AMP yang terbentuk sewaktu ADP mulai menumpuk, yang memberi sinyal
akan perlunya peningkatan laju glikolisis. Sel-sel yang mampu melakukan glukoneogenesis
(melibatkan jalur glikolisis) memiliki enzim-enzim berbeda yang mengkatalisis reaksi untuk
membalikkan tahap-tahap ireversibel. Glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6-bisfosfatase, dan untuk
membalikkan reaksi piruvat kinase, piruvat karboksilase dan fosfoenolpiruvat karboksikinase.
Fruktosa masuk ke jalur glikolisis memlalui fosforilasi menjadi fruktosa 6-fosfat, dan tidak
melalui tahap-tahap regulatorik utama sehingga dihasilkan lebih banyak piruvat (dan asetil-
KoA) daripada piruvat yang dibutuhkan untuk membentuk ATP.
5
Oksidasi Piruvat menjadi Asetil-KoA
Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria oleh suatu simporter
proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetik-
KoA dan suatu kompleks multienzim yang terdapat di membrane dalam mitokondria.
Kompleks piruvat dehidrogenase ini analog dengan kompleks -ketoglutarat dehidrogenase
24
pada siklus asam sistrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat
dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut menjadi turunan hidroksietil cincin tiazol
tiamin fosfat, yang kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakini gugus prostetik
pada dihidrolipoil transasetilase, untuk membentuk asetil lipoamida. Tiamin adalah vitamin
B1 dan jika jumlahnya kurang, metabolism glukosa akan tergantung dan mungkin terjadi
asidosis laktat dan piruvat yang signifikan. Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A
untuk membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas jika lipoamida yang
tereduksi tersebut direoksidasi oleh suatu flavoprotein yaitu dihidrolipoil dehidrogenase, yang
mengandung FAD.
5
Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri atas sejumlah rantai polipeptida dari masing-
masing ketiga enzim komponen, dan zat-zat antaranya tidak berdisosiasi, tetapi tetap terikat
enzim. Kompleks enzim semacam ini, dengan substrat yang dipindahkan dari satu enzim ke
enzim lain meningkatkan laju reaksi dan menghilangkan reaksi-reaksi samping sehingga
efisiensi keseluruhan meningkat.
5
Piruvat dehidrogenase diatur oleh inhibitor produk akhir dan modifikasi kovalen
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADH. Enzim
ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen piruvat
dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim menuun, dan menyebabkan
peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh
peningkatan rasio ATP/ADP, asetil-KoA, dan NADH/NAD
+
. Oleh sebab itu, piruvat
dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dan jumlah
memadai (dan berkurangnya koenzim untuk membetnuk ATP) dan jika asam lemak
teroksidasi.
5
Siklus asam sitrat : Katabolisme asetil Ko-A
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi gugus
metil pada asetil Ko-A dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai transpor
elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP. Siklus asam sitrat adalah jalur
bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein karena glukosa, asam lemak,
25
dan sebagian besar asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau zat-zat antara siklus
ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis, lipogenesis dan interkonversi
asam-asam amino. Banyak proses ini di sebagian besar jaringan, tetapi hati adalah satu-
satunya jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan. Jadi akibat
yang timbul dapat parah jika contohnya sejumlah besar sel hati rusak seperti pada hepatitis
atau diganti oleh jaringan ikat(seperti pada sirosis). Beberapa defek genetik pada enzim-
enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan saraf berat karena
sangat terganggunya pembentuka ATP di sistem saraf pusat.
5
Siklus asam sitrat menghasilkan substrat untuk rantai respiratorik
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada Asetil KoA dan asam
dikarboksilat empat karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam karbon
yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO
2
dan
pembentukan ulang oksaloasetat. Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi asetil KoA dalam jumlah besar;senyawa ini dapat dianggap memiliki peran
katalitik. Siklus asam sitrat adalag bagian internal dari proses penyediaan energi dalam
jumlah besar yang dibebaskan selama oksidasi bahan bakar terjadi. Selama oksidasi Asetil-
KoA, kownzim-koenzim mengalami reduksi dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik
yang dikaitkan dengan pembentukan ATP. Proses ini bersifat aerob yang memerlukan
oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang tereduksi. Enzim-enzim pada
siklus asam sitrat terletak di matriks mitokondria, baik bebas maupun terikat membran dalam
mitokondria serta membran krista, tempat enzim-enzim rantai respiratorik berada.
5
Reaksi siklus asam sitrat membebaskan ekuivalen pereduksi dan CO
2
Reaksi awal antara Asetik KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat dikatalisis
oleh sitrat sintase yang membentuk ikatan karbon ke karbon antara karbon metil pada Asetil
KoA dan karbonil pada oksaloasetat. Ikatan tioester pada sitril KoA yang terbentuk
menngalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan koASH-suatu reaksi eksotermik. Sitrat
mengalami isomerasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase;terjadi dalam dua tahap:
dehidrasi menjadi cis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat. Meskipun sitrat adalah suatu
molekul simetris, namun akonitasi bereaksi dengan sitrat secara asimetris sehingga dua atom
karbon yang lenyak dalam reaksi-reaksi berikutnya pada siklus bukanlah atom karbon yang
ditambahkan dari Asetil KoA. Perilaku asimetris ini terjadi karena channelling- pemindahan
produk sitrat sintase secara langsung ke bagian aktif akonitase, tanpa memasuki larutan
26
bebas. Hal ini menghasilkan integrasi aktivitas siklus asam sitrat dan penyediaan sitrat di
sitosol sebagaai sumber Asetil KoA untuk sintsis asam lemak. Racun fluoroasetat bersifat
toksik karena fluoroasetil KoA berkondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk
fluorositrat, yang menghambat akonitase sehingga terjadi penimbunan sitrat.
5
Isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalisis oleh isositrat dehidrogenase untuk
membentuk oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap terikat pada enzim dan mengalami
dekarboksilasi menjadi -ketoglutarat. Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg
++
atau Mn
++
.
terdapat tiga isoenzim isositrat dehidrogenase. Salah satunya yang menggunakan NAD
+
,
hanya terdapat di mitokondria. Dua lainnya menggunakan NADP
+
dan ditemukan di
mitokondria dan sitosol. Oksidasi isositrat terkait rantai respiratorik berlangsung hampir
sempurna melalui enzim yang dependen-NAD. -ketoglutarat mengalami dekarboksilasi
oksidatif dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu kompleks multienzim yang berperan
dalam dekarboksilasi oksidatif piruvat. Kompleks -ketoglutarat dehidrogenase memerlukan
kofaktor yang sama dengan kofaktor yang diperlukan kompleks piruvat dehidrogenase-tiamin
difosfat. Lipoat, NAD
+
, FAD, dan KoA serta serta menyebabkan terbentuknya suksinil KoA.
