisa terjadi mungkin hanya beberapa detik saja, bahkan
atrium. Arus listrik ini kemudian bebas berbalik turun dapat menetap sampai berjam-jam. Frekuensi jantung
melalui nodus AV, dan terjadi mekanisme re-entran biasanya melebihi 180/menit, dan kadang bisa sampai
yang bertahan dan berulang. Hasilnya adalah TSVP. 300/menit.
Kompleks QRS sempit karena terjadi Keluhan yang dirasakan berupa frekuensi jantung
depolarisasi ventrikel melalui cabang berkas normal. yang cepat. Banyak anak dapat mentoleransi keadaan
ini, tapi serangan singkat dapat sangat membahayakan
hidupnya.
II. MANIFESTASI KLINIK

ELEKTROKARDIOGRAFI
Pada bayi muda diagnosis penyakit ini bisa tidak
SVT pada neonatus biasanya datang dengan kompleks
jelas karena ketidakmampuannya untuk berkomunikasi
QRS sempit ( kurang dari 0,08 detik ). Gelombang P
mengenai gejala-gajalanya. Lagipula frekuensi jantung
dapat dilihat pada EKG standar pada hanya 50-60%
pada umur ini normalnya cepat dan frekuensi jantung
neonatus dengan SVT tetapi dapat dilihat dengan
bisa sangat bertambah saat bayi menangis.
hantaran transesofagus pada kebanyakan penderita.
Bayi dengan SVT sering datang dengan gagal
Perbedaan dengan sinus takikardi mungkin sukar, jika
jantung kongestif karena takikardi tidak dikenali selama
frekuensi lebih dari 230 denyut/menit dan ada kelainan
waktu yang lama. Jika serangan berlangsung 6-24 jam
sumbu gelombang P ( gelombang P normal positif pada
atau lebih dengan frekuensi jantung sangat cepat, bayi
hantaran I dan aVF ), SVT lebih mungkin. Frekuensi
dapat menderita sakit berat, dengan warna abu-abu
jantung pada SVT juga cenderung tidak bervariasi,
dan gelisah serta iritabel.
sedang pada takikardi sinus bervariasi pada perubahan
Pada anak satu-satunya keluhan mungkin hanya berupa
tonus vagus dan simpatis.
frekuensi jantung yang cepat. Namun banyak anak
dapat mentoleransi dengan sangat baik kejadiaan ini,
ELEKTROFISIOLOGI
dan lagipula tidak mungkin bahwa suatu paroksismal
pendek dapat berbahaya untuk hidupnya. Akan tetapi
Pemeriksaan Elektrofisiologi yang lebih rinci yang sepanjang saraf vagus ke jantung. Masukan vagus
dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung, sering mengurangi frekuensi pacuan nodus sinus, dan yang
terindikasi pada penderita dengan takiaritmia lebih penting memperlambat konduksi melalui nodus
supraventrikuler refrakter. AV.
Selama pemeriksaan Elektrofisiologi, banyak kateter Baroreseptor karotis ini tidak begitu cerdas, dan
elektroda ditempatkan ke dalam tempat yang berbeda- tidak dapat dikelabui agar menganggap bahwa tekanan
beda dalam jantung. Dengan membandingkan waktu darah naik dengan penekanan ringan dari luar pada
denyut prematur pada berbagai hantaran, lokasi fokus arteri karotis ( untuk hal ini, sesuatu yang meningkatkan
ektopik atau saluran pintas dapat dikenali. Takiaritmia tekanan darah, seperti manuver valsava atau jongkok
dapat diinduksi dengan pacu dan berbagai agen akan merangsang input vagus ke jantung, tetapi masase
farmakologis dapat diuji kemampuannya untuk karotis adalah manuver yang paling sederhana dan
menghambat aritmia. Pemeriksaan ini paling luas digunakan ). Karena pada sebagian besar
memerlukan prasyarat sebelum ablasi radiofrekuensi. kasus, mekanisme yang mendasari takikardi
Ablasi radiofrekuensi jalur tambahan merupakan supraventrikular paroksismal adalah sirkuit re-entran
pilihan lain penanganan untuk penderita yang yang melibatkan nodus AV, masase karotis dapat :
membutuhkan banyak obat atau jika pengendaliaan
 Mengganggu sirkuit re-entran tersebut, sehingga
aritmia jelek. Angka keberhasilan awal keseluruhan
menghentikan aritmianya.
telah dilaporkan setinggi 83% pada penelitian
 Paling kurang memperlambat aritmia sehingga
multisenter yang besar. Pemotongan saluran pintas
ada atau tidak adanya gelombang P dapat lebih
secara bedah dapat juga dilakukan dengan berhasil
mudah ditentukan dan aritmianya terdiagnosis.
pada penderita terpilih.

