Anda di halaman 1dari 12

Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa Yunani

σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur).[1] Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau


senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.[2] Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air.[3] Namun, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan
ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.[2]

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang
disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang
panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan
selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua
monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

Karbohidrat adalah sumber utama energi dalam tubuh


Karbohidrat dapat Anda temukan di berbagai jenis makanan, seperti sayur, buah-buahan,
daging, tahu, dan tentunya nasi. Tetapi, sumber karbohidrat utama adalah makanan pokok,
karena mengandung jumlah karbohidrat yang cukup banyak jika dibandingkan dengan jenis
makanan lainnya. Makanan yang mengandung karbohidrat akan dipecah ke dalam bentuk
yang lebih sederhana dalam mulut, lambung, dan usus. Sehingga saat mencapai usus kecil,
bentuknya sudah sangat sederhana dan disebut sebagai monosakarida.

Monosakarida inilah yang selanjutnya diserap oleh tubuh ke dalam aliran darah. Ketika
monosakarida ada di dalam pembuluh darah, maka disebut dengan gula darah atau glukosa.
Semakin banyak sumber makanan yang mengandung karbohidrat yang Anda makan, maka
akan semakin banyak pula glukosa atau gula darah yang terbentuk.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan karbohidrat untuk


menjadi energi dalam tubuh?
Sumber karbohidrat sederhana seperti gula serta makanan yang manis-manis, akan sangat
cepat dipecah oleh tubuh karena bentuknya yang mudah dicerna. Hal ini membuat gula paling
cepat dijadikan glukosa atau gula darah, yaitu kurang dari 15 menit.

Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, bihun, mie, dan lainnya membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menjadi glukosa. Jenis makanan karbohidrat kompleks dengan indeks
glikemik yang tinggi akan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk berubah bentuk jadi
glukosa darah.

Berbeda dengan jenis makanan yang mengandung indeks glikemik rendah, proses makanan
tersebut untuk dijadikan glukosa memerlukan waktu sebanyak 15-30 menit.

Bagaimana kemudian bisa jadi energi dalam tubuh?


Biasanya kadar glukosa dalam darah akan tinggi sesaat setelah makan. Pada waktu tersebut,
tubuh akan secara otomatis mengirimkan sinyal ke kelenjar pankreas – salah satu organ
pencernaan – untuk memproduksi hormon insulin.

Hormon insulin akan masuk ke dalam pembuluh darah dan kemudian memberi tahu sel-sel
tubuh bahwa sumber energi utama (glukosa) sudah tersedia. Selanjutnya, hormon insulin
akan membukakan pintu agar glukosa dari darah dapat masuk ke dalam sel. Glukosa yang
masuk ke dalam sel-sel tubuh, akan diubah menjadi energi.

Namun tidak semua sel tubuh akan menggunakan glukosa sebagai energi, sel-sel di dalam
otot dan hati akan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi. Glukosa yang disimpan
tersebut akan dipakai ketika tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dan tubuh
mengalami kekurangan energi.

Di otot, glukosa akan dipakai untuk melakukan aktivitas


Setiap sel akan menggunakan energi yang dihasilkan untuk menjalankan fungsinya masing-
masing. Contohnya, sel-sel yang ada di dalam sistem pencernaan, akan memakai energi yang
dihasilkan untuk mencerna serta melakukan metabolisme. Lain dengan sel jantung, yang
menggunakan energi dari glukosa untuk memompa darah. Sementara untuk glukosa yang
masuk ke dalam sel-sel otot, akan dipakai sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.

Semua gerakan tubuh yang Anda lakukan, berasal dari glukosa yang diproses menjadi energi
oleh sel-sel otot. Dalam keadaan istirahat, glukosa yang berlebihan akan disimpan di dalam
sel otot – disebut dengan glikogen – untuk dipakai ketika tidak ada asupan makanan yang
masuk.