Kesetimbangan reaksi ini jauh lebih menguntungkan pembentukan suksinil KoA sehingga
secara fisiologis reaksi ini harus dianggap berjalan satu arah. Seperti halnya oksidasi piruvat,
arsenit menghambat reaksi ini yang menyebabkan akumulasi substrat yaitu -ketoglutarat.
5
Suksinil KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase. Reaksi ini
adalah satu-satunya contoh fosforilasi tingkat substrat dalam siklus asam sitrat. Jaringan
tempat terjadinya glukoneogenesis mengandung dua isoenzim suksinat tiokinase, satu
spesifik untuk GDP dan yang lain untuk ADP dan GDP yang terbentuk digunakan untuk
dekarboksilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dalam glukoneogenesis dan
menghasilkan hubungan regulatorik antara aktivitas siklus asam sitrat dan penghentian
oksaloasetat untuk glukoneogensis. Jaringan nonglukoneogenik hanya memiliki isoenzim
yang menggunakan ADP. Jadi metabolisme badan keton terjadi di jaringan ekstrahepatik,
terdapat suatu reaksi alternatif yang dikaltalisis oleh suksinil KoA transferase yang
melibatkan pemindahan KoA dari suksinil KoA ke asetoasetat dan membentukasetoasetil
KoA. Metabolisme suksinat yang menyebabkan terbentuknya oksaloasetat, memiliki
rangkaian reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi- asam lemak :
dehidrogenasi untuk membentuk ikatan rangkap karbon ke karbon, penambahan air untuk
membentuk gugus hidroksil dan dehidrogenasi lebih lanjut untuk menghasilkan gugus oski
pada oksaloasetat.
5
27
Reaksi dehidrogenase pertama yang memebentuk fumarat dikatalisis oleh suksinat
dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membran dalam mitokondria. Enzim ini
mengandung FAD dan protein besi-sulfur da secara langsung mereduksi ubikuinon dalam
rantai transpor elektron. Fumarase mengkatalisis penambahan air pada ikatan rangkap
fumarata sehingga menghasilkan malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat
dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD
+
. Meskipun keseimbangan reaksi ini
jauh menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut adalah ke oksaloasetat karena
oksaloasetat terus dikeluarkan serta reoksidasi NADH terjadi secara kontinu.
5
Satu putaran siklus asam sitrat menghasilkan dua belas ATP
Akibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada siklus asam sitrat
dihalikan tiga molekul NADH dan satu FADH
2
untuk setiap molekul asetil KoA yang
dikatabolisme per satu kali putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai
respiratorik, tempat reoksi masing-masing NADH menghasilkan pembentukan 3 ATP dan
FADH
2
2 ATP. Selain itu terbentuk 1 ATP melalui fosforilasi tingkat substrat yang
dikatalisis oleh suksinat tiokinase.
5
Vitamin berperan penting dalam siklus asam sitrat
Empat vitamin B merupakan faktor esensial dalam siklus asam sitrat sehingga juga
penting dalam metabolisme penghasil energi: riboflavin, dalam bentuk flavin adenin
dinukleotida (FAD) suatu kofaktor untuk suksinat dehidrogenase, niasin, dalam bentuk
nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) akseptor elektron untuk isositrat dehidrogenase,
tiamin, sebagai tiamin difosfat, koenzim untuk dekarboksilasi dalam reaksi ketoglutarat
dehidrogenase; dan asam pantotenat sebagai bagian dari koenzim A, kofaktor yang melekat
pada residu asam karboksilat aktif, misalnya Asetil KoA dan suksinil KoA.
5
Siklus asam sitrat berperan penting dalam metabolisme
Siklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi unit dengan dua-karbon,
tetapi juga merupakan jalur utama untuk pertukaran berbagai metabolit yang berasal dari
transaminasi dan deaminasi asam amino serta menghasilkan substrat untuk sinstesis asam
amino melalui transaminasi, serta glukoneogenesis dan sintesis asam lemak. Karena
fungsinya dalam proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat amfibolik.
5
28
Siklus asam sitrat ikut serta dalam glukoneogenesis, transaminasi dan deaminasi
Semua zat antara pada siklus berpotensi glekogenik karena dapat menghasilkan
oksaloasetat, dan karenanya mampu menghasilkan glukosa. Enzim kunci yang mengkatalisis
pemindahan netto keluar keluar siklus untuk menuju glukoneogenesis adalah
fosfoenolpiruvat karboksikinase yang mengkatalisis dekarboksilasi oksaloasetat menjadi
fosfoenol piruvat dengan GTP yang bekerja sebagai donor posfat. Pemindahan netto ke
dalam siklus terjadi melalui beberapa reaksi. Di anatara berbagai reaksi anaplerotik tersebut,
yang terpenting adalah pembentukan oksaloasetat melalui karboksilasi piruvat yang
dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Reaksi ini penting dalam mempertahankan konsentrasi
oksaloasetat yang memadai untuk reaksi kondensasi dengan Asetil KoA. Jika terjadi
penimbunan asetil KoA, zat ini akan berfungsi sebagai aktivator alosterik piruvat
karboksilase dan inhibitor piruvat dehidrogenase, sehingga pasokan oksaloasetat terjamin.
Laktat, suatu substrat penting untuk glukoneogenesis memasui siklus melalui oksidasi
menjadi piruvat dan kemusian mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat.
5
Reaksi-reaksi amino transferase membentuk piruvat dari alanin. Oksaloasetat dari
aspartat dan -ketoglutarat dari glutamat. Karena reaksi-reaksi ini bersifat reversibel, siklus
asam sitrat juga berfungsi sebagai sumber rangka karbon untuk membentuk asam-asam
amino ini. Asam-asam amino lain berperan dalam glukoneogenesis karena rangka karbonnya
menghasilkan zat-zat anatara siklus asam sitrat. Alanin, sistein, triptofan menghasilkan
pirovat; arginin, glutamin dan prolin menghasilkan -ketoglutarat; isoleusin, metionin, dan
valin menghasilkan suksinil KoA; tirosin dan fenilalanin menghasilkan fumarat. Pada hewan
pemamah baik dengan bahan bakar metabolik utama berupa asam lemak rantai pendek yang
dibentuk oleh fermentasi bakteri , perubahan propionat, produk glukogenik utama fermentasi
rumen menjadi suksinil KoA melalui metilmalonil KoA sangat penting.