Masase karotis harus dilakukan dengan sangat hati-


III. PENATALAKSANAAN
hati
Penanggulangannya tergantung keadaan. Apabila
a. Auskultasi untuk mencari bruit karotis.
tidak membahayakan atau hemodinamik penderita
Jika ada penyakit karotis yang berarti jangan melakukan
masih stabil, maka dapat dicoba dengan perangsangan
masase karotis.
vagus misalnya dengan masase karotis, valsava
b. Tidur terlentang, leher ekstensi
manuver, gagging atau merendam muka di air dingin.
c. Raba arteri karotis dan lakukan tekanan halus
Obat-obat seperti valium dan fenobarbital juga sangat
selama 10-15 detik.
efektif. Pada kasus yang lebih berat dapat diberi injeksi
d. Jangan menekan kedua arteri karotis secara
adenosin atau verapamil.
bersamaan.
Masase Karotis
e. Coba dulu arteri karotis yang kanan, jika gagal
Memijat ( masase ) arteri karotis dapat membantu
baru dilanjutkan ke arteri karotis yang kiri.
mendiagnosis dan menghentikan serangan.
f. Rekam EKG selama tindakan sehingga dapat dilihat
Baroreseptor yang merasakan perubahan tekanan
apa yang sedang terjadi.
darah terletak pada sudut mandibula tempat arteri
karotis komunis bercabang dua. Bila tekanan darah
Pengobatan SVT tergantung pada frekuensi serangan,
meningkat, baroreseptor ini mengirimkan isyarat
lamanya serangan terdahulu dan sekarang, adanya
kolaps sirkulasi, gagal jantung, angina, dan riwayat Obat lain : Prokainamid 15-50 mg/kg/hari dibagi dalam
pengobatan yang efektif. 4 dosis
Amiodaron10mg/kg/hari 1x selama seminggu,
Pengobatan darurat : kemudian 5 mg/kg/hari.
Pasien dengan renjatan kardiogenik, angina pektoris Bila penderita telah diubah ke irama sinus, kemudian
hebat atau gagal jantung penting untuk menghentikan dipilih obat yang bekerja lebih lama untuk terapi
SVT dengan segera. Dengan cara : rumatan. Jika gagal jantung terjadi karena takikardia
1. rangsangan Vagus : letakkkan kantong es pada yang lama pada bayi dengan jantung normal, fungsi
wajah pasien masase sinus karotikus, muntah, jantung biasanya kembali ke normal sesudah irama
manuver valsava, penekanan bola mata ( tidak sinus dikembalikan, walaupun keadaan ini dapat
dianjurkan pada bayi dan anak ) memerlukan waktu beberapa minggu.
2. Rangsangan mekanik dengan pemukulan dada Bila tindakan diatas tidak efektif dapat dilakukan
3. Farmakologik : Digoksin intravena, Propanolol operasi eksisi fokus ektopik operasi divisi bundel his.
intravena.
4. Jika gejala-gejala gagal jantung kongestif berat IV. PROGNOSIS
telah terjadi, kardioversi DC sinkron 0,5-2 watt- Pada bayi 90% memberi respon terhadap terapi. Akan
det/kg dapat dianjurkan sebagai manajemen awal. tetapi pada 30% kasus penyakit ini akan muncul lagi
saat anak berusia 8 tahun. Bayi yang datang dengan SVT
Pengobatan bukan darurat : pada umur 3-4 bulan pertama mempunyai insidens
· Digoksin oral 10-20 mikrogram/kg/hari dibagi untuk kumat lebih rendah daripada mereka yang datang
dalam 2 dosis pada umur yang lebih tua. Penderita ini biasanya diobati
Pada bayi obat ini merupakan terapi utama karena obat selama minimum 1 tahun sesudah di diagnosis,
ini dapat memperlambat hantaran dalam nodus A-V dan sesudahnya obat-obat antiaritmia dapat dikurangi
dengan demikian akan mengganggu sirkuit re-entry. sedikit demi sedikit dan penderita diawasi tanda-tanda
Pada anak yang lebih tua dengan bukti adanya sindrom kumatnya.
pre-eksitasi, digoksin dapat menaikkan frekuensi
TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
hantaran impuls anterograd melalui saluran pintas.
