SKENARIO 1
Blok Prinsip Biomedik 2
“Pertumbuhan Terlambat”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jl. Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510
Telp (021) 4223138, Fax (021) 422313
2021/2022
SKENARIO 1
Pertumbuhan Terlambat
Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan mengalami hepatosplemegali, hati, limpa membesar,
dan pertumbuhan terlambat jika dibandingkan bayi seusianya. Bayi tersebut dikonsultasikan orang
tuanya ke Rumah Sakit YARSI untuk mendapatkan perawatan. Hasil biopsi hati pasien, menunjukkan
glikogen abnormal, struktur amilopektin rantai luar dan percabangan tidak kelihatan. Pasien diduga
mengalami defisiensi enzim glikogen sintase dan enzim percabangan. Hal ini menyebabkan terjadi
gangguan keseimbangan energi. Selanjutnya Ibu bayi tersebut diberi makanan lengkap karbohidrat,
protein, lemak, sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Disarankan agar dilakukan
pemeriksaan rutin dan meminta agar ibu tersebut sabar dan tawakal.
d. Dengan kerja enzim glikogen sintase, C-1 glukosa yang telah aktif dari
uridin-difosfat-glukosa (UDP-Glc) membentuk suatu ikatan glikosidik dengan C-4 dari
residu glukosa terminal dari primer glikogen sehingga melepaskan UDP. Molekul primer
glikogen harus sudah ada untuk menginisiasi reaksi ini. Glikogen sintase bertanggung jawab
untuk membuat pertautan α (1→4) di dalam glikogen. Enzim ini tidak dapat memprakarsai
sintesis rantai dengan menggunakan glukosa bebas sebagai akseptor molekul glukosa dari
UDP-glukosa. Enzim ini hanya dapat memperpanjang (elongasi) rantai glukosa yang sudah
ada terlebih dahulu. Karena itu, sebuah fragmen glikogen dapat berperan sebagai primer di
dalam sel-sel yang simpanan glikogennya tidak terpakai seluruhnya. Tanpa adanya sebuah
fragmen glikogen, sebuah protein yang disebut glikogenin dapat berperan sebagai akseptor
residu glukosa. Rantai samping unit gugus hidroksil tirosin tertentu berperan sebagai tempat
tersambungnya unit glukosa awal. Transfer beberapa molekul pertama glukosa dari
UDP-glukosa ke glikogen disintesis oleh glikogenin itu sendiri yang kemudian mentransfer
unit glukosil tambahan pada rantai glukosil tertaut α (1→4) yang sedang terbentuk. Rantai
pendek ini berperan sebagai akseptor residu glukosa yang akan datang. Glikogen sintesis
membutuhkan glukosa-6-Phosphate sebagai suatu aktivator.
e. Ketika rantai sudah sepanjang minimal 11 residu glukosa, enzim kedua yang disebut enzim
percabangan / branching enzyme (amilo-1,4 → 1,6-transglukosidase) muncul dan
mentransfer suatu rantai α (1→4). Enzim ini mentransfer rantai dengan lima sampai delapan
residu glukosil dari ujung rantai glikogen menuju residu lain pada rantai dan
menyambungkannya dengan sebuah ikatan α (1→6). Setelah pemanjangan kedua ujung
tersebut dilaksanakan oleh glikogen sintase, ujung kelima dan kedelapan residu glukosil yang
dimiliki rantai glikogen dapat dihilangkan dan digunakan untuk membentuk cabang-cabang
selanjutnya.
Di hati peran glikogen adalah menyediakan glukosa bebas untuk diekspor guna
mempertahankan kadar glukosa dalam darah dan di otot, peran glikogen adalah sebagai sumber
glukosa 6-fosfat untuk glikolisis sebagai respons terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot.
Hati dapat menyimpan sekitar 100 gr glikogen, sedangkan otot dapat menyimpan sekitar 500 gr.
Glikogen simpanan di otot adalah sumber energi di dalam otot itu. Di kedua jaringan, enzim
diaktifkan oleh fosforilasi yang dikatalisis oleh fosforilase kinase (untuk menghasilkan fosforilase a)
dan diinaktifkan oleh defosforilasi yang dikatalisis oleh fosfoprotein fosfatase (untuk menghasilkan
fosforilase b), sebagai respons terhadap sinyal hormon dan sinyal lain.
