Anda di halaman 1dari 23

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. ALFIANA GUSTINA S P1337424117004


2. DEWI RIYANTI K.S P1337424117005
3. NABILA PININGRUM P1337424117011
4. DIAN AJENGSARI P1337424117014
5. RESTITI EKA P1337424117017
6. MEIDIAN KARIMA P1337424117052
MATERI :

 ABSORBSI ZAT MAKANAN


 PENGATURAN SISTEM PENCERNAAN OLEH
SARAF DAN HORMON
 REFLEKS DEFEKASI
ABSORBSI ZAT MAKANAN
KARBOHIDRAT
• Sebagian besar pencernaan kimiawi terjadi dalam usus kecil. Semua zat tepung
yang tersisa (bukan yang telah diuraikan oleh amilase ludah) akan dikurangi
menjadi glukosa oleh amilase yang dihasilkan oleh pankreas atau lapisan usus
kecil itu sendiri. Semua disakarida akan dikurangi menjadi monosakarida. [Jika
seseorang mengalami kekurangan laktase, maka laktosa akan tetap utuh dan
akan menyebabkan masalah pada bagian bawah dari usus besar.] Enzim yang
bertanggung jawab terhadap penguraian karbohidrat disebut sebagai
karbohidrase.
• Absorpsi karbohidrat
Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) à diabsorpsi melalui sel epitel
usus halus. Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi, absorpsi terjadi secara
pasif. Bila konsentrasi turun absorpsi terjadi secara aktif. Glukosa dan galaktosa
lebih cepat diabsorpsi daripada fruktosa. Mono sakarida melalui pembuluh vena
aorta dibawa ke ahti dimana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi
semua disakarida diubah menjadi glukosa pada akhirnya.
LEMAK
• Lemak pertama-tama harus mengalami emulsi oleh air empedu, yang terbuat dalam ati
yang tersimpan dalam kandung empedu, dan dikeluarkan ke dalam duodenum saat
terdapatnya lemak. Triglyceride akan diuraikan menjadi asam lemak dan glycerol, walaupun
sering terdapat satu asam lemak yang terlekat pada glycerol dan terserap sebagai
monoglyceride. Enzim yang mempercepat reaksi kimia penguraian lemak disebut lipase.
• Proses absorpsi lemak
Hasil pencernaan lipida à diabsorpsi ke dalam membrane mukosa usus halus à melalui cara
difusi pasif.
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, sawit, jagung, dll),
mentega, margarine, lemak hewani, kacang-kacangan ,susu, keju, makanan yang dimasak
menggunakan minyak, dan lain sebagainya. Defisiensi lemak akan megurangi ketersesiaan
energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme (perombakan protein). Kekurangan
lemak juga dapat menyebabkan terganggunya perumbuhan serta terjadinya kelainan pada
kulit. Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan plasma
(hipertrigliseridermia) juga diakitakan dengan penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida
plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan.
PROTEIN
• Protein diuraikan ke dalam unsur asam aminonya. Ikatan antara dua asam amino disebut sebagai ikatan
peptide. Maka dua asam amino yang terikat disebut dipeptide, tiga disebut tripeptide, empat sampai sepuluh
disebut oligopeptide, and lebih dari sepuluh disebut polypeptide. Enzim yang memisahkan protein-protein
yang asli disebut protease, dan enzim yang memisahkan setiap asam amino disebut peptidase.
•  Absorpsi protein
Asam amino segera di absorpsi 15 menit setelah kita makan. Absorpsi ini menggunakan transport natrium
seperti halnya pada absorpsi glukosa.
Asam amino à memasuki system sirkulasi darah à melalui vena porta à lalu dibawa ke hati à sebagian
digunakan oleh ahti dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah yang dibawa ke sel-sel jaringan tubuh.
Sebagian asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai diujung usus halus. Beberapa jenis
protein karena strukstur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa
perubahan. Protein yang tidak dapat di absorpsi akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi
metabolism mikroflora kolondan, dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.
Sumber protein berasal dari bayhan makanan seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang. Selain itu, ada
juga sumber protein nabati kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti tahu, tempe, dengan asam amino
pembatas metionin. Protein tidak komplit dengan asam amino pembatas lisin. Defisiensi protein dapat
menimbulakan berbagai penyakit, antara laina, kwashiorkor, marasmus, dan pertumbuhan terhambat.
Sedangkan apabila kelebihan protein akan menimbulakn asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan urea darah, demam, serta obesitas.
VITAMIN & MINERAL