Karbohidrat berlebih malah akan menjadi cadangan


lemak
Sama seperti sel otot, sel-sel di dalam organ hati juga menyimpan glukosa apabila jumlahnya
terlalu banyak. Namun jumlah glukosa yang berlebihan ini akan disimpan dengan bentuk
yang berbeda. Organ hati mengubah glukosa yang terlalu banyak tersebut menjadi trigliserida
atau yang biasa dikenal sebagai cadangan lemak tubuh. Jumlah cadangan lemak tubuh atau
trigliserida yang terlalu banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung dan diabetes mellitus.
Pengertian Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi perombakan, pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik)
menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. Contohnya katabolisme karbohidrat,
protein dan lemak.

Artikel ini membahas tentang hubungan katabolisme karbohidrat, katabolisme protein dan
katabolisme protein. Semua katabolisme tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan energi.

Tapi..

Untuk dapat digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP (Adenosin Tri
Phospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat. Pelepasan gugus
fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang digunakan untuk melangsungkan
reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dan lain-lain.

Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan yang bertujuan
menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak, dan asam
amino dan sebagai hasilnya adalah CO2 (karbon dioksida, air dan energi).

Respirasi dilakukan oleh semua sel hidup, seperti sel hewan dan sel tumbuhan.

Katabolisme Karbohidrat
Struktur karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi uatama dan sumber serat utama. Karbohidrat mempunyai
tiga unsur, yaitu karbon, hydrogen dan oksigen. Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam. Karbohidrat
dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan atom-aromnya, panjang pendeknya rantai
serta jenis ikatan.

Dari kompleksitas strukturnya karbohidrat dibedakan menjadi karbohidarat sederhana


(monosakarida dan disakarida)dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida). Selain
kelompok tersebut juga masih ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih pendek dari
polisakarida, contohnya adalah satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan galaktooligosakarida

Fungsi Karbohidrat

1. Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism


2. Bagian dari kerangka struktural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakan elemen struktural dari dinding sel tanaman maupun bakteri.
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses pengenalan
antar sel.

Proses Katabolisme Karbohidrat


Pada Proses katabolisme karbohidrat, sering disebut dengan glikolisis yaitu proses
degradasi. Proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi
dalam serangkaian reaksi enzimatis menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan
NADH Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu:

1. 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory

1. 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff

Fase I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga total degradasi
Glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 molekul NADP.

Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi pada
posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat tidak dapat
balik. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai
kofaktor.

Reaksi kedua ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu aldosa,
menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim fosfoglukoisomerase dan
dibantu oleh ion Mg2+.

Tahap ketiga adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim


fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini,gugus fosfat dipindahkan
dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pada posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-
difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehid-3-
fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. Hanya satu di antara dua triosa
fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat langsung diuraikan pada
tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam
reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa fosfat.

Tahap kelima adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam
reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Enzim yang
mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat. Pada tahap ini, enzim
kinase fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.
Diagram proses glikolisis (terdiri dari 10 tahapan)

Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Reaksi ini
melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.

Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliserat
dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol
piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.

Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari
fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP
dan molekul asam piruvat.

Gambar proses katabolisme terdiri atas glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron

Katabolisme Lemak
Struktur Lemak
Berdasarkan struktur dan fungsinya, lemak dibagi menjadi bermacam-macam:

1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung satu gugus
metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam atau karboksil. Secara umum
formula kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH, dan biasanya kelipatan dua.
2. Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6 atom.
3. Rantai sedang : 8-12 atom
4. Rantai panjang : 14-26 atom.
Semua asam lemak lemak ini merupakan asam lemak jenuh

Sedangkan untuk asam lemak tidak jenuh, adalah lemak yang mempunayi ikatan rangkap atau lebih
misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
(oleat).

Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk dari satu atau lebih
asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut ester. Terdapat dua golongan ester yaitu gliserol
ester dan cholesterol ester.