Penderita ini biasanya di tatalaksana jangka lama A.DEFINISI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis
dengan obat-obat propanolol, prokainamid atau
takidisritmia yang ditandai dengan perubahan laju
kuinidin. jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi
· Propanolol oral 0,5-14 mg/kg/hari dibagi dalam 4 berkisar antara 150 kali/menit sampai 250 kali/menit.
Kelainan pada TSV mencakup komponen sistem
dosis konduksi dan terjadi di bagian atas bundel HIS. Pada
· Verapamil oral 10-20 mg/kg/hari dibagi dalam 3 kebanyakan TSV mempunyai kompleks QRS normal.
Kelainan ini sering terjadi pada demam, emosi, aktivitas
dosis fisik dan gagal jantung (Aslinar, 2010).
Pada bayi yang berumur dibawah 1 tahun obat ini tidak
B.ELEKTROFISIOLOGI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
boleh diberikan karena dapat mengurangi curah jantung Gangguan irama jantung secara elektrofisiologi
dan menyebabkan hipotensi serta dapat juga terjadi disebabkan oleh gangguan pembentukan rangsang,
gangguan konduksi rangsang dan gangguan
henti jantung. pembentukan serta penghantaran rangsang.
1.Gangguan pembentukan rangsang abnormal (jaras tambahan).
Gangguan ini dapat terjadi secara pasif atau aktif. Bila 2.Atrioventricular re-entry tachycardia (AVRT)
gangguan rangsang terbentuk secara aktif di luar urutan Pada AVRT pada sindrom Wolf-Parkinson-White (WPW)
jaras hantaran normal, seringkali menimbulkan jenis orthodromic, konduksi antegrad terjadi pada jaras
gangguan irama ektopik dan bila terbentuk secara pasif his-purkinye (slow conduction) sedangkan konduksi
sering menimbulkan escape rhytm (irama pengganti). retrograd terjadi pada jaras tambahan (fast
a.Irama ektopik timbul karena pembentukan rangsang conduction). Kelainan yang tampak pada EKG adalah
ektopik secara aktif dan fenomena reentry takikardi dengan kompleks QRS yang sempit dengan
b.Escape beat (denyut pengganti) ditimbulkan bila gelombang p yang timbul segera setelah kompleks QRS
rangsang normal tidak atau belum sampai pada waktu dan terbalik. Pada jenis yang antidromic, konduksi
tertentu dari irama normal, sehingga bagian jantung antegrad terjadi pada jaras tambahan sedangkan
yang belum atau tidak mendapat rangsang itu bekerja konduksi retrograd terjadi pada jaras his-purkinye.
secara otomatis untuk mengeluarkan rangsangan Kelainan pada EKG yang tampak adalah takikardi
instrinsik yang memacu jantung berkontraksi. dengan kompleks QRS yang lebar dengan gelombang p
c.Active ectopic firing terjadi pada keadaan dimana yang terbalik dan timbul pada jarak yang jauh setelah
terdapat kenaikan kecepatan automasi pembentukan kompleks QRS.
rangsang pada sebagian otot jantung yang melebihi 3.Atrioventricular nodal reentry tachycardia (AVNRT)
keadaan normal. Pada jenis AVNRT, reentry terjadi di dalam nodus AV,
d.Reentry terjadi bila pada sebagian otot jantung terjadi dan jenis ini merupakan mekanisme yang paling sering
blokade unidirectional (blokade terhadap rangsang menimbulkan TSV pada bayi dan anak. Sirkuit tertutup
dalam arah antegrad) dimana rangsang dari arah lain pada jenis ini merupakan sirkuit fungsional. Jika
masuk kembali secara retrograd melalui bagian yang konduksi antegrad terjadi pada sisi lambat (slow limb)
mengalami blokade tadi setelah masa refrakternya dan konduksi retrograd terjadi pada sisi cepat (fast
dilampaui. Keadaan ini menimbulkan rangsang baru limb), jenis ini disebut juga jenis typical (slow-fast) atau
secara ektopik. Bila reentry terjadi secara cepat dan orthodromic. Kelainan pada EKG yang tampak adalah
berulang-ulang, atau tidak teratur (pada beberapa takikardi dengan kompleks QRS sempit dengan
tempat), maka dapat menimbulkan keadaan takikardi gelombang p yang timbul segera setelah kompleks QRS
ektopik atau fibrilasi. tersebut dan terbalik atau kadang-kadang tidak tampak
2.Gangguan konduksi karena gelombang p tersebut terbenam di dalam
Kelainan irama jantung dapat disebabkan oleh kompleks QRS. Jika konduksi antegrad terjadi pada sisi
hambatan pada hantaran (konduksi) aliran rangsang cepat dan konduksi retrograd terjadi pada sisi lambat,
yang disebut blokade. Hambatan tersebut jenis ini disebut jenis atypical (fast-slow) atau
mengakibatkan tidak adanya aliran rangsang yang antidromic. Kelainan yang tampak pada EKG adalah
sampai ke bagian miokard yang seharusnya menerima takikardi dengan kompleks QRS sempit dan gelombang
rangsang untuk dimulainya kontraksi. Blokade ini dapat p terbalik dan timbul pada jarak yang cukup jauh
terjadi pada tiap bagian sistem hantaran rangsang mulai setelah komplek QRS.