Setelah diabsorpsi ke dalam sel, glukosa dapat dipakai segera untuk melepaskan energi ke
dalam sel atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer besar glukosa. Semua
sel tubuh mempunyai kemampuan untuk menyimpan paling sedikit beberapa glikogen, tetapi sel-sel
tertentu dapat menyimpan dalam jumlah yang besar, terutama sel hati yang dapat menyimpan
glikogen sebanyak 5 sampai 8 persen dari beratnya, dan sel-sel otot, yang dapat menyimpan glikogen
sebanyak 1 sampai 3 persen. Molekul glikogen dapat dipolimerisasi dan polimernya bisa mencapai
hampir semua berat molekul, dengan berat molekul rata rata 5 juta atau lebih besar, kebanyakan
glikogen mengendap dalam bentuk granula padat. Konversi dari monosakarida menjadi senyawa
presipitat dengan berat molekul tinggi (glikogen) memungkinkan tersimpannya karbohidrat dalam
jumlah yang besar tanpa mengubah tekanan osmotik cairan intraseluler secara bermakna. Konsentrasi
yang tinggi dari monosakarida yang mudah larut dengan berat molekul rendah akan sangat
mengganggu hubungan osmotik antara cairan intraselular dan ekstraselular.
2. Memahami dan mempelajari keseimbangan energi dan gangguannya
Setiap sel dalam tubuh memerlukan energi untuk melaksanakan fungsi - fungsi yang
esensial bagi keberlangsungan hidup sel itu sendiri (misalnya, transport aktif dan perbaikan
seluler) dan menjelaskan fungsi spesifiknya dalam mempertahankan homeostasis (misalnya
sekresi kelenjar atau kontraksi otot). Semua energi yang digunakan dalam sel pada akhirnya
berasal dari makanan yang masuk.
Menurut Hukum Termodinamika Pertama, energi tidak dapat diciptakan atau
dihilangkan, tetapi energi dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Oleh
karena itu, energi merupakan hal yang sama seperti keseimbangan pemasukan-pengeluaran
komponen kimiawi tubuh, seperti air dan garam. Karena energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, masukan energi harus sama dengan keluaran energi. Terdapat tiga
kemungkinan status keseimbangan energi, yaitu :
1. Keseimbangan energi netral. jika jumlah energi dalam asupan makanan sama persis
dengan jumlah energi yang dipakai dalam melakukan kerja eksternal ditambah
pemakaian energi internal basal yang akhirnya menjadi panas tubuh, pemasukan dan
pengeluaran energi berada dalam keseimbangan dan berat badan tidak berubah.
2. Keseimbangan energi positif. jika jumlah energi dalam asupan makanan lebih besar
daripada jumlah energi yang dipakai, kelebihan energi yang masuk tetapi tidak
digunakan dan akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi penumpukan energi dalam
tubuh.
3. Keseimbangan energi negatif. sebaliknya, jika energi yang berasal dari asupan
makanan lebih kecil daripada energi kebutuhan tubuh saat itu,tubuh harus
menggunakan energi simpanan untuk memenuhi kebutuhan energi karenanya berat
badan berkurang.
Adenosin Trifosfat adalah "Penyedia Energi"Tubuh
Adenosin trifosfat (ATP) adalah suatu rantai penghubung yang esensial antara fungsi
penggunaan energi dan fungsi penghasil energi di tubuh. Oleh sebab itu, ATP disebut alat
bayar energi tubuh dan ATP dapat diperoleh dan digunakan berulang-ulang. Energi yang
berasal dari oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak digunakan untuk mengubah adenosin
difosfat (ADP) menjadi ATP, yang selanjutnya digunakan oleh berbagai reaksi tubuh yang
diperlukan untuk :
(1) Transpor aktif molekul melalui membran sel
(2) Kontraksi otot dan kerja mekanik
(3) Berbagai reaksi sintetik yang menghasilkan hormon, membran sel, dan banyak molekul
esensial lainnya di tubuh
(4) Penghantaran impuls saraf
(5) Pertumbuhan dan pembelahan sel
(6) Banyak fungsi fisiologis lainnya yang diperlukan untuk mempertahankan dan meneruskan
kehidupan.
ATP adalah suatu senyawa kimia yang labil yang terdapat dalam semua sel. ATP
adalah kombinasi adenin, ribosa, dan tiga radikal fosfat. Dua radikal fosfat yang terakhir
dihubungkan dengan sisa molekul oleh ikatan berenergi tinggi, yang dinyatakan dengan
simbol Jumlah energi bebas dalam masing-masing ikatan berenergi tinggi per mol ATP
adalah sekitar 7.300 kalori pada keadaan standar dan kira-kira 12.000 kalori pada keadaan
temperatur dan konsentrasi reaktan yang biasa di dalam tubuh. Oleh karena itu, di dalam
tubuh, pemindahan masing-masing dua radikal fosfat yang terakhir akan membebaskan
energi sekitar 12.000 kalori. Setelah kehilangan satu radikal fosfat dari ATP, senyawa tersebut
menjadi ADP, dan setelah radikal fosfat yang kedua hilang, menjadi adenosin monofosfat
(AMP).