Gliserol ester
Gliserol ester erbentuk melalui metabolism karbohidrat yang mengandung tiga atom karbon, yang
salah satu ataom karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi kondensasi antara gugus
karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan membentuk gliserida, tergantung dari jumlah asam
lemak dari gugus alkohol yang membentuk raeksi kondensasi. (monogliserida, digliserida,
trigliserida)

Kolesterol ester
Kolesterol ester terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan sam lemak terikat
dengan gugus alcohol.

Glikolipid
Glikolipid merupakan komponen yang mempunayi sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu lebih
komponen gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.

Sterol
Sterol merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya kolesterol sterol. Berbeda
dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin yang saling
berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom karbon, sedang yang keempat mengandung 5
atom karbon.

Fungsi Lemak

1. Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk
sel dan mengatur aliran material-material.
2. Sebagai cadangan energi Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
3. Sebagai hormon dan vitamin, hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis

Proses Katabolisme Lemak


Lemak merupakan salah satu sumber energy bagi tubuh, bahkan kandungan energinya paling tinggi
diantara sumber energy yang lain, yaitu sebesar 9kkal/gram. Energi hasil pemecahan lemak dimulai
saat lemak berada didalam kebutuhan energi.

Pemecahan atau katabolisme lemak dimulai saat lemak berada didalam system pencernaan
makanan. Lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Dari kedua senyawa tersebut, asam
lemak sebagian mengandung sebagian besar energi, yaitu sekitar 95%, sedangkan gliserol hanya
mengandung 5% dari besar energi lemak.
Untuk dapat menghasilkan energi, asam lemak akan mengalami oksidasi yang terjadi didalm
mitokondria, sedangkan gliserol dirombak secara glikolisis. Gliserol dalam glikolisis akan diubah
kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat. Oksidasi asam lemak juga melalui lintasan akhir yang
dilalui karbohidrat, yaitu siklus krebs.

Setelah berada didalam mitokondria, asam lemak akan mengalami oksidasi untuk menghasilkan
energi. Oksidasi asam lemak terjadi dalam dua tahap, yaitu oksidasi asam lemak yang menghasilkan
residu asetil KoA dan oksidasi asetil KoA menjadi karbon dioksida melalui siklus krebs.

Katabolisme Protein
Struktur Protein
Dilihat dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas dengan
urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas itu adalah :

 Struktur primer: Ini adalah hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Struktur
primer protein dilakukan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.

 Struktur sekunder: Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa atau lembaran berlipatan-
B setempat yang berhubungan dengan struktur protein secara keseluruhan. Struktur
sekunder protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan hidrogen antara oksigen karbonil dan
nitrogen amida dari rantai polipeptida.

 Struktur tersier: Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein berbentuk bulat
dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-dimensional secara menyeluruh dari
molekul protein. Struktur tersier diselenggarakan oleh interaksi antara gugus-fufus R dalam
asam amino.

 Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau molekul-molekul besar
terbentuk dari pengumpulan khas dari subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal
dengan protomer.

Fungsi Protein

1. Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain


2. Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3. Pemeliharaan (dewasa)
4. Membentuk sel darah
5. Membentuk hormon, enzim, antibody,dll
6. Memberi tenaga (protein sparing efek)
7. Pengaturan (enzim, hormone)
Proses Katabolisme Protein
Para proses katabolisme protein asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah
asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh
akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino memerlukan pelepasan gugus amina. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik
bagi tubuh.

Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:

1. Transaminasi: Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α ketoglutarat


menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif: Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium Gugus-
gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus
urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa
urin.

Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:

1. Melalui peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat.
2. Melalui raksi ini diperlukan energi dari ATP
3. Melalui peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin
menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
4. Melalui peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATPDengan peran
enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan L-
ornitin dan urea.