dari nodus SA atrium, nodus AV, jaras HIS, dan cabang-
cabang jaras kanan kiri sampai pada percabangan D.PENYEBAB TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
purkinye dalam miokard. 1.Idiopatik, ditemukan pada hampir setengah jumlah
3.Gangguan pembentukan dan konduksi rangsangan pasien. Tipe idiopatik ini biasanya terjadi lebih sering
Gangguan irama jantung dapat terjadi sebagai akibat pada bayi daripada anak.
gangguan pembentukan rangsang bersama gangguan 2.Sindrom Wolf Parkinson White (WPW) terdapat pada
hantaran rangsang. 10-20% kasus dan terjadi hanya setelah konversi
menjadi sinus aritmia. Sindrom WPW adalah suatu
C.KLASIFIKASI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR sindrom dengan interval PR yang pendek daninterval
Terdapat 3 jenis TSV yang sering ditemukan pada bayi QRS yang lebar; yang disebabkan oleh hubungan
dan anak, yaitu: langsung antara atrium dan ventrikel melalui jaras
1.Takikardi atrium primer (takikardi atrial ektopik) tambahan.
Terdapat sekitar 10% dari semua kasus TSV, namun TSV 3.Beberapa penyakit jantung bawaan (anomali
ini sukar diobati. Takikardi ini jarang menimbulkan Ebstein’s, single ventricle, L-TGA)
gejala akut. Penemuannya biasanya karena
pemeriksaan rutin atau karena ada gagal jantung akibat E.TANDA DAN GEJALA TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
aritmia yang lama. Pada takikardi atrium primer, 1.Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
tampak adanya gelombang “p” yang agak berbeda mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama
dengan gelombang p pada waktu irama sinus, tanpa tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,
disertai pemanjangan interval PR. Pada pemeriksaan sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun
elektrofisiologi intrakardiak tidak didapatkan jaras bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, pertama dalam terapi TSV karena dapat menghilangkan
bingung, letargi, perubahan pupil. hampir semua TSV. Efektivitasnya dilaporkan pada
2.Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau sekitar 90% kasus. Adenosin diberikan secara bolus
tidak dengan obat antiangina, gelisah intravena diikuti dengan flush saline, mulai dengan
3.Napas pendek, batuk, perubahan dosis 50 µg/kg dan dinaikkan 50 µ/kg setiap 1 sampai 2
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas menit (maksimal 250 µ/kg). Dosis yang efektif pada
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada anak yaitu 100 – 150 µg/kg. Pada sebagian pasien
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal diberikan digitalisasi untuk mencegah takikardi
jantung kiri (edema paru) atau fenomena berulang.
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis. Efek samping adenosin dapat berupa nyeri dada,
4.Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, dispnea, facial flushing, dan terjadinya A-V bloks.
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus Bradikardi dapat terjadi pada pasien dengan disfungsi
otot/kekuatan sinus node, gangguan konduksi A-V, atau setelah
pemberian obat lain yang mempengaruhi A-V node
F.PATOFISIOLOGI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR (seperti beta blokers, calsium channel blocker,
Berdasarkan pemeriksaan elektrofisiologi intrakardiak, amiodaron). Adenosin bisa menyebabkan
terdapat dua mekanisme terjadinya takikardi bronkokonstriksi pada pasien asma.
supraventrikular yaitu Otomatisasi (automaticity) dan b.Pada pasien AVRT atau AVNRT, prokainamid mungkin
Reentry. Irama ektopik yang terjadi akibat otomatisasi juga efektif. Obat ini bekerja memblok konduksi pada
sebagai akibat adanya sel yang mengalami percepatan jaras tambahan atau pada konduksi retrograd pada jalur
(akselerasi) pada fase 4 dan sel ini dapat terjadi di cepat pada sirkuit reentry di nodus AV. Hipotensi juga
atrium, A-V junction, bundel HIS, dan ventrikel. Struktur sering dilaporkan pada saat loading dose diberikan.
lain yang dapat menjadi sumber/fokus otomatisasi c.Digoksin dilaporkan juga efektif untuk mengobati
adalah vena pulmonalis dan vena kava superior. Contoh kebanyakan TSV pada anak. Digoksin tidak digunakan
takikardi otomatis adalah sinus takikardi. Ciri lagi untuk penghentian segera TSV dan sebaiknya
peningkatan laju nadi secara perlahan sebelum akhirnya dihindari pada anak yang lebih besar dengan WPW
takiaritmia berhenti. Takiaritmia karena otomatisasi sindrom karena ada risiko percepatan konduksi pada
sering berkaitan dengan gangguan metabolik seperti jaras tambahan. Digitalisasi dipakai pada bayi tanpa
hipoksia, hipokalemia, hipomagnesemia, dan asidosis. gagal jantung kongestif. Penelitian oleh Wren dkk tahun
Ini adalah mekanisme yang terbanyak sebagai penyebab 1990, pada 29 bayi dengan TSV, pengobatan efektif
takiaritmia dan paling mudah dibuktikan pada dengan digoksin. Digoksin memperbaiki fungsi ventrikel,
pemeriksaan elektrofisiologi. Syarat mutlak untuk baik melalui pengaruh inotropiknya maupun melalui
timbulnya reentry adalah Adanya dua jalur konduksi blokade nodus AV yang ditengahi vagus.
yang saling berhubungan baik pada bagian distal d.Bila adenosin tidak bisa digunakan serta adanya tanda
maupun proksimal hingga membentuk suatu rangkaian gagal jantung kongestif atau kegagalan sirkulasi jelas
konduksi tertutup. Salah satu jalur tersebut harus dan alat DC shock tersedia, dianjurkan penggunaan
memiliki blok searah. Aliran listrik antegrad secara direct current synchronized cardioversion dengan
lambat pada jalur konduksi yang tidak mengalami blok kekuatan listrik sebesar 0,25 watt-detik/pon yang pada
memungkinkan terangsangnya bagian distal jalur umumnya cukup efektif. DC shock yang diberikan perlu
konduksi yang mengalami blok searah untuk kemudian sinkron dengan puncak gelombang QRS, karena
menimbulkan aliran listrik secara retrograd secara cepat rangsangan pada puncak gelombang T dapat memicu
pada jalur konduksi tersebut. terjadinya fibrilasi ventrikel. Tidak dianjurkan
memberikan digitalis sebelum dilakukan DC Shock oleh
G.PENATALAKSANAAN karena akan menambah kemungkinan terjadinya
1.Penatalaksanaan segera fibrilasi ventrikel. Apabila terjadinya fibrilasi ventrikel
Pemberian adenosin. Adenosin merupakan nukleotida maka dilakukan DC shock kedua yang tidak sinkron.
endogen yang bersifat kronotropik negatif, Apabila DC shock kedua ini tetap tidak berhasil, maka
dromotropik, dan inotropik. Efeknya sangat cepat dan diperlukan tindakan invasif.
berlangsung sangat singkat dengan konsekuensi pada e.Bila DC shock tidak tersedia baru dipilih alternatif
hemodinamik sangat minimal. Adenosin dengan cepat kedua yaitu preparat digitalis secara intravena. Dosis
dibersihkan dari aliran darah (sekitar 10 detik) dengan yang dianjurkan pada pemberian pertama adalah
cellular uptake oleh sel endotel dan eritrosit. Obat ini sebesar ½ dari dosis digitalisasi (loading dose)
akan menyebabkan blok segera pada nodus AV dilanjutkan dengan ¼ dosis digitalisasi, 2 kali berturut-
sehingga akan memutuskan sirkuit pada mekanisme turut berselang 8 jam.
reentry. Adenosin mempunyai efek yang minimal f.Bila pasien tidak mengalami gagal jantung kongestif,
terhadap kontraktilitas jantung. adenosin tidak bisa digunakan, dan digitalis tidak
Adenosin merupakan obat pilihan dan sebagai lini efektif, infus intravena phenylephrine bisa dicoba untuk
konversi cepat ke irama sinus. Phenylephrine dapat mungkin mengalami resolusi sendiri dan umunya tidak
meningkatkan tekanan darah dengan cepat dan tahan atau kepatuhannya kurang dengan pengobatan
mengubah takikardi dengan meningkatkan refleks vagal. medikamentosa. Terapi ablasi dilakukan pada usia 2
Efek phynilephrin (Neo-synephrine) sama halnya sampai 5 tahun bila TSV refrakter terhadap obat anti
dengan sedrophonium (tensilon) yang meningkatkan aritmia atau ada potensi efek samping obat pada
reflek vagal seperti juga efek anti aritmia lain seperti pemakaian jangka panjang. Pada tahun-tahun
procainamid dan propanolol. Metode ini tidak sebelumnya, alternatif terhadap pasien dengan aritmia
direkomendasikan pada bayi dengan CHF karena dapat yang refrakter dan mengancam kehidupan hanyalah
meningkatkan afterload sehingga merugikan pada bayi dengan anti takikardi pace maker atau ablasi
dengan gagal jantung. Dosis phenylephrin 10 mg pembedahan.
ditambahkan ke dalam 200 mg cairan intravena
diberikan secara drip dengan pengawasan doketr H.PEMERIKSAAN PENUNJANG TAKIKARDI
terhadap tekanan darah. Tekanan sistolik tidak boleh SUPRAVENTRIKULAR
melebihi 150-170 mmHg. 1.EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan
g.Price dkk pada tahun 2002, menggunakan pengobatan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
dengan flecainide dan sotalol untuk TSV yang refrakter ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
pada anak yang berusia kurang dari 1 tahun. Flecainide 2.Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin
dan sotalol merupakan kombinasi baru, yang aman dan diperlukan untuk menentukan dimana disritmia
efektif untuk mengontrol TSV yang refrakter. disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
h.Penelitian oleh Etheridge dkk tahun 1999, rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
penggunaan beta bloker efektif pada 55% pasien. Selain mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
itu juga penggunaan obat amiodarone juga berhasil antidisritmia.
pada 71% pasien dimana di antaranya sebagai 3.Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran
kombinasi dengan propanolol. Keberhasilan terapi bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi
memerlukan kepatuhan sehingga amiodarone dipakai ventrikel atau katup.
sebagai pilihan terapi pada beberapa pasien karena 4.Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea
hanya diminum 1x sehari. Semua pasien yang diterapi iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
dengan amiodarone, harus diperiksa tes fungsi hati dan konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
fungsi tiroid setiap 3 bulan. Propanolol dapat digunakan kemampuan pompa.
secara hati-hati, sering efektif dalam memperlambat 5.Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk
fokus atrium pada takikardi atrial ektopik. mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
2.Penanganan Jangka Panjang disritmia.
Umur pasien dengan TSV digunakan sebagai penentu 6.Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium,
terapi jangka panjang TSV. Di antara bayi-bayi yang kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan
menunjukkan tanda dan gejala TSV, kurang lebih disritmia.
sepertiganya akan membaik sendiri dan paling tidak 7.Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat
setengah dari jumlah pasien dengan takikardi atrial jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat
automatic akan mengalami resolusi sendiri. Berat ringan contoh digitalis, quinidin.
gejala takikardi berlangsung dan kekerapan serangan 8.Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan
merupakan pertimbangan penting untuk pengobatan. kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan
Pada sebagian besar pasien tidak diperlukan terapi disritmia.
jangka panjang karena umumnya tanda yang menonjol 9.Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan
adalah takikardi dengan dengan gejala klinis ringan dan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai
serangan yang jarang dan tidak dikaitkan dengan faktor pencetus disritmia.
preeksitasi. Bayi-bayi dengan serangan yang sering dan 10.GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat
simptomatik akan membutuhkan obat-obatan seperti menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
propanolol, sotalol atau amiodaron, terutama untuk
tahun pertama kehidupan.
Pada pasien TSV dengan sindrom WPW sebaiknya
diberikan terapi propanolol jangka panjang. Sedangkan
pada pasien dengan takikardi resisten digunakan
procainamid, quinidin, flecainide, propafenone, sotalol
dan amiodarone.
Pada pasien dengan serangan yang sering dan berusia di
atas 5 tahun, radiofrequency ablasi catheter merupakan
pengobatan pilihan. Pasien yang menunjukkan takikardi
pada kelompok umur ini umumnya takikardinya tidak

Anda mungkin juga menyukai