parameter kualitatif (fisiognami, fenologi, periodisitas, stratifikasi, kelimpahan, penyebaran, daya hidup,
bentuk pertumbuhan)
parameter kuantitatif (densitas, frekuensi, luas penutupan, indeks nilai penting, summed dominance
rasio, indeks dominansi, indeks keanekaragaman, indeks kesamaan, homogenitas suatu komunitas),
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi dari tumbuh- tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Untuk kepentingan deskripsi vegetasi, ada tiga
macam parameter kuantitatif yang penting yaitu densitas, frekuensi dan kelindungan. Kelindungan yang
dimaksud adalah parameter dominansi (Kusmana, 1997).
a. Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah individu setiap spesies yang dijumpai dalam petak contoh. Kerapatan
masing-masing spesies tumbuhan dihitung menggunakan rumus, yaitu :
b. Frekuensi
Frekuensi berkenaan dengan keseragaman/keteraturan sebaran dari suatu tumpukan dalam
suatu komunitas frekuensi digambarkan jumlah kemunculan dari setiap spesies yang dijumpai
dari seluruh petak contoh yang dibuat. Frekuensi spesies dapat dihitung dengan rumus, yaitu :
jumlah petak contoh yang diduduki spesies
Frekunsi Mutlak (FM) : FM =
jumlah banyaknya petak contoh
frekuensi mutlak spesies
Frekuensi Relatif (FR) : FR = x 100 %
jumlah frekuensi seluruh spesies
c. Luas penutupan
Luas penutupan (coverage) adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh spesies
tumbuhan dengan luas total habitat. Luas penutupan dapat dinbyatakan dengan menggunakan
luas penutupan tajuk ataupun luas bidang datar.
d. Dominansi
Dominansi adalah luas bidang dasar pohon atau luas penutupan tajuk setiap spesies yang
dijumpai dalam plot. Dominansi dapat diukur dengan rumus, yaitu :
jumlah luas bidangdasr spesies
Dominansi Mutlak (DM) : DM =
jumlah total luas petak contoh
INP
parameter yang digunakan. Dengan rumus, yaitu : SDR =
3
g. indeks dominansi
Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis
dominan. Jika dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks dominasi akan
meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama maka
nilai indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan
rumus Simpson (1949) dalam Misra (1973) sebagai berikut :
dimana :
ID = Indeks Dominansi
n.i = nilai penting tiap spesies ke-i
N = Total nilai penting
Apabila nilai ID tinggi, maka Dominansi terpusat pada satu spesies, apabila IDrendah
maka Dominansi terpusat pada beberapa spesies.
h. Indeks Keanekaragaman
Tinggi rendahnya indeks keanekaragaman suatu komunitas tumbuhan tergantung pada
banyaknya jumlah Spesies dan jumlah individu masing-masing jenis (kekayaan Spesies).
Sebagaimana dijelaskan oleh Indriyanto (2006) mengatakan bahwa keanekaragaman
Spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Keanekaragaman Spesies
juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu
komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap
komponen-komponennya. Setelah diperoleh hasil dari INP setiap jenis maka dicari
Indeks keanekaragaman dari setiap spesies tumbuhan. Indeks keanekaragaman tersebut
ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu : Ĥ= - ∑ pi ∈ pi
Hasil yang didiperoleh kemudian dapat dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu:
- Jika Ĥ < 1 maka indek keanekaragaman dikategorikan Rendah.
- Jika Ĥ 1 < Ĥ < 3 maka indek keanekaragaman dikategorikan Sedang.
- Jika hasil Ĥ > 3 maka indek keanekaragaman dikategorikan Tinggi
j. Homogenitas Suatu Komunitas
Frekuensi menunjukkan homogenitas dan penyebaran dari individu-individu spesies
dalam komunitas. Untuk mengetahui homogenitas suatu komunitas, nilai frekuensi tiap
spesies dikelompokkan ke dalam lima kelas (Raunkiaer, 1934 dalam Gopal dan
Bhardwaj, 1979) :
a). Kelas A, yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 1-20%
b). Kelas B, yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 21-40%
c). Kelas C, yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 41-60%
d). Kelas D, yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 61-80%
e). Kelas E, yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 81-100%