Zat gizi yang berperan dalam metabolisme


asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin
B12. Vitamin D diperlukan dalam
pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain
itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara
dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C
dan E juga diperlukan.
REFLEK DEFEKASI
• Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini
juga disebut bowel Movement . Frekwensi defekasi pada setiap
orang sangat bervariasi dari beberapa kaliperhari sampai 2 atau 3
kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.Ketika
gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu
menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
• Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum
mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter
ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar.
Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai
sistem saraf enteric dalam dinding rectum.
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks
defekasi yaitu :
1. Refleks defekasi instrinsik
2. Refleks defekasi parasimpatis
Refleks defekasi instrinsik

Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan


dinding rektum memberisuatu signal yang menyebar
melalui pleksus mesentrikus untuk memulai
gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon
sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan
feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik
mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup
dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.
 
Refleks defekasi parasimpatis
• Adanya faeses dalam rektum yang merangsang syaraf rektum, ke spinal cord
dan merangsang kolon desenden, kemudianke sigmoid, lalu ke rektum
dengan gerakanperistaltik dan akhirnya terjadi relaksasisfingter interna,
maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna berelaksasi. 
• Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma
yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus
levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran
anus. Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan
tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan
kebawah kearah rektum. Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi
dihambat secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter
eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat
menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan feses.
PENGATURAN PENCERNAAN OLEH SARAF
DAN HORMON
• Fisiologi Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah
memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam
lingkungan internal tubuh. Manusia
menggunakan molekul-molekul organic yang
terkandung dalam makanan dan O2 untuk
menghasilkan energi.
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul
sederhana yang siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam
sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Secara umum
sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar,
yaitu :
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong isi saluran pencernaan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen
saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin.
3. Pencernaan
Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu:
• Karbohidrat
• Lemak
• Protein
4. Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus.
Terdapat empat faktor yang berperan dalam
pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
• Fungsi otonom otot polos
• Pleksus saraf intrinsik
• Saraf ekstrinsik
• Hormon saluran pencernaan
PROSES PENCERNAAN
1. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut).
Langkah awal adalah proses mestikasi
(mengunyah).

TUJUAN
(1) menggiling dan memecah makanan;
(2) mencampur makanan dengan air liur; dan
(3) merangsang papil pengecap.
2. Proses deglutition (menelan)
Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. tahap orofaring
2. tahap esofagus

3. Makanan mengalami pencernaan di lambung


Di lambung terjadi proses motilita. Terdapat
empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:
1. pengisian lambung (gastric filling)
2. penyimpanan lambung (gastric storage)
3. pencampuran lambung ( gastric mixing)
4. pengosongan lambung (gastric emptying)
Selain melaksanakan proses motilitas,
lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya:
1. HCL
2. Pepsinogen
3. Sekresi mukus
4. Faktor intrinsik
5. Sekresi gastrin
Di dalam lambung telah terjadi pencernaan
karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan
protein.
Makanan selanjutnya memasuki usus halus.
Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu:
1. Duodenum (20 cm/ 8 inci)
2. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)
3. Ileum (3,6 m/12 kaki)
Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:

1. Segmentasi
2. Komplek motilitas migratif

Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam


dan mukus cair yang disebut sukus enterikus ke
dalam lumen yang fungsinya adalah
(1) mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi;
(2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut
serta dalam pencernaan makanan secara enzimatik
• Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh
enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal,
semua produk pencernaan karbohidrat, protein
dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin,
dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar
penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum.
• Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar
yang terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan
rektum.
• Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu
makanan yang tidak dapat dicerna, komponen
empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan.
• Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi
merupakan feses. Fungsi utama usus besar
adalah untuk menyimpan feses sebelum
defekasi.
• Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi
yang disebabkan oleh sfingter anus internus
(terdiri dari otot polos) untuk melemas dan
rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi
lebih kuat.
• Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari
otot rangka) juga melemas maka akan terjadi
defekasi.
• Peregangan awal di dinding rektum
menimbulkan rasa ingin buang air besar.
Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh
mengejan volunter yang melibatkan kontraksi
simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi
paksa dengan glotis dalam posisi tertutup
sehingga meningkatkan tekanan intra-
abdomen yang membantu pengeluaran feses.

Anda mungkin juga menyukai