5
Siklus asam sitrat berperan penting dalam sintesis lemak
Asetil KoA yang dibentuk dari piruvat oleh kerja piruvat dehidrogenase adalah
substrat utama untuk sintesis asam lemak rantai panjang pada hewan bukan pemamahbiak.
Piruvat dehidrogenase adalah enzim mitokondria dan sintesis asam lemak berlangsung di
sitosol; membran mitokondria bersifat impermeabel terhadap asetil KoA. Asetil KoA
disediakan di sitosol dari sitrat yang disintesis di mitokondria di pindahkan ke sitosol dan
dipecah dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh ATP-sitrat liase. Sitrat yang tersedia untuk
pengangkutan keluar mitokondria ketika akonitase mengalami saturase oleh substratnya dan
29
sitrat tidak dapat disalurkan langsung dari sitrat sintase ke akonitase. Hal ini menjamin agar
sitrat digunakan untuk sintesis asam lemak hanya jika jumlahnya adekuat untuk menjamin
kontinuitas aktivitas siklus.
5
Di Eritrosit, tahap pertama glikolisis untuk membentuk ATP dapat dipintas
Di eritrosit, reaksi yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase dapat di pintas dalam
batas tertentu oleh reaksi bisfosfogliserat mutasem yang mengkatalisis perubahan 1,3-
bisfosfogliserat menjadi 2,3-bisfosfogliserat fosfatase. Jalur alternative ini tidak
menghasilkan ATP dari glikolisi. Namun, jalur ini berfungsi menyediakan 2,3-
bisfosfogliserat, yang berikatan dengan hemoglobin dan menurunkan afinitasnya tehadap
oksigen sehingga oksigen lebih mudah disalurkan di jaringan.
5
Jalur utama untuk sintesis DE NOVO asam lemak (lipogenesis) berlangsung di sitosol
Sistem ini terdapat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar
mamaria dan jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, MN
2+
,
Biotin dan HCO
3
-
(sebagai sumber CO
2
). Asetil koA adalah substrat langsungnya, dan
palmitat bebas adalah produk akhirnya.
5
Pembentukan Malonil koA adalah Tahap Awal dan Pengendali dalam Sintesis Asam
Lemak
Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil KoA menjadi malonil KoA dengan keberadaan ATP dan asetil KoA karboksilase.
Asetil KoA klarboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein
multienzim yang mengandung subunit-subunit identik jumlah yang bervariasi, masing-
masing mengandung biotin, biotin karboksilase, pembawa biotin karboksil, dan
transkarboksilase, serta tempat al;osterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam 2 tahap:
(1) karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-KoA
untuk membentuk malonil Ko-A.
5
30
Kompleks Asam Lemak Sintase Adalah Suatu Polipeptida yang Mengandung Tujuh
aktivitas enzim.
Pada ragi, mamalia, dan unggas sistem sintase adalah suatu kompleks polipeptida
multienzim yang memasukkan ACP dan mengambil alih peran Ko-A. Kompleks ini
mengandung vitamin asam pantotenat dalam bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit
fungsional enzim memiliki keunggulan berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses
di dalam sel tanpa perlu membentuk sawar permeabilitas., dan sintesis semua enzim di
kompleks tersebut terkoordinasi karena dikode oleh satu gen.
5
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dua
monomer yang identik, masing-masing mengandung ketujuh aktivitas enzim asam lemak
sintase pada satu rantai polipeptida. Pada awalnya suatu molekul priming asetil Ko-a
berikatan dengan gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil Ko-A b
erikatan dengan SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang
dikatalisis oleh malonil transasilase untuk membentuk asetil (asil)-malonil enzim. Gugus
asetil menyerang gugus metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan
membebaskan CO2, membentuk 3 ketoasil enzim(asetoasetil enzim), membebaskan gugus
SH sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan menarik
sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya. Gugus 3- ketoasetil akan tereduksi,
terhidrasi, dan kembali tereduksi untuk membentuk enzim asil-S jenuh. Molekul malonil Ko-
a baru berikatan dengan SH pada 4-fosfopantetein, menggeser residu asil jenuh ke gugus SH
sistein bebas. Reaksi ini diulang sampai terbentuk radikal asil 16 karbon (palmitil) yang
jenuh.
5
Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim ketujuh di kompleks, yaitu tioesterase.
Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil Ko-A sebelum dapat diproses lebih lanjut
melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami esterifikasdi menjadi
asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester kolesteril.
5
Asetil Ko-A yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada
palmitat. Penambahan seluruh unit C
2
selanjutnya adalah melalui malonil Ko-A. Propionil
Ko-A bekerja sebagai primer untuk sintesis asam lemak rantai panjang dengan jumlah atom
karbon ganjil yang ditemukan terutama di susu dan lemak hewan pemamah biak.
5
31
Sumber Utama NADPH untuk Lipogenesis adalah Jalur Pentosa Fosfat
NADPHberperan sebagai donor ekuivalen pereduksi pada reduksi 3-ketoasil dan
turunan 2-3 asil tak jenuh. Reaksi oksidatif jalur pentosa fosfat adalah sumber utama
hidrogen yang diperlukan untuk sintesis reduktif asam-asam lemak. Sumber lain NADPH
adalah reaksi yang mengubah malat menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim malat
(NADP malat dehidrogenase) dan reaksi isositrat dehidrogenase yang terjadi di luar
mitkondria.
5
Asetil Ko-A adalah Bahan Baku utama Asam Lemak
Asetil Ko-A dibentuk dari glukosa melalui oksidasi piruvat di dalam mitokondria.
Namun, zat ini tidak mudah berdifusi keluar mitokondria (sitosol), yaitu tempat utama
terjadinya sintesis asam lemak. Sitrat yang terbentuk setelah kondensasi asetil Ko-a dengan
oksaloasetat di siklus asam sitrat di dalam mitokondria, dipindahkan ke dalam kompartemen
ekstramitokondria melalui pengangkut trikarboksilat. Dengan keberadaan Koa dan ATP zat
ini kemudian mengalami penguraian menjadi asetil KoA dan oksaloasetat yang dikatalisis
oleh ATP-sitrat liase yang aktivitasnya meningkat dalam keadaan kenyang. Asetil KoA
kemudian tersedia untuk membentuk malonil KoA dan sintesis palmitat. Oksaloasetat yang
terbentuk dapat membentuk malat melalui malat dehidrogenase terkait NADH, diikuti oleh
pembentukan NADPH oleh pembentukan NADPH melalui enzim malat. NADPH kemudian
dapat digunakan untuk lipogenesis, dan piruvat dapat digunakan untuk membentuk kembali
asetil KoA setelah diangkut ke dalam mitokondria. Jalur ini adalah cara untuk memindsahkan
ekuivalen pereduksi dari NADH ekstramitokondria ke NADP. Cara lain adalah malat itu
sendiri dap[at diangkut ke dalam mitokondriauntuk kembali membentuk oksaloasetat.
5
Pemanjangan Rantai Asam Lemak Terjadi di Retikulum Endoplasma
Jalur ini memperpanjang asil Ko-A jenuh dan tak jenuh (dari C
10
ke atas) ol;eh dua
karbon dengan menggunakan malonil Ko-A sebagai donor asetil Ko-A sebagai donor asetil
dan NADPH sebagai reduktan, dan dikatalisis oleh sistem fatty acid elongase di mikrosom.
Pemanjangan stearil Ko-A di otak meningkat dengan cepat sewaktumielinisasi untuk
menghasilkan asam lemak C
22
dan C
24
untuk sfingolipid.
5
32
Status Nutrisi Mengatur Lipogenesis
Pada banyak hewan, kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak
sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi masa-masa defisiensi kalori, misalnya
kelaparan, hibernasi, dan sebagainya. Simpanan ini juga menghasilkan energi untuk
digunakan diantara waktu makan pada hewan, termasuk manusia yang makan dengan interval
tertentu. Lipogenesis mengubah kelebihan glukosaa dan zat-zat antara, misalnya piruvat,
laktat, dan asetil Ko-A menjadi lemak yang membantu fase anabolik siklus makanan tersebut.
Status ni=utrisi oirganisme merupsksn fsktor utama yang mengatur laju lipogenesis. Oleh
sebab itu, laju ini tinggi pada hewan yang mendapat makanan cukup dan mengandung
proporsi karbohidrat yang tinggi. Lipogenesis berkurang pada asupan kalori yang terbatas,
diet tinggi lemak, atau defisiensi insulin seperti pada diabetes melitus.
5
Lipogenesis Diatur oleh Mekanisme Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Sintesis asam lemak rantai panjang dikontrol dalam jangka pendek oleh modifikasi
alosterik dan kovalen enzim serta dalam jangka-panjang oleh perubahan ekspresi gen-gen
yang mengatur laju sintesis enzim.
5
Asetil-KoA Karboksilase adalah Enzim Terpenting pada Pengaturan Lipogenesis
Asetil-KoA karboksilase adalah suatu enzim alosterik dan diaktifkan oleh sitrat yang
konsentrasinya meningkat pada keadaan kenyang dan merupakan indikator banyaknya
pasokan asetil-KoA. Sitrat mengubah enzim ini dari bentuk dimer tidak aktif menjadi bentuk
polimer aktif dengan massa molekuler beberapa juta. Inaktivasi terjadi melalui fosforilasi
enzim dan melalui molekul asil KoA rantai panjang, yakni suatu contoh inhibisi umpan balik
negatif oleh produk reaksi. Oleh karena itu, jika asil Koa menumpuk karena zatini tidak
cukup cepat diesterifikasi atau karena peningkatan lipolisis atau influks asam lemak bbebas
ke dsalam jaringan, zat ini akan secara otomatis mengurangi sintesis asam lemak baru. Asil
Koa juga mnghambat pengangkut trikarboksilat mitokondria sehingga mencegah pengaktifan
enzim oleh perpindahan sitrat dari mitokondria ke dealam sitosol.
5
Asetil KoA karboksilase juga diatur oleh hormon, seperti glukagon, epinefrin, dan insulin
melaalui perubahan pada fosforilasinya.
33
Piruvat Dehidrogenasi Juga Diatur oleh Asil-KoA
Asil-KoA menyebabkan inhibisi piruvat dehidrogenase dengan menghambat
pengangkut pertukaran ATP-ADP di membran dalam mitokondria. Hal ini menyebabkan
peningkatan rasio [ATP/ADP] intramitokondria sehingga konversi piruvat dehidrogenase
aktif menjadi inaktif juga meningkat. Inhibisi piruvat dehidrogenase oleh Asil KoA ini
mengatur kesediaan asetil KoA untuk lipogenesis. Selain itu, oksidasi asil KoA karena
peningkatan kadar asam lemak bebas dapat meningkatkan rasio [asetil-KoA]/[KoA] dan
[NADH]/[NAD
+
] di mitokondria sehingga piruvat dehidrogenase terhambat.
5
Insulin Juga mengatur Lipogenesis Melalui Mekanisme Lain
Insulin merangsang lipogenesis melalui beberapa mekanisme lain serta dengan
meningkatkan aktivitas asetil-KoA karboksilase. Hormon ini meningkatkan transpor glukosa
ke dalam sel (misalnya di jaringan adiposa), dan meningkatkan ketersediaan baik piruvat
untuk sintesis asam lemak maupun gliserol 3-P untuk esterefikasi asam lemak yang
terbentuk, serta juga mngubah bentuk inaktiv piruvat dehidrogenase menjadi bentuk aktiv di
jaringan adiposa tetapi tidak di hati. Insulin juga dengfan kemampuannya menekan kadar
cAMP intrasel- menghambat lipolisis di jaringan adiposa sehingga mengurangi kadar asam
lemak bebas dalam plasma dan asil-KoA rantai panjang, yakni suatu inhibitor lipogenesis
berkurang.
5
Sintesis Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda Melibatkan Sistem Enzim Desaturase &
Elongase
Ikatan-ikatan rangkap tambahan yang disisipkan ke dalam asam lemak tak jenuh
tunggal yang sudah ada selalu dipisahkan satu sama lain oleh satu gugus metilen kecuali pada
bakteri. Karena memiliki
9
desaturase, hewan dapat famili 9 (asam oleat) asam lemak tak
jenuh secara lengkap dengan cara kombinasi pemanjangan dan desaturasi rantai. Namun
asam linoleat (6) atau -linolenat (3) yang diperlukan untuk sintesis anggota lain famili
6 atau 3 harus dipasok dari makanan. Linoleat dapat diubah menjadi arakidonat melalui -
linolenat .sistem desaturasi dan pemanjangan rantai sangat berkurang pada keadaan kelaparan
34
sebagai respon terhadap pemberian glukagon dan epinefrin, dan jika tidak terdapat insulin
seperti pada mellitus tipe 1.
5
Eikosanoid Dibentuk Dari Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda C
20
Arakidonat dan beberapa asam lemak tak jenuh ganda C
20
lainnya menghasilkan
eikosanoid, yaitu senyawa yang secara fisiologis dan farmakologis aktif dan dikenal sebagai
prostaglandin (PG), tromboksan (TX), leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Secara faali,
senyawa golongan ini dianggap bekerja sebagai hormon lokal yang berfungsi melalui
reseptor terkait protein g untuk menimbulkan efek biokimiawinya.
5
Terdapat tiga kelompok eikosanoid yang disintesis dari asam eikosanoat C
20
yang
berasal dari asam lemak essensial linoleat dan -linolenat, atau secara langsung dari
eikosapentaenoat dan arakidonnat dalam makanan. Arakidonat (dapat diperoleh dari
makanan, tetapi biasanya berasal dari posisi 2 fosfolipid di membran plasma oleh kerja
fosfolipase A
2
adalah substrat untuk membentuk PG, seri TX
2
(prostanoid) melalui jalur
siklo-oksigenase, atau seri LT
4
dan LX
4
melalui jalur lipoksigenase, dengan jalur jalur yang
bersaing memperebutkan substrat arakidonat.
5
Metabolisme Asilgliserol & Sfingolipid
Asilgliserol membentuk mayoritas lipid di didalam tubuh. Triasilgliserol adalah lipid
utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Sifat amfipatik fosfolipid dan sfingolipid
menyebabkan keduanya sangat cocok digunakan sebagai komponen utama membran.
Fosfolipid juga ikut serta dalam metabolisme banyak lipid lainnya. Sebagian fosfolipid
memiliki fungsi khusus, misalnya dilpamitoil lesitin adalah komponen utama surfaktan paru
yang ketiadaanya menyebabkan sindrom distress pernapasan pada neonatus. Fosfolipid
inositol di membran sel berfungsi sebagai prekursor second massanger hormon, sedangkan
platelet activating factor (faktor penggiat trombosit) adalah suatu alkilfosfolipid.
Glikosfingolipid yang mengandung sfingosin dan gula serta asam lemak dan dijumpai diluar
membran plasma dengan rantai oligosakaridanya yang menghadap keluar, membentuk bagian
glikokaliks permukaan sel dan penting (1) dalam perlekatan sel dan pengenalan sel; (2)
sebagai reseptor untuk toksin bakteri (mis. Toksin yang menyebabkan kolera); (3) sebagai zat
golongan darah ABO.
5
35
Hidrolisis Mengawali Katabolisme Triasilgliserol
Triasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu assam
lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis
(lipolisis) ini terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam
plasma, tempat asam-asam lemak ini berikatan dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh
penyerapan asam lemak bebas olh jaringan (termasuk hati, jantung, ginjal, otot, paru, testis,
dan jaringan adiposa, tetapi otot tidak) tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-
esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung apakah pada jaringan memiliki gliserol kinase
yang dijumpai dalam jumlah bermakna dalam hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan
kelenjar mamalia laktasi.
5
Triasilgliserol & Fosfogliserol Dibentuk Melalui Asilasi Triosa Fosfat
Zat-zat yang penting, seperti triasilgliserol, fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin,
fosfatidilinositol, dan kardiolipin, yang suatu unsur pokok membran mitokondria dibentuk
dari gliserol-3-fosfat. Dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang mengandung
satu ikatan eter (-C-O-C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan faktor utama
penggiat trobosit (PAE). Gliserol 3 fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara
dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting antara
metabolisme karbohidrat dan lipid.
5
Fosfatidat Adalah Prekursor Bersama Dalam Biosintesis Triasilgliserol, Banyak
Fosfogliserol, & Kardiolipin
Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP sebelum dapat dibentuk
menjadi asilgliserol. Gliserol kinase mengkatalisis pengaktifan gliusero menjadi sn-gliserol 3-
fosfat. Jika aktivitas enzim ini rendah, seperti di jaringan adiposa atau otot, sebagian besar
gliserol 3 fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dehidrogenase.
5
A. Biosintesis Triasilgliserol
Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil KoA
sintase berikatan dengan gliserol 3 fosfat untuk membentuuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol 3 fosfat
asiltransfarase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asiltransfarase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
36
fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransfarase (DGAT) menjadi 1,2 diasilgliserol dan
kemudian triasilgliserol. DGAT menkatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usuus, monoasilgliserol asiltransfarase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-
diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini diterikat dengan membran.
5
Dalam biosintesis fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin, kolin dan etanolamin mula-
mula harus diaktifkan melalui fosforilasi oleh ATP diiukti oleh pengikatan ke CTP. CDP-
kolin dan CDP- etanolamin yang terbentuk, bereaksi dengan 1,2-diasligliserol, masing-
masing untuk membentuk fosfatidilkolin atau fosfatidiletanolamin. Fosfatidilserin dibentuk
dari fosfatidiletanolaminb secara langsung melalui reaksi dengan serin. Fosfatidilserin dapat
membentuk kembali fosfatidiletanolamin melalui dekarboksilasi. Jalur alternatif di hati
memungkinkan fosfatidiletanolamin menghasilkna fosfatidilkolin secara langsung melalui
metilasi progresif residu etanolamin.
5
Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fosfatidilkolin, dan fosfatidiletanolamin didorong
oleh ketersediaan asam l;emak bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya
diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini terpenuhi maka asam-asam tersebut
digunakan untuk sintesis triasilgliserol.
5
Suatu fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah kardiolipin. Senyawa ini dibentuk
dari fosfatidilgliserol yang kemudian disintesis dari CDP-diasilgliserol dan gliserol-3-fosfat.
Kardiolipin yang ditemukan di membran mitokondria bagian dalam, memiliki peranan kunci
dalam struktur dan fungsi mitokondriabdan juga diperkirakan berperan dalam kematian sel
terprogram (apoptosis).
5
B. Biosintesis Gliserol Eter Fosfolipid
Jalur ini terdapat di peroksisom. Dihidroksiaseton fosfat adalah prekursor gugus
fosfolipid gliserol pada gliserol eter. Senyawa ini berikatan dengan asil-KoA untuk
menghasilkan 1-asildihidroksiaseton fosfat. Ikatan eter dibentuk reaksi berikutnya., dan
menghasilkan 1-alkildihidroksiaseton fosfat yang kemudian diubah menjadi 1-alkilgliserol-3-
fosfat. Setelah asilasi selanjutnya di posisi 2, 1-alkil-2-asilglisserol 3 fosfat yang terbetuk
dihidrolisis untuk menghasilkan turunan gliserol bebas. Plasmalogen yang membentuk
37
sebagian besar fosfolipid di mitokondria dibentuk melalui desaturasi turunan 3-
fosfoetanolamin. Platelet activating factor (PAF), (faktor penggiat trombosit, 1-alkil-2-asetil-
sn-gliserol-3-fosfokolin) disintesis dari turunan 3-fosfokolin.senyawa ini dibentuk di banyak
sel darah dan jaringan lain serta menyebabkan agegasi trombosit pada konsentrasi serendah
10
-11
mol/L. Senyawa ini juga memilikiefek hipotensif dan ulsoregenik serta berperan dalam
berbagai respon biologis, termasuk peradangan, kemotaksis, dan fosforilasi protein.
5
Fosfolipase memungkinkan Penguraian & Remodeling Fosfogliserol
Fosfolipid mengalami pergantian pada kecepatan yang berbeda-beda, misalnya waktu
pergantian gugus fosfat berbeda dengan waktu pergantian gugus 1-asil. Hal ini disebabkan
adanya enzim yang memungkinkan degradasi parsial yang diikuti oleh resistensis.
Fosfolipase A
2
mengatalissi hidrolisis gliserofosfolipid untuk membentuk asam lemak bebas
dan lisofosfolipid yang pada gilirannya mungkin direalisasi oleh asil KoA dengan keberadaan
asiltransfarase. Cara lainnya lisofosfolipid diserang oleh lisofosfolipase., yang membentuk
basa gliserol fosforil yangg pada gilirannya dapat dipecah oleh suatu hidrolase yang
membebaskan gliserol3 P dan basa. Fosfolipase A
2
ditemukan di cairan pankreas dan bisa
ular serta di banyak sel,; fosfolipase C adalah satu toksin utama yang dikeluarkan oleh
bakteri; dan fosfolipase D dikenal terlibat dalam transduksi sinyal mamalia.
5
Lisolesitin (lisofosfatidilkolin)
Dapat dibentuk melalui suatu rute alternatif yang melibatkan lesitin:kolesterol
asiltransfarase (LCAT). Enzim ini ditemukan di plasma, mengkatalisis pemindahan satu
residu asam lemak dari posisi kedua lesitin ke kolesterol untuk membentuk ester koleteril dan
lisolesitin dianggap menentukan sebagian besar ester kolesteril dalam lipoprotein
plasma.asam lemak jenuh rantai panjang ditemukan terutama di posisi 1 fosfolipid,
sedangkan asam lemak tak-jenuh ganda lebih sering bergabung dengan posisi 2. Masuknya
asam lemak ke lesitin terjadi melalui sintesis lengkap fosfolipid, melalui asilasi langsung
lisolesitin oleh asil-KoA. Oleh karena itu, dapat terjadi pertukaran asam lemak secara
terusmenerus, terutama kaitannya dengan masuknya asam lemak esesnsial ke dalam
fosfolipid.
5
38
Semua Sfingolipid Dibentuk Dari Seramid
Seramid (seramida) disintesis di retikulum endoplasma dari asam amino serin. Seramid
adalah molekul penyalur sinyal penting (second massanger) yang mengatur berbagai jalur
termasuk kematian sel terprogram (apoptosis), siklus sel, serta diferensiasi dan penuaan sel.
Sfingomielin adalah fosfolipid dan dibentuk ketika seramid bereaksi dengan fosfatidilkolin
untuk membentuk sfingomielin dan diasilgliserol. Hal ini terutama terjadi di aparatus Golgi
dan dalam tingkatan yang lebih kecil di membran plasma.
5
Glikosfingolipid adalah kombinasi seramid Dengan Satu atau lebih Residu Gula
Glikosfingolipid yang paling sederhana (serebrosida) adalah galaktoseramid (GalCer)
dan glukosilseramid (GlcCer). GalCer adalah lipid utama pada mielin, sedangkan GlcCer
adalah glikosfingolipid utama di luar saraf serta prekursor sebagian besar glikosfingolipid
yang lebih kompleks. GalCer dibentuk dalam suatu reaksi antara seramid dan UDPGal
(dibentuk melalui epimerisasi UDP-Glc). Sulfogalaktosilseramid dan sulfolipid lain, misalnya
sulfo(galakto)-gliserolipid dan steroid sulfat dibentuk setelah reaksi-reaksi lebih lanjut yang
melibatkan 3-fosfoadenosin-5-fosfosulfat (PAPS: sulfat aktif). Gangliosida disintesis dari
seramid melalui penambahan bertahap gula-gula aktif (mis.UDPGlc dan UDP Gal) dan asam
sialat, biasanya asam N-asetil-neurominat. Sejumlah besar gangliosida dapat terbentuk
dengan berat molekulk yang semakin besar. Sebagian besar enzim yang memindahkan gula
dari gula nukleotida (glikosil transfarase)ditemukan di aparatus golgi.
5
Glikosfingolipid adalah unsur pokok lembar luar membran plasma dan penting dalam
perlekatan sel dan pengenalan sel. Beberapa diantanya adalah antigen, mis. Substansi
golongan darah ABO.
Katabolisme protein dan nitrogen dari asam amino
Protease dan peptidase menguraikan protein menjadi asam amino
Kerentanan suatu protein terhadap penguraian dinyatakan sebagai waktu paruhnya
(t
1/2
), yakni waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasinya menjadi separuh
konsentrasi awal. Waktu paruh protein hati berkisar antara kurang dari 30 menit sampai lebih
39
dari 150 jam. Enzim-enzim rumah tangga tipikal memiliki t
1/2
lebih dari 100 jam.
Sebaliknya banyak enzim regulatorik kunci memiliki t
1/2
0,5-2 jam. Sekuens PEST, regio-
regio yang kaya prolin(P), glutamat(E), serin(S), dan treonin (T), menargetkan beberapa
protein untuk diuraikan secara cepat. Protease intrasel menghidrolisis ikatan-ikatan peptida
internal. Peptida-peptida yang terbentuk kemudian diuraikan menjadi asam amino oleh
endopeptidase dan karboksipeptidase yang menegluarkan asam amino secara sekuensial
masing-masing dari terminal amino dan karboksil. Penguraian pepetida dalam darah,
misalnya hormon terjadi setelah lenyapnya gugus asam sialat dari ujung-ujung nonreduktif
rantai oligosakarida hormon tersebut. Asialoglikoprotein mengalami internalisasi oleh
reseptor asialoglikoprotein sel hati dan diuraikan oleh protease lisosom yang disebut
katepsin.
5
Protein-preotein ekstrasel, protein yang terikat membran, dan protein intrasel yang
berumur panjang diuraikan di lisosom menjadi proses-proses yang tidak memerlukan ATP.
Sebaliknya pengurain protein yang berumur pendek dan abnormal terjadi di sitosol serta
memerlukan ATP dan ubikuitin. Ubikuitin yang dinamai demikian karena terdapat di semua
sel eukariot, adalah suatau protein kecil yang menargetkan banyak protein intrasel untuk
diuraikan. Struktur primer ubikuitin tidak berupah selama evolusi. Hanya 3 dari 76 residu
yang berberda antara ubikuitin ragi dan manusia. Beberapa molekul ubikuitin melekat ke
protein sasaran melalui ikatan non -peptida yang terbentuk antara terminal karboksil
ubikuitin dan gugu -amino residu lisil dari protein sasaran. Residu yang terdapat di terminal
amino mempengaruhi apakah protein mengalami ubikuitinasi. Met atau ser asam amino
menahan, sedangkan Asp atau Arg mempercepat ubikuitinasi. Penguraian terjadi di kompleks
multikatalitik protease yang dikenal proteasom.
5
Biosintesis urea
Bioseintesis urea berlangsung dalam empat tahap: transaminasi, deaminasi oksidatif
glutamat, transpor amonia dan reaksi siklus urea
Transaminasi memindahkan nitrogen -amino dan asam -keto. Semua asam amino protein
keculai lisin, treonin, prolin dan hidroksiprolin ikut sera dalam transaminasi. Transaminasi
berlangasung secara reversibel, dan aminotransferase juga berfungsi dalam sintesis asam
amino. Koenzim piridoksal posfat (PLP) terdapat di bagian katalitik aminotransferase dan
banyak enzim lain yang bekerja pada asam amino. PLP, suatu turunan vitamin B
6
,
membentuk suatu zat anatara basa schiff enzim yang dapat mengalami tata ulang dengan
40
berbagai cara. Sewaktu trnsaminasi, PLP yang terikat berfungsi sebagai pembawa gugus
amino. Tata ulang tersebut membentuk suatu asam -keto dan piridoksamin fosfat terikat
enzim-enzim membentuk basa schiff dengan basa keto kedua.
5
Alanin piruvat aminotransferase dan glutamat -ketoglutarat aminotransferase
mengkatalisis pemindahan gugus amino ke piruvat atau -ketoglutarat. Masing masing
amino transferase bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat, tetapi tidak spesifik untuk
pasangan lain. Karena alanin juga merupakan suatu substrat untuk glutamat aminotransferase,
semua nitrigen amino dari asam amino yang mengalami transaminasi dapat terkonsentrasi
dalam glutamat. Hal ini penting karena L-glutamat adakah satu-satunnya asam amino yang
menjalani deaminasi oksidatif dengan laju yang cukup tinggi di jaringan mamalia. Jadi
pembentukan amonia dari gugus -amino terjadi terutama melalui nitrogen -amino L-
glutamat. Transaminasi tidak tebatas pada gugus -amino.
5
L-glutamat dehidrogenase menempati posisi sentral dalam metabolisme nitrogen
Pemindahan nitrogen amino -ketoglutarat membentuk L-glutamat. Pembebasan
nitrogen ini sebagai amonia kemudian dikatalisis oleh L-glutamat dehidrogenase hati, yang
dapat menggunakan NAD
+
atau NADP
+.
Perubahan nitrogen -amino menjadi amonia oleh
kerja terpadu glutamat aminotransferase dan GDH sering disebut transdeaminasi. Aktivitas
GDH hati secara alosterik dihambat oleh ATP, GTP, dan NADPH serta diaktifkan oleh ADP.
Reaksi yang dikatalisin oleh GDH bersifat reversibel sepenuhnya dan juga berfungsi dalam
biosintesis asam amino.
5
Asam amino oksidase juga mengeluarkan nitrogen sebagai amonia
Meskipun peran fisiologisnya belum jelas, namun L-amino oksidase di hati dan ginjal
mengubah asam amino menjadi suatu asam -imino yang mengalami dekompiosisi menjadi
asam -keto disertai pembebasan ion amonium . flavin tereduksi mengalami reoksidasi oleh
oksigen molekular, dan membentuk hidrogen peroksida yang kemudian teruai menjadi O
2
dan
H
2
O oleh katalase.
5
Intoksikasi amonia dapat mengancam nyawa
Amonia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan diserap dalam darah vena porta dan
amonia yang dihasilkan oleh jaringan cepat disingkirkan oleh sirkulasi oleh hati dan diubah
41
menjadi urea. Karena itu hanya sedikit yang normalnya terdapat dalam perifer. Hal ini sangat
penting karena amonia bersifat toksik bagi susunan saraf pusat. Seandainya darah porta
memintas hati, kadar amonia darah sistemik dapat meningkat ke kadar toksik. Hal ini terjadi
pada gangguan fungsi hati yang parah atau terjadinya hubungan kolateral antara vena porta
dan vena sistemik pada sirosis. Gejala intoksikasi amonia mencakup tremor, berbicara pelo,
penglihatan kabur, koma dan akhirnya kematian. Amonia dapat bersifat toksik bagi otak,
sebagian karena zat ini bereaksi dengan -ketoglutarat untuk membentuk glutamat. Kadar -
ketoglutarat yang menurun ini kemudian mengganggu fungsi siklus asam trikarboksilat
(TCA) di neuron.
5
Urea adalah produk akhir utama katabolisme nitrogen pada manusia
Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP plus 1 mol ion amonium dan 1 mol
nitrogen -amino aspartat. Dari enam asam amino yang ikut serta, N-asilglutamat hanya
berfungsi sebagai aktivator enzim. Asam amino lain berfungsi sebagai pembawa atom yang
akhirnya menjadi urea. Sintesis urea adalah suatu proses siklik. Karena ornitin yang
dikonsumsi dalam reaksi 2 di bentuk kembali di reaksi 5, tidak terdapat penambahan aatau
pengurangan netto ornitin, sitrulin, argininosuksinat atau arginin. Namun ion amonium, CO2,
ATP, dan aspartat dikonsumsi. Beberapa reaksi pada sintesis urea berlangsung di matriks
mitokondria dan reaksi yang lain berlangsung di sitosol.
5
Karbamoil fosfat sintase 1 memulai biosintesis urea
Kondensasi CO2, amonia, dan ATP untuk membentuk karbamoil fosfat sintase 1
mitokondria. Bentuk sitosolik enzim ini, yaitu karbamoil fosfat sintase II, menggunakan
glutamin dan bukan amonia sebagai donor nitrogen dan berfungsi dalam biosintesis
pirimidin. Karbamoil fosfat sintase I, enzim pembatas kecepatan pada siklus urea, hanya aktif
jika terdapat aktivator alosteriknya , yaitu N-asetilglutamat yang meningkatkan afinitas
sintase terhadap ATP. Pembentukan karbamoil fosfat memerlukan 2 mol ATP , yang salah
satunya berfungsi sebagai donor fosforil. Perubahan ATP kedua menjadi AMP dan pirofosfat
yang digabungkan dengan hidrolisis pirofosfat menjadi ortofosfat. Dengan demikian, kerja
terpadu GDH dan karbamoil fosfat sintase I memindahkan nitrogen ke dala karbamoil fosfat,
yakni suatu senyawa yang memiliki kemampuan besar untuk memindahkan gugus. Reaksi
tersebut berlangsung secara bertahap. Reaksi bikarbonat dengan ATP membentuk karbonil
fosfat dan ADP. Amonia kemudian menggeser ADP yang membentuk karbamoil fosfat.
5
42
Karbamoil fosfat plus ornitin membentuk sitrulin
L-ornitin transkarbamoilase menkatalisis pemindahan gugus karbamoil pada
karbamoil fosfat ke ornitin yang membentuk sitrulin dan ortofosfat. Sementara reaksi tersebut
terjadi di matriks mitokondria baik pembentukan ornitin maupun metabolisme sitrulin
selanjutnya berlangsung di sitosol. Oleh karena itu masuknya ornitin ke dalam mitokondria
dan keluarnya sitrulin dari mitokondria melibatkan sistem pengangkut di membran dalam
mitokondria.
5
Sitrulin plus aspartat membentuk angininosuksinat
Angininosuksinat sintase menghubungakn aspartat dengan dengan sitrulin melalui
gugus amino aspartat dan menghasilkan nitrogen kedua pada urea. Reaksi ini memerlukan
ATP dan melibatkan pembentukan zat antara sitrulil-AMP. Penggantian selanjutnya AMP
oleh aspartat kemudian membentuk sitrulin.
5
Penguraian argininosuksinat menghasilkan arginin dan fumarat
Penguraian argininosuksinat yang dikatalisis oleh argininosuksinase berlangsung
dengan terjadi retensi nitrogen di arginin dan pembebasan rangka aspartat sebagai fumarat.
Penambahan air ke fumarat membentuk L-malat, dan oksidasi malat selanjutnya membentuk
oksaloasetat. Kedua reaski ini analog dengan reaksi siklus sam sitrat, tetapi dikatalisis oleh
fumarase dan malat dehidrogenase di sitosol. Transaminasi oksaloasetat oleh glutamat
aminotransferase kemudian membentuk kembali aspartat. Karena itu, rangka karbon aspartat-
fumarat berfungsi sebagai pembawa nitrogen glutamat menjadi prekursor urea.
5
Penguraian arginin membebaskan urea dan membentuk kembali ornitin
Pengurain hidrolitik gugus guanidino arginin yang dikatalisis oleh argianase hati,
membebaskan urea. Produk lain, ornitin, masuk kembali ke dalam mitokondria hati untuk
memulai sintesis urea. Ornitin dan lisin adalah inhibitor kuat arginase yang bersaing dengan
arginin. Arginin juga berfungsi ssebagai prekursor pelemas otot poten nitrogen oksida (NO)
dalam suatu reaksi dependen Ca
2+
yang dikatalisis oleh NO sintase.
5
Karbamoil fosfat sintase I adalah enzim pemacu pada siklus urea
Aktivitas karbamoil fosfat sintase I ditentukan oleh N-asetilglutamat, dengan kadar
steady sate yang ditentukan oleh laju sintesisnya dari asetil KoA dan glutamat serta laju
43
hidrolisisnya menjadi asetat dan glutamat. Reaksi-reaksi ini masing-masing dikatalisis oleh
N-asetilglutamat sintase dan N-asetilglutamathidrolase. Perubahan besar dalam diet dapat
meningkatkna konsentrasi masing-masing enzim dan siklus urea sebesar 10-20 kali lipat.
Kelaparan contohnya meningkatkan kadar enzim yang mungkin untuk menghadapi
peningkatanp roduksi amonia yang disebabakan oleh peningkatan penguraian protein.
5
Kesimpulan
Dalam skenario, balita kurus, lemah, dan kelaparan disebabkan karena kurangnya
asupan gizi. Gizi sangat penting bagi tubuh kita karena gizi merupakan sumber energi utama
bagi tubuh kita. Gizi bisa diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari. Makanan yang kita
makan akan mengalami proses dalam tubuh yang akan menghasilkan energi. Apabila kita
tidak makan, maka akan menimbulkan kelaparan dan membuat tubuh menjadi lemah.
Kelaparan dapat terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Daftar Pustaka
1. Barasi ME. At a glace ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.20-5.
2. Prof. Dr. Sediaoetama Achmad Djaeni. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat; 2009. P. 78 229.
3. Ganong F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008.h.309-10.
4. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC;2008.h.909-14.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokoimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2009.h.204-17.