Gangguan Kesimbangan Energi
Gangguan keseimbangan energi terjadi apabila asupan makanan yang masuk ke dalam
tubuh tidak sesuai dengan yang diperlukan tubuh, baik kekurangan maupun kelebihan energi,
keduanya menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan energi sehingga terganggunya
proses metabolisme di dalam tubuh. Asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh harus
mencakup semua yang dibutuhkan oleh tubuh. Jenis makanan yang dapat dikonsumsi
sebaiknya makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang
baik untuk tubuh. Apabila asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh tubuh maka akan terjadi gangguan keseimbangan energi.
3. Memahami dan mempelajari peran enzim glikogen sintase dan enzim percabangan
3.1 Enzim glikogen sintase
Glikogen sintase adalah enzim tetrameric terdiri dari 4 subunit identik. Sintesis
protein glikogen di hati dan otot berasal dari gen yang berbeda dan hanya berbagi identitas
asam amino 46%. Glikogen sintase hati gen terletak pada kromosom 12p dan diidentifikasi
oleh GYS2 simbol gen. Otot (jantung dan rangka) sintase glikogen gen (gen simbol = GYS1)
terletak pada kromosom 19q dan mengkode protein dari 737 asam amino. Kegiatan glikogen
sintase diatur oleh fosforilasi residu serin pada protein subunit. Fosforilasi glikogen sintase
mengurangi aktivitas ke arah UDP-glukosa. Ketika di state non-terfosforilasi, glikogen
sintase tidak memerlukan glukosa- 6-fosfat sebagai aktivator alosterik. Kedua bentuk
glikogen sintase diidentifikasi oleh tata nama yang sama seperti yang digunakan untuk
glikogen fosforilase. Bentuk unphosphorylated dan paling aktif adalah sintase-a dan bentuk
glukosa-6-fosfat sintase tergantung terfosforilasi adalah sintesa-b. Kinase telah terbukti
memfosforilasi dan mengatur baik hati dan otot sintase glikogen.
4. Memahami dan mempelajari pembentukan glikogen dan peran fosfat energi tinggi ATP dan
UTP
Pada reaksi glikogenesis, energi yang berasal dari hidrolisis dari ikatan anhidrida
a-b-fosfat dari uridin trifosfat (UTP ke UMP) memungkinkan uridin yang dihasilkan
monofosfat untuk digabungkan ke glukosa-1-fosfat membentuk uridin difosfat-glukosa
(UDP-glukosa). Glukosa dimasukkan ke dalam glikogen sebagai UDP-glukosa. Reaksi
dikatalisis oleh glikogen sintase dan membutuhkan beberapa glikogen yang telah dibentuk
sebelumnya sebagai primer, yang unit glukosa yang masuk dapat dilampirkan. Inisial
glikogen dibentuk dengan mengikat residu glukosa ke residu tirosin dari protein yang disebut
glikogenin. Di dalam kasus, glikogenin bertindak sebagai primer. Glukosa tambahan residu
dilekatkan oleh glikogen sintase untuk membentuk rantai hingga delapan unit. Peran
glikogenin dalam glikogenesis telah ditinjau. Di otot, protein tetap di inti dari molekul
glikogen, tetapi lebih banyak di hati molekul glikogen daripada molekul glikogenin yang ada,
sehingga glikogen harus terpisah dari protein. Glikogen sintase ada dalam bentuk aktif
(defosforilasi) dan bentuk yang kurang aktif (terfosforilasi). insulin memfasilitasi sintesis
glikogen dengan merangsang defosforilasi dari glikogen sintase. Reaksi glikogen sintase
adalah target utama dari efek stimulasi insulin pada glikogenesis.
Daftar Pustaka
Hall JE, Guyton and Hall. 2016. Textbook of Medical Physiology. 12th edition.
Philadelphia (PA). Elsevier, Inc.
Sareen S. Gropper, Jack L. Smith, and Timothy P. Carr. 2018. Advanced Nutrition and
Human Metabolism Seventh Edition. Cengage Learning.
Sherwood Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-8. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suci Catur dr. 2012. Glycogen Storage Disease Type 1 Von Gierke Disease. Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
Victor W. Rodwell, David A Bender, et al. 2019. Biokimia Harper. Edisi ke-31.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wahyuni Sri dr. M.Sc. 2017. Biokimia Enzim dan Karbohidrat. Unimal Press.