Hubungan Katabolisme Antara Karbohidrat, Lemak, &


Protein
Kamu sudah mengetahui bahwa di dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain yaitu
membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Bagaimana keterkaitan ketiganya? Pada bagan terlihat karbohidrat,
protein, dan lemak bertemu pada jalur siklus Krebs dengan masukan asetil koenzim A.
Gambar hubungan katabolisme karbohidrat, protein dan lemak

Tahukah kamu bahwa Asetil Ko-A sebagai bahan baku dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi
yang berasal dari katabolisme karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur
metabolisme ini berguna untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel, Hasil katabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan senyawa- senyawa lain yaitu
dapat membentuk ATP, hormon, komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.

Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan senyawa
karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan protein (asam glutamat)
banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang lebih
teroksidasi.
Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila ada pembakaran
sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya pembebasan elektron yang lebih
banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan. Perlu kamu
ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat menghasilkan jumlah
ATP yang sama yaitu 36 ATP.

Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6
karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar
dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi yang
dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan karbohidrat dalam berat yang sama.

Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk
menghasilkan energi yang lebih besar.

1. Katabolisme Lipid (Lemak)


Lipid (lemak) terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak. Lipid (lemak)
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Lemak akan
diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol dapat diubah menjadi gliseraldehid fosfat
dalam siklus glikolisis (lihat gambar). Selanjutnya, akan masuk ke tahapan dekarboksilasi
oksidatif, siklus Krebs, dan sistem transportasi elektron. Oleh karena itu, dihasilkan energi
yang setara dengan katabolisme karbohidrat (glukosa) yaitu 38 ATP.

Asam lemak akan dioksidasi menjadi asetil Ko-A. Oksidasi asam heksanoat (6 atom C) akan
menghasilkan 3 molekul asetil Ko-A (3 molekul masing-masing dengan 2 atom C) yang akan
masuk ke siklus Krebs. Pada siklus Krebs tersebut dihasilkan 6 NADH, 3 FADH2, dan 2 ATP
(dari 2 molekul asetil Ko-A yang berasal dari 1 molekul glukosa). Dengan demikian, ATP yang
dihasilkan oleh 3 molekul glukosa tentunya akan menghasilkan jumlah ATP lebih besar
dibandingkan katabolisme glukosa. Semakin panjang rantai karbon penyusun asam lemak
semakin banyak jumlah energi yang dihasilkan.

2. Katabolisme Protein
Emil Fisher merupakan orang pertama yang berhasil menyusun molekul protein dengan cara
merangkaikan 15 molekul glisin dengan 3 molekul leusin sehingga diperoleh suatu polipeptida.
Molekul protein terdiri atas kesatuan-kesatuan kecil yang disebut asam amino. Asam amino
yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida.

Pemecahan atau katabolisme protein dilakukan oleh organisme, jika cadangan makanan berupa
karbohidrat dan lemak telah habis. Seperti halnya karbohidrat dan lemak, protein juga
merupakan molekul besar yang tersusun oleh molekul-molekul yang lebih kecil, yaitu asam
amino. Oleh karena itu, protein akan dipecah menjadi asam-asam amino penyusunnya.
Asam-asam amino seperti tirosin dan fenilalanin akan diubah menjadi fumarat. Metionin dan
valin akan menjadi suksinat, serta asam amino arginin, prolin, histidin, dan glutamin akan
diubah menjadi α-ketoglutarat. Selanjutnya, asam-asam amino tersebut masuk ke dalam siklus
Krebs. Beberapa asam amino dapat mengalami deaminasi atau pelepasan gugus aminnya (-
NH2). Kerangka-kerangka karbon hasil pemecahan asam amino tersebut akan masuk ke siklus
glikolisis, siklus Krebs dan dihasilkan jumlah energi yang setara dengan katabolisme
karbohidrat.
Pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat menghasilkan jumlah
ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon
yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energi yang
dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan
protein. Sedangkan jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang
dihasilkan karbohidrat dalam berat yang sama.
Jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan lebih
memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Karena rasa
kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk menghasilkan energi
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai