Anda di halaman 1dari 43

1

Balita Kurus, Lemah, dan Kelaparan


Melisa Pongtiku
*
10 2010 291
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespondensi :
Melisa Pongtiku
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510
No Telp ( 021) 5694-2051 email : ichabuatallulolo@yahoo.com

Pendahuluan
Asupan karbohidrat, lemak, dan protein menyediakan energi yang dapat digunakan
untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh atau di simpan untuk penggunaan selanjutnya.
Kestabilan berat badan dan komposisinya selama waktu yang lama membutuhkan
keseimbangan masukan energi dan pengeluarannya. Bila seseorang makan berlebihan dan
masukan energi melebihi pengeluarannya, kebanyakan energi berlebih tersebut akan
disimpan sebagai lemak dan berat badan akan meningkat; sebaliknya kehilangan massa tubuh
dan kelaparan terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisma tubuh.
Walaupun jaringan lebih mengutamakan penggunaan karbohidrat untuk energi
daripada lemak maupun protein, jumlah cadangan karbohidrat yang biasanya di simpan oleh
tubuh hanya beberapa ratus gram dan cadangan ini dapat menyediakan energi yang
dibutuhkan untuk fungdi tubuh barangkali hanya untuk setengah hari. Oleh karena itu kecuali
2

beberapa jam pertama kelaparan, efek yang utama adalah penyusutan progresif jaringan
lemak dan protein. Karena lemak merupakan sumber utama energi, kecepatan penyusutan
lemak selanjutnya tidak terelakkan .

Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama untuk makhluk hidup dan terdapat di beras/nasi,
umbi, tepung, dll. Klasifikasi karbohidrat: monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1,2
Sumber energi bagi jaringan
SUMBER JARINGAN
Glukosa Eritrosit, leukosit, medula renalis, otak, otot
skelet, jaringan fetus, mukosa intestinal
Asam Lemak Bebas Hati, korteks ginjal, otot jantung dan skelet
Zat Keton Otot jantung, dan skelet, otak, korteks ginjal

Pencernaan karbohidrat selanjutnya adalah dioksidasi sebagai sumber energi, diubah menjadi
glikogen, dan diubah menjadi lemak. Oksidasi sebagai sumber energi melalui glikolisis
Embden Meyer, HMP Shunt, dan GAP. Karbohidrat tidak diekskresi karena hasil akhirnya
CO
2
+H
2
O, tetapi sebenarnya secara normal ada sedikit diekskresikan. Glukosa dalam darah
didapat dari absorpsi usus, glikogenolisis, glukoneogenesis, dan siklus Cori. Faktor yang
berperan pada homeostasis glukosa yaitu sekresi insulin, stimulasi uptake glukosa oleh otot
dan jaringan splanknikum, dan penekanan produksi glukosa oleh hati.
1,2
Fungsi karbohidrat
1. Sumber energi tubuh
2. Protein Sparring Effect (mencegah pemecahan protein sebagai sumber energi)
3. Metabolisme lemak
4. Glukuronat Phosphate Pathway
5. Integritas dari sel-sel syaraf pusat
6. Laktosa: faktor khusus sebagai sumber energi bagi bayi (galaktosa)
7. Selulosa: untuk peristaltik
8. Zat prekursor: asam nukleat
3

9. Bahan makanan: protein, vitamin, mineral
1 gram karbohidrat: 4 kalori
10. Simpanan karbohidrat glikogen di hati dan otot (bertahan sampai 12-14 jam
11. Karbohidrat sisa akan disimpan dalam bentuk lemak.
1,2

Hormon yang berhubungan dengan karbohidrat:
1. Insulin: memasukkan glukosa ke dalam sel dan sel lemak, pembentukan glikogen
(glikogenesis). Insulin menurunkan kadar glukosa darah.
2. Glukagon: pemecahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis).
3. Epinefrin/ Nor/ Adrenalin: meningkatkan kadar gula darah untuk energi pada keadaan
stress.
4. Hormon pertumbuhan/ GH: konsebtrasi glukosa pada waktu pertumbuhan/ gestasi
meningkat.
1,2


Protein

Struktur sel dan akitvitas sel tergantung pada protein karena 50% adalah komposisi
sel, jadi bervariasi pada ukuran, bentuk, dan sifat-sifat fisik. Peranan fisiologis protein
beragam, maka penggolongan protein berdasarkan fungsi yang penting untuk
mempelajari metabolisme pada manusia.
1,2

Penggolongan berdasarkan fungsi protein:
1. Pengatur:
a. Enzim:
- Jumlahnya sangat banyak
- Merupakan katalisis reaksi kimia
b. Hormon peptida:
- Mengendalikan faktor-faktor tubuh dengan mengatur sintesis dan aktivitas
enzim.
- Penting dalam ilmu gizi dan metabolisme manusia
- Contohnya:
1. Insulin
2. Glukagon
4

3. Paratiroid
4. ACTH
5. IGF (Insulin Growth Factor) = Somatomedin (suatu peptida)
6. GH (growth Hormone) = Somatotropin
7. ADH (anti Diuretic Hormone) = Vasopresin
1,2


2. Kekebalan (imunitas):
Globulin immunoglobulin

3. Protein dengan fungsi structural:
a. Protein kontraktil otot: aktin dan myosin
b. Protein fibrous: kolagen, keratin, elastin.
1


4. Protein pengangkut (transport protein):
a. Albumin
b. Hemoglobin
c. Transferin
d. Seruloplasmin
e. Retinol Binding Protein.
1,2


Penggolongan berdasarkan struktur kimia:

1. Simple protein: Mengandung hanya asam amino dan derivat-derivatnya.
Contohnya :
- Albumin : Laktalbumin dalam susu
Serum albumin dalam darah
- Globulin : Avoglobulin dalam telur
Serum globulin dalam darah
1,2

2. Compound/conjugated protein : terdiri dari simple protein dan non protein group
Contohnya :
- Nukleoprotein : kompleks satu atau lebih protein + asam nukleat
Misal : purine yang banyak terdapat pada jaringan kelenjar
5

- Lipoprotein : kompleks protein + trigliserida/lipid lain seperti fosfolipid
dan kolestrol
- Glikoprotein dan mukoprotein : kompleks protein + karbohidrat
Misal : mucin, hasil sekresi membrane mukosa
- Fosfoprotein : kompleks protein + gugus yang mengandung fosfor selain
asam nukleat dan fosfolipid.
1,2

Klasifikasi asam amino

Klasifikasi asam amino berdasarkan 2 faktor :
1. Dapat/tidaknya tubuh membuat asam amino tertentu.
2. Apakah asam amino tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dalam diet yang diketahui kekurangan 1 macam
asam amino, maka bila pertumbuhan normal terhenti maka asam amino yang tidak terdapat
dalam makanan tersebut adalah asam amino essensial. Bila pertumbuhan tetap berjalan
normal, maka asam amino tersebut termasuk asam amino non essensial, dimana tubuh dapat
membuat asam amino lain. Asam amino essensial adalah treonin, lusin, isoleusin, valin, lisin,
metionin, fenilalanin, triptofan. Sedangkan asam amino non essensial adalah glisin, alanin,
asam aspartat, asam glutamate, prolin, hidroksiprolin, sistin, tirosin, serin, arginin, histidin. A
Arginin dan histidin disebut juga asam amino semi essensial karena keduanya penting
terdapat dalam makanan semasa pertumbuhan (anak-anak dan masa pubertas). Tiga asam
amino yang lain : sistin, sitrulin, dan hidroksi lisin dapat ditambahkan pada daftar non
essensial secara alami. Bentuk ini tidak ditemukan, tetapi bentuk ini secara metabolic terdapat
aktif di dalam tubuh. Protein di absorpsi dalam bentuk asam amino di jejunum proksimal.
1,2

Faktor yang mempengaruhi penggunaan protein :
1. Pola asam amino
2. Kebutuhan energy
3. Imobilitas
4. Stress fisik
5. Stress emosional



6

Pengaruh hormonal pada metabolisme protein
Anabolisme dan ketabolisme protein diatur oleh hormone-hormon tertentu, Pituitary
Growth Hormone, androgens, insulin dan hormone tiroid dalam jumlah normal mempunyai
efek anabolic.
1,2
Growth Hormone menstimulir sel-sel tubuh untuk menahan protein dan memelihara
keseimbangan nitrogen yang positif. Hormon ini juga memungkinkan sintesis protein lebih
banyak pada waktu pertumbuhan.
1,2
Androgens (gonadotropin) terutama testosterone menstimulasi pertumbuhan jaringan
pada saat pubertas terutama pada jaringan organ reproduksi.
1,2
Insulin diperlukan oleh Growth Hormone untuk efek sintesis protein dan bersifat
antagonis terhadap efek glukoneogenik dari hormone-hormon adrenocortical. Dalam jumlah
normal, hormone tiroid bekerja sama dengan Growth Hormone menstimulir sintesis protein.
Steroid dan adrenal dan hormone tiroid yang berlebihan mempunyai efek katabolic. Steroid
dari adrenal seperti glukokortikoid (kortison, dan hidrokortison) menstimulir
glukoneogenesis, deaminasi dari asam amino dan mengubah hasilnya menjadi glukosa atau
glikogen.
1,2
Dengan cara ini steroid secara tidak langsung bertindak sebagai catabolic agent bagi
protein. Hormon tiroid dalam jumlah besar akan menstimulir katabolisme dari jaringan otot
secara berlebihan. Efek ini berlawanan dengan keadaan normal.
1,2

Fungsi protein
Fungsi protein yang utama adalah untuk membentuk jaringan atau bagian tubuh yang
lain. Setiap sel terdiri dari protein.
1. Untuk pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
Untuk mengganti jaringan yang rusak/maintenance (dewasa)
Untuk membentuk sel darah
Untuk membentuk hormone, antibody, dan lain-lain.
1,2
2. Memberi tenaga bila karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh
akan tenaga, maka protein akan dibongkar untuk dijadikan tenaga. Hal ini dapat
merugikan terutama pada masa pertumbuhan.
1,2

3. Sebagai pengatur
Ada beberapa bentuk protein yang turut serta dalam pengaturan metabolisme
dalam tubuh. Misalnya : sebagai enzim, hormone, dan precursor dari beberapa
vitamin.
1,2
7

Bahan makanan sumber protein
I. Protein hewani :
1. Susu (kadar protein 1-4 %)
2. Telur (kadar protein 12 %)
3. Bangsa ikan (kadar protein 10-20 %)
4. Bangsa daging (kadar protein 18-20 %)
II. Protein nabati :
1. Bangsa kacang-kacangan (kadar protein 15-25 %)
2. Bahan makanan yang dibuat dari ad. 1. Contohnya : tahu, tempe, oncom,
taucoo, emping melinjo, santan murni)
1,2


Kebutuhan tubuh akan protein

Jumlah protein yang dibutuhkan tubuh ditentukan oleh berbagai faktor yaitu :
1. Umur (pertumbuhan)
2. Berat badan
3. Nilai hayati
4. Hamil/laktasi
5. Keadaan sakit yang disertai kerusakan jaringan/stress yang kita alami sehari-hari
(infeksi/trauma ringan)
1,2


Lipid
Merupakan suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam
lemak, baik secara actual maupun potensial. Sifat-sifatnya relative tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, dan benzena.
1,2

Klasifikasi lemak:
A. Lipid sederhana
1. Lemak netral : monogliserida, digliserida, trigliserida.
= ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan cair = minyak
2. Lilin : ester asam lemak dengan alcohol monohidrat yang mempunyai BM yang
lebih tinggi daripada gliserol.
3. Free fatty acid (sterol ester dan nonsterol ester)
B. Lipid kompleks
8

1. Fosfolipid : campuran senyawa asam lemak, fosfat dan basa nitrogen. Contohnya
lesitin, sefalin, sfingomielin
2. Glikolipid : senyawa asam lemak dengan karbohidrat dan basa nitrogen.
Contohnya serebrosida dan gangliosida
3. Lipid kompleks lainnya : sulfolipid dan lipoprotein (LDL. HDL. VLDL, IDL)
C. Prekursor dan derivat lipid
Asam lemak, gliserol, steroid, aldehida, lemak, benda keton, vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak.
1,2

Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolestrol dan fosfolipid. Trigliserida :
merupakan ester dari gliserol, suatu alcohol trihidrat dengan 3 molekul asam lemak.
Digliserida : bila hanya ada 2 molekul asam lemak yang terikat dengan gliserol.
Monogliserida : 1 molekul asam lemak.
1,2


Transport lemak
Lipid diangkut dalam sirkulasi setelah berikatan dengan apoprotein (apolipoprotein)
membentuk lipoprotein yang larut dalam air.
Beberapa asam lemak bebas yang dilepaskan pada hidrolisis trigliserida di usus
masuk ke dalam plasma, berikatan dengan albumin menjadi free fatty aci (FFA)-
albumin dan diangkut ke jaringan-jaringan.
Trigliserida, derivat-derivat kolestrol dan fosfolipid diangkut sebagai partikel-partikel
lipoprotein plasma.
1,2


Asam lemak essensial
1. Terdiri dari :
Asam linoleat (2 ikatan rangkap)
Asam linolenat (3 ikatan rangkap)
Asam arachidonat (4 ikatan rangkap). Ternyata asam arachidonat dapat
disintesis tubuh dari asam linoleat (dengan cara elongasi).
1,2

2. Fungsi :
1. Membantu pertumbuhan dan reproduksi pada binatang.
2. Untuk integritas kulit.
3. Diperlukan oleh sel-sel retina dan sinaps saraf-saraf otak.
9

4. Terdapat dalam molekul kolestrol ester dan fosfolipid ddi dalam plasma.
5. Transport lipid.
6. Memelihara fungsi dan integritas membrane sel.
7. Prekursor senyawa-senyawa mirip hormone yaitu :
- Eikosanoid : prostasiklin, prostaglandin, leukotrien, tromboksan
Pembentukan eikosanoid dari asam lemak omega 3 dan omega 6.
1,2
Peran/ fungsi lemak :
1. Dalam makanan :
Sumber energi : 1 gram lemak = 9 kal.
Memberi rasa puas. Makanan berlemak memperlambat pengosongan lambung
(dapat sampai 3,5-4 jam setelah makan karena ada CCK yang menyebabkan
penyempitan pylorus sehingga makanan tertahan.
Menyediakan asam-asam lemak essensial (selain trigliserid).
Membantu transport dan absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak :
vitamin A, D, E, dan K.
Meningkatkan rasa enak. Lemak merubah texture dan flavor makanan.
1,2

2. Dalam tubuh :
Unsur essensial dari membrane seluruh sel-sel dalam tubuh.
Cadangan energy, disimpan dalam bentuk trigliserida di dalam sel-sel lemak
(adiposit, jaringan adipose).
Pengatur fungsi-fungsi dalam tubuh.
1,2


Lipoprotein

Struktur lipoprotein plasma :
Terdapat 4 fraksi lipoprotein plasma yaitu kilomikron, VLDL, LDL, HDL
Bila protein lebih banyak, densitas (kerapatan) lebih tinggi
Komponen proteinnya adalah apolipoprotein (apoprotein)
4 kelas apoprotein : A, B, C, dan E, disintesis di dalam hati dan usus.
Tiap kelas mempunyai apoprotein berkaitan.
1,2




10

Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organic, essensial untuk reaksi metabolic spesifik,
diperlukan dalam jumlah kecil, harus didapat dari luar tubuh, tidak dapat disintesis oleh sel
tubuh dan beberapa berperan sebagai ko-enzim.
1,2
Vitamin larut lemak :
Diabsorpsi dengan lemak, absorpsi lebih efisien membutuhkan empedu dan cairan
pancreas.
Ditransport ke hati seperti lipoprotein melalui pembuluh limfe
Normal : tidak diekskresikan ke dalam urin
Termasuk ini : Vit A, D, E, K.
1,2


Vitamin A
Manusia mendapat vitamin A dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dalam bahan
makanan hewani, preformed vitamin A terutamadalam bentuk ester dari retinol dengan
beberapa jenis asam lemak (asam palmitat, asam stearat dan sedikit asam oleat). Bentuk
aldehida terdapat dalam telur, unggas/ ikan, sedangkan bentuk asam (retinoic acid) tidak
terdapat secara alami.
1,2
Bahan makanan (preformed vit A) terdapat dalam bentuk ester berkonjugasi dengan
protein, ikatan ini lemah sekali dan mudah lepas sehingga sampai duodenum sudah berbentuk
ester. Penyerapan vitamin A dari lumen merupakan penyerapan aktif yang perlu energi.
1,2

Vitamin A dalam sel hati mengalami 2 jenis nasib yaitu ditimbun sebagai cadangan
dalam parenkim hati, dan terikat pada protein transport (RBP = Retinol Binding Protein).

Fungsi vitamin A :
1. Proses melihat : membantu pembentukan sel-sel rodopsin yang berfungsi untuk
melihat cahaya terang
2. Memelihara jaringan epitel
3. Memperkuat tulang dan gigi

Defisiensi vit A :
1. Night blindness
2. Gangguan metabolisme mukosa
3. Xerophtalmia
11

4. Gangguan pertumbuhan.
1,2

Kelebihan vit A :
1. Kulit jadi kuning/ orange karena banyak makan wortel dan papaya
2. Kerusakan tulang dan hati
3. Diplopia (melihat rangkap)
4. Rambut rontok
Kebutuhan :
Perempuan dewasa 7500g
Laki-laki dewasa 9000g
Bayi 90g.
1,2


Vitamin D
Vitamin ini lebihdikenal sebagai prohormon, tidak perlu disuplai dari luar tubuh.
Metabolik aktifnya berbentuk calcitriol dan ercalcitriol yang diproduksi oleh ginjal dan
berfungsi sebagai hormone. Dengan intestine dan tulang sebagai target organnya. Penyinaran
UV mula-mula menimbulkan aktivitas vit D tetapi bila terlalu kuat dan terlalu lama akan
terjadi pengrusakan zat aktif tersebut. Sumber berasal dari penyinaran UV pada kulit dan
sumber hewani.
1,2

Fungsi vit D :
1. Meningkatkan absorpsi Ca dan PO
4
dari usus halus
2. Mendorong pembentukan garam kalsium di dalam jaringan yang membutuhkan yang
dibutuhkan untuk memperkuat struktur jaringan seperti tulang, gigi.
1,2


Defisiensi vit. D :
1. Rakitis : pada anak gangguan pembentukan dan peletakkan garam kalsium pada
tulang.
2. Osteomalacia pada dewasa.
1,2


Vitamin larut dalam air :
Vitamin adalah zat organic yang diperlukan oleh tubuh dari makanan sehari-hari
dalam jumlah kecil, mempunyai aktivitas biologis tinggi untuk menjamin berlangsungnya
proses faali dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan kesehatan tubuh. Vitamin yang
12

larut dalam air : B
1
, B
2
, B
3
, B
6
, B
12
, asam pantotenat, asam folat, biotin, PABA, C. Sumber
berasal dari wheat germ dan wheat germ oil, sayuran hijau, telur dan mentega.
1,2


Vitamin B
1
(thiamin)
Diabsorpsi di duodenum dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Tidak dapat disimpan,
diekskresikan melalui urin. Fungsinya untuk metabolisme karbohidrat, alcohol, lemak,
piruvat, mempertahankan fungsi saraf.
1,2
Sumber :
1. Nabati : padi-padian, ragi, bekatul, kacang polong.
2. Hewani : jerohan, hati, ginjal, daging.

Defisiensi :
1. Beri-beri
2. Wernicke-Korsakof syndrome (muntah-muntah) orangnya apatis, gangguan daya
ingat

Vitamin B
2
(riboflavin)
Fungsi untuk proses reduksi oksidasi jaringan tubuh. Diabsorpsi di usus halus bagian
proksimal. Sumber dari susu (terutama), hati, ginjal, jantung, kuning telur, daging, ikan,
sayur.

Defisiensi :
1. Inflamasi bibir dan lidah.
2. Pecah-pecah pada sudut mulut
3. Mata nyeri dan sensitive cahaya.
1,2


Vitamin B
3
(niasin)
Fungsi sebagai komponen enzim proses metabolisme dan enersi. Sumbernya dari ragi,
sereal, roti, daging, hati, ginjal, ikan, jagung.

Defisiensi :
1. + defisiensi kelompok vit. B
2. Gejala awal : berat badan dan nafsu makan berkurang
13

3. Defisiensi lama : pellagra (3D)
Dermatitis : pigmen merah kecoklatan (daerah terpapar)
Diare : inflamasi GIT
Dementia : perubahan mental



Vitamin B
6
(piridoksin)
Fungsi kofaktor enzim asam amino untuk metabolisme protein, pirodiksin +
piridoksal, piridoksamin + P. Sumber berasal dari hati, sereal, daging, ikan, pisang, sayuran.
Defisiensi jarang, pada wanita hamil pridoksal fosfat menurun. Absorpsinya pasif (diabsorpsi
jika dibutuhkan).
1,2

Vitamin B12 (sianokobalamin)
Fungsinya untuk metabolisme protein. Satu-satunya protein yang dapat dibentuk oleh
tubuh. Sumber terutama dari bahan makanan hewani, hati, ginjal, terasi, udang. Absorpsi
terjadi di ileum.
1,2

Fungsi :
1. Menyembuhkan anemia pernisiosa tidak tepat karena hanya memperbaiki sel darah
tanpa pengaruh terhadap pencegahan kelainan neurologis.
2. Transfer single carbon (kelompok metal) antar zat metionin, serin, histidin
etanomilase.
3. Sintesis : purin dan pirimidin.
1,2


Defisiensi :
1. Anemia pernisiosa
2. Sprue
3. Degeneratif saraf (peran metabolisme karbohidrat)
Sebab defisiensi karena intake kurang, gangguan absorpsi, dan kebutuhan meningkat



14

Asam pantotenat
Fungsinya untuk produksi energi. Sumber terbaik pada ragi, hati, ginjal, telur, susu
skim. Fungsi : koenzim dari koenzim A
1. Mengaktifkan asam asetat
2. Mengaktifkan asam lemak
3. Mengaktifkan asam amino
4. Membentuk kolestrol
5. Sintesis heme.
1,2

Asam lipoid
Bersama dengan vit. B
1
(dalam metabolisme karbohidrat). Jarang dan larut dalam
lemak. Sumber : ragi, hati.
1,2

Asam folat (vit. B
9
)
Merupakan senyawa 3 asam yaitu glutamate, paraamino benzoic acid, asam pteridine.
Sifatnya mudah larut air, tak tahan cahaya, dalam larutan asam yang encer tahan pada suhu
100C. Diabsorpsi dalam usus halus. Sumber dari roti dan sayuran hijau. Jika defisiensi akan
mengalami anemia megaloblastik.
1,2

Fungsi :
1. Biosintesis purin dan pirimidin untuk pembentukan sel
2. Metabolisme protein (pembentukan tiamin)
3. Pembentukan heme (protein yang mengandung Fe dalam Hb).
1,2


Biotin (vit. H)
Sifatnya larut dalam air, tahan panas, tak tahan asam/ basa, ko-enzim dalam
karbohidrat, lemak, protein. Absorpsi sel mengandung biotin terbanyak di hati dan ginjal.
Avidin terdapat pada telur mentah. SUmber berasal dari hati, ginjal, ragi, gandum, beras.
Defisiensi pada manusia dermatitis seboroika, dan eritroderma deskuamativa.
1,2

Asam askorbat (vit. C)
Sifat-sifat kimia : dapat disintesis dari glukosa tubuh pada beberapa spesies, mudah
larut dalam air, bereaksi dengan ion metal Fe, dan Cu, mudah rusak terutama bila dipanaskan
dalam larutan basa. Diserap usus halus ke jaringan tubuh, dan dapat diekskresikan melalui
15

urin bila berlebih, resiko diare dan Kristal oksalat di ginjal. Sumber dari buah segar ( jeruk,
anggur, tomat, lemon), dan sayuran segar (kol, brokoli, bayam).
1,2

Defisiensi : Scorbut :
1. inflamasi, perdarahan mukosa
2. Perdarahan dibawah kulit
3. Kelainan degeneratif pada tulang
Mineral
3% dari berat badan. Konstituen penting untuk
1. Jaringan lunak
2. Cairan
3. Skelet
4. Ca, P, K, S, Na, Cl, Fe, F, Cu, Zn, I, Co, Mn, Mg, Cr, Se, Mo.
Mineral dalam makanan didapat dari garam.

Fungsi :
1. Tulang dan gigi (Ca, P, Mn)
2. Mengontrol cairan tubuh :
Na dan Cl : CES dan darah
K, Mg, dan P : CIS
3. Tidak bergabung dengan enzim dan protein.
1,2


Struktur sel pulau langerhans
Pulau pulau langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175
um tersebar di seluruh pancreas, walaupun lebih banya ditemukan d kauda (ekor) daripada
kaput (kepala) dan korpus (badan) pancreas. Pada manusia terdapat 1 2 juta pulau. Yang
besar; dan darah dari pulau langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti
darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena porta hepatica.
1,2
Sel sel dalam pulau dapat di bagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat
pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A, B,
D, dan F. sel A, B, dan D, juga di sebut sel alfa, beta, dan delta. Sel A menyekresikan
glucagon, sel B menyekresikan insulin, sel D menyekresikan somatosin, dan sel F
16

menyekresikan polipeptida pancreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk
60 70 % sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel sel ini cenderung
di kelilingi sel A, yang membentuk 20 % dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang di
temukan.
1,2

Hormon-hormon yang dihasilkan pankreas
Insulin
Biosintesis dan Sekresi
Insulin terbentuk di RE sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat
akan mengalami pengemasan dalam granula berlapis membran. Granula ini bergerak ke
membran plasma melalui suatu proses yang melinbatkan mikrotubulus, dan isi granula
dikeluarkan melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basal sel B serta kapiler
dan endotel kapiler yang berpori untuk mencapai aliran darah.
3,4
Insulin disintesis sebagai bagian dari parahormon yang berukuran besar. Pada
manusia, gen untuk insulin terletak di lengan pendek kromosom 11. Praproinsulin memiliki
peptida sinyal 23 asam amino yang dikeluarkan sewaktu molekul ini memasuki RE. Molekul
sisanya kemudian berlipat, lalu terbentuk ikatan disulfida sehingga akhirnya terbentuk
proinsulin. Segmen peptida yang menghubungkan rantai A dan B, peptida C, mempermudah
melipatnya molekul dan kemudian terlepas dari granula sebelum sekresi. Proinsulin sejauh ini
belum menunjukkan adanya aktivitas fisiologik. Dalam keadaan normal, 90-97% produk
yang dilepaskan dari sel B adalah insulin disertai peptida C. Sisanya (3%) sebagian besar
adalah proinsulin.
3,4
Metabolisme
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi manusia adalah sekitar 5 menit. Insulin berikatan
dengan reseptor insulin lalu sebagian mengalami internalisasi. Insulin dirusak di dalam
endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang berperan adala
insulin protease, suatu enzim di membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin.
Reseptor insulin banyak ditemukan di banyak sel dalam tubuh selain sel-sel peka insulin
yang klasik dimana hormon meningkatkan ambilan glukosa. Hampir semua jaringan tubuh
17

bisa memetabolismekan insulin, namun, 80% dari insulin yang dikeluarkan secara normal
diuraikan oleh ginjal dan hati.
3,4
Efek Insulin
Efek insulin pada berbagain jaringan di dalam tubuh bersifat luas dan kompleks. Efek
akhir dari hormon ini sendiri sebenarnya adalah untuk penyimpanan karbohidrat, protein, dan
lemak.
3,4

Efek insulin pada berbagai jaringan:
Jaringan Adiposa
Meningkatkan masuknya glukosa,meningkatkan sintesis asam lemak, meningkatkan
sintesis gliserol fosfat,mengaktifkan lipoprotein lipase,meningkatkan penyimpanan
trigliserida (TG),menghambat lipase peka-hormon dan meningkatkan ambilan K+.
3,4
Otot
Meningkatkan masuknya glukosa, sintesis glikogen, dan sintesis protein,
meningkatkan ambilan asam amino, menurunkan katabolisme protein, menurunkan pelepasan
asam-asam amino glukoneogenik dan meningkatkan pengambilan keton dan K+.
3,4
Hati
Menurunkan ketogenesis, meningkatkan sintesis protein dan lipid dan menurunkan
pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glikogen.
3,4
Efek Insulin pada GLUT
Glukosa masuk ke dalam sel melalui difusi terfasilitas atau, di usus dan ginjal dengan
transport aktif sekunder dengan Na+. Di otot, jaringan lemak dan sebagian jaringan lainnya,
insulin berguna dalam mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan
jumlah glukosa transporter (GLUT) di membran sel.
3,4
GLUT berperan pada difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel dan dipengaruhi dari
hormon insulin sendiri. Bila reseptor insulin di dalam sel aktif, maka vesikel GLUT akan
dengan cepat bergerak ke membran sel yang ditandai dengan pengaktifan fosfoinositid 3-
kinase. Saat kerja insulin terhambat, bercak membran yang mengandung GLUT mengalami
endositosis, dan vesikel GLUT siap terpajan untuk rangsangan insulin selanjutnya. Dari
18

beberapa jenis GLUT yang ditemukan di dalam tubuh, ada beberapa jenis dari GLUT yang
ternyata tidak peka terhadap insulin itu sendiri. Sehingga untuk GLUT yang tidak peka
terhadap insulin tetap berada di bagian membran sel.
3,4
Insulin dengan Kalium
Insulin menyebabkan K+ masuk ke dalam sel disertai penurunan konsentrasi K+
ekstrasel. Pemberian infua insulin dan glukosa secara bermakna menurunkan kadar K+
plasma pada orang normal dan sangat efektif untuk mengatasi hiperkalemia secara temporer
pada penderita gagal ginjal. Penyebab dari mugrasi intrasel K+ masih belum diketahui,
namun insulin meningkatkan aktivitas Na+-K+ ATPase di membran sel, sehingga lebih
banyak K+ dipompa ke dalam sel.
3,4
MEKANISME KERJA
Reseptor Insulin
Reseptor insulin ditemukan di berbagai jenis sel dalam tubuh, termasuk sel-sel yang
ambilan glukosanya tidak ditingkatkan oleh insulin. Sewaktu berikatan dengan reseptornya,
insulin menggumpal dalam becak-bercak dan dimasukkan ke dalam sel melalui proses
endositosis yang diperantarai reseptor. Akhirnya kompleks insulin reseptor masuk ke dalam
lisosom, tempat reseptor diperkirakan terurai atau didaur ulang. Jumlah atau afinitas reseptor
insulin, atau keduanya, dipengaruhi oleh insulin dan hormon lain, olahraga, makanan, dan
faktor lainnya. Pajanan ke insulin dalam jumlah yang meningkat akan menurunkan
konsentrasi resptor, dan pajanan ke insulin dalam jumlah menurun akan meningkatkan
afinitas reseptor. Jumlah reseptor per sel meningkat pada kelaparan dan menurun pada
obesitas dan akromegali. Afinitas reseptor meningkat pada insufisiensi adrenal dan menurun
oleh kelebihan glukokortikoid.
3,4
Glukagon
Glukagon pada manusia dihasilkan oleh sel A pulau-pulau Langerhans pankreas dan
saluran cerna pada bagian atas, Semua glukagon pada mamalia tampaknya memiliki struktur
yang hampir sama. Praproglukagon manusia adalah suatu polipeptida 179 asam amino yang
dijumpian di sel otak A, di sel L di saluran cerna bagian bawah, dan di otak. Praproglukagon
pada sel A paling dominan diolah menjadi glukagon, sedangkan di sel L diubah menjadi
19

glisentin (suatu polipeptida yang terdiri dari glukagon yang diperpanjang oleh residu asam
amino tambahan di salah satu ujungnya).
3,4
Efek Glukagon
Glukagon dalam tubuh bersifat glikogenolitik, glukoneogenetik, lipolitik, dan
ketogenik. Hormon ini berkerja pada reseptor serpentine. Di hati hormon ini bekerja dengan
protein G
s
untuk mengaktifkan adenilil siklase dan meningkatkan cAMP intrasel. Hal ini akan
menyebabkan pengaktifan fosforilase melalui protein kinase A sehingga terjadi peningkatan
pemecahan glikogen dan peningkatan glukosa plasma. Di hati, glukagon jugabekerja di
reseptor glukagon yang berbeda untuk mengaktifkan fosforilase C, sehingga meningkatkan
Ca+ sitoplasma yang juga merangsang glikogenolitik. Protein kinase A juga bekerja dalam
menurunkan metabolisme glukosa-6-fosfat dengan menghambat perubahan fosfoenolpiruvat
menjadi piruvat. Selain itu juga menurunkan konsentrasi fruktosa 2,6-bifosfat yang
menghambat perubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Sehingga terjadi
peningkatan penimbunan glukosa-6-fosfat yang menyebabkan peningkatan pelepasan
glukosa.
3,4
Glukagon tidak akan menyebabkan terjadinya glikogenilisis di otot. Homon ini akan
meningkatkan glukoneogenesis dari asam amino yang tersedia di hati dan meningkatkan taraf
metabolik. Glukagon juga meningkatkan pembentukan benda keton dengan menurunkan
kadar malonil koA di hati. Efek kalorigenik glukagon tidak disebabkan hanya oleh
hiperglikemia tetapi mungkin oleh peningkatan deaminasi asam amino di hati.
3,4
Metabolisme
Glukagon memiliki waktu paruh dalam disirkulasi 5-10 menit. Hormon ini dipecah
oleh banyak jaringan, tetapi terutama oleh hati. Karena glukagon diekskresi ke dalam vena
porta dan mencapai hati sebelum mencapai sirkulasi perifer, maka kadar glukagon di darah
perifer relatif rendah. Apabila ada peningkatan kadar glukagon di darah perifer, diakibatkan
karena adanya rangsangan eksitasi pada penderita sirosis, mungkin karena penurunan
penguraian hormon tersebut oleh hati.
3,4
Pengaturan Sekresi
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi sekresi dari glukagon ini sendiri. Stimulator
dari glukagon adalah asam amino yang glukogenik; seperti alanin, serin, threonin, glisin.
20

Selain itu, kortisol, CCK, gastrin, teofilin dan asetilkolin juga ikut menstimulasi glukagon.
Untuk faktor luar, olahraga, infeksi, dan stres juga meningkatkan glukagon. Untuk
penghambat dari glukagon ada seperti kada glukosa yang meingkat, somatostatin, sekretin,
FFA, keton, insulin, fenitoin, dan juga GABA.
3,4
Sel B, yang menghasilkan insulin, mengandung GABA yang dilepaskan dan bekerja
pada sel A untuk menghambat sekresi glukagon dengan mengaktifkan reseptor GABA
A.
Reseptor GABA
A
adalah saluran Cl- dan influks Cl- yang terjadi menyebabkan
hiperpolarisasi sel A.
3,4
Sekresi dari glukagon ditingkatkan oleh rangsangan saraf simpati pada pankreas, dan
efek simpatis ini diperantarai oleh reseptor adrenergik-beta dan cAMP. Efek stimulatorik
berbagai stres dan mungkin olahraga dan infeksi diperantarai paling sedikit oleh sistem saraf
simpatis. Rangsangan vagus juga meningkatkan sekresi glukagon.
3,4
Hormone lain yang mempengaruhi glukosa darah
Kelenjar hipofisis anterior menyekresikan hormone-hormon yang cenderung
meningkatkan kadar glukosa darah sehingga melawan kerja insulin. Hormone-hormon ini
adalah hormone pertumbuhan, ACTH (kortikotropin) dan mungkin hormone diabetogenik
lain. Sekresi hormone pertumbuhan dirangsang oleh hipoglikemia; hormone ini menurunkan
penyerapan glukosa di otot. Sebgaian efek ini dapat bersifat tidak langsung karna hormone ini
merangsang mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adipose yang menghambat pemakaian
glukosa. Glukokotikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis dijaringan
adipose tanpa diregulasi.
3,4
Hormone ini bekerja dengan meningkatkan glukoneogenesis melalui peningkatan
katabolisme asam amino dihati akibat induksi pada amino transferase serta enzim-enzim
kunci pada glukoneogenesis. Selain itu glukokortikoid menghambat pemakaian glukosa
dijaringan ekstrahepatik. Dalam semua efek ini glukokortikoid bekerja secara antagonistic
terhadap insulin. Sejumlah sitokin yang disekresikan oleh makrofag yang menginfiltrasi
jaringan adipose juga memiliki efek melawan kerja insulin; bersama dengan glukokortikoid
yang disekresikan oleh jaringan adipose. Hal ini menjelaskan mengapa resistensi insulin
sering dijumpai pada orang obesistas.
3,4
Epenefrin disekresikan oleh medulla adrenal akibat rangsangan yang menimbulkan
stress dan menyebabkan glikogenelisis dihati dan otot karna stimulasi fosforilase melalui
21

pembentukan cAMP. Diotot, glikogenolisis menyebabkan peningkatan glikolisis, sedangkan
dihati hal ini menyebabkan pembebasan glukosa kedalam aliran darah.
3,4

Glikolisis
Pada tahap-tahap awal penelitian tentang glikolisis disadari bahwa fermentasi di ragi
serupa dengan pengurainan glikogen di otot. Diketahui bahwa jika suatu otot berkontraksi
dalam medium anaerob, yaitu medium dengan oksigen yang telah dikeluarkan, glikogen
akanlenyap dan muncul laktat. Namun, jika kontraksi berlangsung dengan aerob,
pemimbunan laktat tidak terjadi dan piruvat adalah produk akhir utama glikolisis. Piruvat
dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air.
5

Reaksi Glikolisis Memerlukan Jalur Utama Pemakaian Glukosa
Semua enzim glikolisis ditemukan didalam sitosol. Glukosa memasuki glikolisis
melalui fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh heksokinase dengan
mengunakan ATP sebagai donor fosfat. Dalasm kondisi fisiologis, fosforilasi glukosa
menjadi glukosa 6-fosfat dapat dianggap bersifat ireversibel. Heksokinase dapat dihambat
secara alosterik oleh produknya, yaitu glukosa 6-fosfat.
5
Di jaringan selain hati (dan sel pulau- pankreas), ketersediaan glukosa untuk
glikolisis (atau sintesis glikogen di otot dal lipogenesis di jaringan adiposa) dikontrol oleh
transport ke dalam sel yang selanjutnya diatur oleh insulin. Heksokinase memiliki afinitas
tinggi (K
m
rendah untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi normal enzim ini mengalami
saturasi sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk
memenuhi kebutuhan sel. Sel hati juga mengandung suatu isoenzim heksokinase, glukokinase
yang memiliki K
m
yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi glukosa intrasel normal. Fungsi
glikokinase di hati adalah untuk mengeluarkan glukosa dari darah setelah makan dan
menghasilkan glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis, yang digunakan
untuk sintesis glikogen dan lipogenesis.
5
Glukosa 6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di pertemuaan beberapa
jalur metabolik : glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat, glikogenesis, dan
glikogeonolisis. Pada glikolisis senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh
22

fosfoheksosa isomerase yang melibatkan suatu isomerasi aldosa-ketosa. Reaksi ini diikuti
oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1) untuk
membentuk fruktosa 1,6-bifosfat. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6-
bifosfat aldolase) menjadi 2 triosa fosfat, gliseraaldehida 3-fofat dan dihidroksiaseton fosfat.
Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat salaing terkonversi oleh enzim
fosfotriosa isomerase.
5

Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat. Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase, bersifat dependen-NAD. Secara struktural, enzim ini terdiri dari empat
polipeptida identik (monomer) yang membentuk suatu tetramer. Empat gugus SH terdapat
di masing-masing polipeptida dan berasal dari residu sistein didalam rantai polipeptida. Salah
satu gugus SH terdapat di tempat/bagian aktif enzim . substrat yang pada awalnya berikatan
dengan gugus SH ini, membentuk suatu tiohemiasetal yang dioksidasi menjadi suatu ester
tiol; hydrogen yang dikeluarkan dalam oksidasi ini dipindahkan ke NAD
+
. Ester tiol
kemudian mengalami fosforolisis; fosfat anorganik (P
i
) ditambahkan yang membentuk 1,3-
bisfosfogliserat, dan gugus SH direkonstitusi. Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis oleh
fosfogliserat kinase, fosfat dipindahkan dari 1,3-bisfosfogliserat ke ADP, membentuk ATP
(fosforilasi tingkat substrat) dan 3-fosfogliserat.
5
Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua
molekul triosa fosfat, pada tahap ini dihasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa yang
mengalami glikolisis. Toksisitas arsen terjadi karena kompetisi arsebat dengan fosfat
anorganik (P
i
) dalam reaksi di atas untuk menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliseratm yang
mengalami hidrolisis spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa membentuk ATP. 3-fosfogliserat
mengalami isomerasi menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Besar
kemungkinannya bahwa 2,3-bisfosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan zart antara
dalam reaksi ini.
5

Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang
membentuk fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluorida dan jika pengambilan sampel
darah untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penampungan darah tersebut diisi oleh
fluoride untuk menghambat glikolisis. Enzim ini juga bergantung pada keberadaan Mg
2+
atau
Mn
2+
. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh piruvat kinase untuk
membentuk dua molekul ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi.
5
23

Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana dari dua jalur yang diukuti.
Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai pernapasan menjadi
oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat
dehidrogenase. Terdapat berbagai isoenzim laktat dehidrogenase spesifik-jaringan yang
penting secara klinis. Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan
glikolisis berlangsung tanpa oksigen dengan mengahsilkan cukup NAD
+
untuk siklus
berikutnya dari reaksi yang dikatalis oleh gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. Pada
keadaan aerob, piruvat diserap kedalam mitokondria, dan setelah menjalani dekarboksilasi
oksidatif menjadi asetil KoA, dioksidasi menjadi CO
2
oleh siklus asam sitrat. Ekuivalen
pereduksi dari NADH yang dibentuk dalam glikolisis diserap ke dalam mitokondria.
5

Glikolisis diatur di tiga tahap dan melibatkan reaksi tidak setimbang
Mekipun kebanyakan reaksi glikolisis bersifat rversibel, namun tiga reaksi jelas
bersifat eksergonik dank arena itu harus dianggap ireversibel secara fisiologis. Ketiga reaksi
tersebut, yang dikatalisis oleh heksokinasem (dan glukokinase), fosfofruktokinase, dan
piruvat kinase, adalah tempat utama pengendalian glikolisis. Fosfofruktokinase secara
signifikan dihambat oleh ATP dalam kosentrasi intasel normal. Hamabtan ini dapat cepat di
hilangkan oleh 5

AMP yang terbentuk sewaktu ADP mulai menumpuk, yang memberi sinyal
akan perlunya peningkatan laju glikolisis. Sel-sel yang mampu melakukan glukoneogenesis
(melibatkan jalur glikolisis) memiliki enzim-enzim berbeda yang mengkatalisis reaksi untuk
membalikkan tahap-tahap ireversibel. Glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6-bisfosfatase, dan untuk
membalikkan reaksi piruvat kinase, piruvat karboksilase dan fosfoenolpiruvat karboksikinase.
Fruktosa masuk ke jalur glikolisis memlalui fosforilasi menjadi fruktosa 6-fosfat, dan tidak
melalui tahap-tahap regulatorik utama sehingga dihasilkan lebih banyak piruvat (dan asetil-
KoA) daripada piruvat yang dibutuhkan untuk membentuk ATP.
5

Oksidasi Piruvat menjadi Asetil-KoA
Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria oleh suatu simporter
proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetik-
KoA dan suatu kompleks multienzim yang terdapat di membrane dalam mitokondria.
Kompleks piruvat dehidrogenase ini analog dengan kompleks -ketoglutarat dehidrogenase
24

pada siklus asam sistrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat
dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut menjadi turunan hidroksietil cincin tiazol
tiamin fosfat, yang kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakini gugus prostetik
pada dihidrolipoil transasetilase, untuk membentuk asetil lipoamida. Tiamin adalah vitamin
B1 dan jika jumlahnya kurang, metabolism glukosa akan tergantung dan mungkin terjadi
asidosis laktat dan piruvat yang signifikan. Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A
untuk membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas jika lipoamida yang
tereduksi tersebut direoksidasi oleh suatu flavoprotein yaitu dihidrolipoil dehidrogenase, yang
mengandung FAD.
5
Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri atas sejumlah rantai polipeptida dari masing-
masing ketiga enzim komponen, dan zat-zat antaranya tidak berdisosiasi, tetapi tetap terikat
enzim. Kompleks enzim semacam ini, dengan substrat yang dipindahkan dari satu enzim ke
enzim lain meningkatkan laju reaksi dan menghilangkan reaksi-reaksi samping sehingga
efisiensi keseluruhan meningkat.
5

Piruvat dehidrogenase diatur oleh inhibitor produk akhir dan modifikasi kovalen
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADH. Enzim
ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen piruvat
dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim menuun, dan menyebabkan
peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh
peningkatan rasio ATP/ADP, asetil-KoA, dan NADH/NAD
+
. Oleh sebab itu, piruvat
dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dan jumlah
memadai (dan berkurangnya koenzim untuk membetnuk ATP) dan jika asam lemak
teroksidasi.
5


Siklus asam sitrat : Katabolisme asetil Ko-A
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi gugus
metil pada asetil Ko-A dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai transpor
elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP. Siklus asam sitrat adalah jalur
bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein karena glukosa, asam lemak,
25

dan sebagian besar asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau zat-zat antara siklus
ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis, lipogenesis dan interkonversi
asam-asam amino. Banyak proses ini di sebagian besar jaringan, tetapi hati adalah satu-
satunya jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan. Jadi akibat
yang timbul dapat parah jika contohnya sejumlah besar sel hati rusak seperti pada hepatitis
atau diganti oleh jaringan ikat(seperti pada sirosis). Beberapa defek genetik pada enzim-
enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan saraf berat karena
sangat terganggunya pembentuka ATP di sistem saraf pusat.
5
Siklus asam sitrat menghasilkan substrat untuk rantai respiratorik
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada Asetil KoA dan asam
dikarboksilat empat karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam karbon
yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO
2
dan
pembentukan ulang oksaloasetat. Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi asetil KoA dalam jumlah besar;senyawa ini dapat dianggap memiliki peran
katalitik. Siklus asam sitrat adalag bagian internal dari proses penyediaan energi dalam
jumlah besar yang dibebaskan selama oksidasi bahan bakar terjadi. Selama oksidasi Asetil-
KoA, kownzim-koenzim mengalami reduksi dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik
yang dikaitkan dengan pembentukan ATP. Proses ini bersifat aerob yang memerlukan
oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang tereduksi. Enzim-enzim pada
siklus asam sitrat terletak di matriks mitokondria, baik bebas maupun terikat membran dalam
mitokondria serta membran krista, tempat enzim-enzim rantai respiratorik berada.
5
Reaksi siklus asam sitrat membebaskan ekuivalen pereduksi dan CO
2

Reaksi awal antara Asetik KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat dikatalisis
oleh sitrat sintase yang membentuk ikatan karbon ke karbon antara karbon metil pada Asetil
KoA dan karbonil pada oksaloasetat. Ikatan tioester pada sitril KoA yang terbentuk
menngalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan koASH-suatu reaksi eksotermik. Sitrat
mengalami isomerasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase;terjadi dalam dua tahap:
dehidrasi menjadi cis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat. Meskipun sitrat adalah suatu
molekul simetris, namun akonitasi bereaksi dengan sitrat secara asimetris sehingga dua atom
karbon yang lenyak dalam reaksi-reaksi berikutnya pada siklus bukanlah atom karbon yang
ditambahkan dari Asetil KoA. Perilaku asimetris ini terjadi karena channelling- pemindahan
produk sitrat sintase secara langsung ke bagian aktif akonitase, tanpa memasuki larutan
26

bebas. Hal ini menghasilkan integrasi aktivitas siklus asam sitrat dan penyediaan sitrat di
sitosol sebagaai sumber Asetil KoA untuk sintsis asam lemak. Racun fluoroasetat bersifat
toksik karena fluoroasetil KoA berkondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk
fluorositrat, yang menghambat akonitase sehingga terjadi penimbunan sitrat.
5
Isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalisis oleh isositrat dehidrogenase untuk
membentuk oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap terikat pada enzim dan mengalami
dekarboksilasi menjadi -ketoglutarat. Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg
++
atau Mn
++
.
terdapat tiga isoenzim isositrat dehidrogenase. Salah satunya yang menggunakan NAD
+
,
hanya terdapat di mitokondria. Dua lainnya menggunakan NADP
+
dan ditemukan di
mitokondria dan sitosol. Oksidasi isositrat terkait rantai respiratorik berlangsung hampir
sempurna melalui enzim yang dependen-NAD. -ketoglutarat mengalami dekarboksilasi
oksidatif dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu kompleks multienzim yang berperan
dalam dekarboksilasi oksidatif piruvat. Kompleks -ketoglutarat dehidrogenase memerlukan
kofaktor yang sama dengan kofaktor yang diperlukan kompleks piruvat dehidrogenase-tiamin
difosfat. Lipoat, NAD
+
, FAD, dan KoA serta serta menyebabkan terbentuknya suksinil KoA.
Kesetimbangan reaksi ini jauh lebih menguntungkan pembentukan suksinil KoA sehingga
secara fisiologis reaksi ini harus dianggap berjalan satu arah. Seperti halnya oksidasi piruvat,
arsenit menghambat reaksi ini yang menyebabkan akumulasi substrat yaitu -ketoglutarat.
5
Suksinil KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase. Reaksi ini
adalah satu-satunya contoh fosforilasi tingkat substrat dalam siklus asam sitrat. Jaringan
tempat terjadinya glukoneogenesis mengandung dua isoenzim suksinat tiokinase, satu
spesifik untuk GDP dan yang lain untuk ADP dan GDP yang terbentuk digunakan untuk
dekarboksilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dalam glukoneogenesis dan
menghasilkan hubungan regulatorik antara aktivitas siklus asam sitrat dan penghentian
oksaloasetat untuk glukoneogensis. Jaringan nonglukoneogenik hanya memiliki isoenzim
yang menggunakan ADP. Jadi metabolisme badan keton terjadi di jaringan ekstrahepatik,
terdapat suatu reaksi alternatif yang dikaltalisis oleh suksinil KoA transferase yang
melibatkan pemindahan KoA dari suksinil KoA ke asetoasetat dan membentukasetoasetil
KoA. Metabolisme suksinat yang menyebabkan terbentuknya oksaloasetat, memiliki
rangkaian reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi- asam lemak :
dehidrogenasi untuk membentuk ikatan rangkap karbon ke karbon, penambahan air untuk
membentuk gugus hidroksil dan dehidrogenasi lebih lanjut untuk menghasilkan gugus oski
pada oksaloasetat.
5
27

Reaksi dehidrogenase pertama yang memebentuk fumarat dikatalisis oleh suksinat
dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membran dalam mitokondria. Enzim ini
mengandung FAD dan protein besi-sulfur da secara langsung mereduksi ubikuinon dalam
rantai transpor elektron. Fumarase mengkatalisis penambahan air pada ikatan rangkap
fumarata sehingga menghasilkan malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat
dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD
+
. Meskipun keseimbangan reaksi ini
jauh menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut adalah ke oksaloasetat karena
oksaloasetat terus dikeluarkan serta reoksidasi NADH terjadi secara kontinu.
5
Satu putaran siklus asam sitrat menghasilkan dua belas ATP
Akibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada siklus asam sitrat
dihalikan tiga molekul NADH dan satu FADH
2
untuk setiap molekul asetil KoA yang
dikatabolisme per satu kali putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai
respiratorik, tempat reoksi masing-masing NADH menghasilkan pembentukan 3 ATP dan
FADH
2
2 ATP. Selain itu terbentuk 1 ATP melalui fosforilasi tingkat substrat yang
dikatalisis oleh suksinat tiokinase.
5
Vitamin berperan penting dalam siklus asam sitrat
Empat vitamin B merupakan faktor esensial dalam siklus asam sitrat sehingga juga
penting dalam metabolisme penghasil energi: riboflavin, dalam bentuk flavin adenin
dinukleotida (FAD) suatu kofaktor untuk suksinat dehidrogenase, niasin, dalam bentuk
nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) akseptor elektron untuk isositrat dehidrogenase,
tiamin, sebagai tiamin difosfat, koenzim untuk dekarboksilasi dalam reaksi ketoglutarat
dehidrogenase; dan asam pantotenat sebagai bagian dari koenzim A, kofaktor yang melekat
pada residu asam karboksilat aktif, misalnya Asetil KoA dan suksinil KoA.
5
Siklus asam sitrat berperan penting dalam metabolisme
Siklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi unit dengan dua-karbon,
tetapi juga merupakan jalur utama untuk pertukaran berbagai metabolit yang berasal dari
transaminasi dan deaminasi asam amino serta menghasilkan substrat untuk sinstesis asam
amino melalui transaminasi, serta glukoneogenesis dan sintesis asam lemak. Karena
fungsinya dalam proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat amfibolik.
5

28

Siklus asam sitrat ikut serta dalam glukoneogenesis, transaminasi dan deaminasi
Semua zat antara pada siklus berpotensi glekogenik karena dapat menghasilkan
oksaloasetat, dan karenanya mampu menghasilkan glukosa. Enzim kunci yang mengkatalisis
pemindahan netto keluar keluar siklus untuk menuju glukoneogenesis adalah
fosfoenolpiruvat karboksikinase yang mengkatalisis dekarboksilasi oksaloasetat menjadi
fosfoenol piruvat dengan GTP yang bekerja sebagai donor posfat. Pemindahan netto ke
dalam siklus terjadi melalui beberapa reaksi. Di anatara berbagai reaksi anaplerotik tersebut,
yang terpenting adalah pembentukan oksaloasetat melalui karboksilasi piruvat yang
dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Reaksi ini penting dalam mempertahankan konsentrasi
oksaloasetat yang memadai untuk reaksi kondensasi dengan Asetil KoA. Jika terjadi
penimbunan asetil KoA, zat ini akan berfungsi sebagai aktivator alosterik piruvat
karboksilase dan inhibitor piruvat dehidrogenase, sehingga pasokan oksaloasetat terjamin.
Laktat, suatu substrat penting untuk glukoneogenesis memasui siklus melalui oksidasi
menjadi piruvat dan kemusian mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat.
5
Reaksi-reaksi amino transferase membentuk piruvat dari alanin. Oksaloasetat dari
aspartat dan -ketoglutarat dari glutamat. Karena reaksi-reaksi ini bersifat reversibel, siklus
asam sitrat juga berfungsi sebagai sumber rangka karbon untuk membentuk asam-asam
amino ini. Asam-asam amino lain berperan dalam glukoneogenesis karena rangka karbonnya
menghasilkan zat-zat anatara siklus asam sitrat. Alanin, sistein, triptofan menghasilkan
pirovat; arginin, glutamin dan prolin menghasilkan -ketoglutarat; isoleusin, metionin, dan
valin menghasilkan suksinil KoA; tirosin dan fenilalanin menghasilkan fumarat. Pada hewan
pemamah baik dengan bahan bakar metabolik utama berupa asam lemak rantai pendek yang
dibentuk oleh fermentasi bakteri , perubahan propionat, produk glukogenik utama fermentasi
rumen menjadi suksinil KoA melalui metilmalonil KoA sangat penting.
5
Siklus asam sitrat berperan penting dalam sintesis lemak
Asetil KoA yang dibentuk dari piruvat oleh kerja piruvat dehidrogenase adalah
substrat utama untuk sintesis asam lemak rantai panjang pada hewan bukan pemamahbiak.
Piruvat dehidrogenase adalah enzim mitokondria dan sintesis asam lemak berlangsung di
sitosol; membran mitokondria bersifat impermeabel terhadap asetil KoA. Asetil KoA
disediakan di sitosol dari sitrat yang disintesis di mitokondria di pindahkan ke sitosol dan
dipecah dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh ATP-sitrat liase. Sitrat yang tersedia untuk
pengangkutan keluar mitokondria ketika akonitase mengalami saturase oleh substratnya dan
29

sitrat tidak dapat disalurkan langsung dari sitrat sintase ke akonitase. Hal ini menjamin agar
sitrat digunakan untuk sintesis asam lemak hanya jika jumlahnya adekuat untuk menjamin
kontinuitas aktivitas siklus.
5

Di Eritrosit, tahap pertama glikolisis untuk membentuk ATP dapat dipintas
Di eritrosit, reaksi yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase dapat di pintas dalam
batas tertentu oleh reaksi bisfosfogliserat mutasem yang mengkatalisis perubahan 1,3-
bisfosfogliserat menjadi 2,3-bisfosfogliserat fosfatase. Jalur alternative ini tidak
menghasilkan ATP dari glikolisi. Namun, jalur ini berfungsi menyediakan 2,3-
bisfosfogliserat, yang berikatan dengan hemoglobin dan menurunkan afinitasnya tehadap
oksigen sehingga oksigen lebih mudah disalurkan di jaringan.
5

Jalur utama untuk sintesis DE NOVO asam lemak (lipogenesis) berlangsung di sitosol
Sistem ini terdapat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar
mamaria dan jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, MN
2+
,
Biotin dan HCO
3
-
(sebagai sumber CO
2
). Asetil koA adalah substrat langsungnya, dan
palmitat bebas adalah produk akhirnya.
5
Pembentukan Malonil koA adalah Tahap Awal dan Pengendali dalam Sintesis Asam
Lemak
Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil KoA menjadi malonil KoA dengan keberadaan ATP dan asetil KoA karboksilase.
Asetil KoA klarboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein
multienzim yang mengandung subunit-subunit identik jumlah yang bervariasi, masing-
masing mengandung biotin, biotin karboksilase, pembawa biotin karboksil, dan
transkarboksilase, serta tempat al;osterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam 2 tahap:
(1) karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-KoA
untuk membentuk malonil Ko-A.
5


30

Kompleks Asam Lemak Sintase Adalah Suatu Polipeptida yang Mengandung Tujuh
aktivitas enzim.
Pada ragi, mamalia, dan unggas sistem sintase adalah suatu kompleks polipeptida
multienzim yang memasukkan ACP dan mengambil alih peran Ko-A. Kompleks ini
mengandung vitamin asam pantotenat dalam bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit
fungsional enzim memiliki keunggulan berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses
di dalam sel tanpa perlu membentuk sawar permeabilitas., dan sintesis semua enzim di
kompleks tersebut terkoordinasi karena dikode oleh satu gen.
5
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dua
monomer yang identik, masing-masing mengandung ketujuh aktivitas enzim asam lemak
sintase pada satu rantai polipeptida. Pada awalnya suatu molekul priming asetil Ko-a
berikatan dengan gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil Ko-A b
erikatan dengan SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang
dikatalisis oleh malonil transasilase untuk membentuk asetil (asil)-malonil enzim. Gugus
asetil menyerang gugus metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan
membebaskan CO2, membentuk 3 ketoasil enzim(asetoasetil enzim), membebaskan gugus
SH sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan menarik
sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya. Gugus 3- ketoasetil akan tereduksi,
terhidrasi, dan kembali tereduksi untuk membentuk enzim asil-S jenuh. Molekul malonil Ko-
a baru berikatan dengan SH pada 4-fosfopantetein, menggeser residu asil jenuh ke gugus SH
sistein bebas. Reaksi ini diulang sampai terbentuk radikal asil 16 karbon (palmitil) yang
jenuh.
5
Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim ketujuh di kompleks, yaitu tioesterase.
Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil Ko-A sebelum dapat diproses lebih lanjut
melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami esterifikasdi menjadi
asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester kolesteril.
5
Asetil Ko-A yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada
palmitat. Penambahan seluruh unit C
2
selanjutnya adalah melalui malonil Ko-A. Propionil
Ko-A bekerja sebagai primer untuk sintesis asam lemak rantai panjang dengan jumlah atom
karbon ganjil yang ditemukan terutama di susu dan lemak hewan pemamah biak.
5

31

Sumber Utama NADPH untuk Lipogenesis adalah Jalur Pentosa Fosfat
NADPHberperan sebagai donor ekuivalen pereduksi pada reduksi 3-ketoasil dan
turunan 2-3 asil tak jenuh. Reaksi oksidatif jalur pentosa fosfat adalah sumber utama
hidrogen yang diperlukan untuk sintesis reduktif asam-asam lemak. Sumber lain NADPH
adalah reaksi yang mengubah malat menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim malat
(NADP malat dehidrogenase) dan reaksi isositrat dehidrogenase yang terjadi di luar
mitkondria.
5
Asetil Ko-A adalah Bahan Baku utama Asam Lemak
Asetil Ko-A dibentuk dari glukosa melalui oksidasi piruvat di dalam mitokondria.
Namun, zat ini tidak mudah berdifusi keluar mitokondria (sitosol), yaitu tempat utama
terjadinya sintesis asam lemak. Sitrat yang terbentuk setelah kondensasi asetil Ko-a dengan
oksaloasetat di siklus asam sitrat di dalam mitokondria, dipindahkan ke dalam kompartemen
ekstramitokondria melalui pengangkut trikarboksilat. Dengan keberadaan Koa dan ATP zat
ini kemudian mengalami penguraian menjadi asetil KoA dan oksaloasetat yang dikatalisis
oleh ATP-sitrat liase yang aktivitasnya meningkat dalam keadaan kenyang. Asetil KoA
kemudian tersedia untuk membentuk malonil KoA dan sintesis palmitat. Oksaloasetat yang
terbentuk dapat membentuk malat melalui malat dehidrogenase terkait NADH, diikuti oleh
pembentukan NADPH oleh pembentukan NADPH melalui enzim malat. NADPH kemudian
dapat digunakan untuk lipogenesis, dan piruvat dapat digunakan untuk membentuk kembali
asetil KoA setelah diangkut ke dalam mitokondria. Jalur ini adalah cara untuk memindsahkan
ekuivalen pereduksi dari NADH ekstramitokondria ke NADP. Cara lain adalah malat itu
sendiri dap[at diangkut ke dalam mitokondriauntuk kembali membentuk oksaloasetat.
5
Pemanjangan Rantai Asam Lemak Terjadi di Retikulum Endoplasma
Jalur ini memperpanjang asil Ko-A jenuh dan tak jenuh (dari C
10
ke atas) ol;eh dua
karbon dengan menggunakan malonil Ko-A sebagai donor asetil Ko-A sebagai donor asetil
dan NADPH sebagai reduktan, dan dikatalisis oleh sistem fatty acid elongase di mikrosom.
Pemanjangan stearil Ko-A di otak meningkat dengan cepat sewaktumielinisasi untuk
menghasilkan asam lemak C
22
dan C
24
untuk sfingolipid.
5


32

Status Nutrisi Mengatur Lipogenesis
Pada banyak hewan, kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak
sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi masa-masa defisiensi kalori, misalnya
kelaparan, hibernasi, dan sebagainya. Simpanan ini juga menghasilkan energi untuk
digunakan diantara waktu makan pada hewan, termasuk manusia yang makan dengan interval
tertentu. Lipogenesis mengubah kelebihan glukosaa dan zat-zat antara, misalnya piruvat,
laktat, dan asetil Ko-A menjadi lemak yang membantu fase anabolik siklus makanan tersebut.
Status ni=utrisi oirganisme merupsksn fsktor utama yang mengatur laju lipogenesis. Oleh
sebab itu, laju ini tinggi pada hewan yang mendapat makanan cukup dan mengandung
proporsi karbohidrat yang tinggi. Lipogenesis berkurang pada asupan kalori yang terbatas,
diet tinggi lemak, atau defisiensi insulin seperti pada diabetes melitus.
5

Lipogenesis Diatur oleh Mekanisme Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Sintesis asam lemak rantai panjang dikontrol dalam jangka pendek oleh modifikasi
alosterik dan kovalen enzim serta dalam jangka-panjang oleh perubahan ekspresi gen-gen
yang mengatur laju sintesis enzim.
5

Asetil-KoA Karboksilase adalah Enzim Terpenting pada Pengaturan Lipogenesis
Asetil-KoA karboksilase adalah suatu enzim alosterik dan diaktifkan oleh sitrat yang
konsentrasinya meningkat pada keadaan kenyang dan merupakan indikator banyaknya
pasokan asetil-KoA. Sitrat mengubah enzim ini dari bentuk dimer tidak aktif menjadi bentuk
polimer aktif dengan massa molekuler beberapa juta. Inaktivasi terjadi melalui fosforilasi
enzim dan melalui molekul asil KoA rantai panjang, yakni suatu contoh inhibisi umpan balik
negatif oleh produk reaksi. Oleh karena itu, jika asil Koa menumpuk karena zatini tidak
cukup cepat diesterifikasi atau karena peningkatan lipolisis atau influks asam lemak bbebas
ke dsalam jaringan, zat ini akan secara otomatis mengurangi sintesis asam lemak baru. Asil
Koa juga mnghambat pengangkut trikarboksilat mitokondria sehingga mencegah pengaktifan
enzim oleh perpindahan sitrat dari mitokondria ke dealam sitosol.
5
Asetil KoA karboksilase juga diatur oleh hormon, seperti glukagon, epinefrin, dan insulin
melaalui perubahan pada fosforilasinya.


33

Piruvat Dehidrogenasi Juga Diatur oleh Asil-KoA
Asil-KoA menyebabkan inhibisi piruvat dehidrogenase dengan menghambat
pengangkut pertukaran ATP-ADP di membran dalam mitokondria. Hal ini menyebabkan
peningkatan rasio [ATP/ADP] intramitokondria sehingga konversi piruvat dehidrogenase
aktif menjadi inaktif juga meningkat. Inhibisi piruvat dehidrogenase oleh Asil KoA ini
mengatur kesediaan asetil KoA untuk lipogenesis. Selain itu, oksidasi asil KoA karena
peningkatan kadar asam lemak bebas dapat meningkatkan rasio [asetil-KoA]/[KoA] dan
[NADH]/[NAD
+
] di mitokondria sehingga piruvat dehidrogenase terhambat.
5

Insulin Juga mengatur Lipogenesis Melalui Mekanisme Lain
Insulin merangsang lipogenesis melalui beberapa mekanisme lain serta dengan
meningkatkan aktivitas asetil-KoA karboksilase. Hormon ini meningkatkan transpor glukosa
ke dalam sel (misalnya di jaringan adiposa), dan meningkatkan ketersediaan baik piruvat
untuk sintesis asam lemak maupun gliserol 3-P untuk esterefikasi asam lemak yang
terbentuk, serta juga mngubah bentuk inaktiv piruvat dehidrogenase menjadi bentuk aktiv di
jaringan adiposa tetapi tidak di hati. Insulin juga dengfan kemampuannya menekan kadar
cAMP intrasel- menghambat lipolisis di jaringan adiposa sehingga mengurangi kadar asam
lemak bebas dalam plasma dan asil-KoA rantai panjang, yakni suatu inhibitor lipogenesis
berkurang.
5

Sintesis Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda Melibatkan Sistem Enzim Desaturase &
Elongase
Ikatan-ikatan rangkap tambahan yang disisipkan ke dalam asam lemak tak jenuh
tunggal yang sudah ada selalu dipisahkan satu sama lain oleh satu gugus metilen kecuali pada
bakteri. Karena memiliki
9
desaturase, hewan dapat famili 9 (asam oleat) asam lemak tak
jenuh secara lengkap dengan cara kombinasi pemanjangan dan desaturasi rantai. Namun
asam linoleat (6) atau -linolenat (3) yang diperlukan untuk sintesis anggota lain famili
6 atau 3 harus dipasok dari makanan. Linoleat dapat diubah menjadi arakidonat melalui -
linolenat .sistem desaturasi dan pemanjangan rantai sangat berkurang pada keadaan kelaparan
34

sebagai respon terhadap pemberian glukagon dan epinefrin, dan jika tidak terdapat insulin
seperti pada mellitus tipe 1.
5
Eikosanoid Dibentuk Dari Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda C
20

Arakidonat dan beberapa asam lemak tak jenuh ganda C
20
lainnya menghasilkan
eikosanoid, yaitu senyawa yang secara fisiologis dan farmakologis aktif dan dikenal sebagai
prostaglandin (PG), tromboksan (TX), leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Secara faali,
senyawa golongan ini dianggap bekerja sebagai hormon lokal yang berfungsi melalui
reseptor terkait protein g untuk menimbulkan efek biokimiawinya.
5
Terdapat tiga kelompok eikosanoid yang disintesis dari asam eikosanoat C
20
yang
berasal dari asam lemak essensial linoleat dan -linolenat, atau secara langsung dari
eikosapentaenoat dan arakidonnat dalam makanan. Arakidonat (dapat diperoleh dari
makanan, tetapi biasanya berasal dari posisi 2 fosfolipid di membran plasma oleh kerja
fosfolipase A
2
adalah substrat untuk membentuk PG, seri TX
2
(prostanoid) melalui jalur
siklo-oksigenase, atau seri LT
4
dan LX
4
melalui jalur lipoksigenase, dengan jalur jalur yang
bersaing memperebutkan substrat arakidonat.
5

Metabolisme Asilgliserol & Sfingolipid
Asilgliserol membentuk mayoritas lipid di didalam tubuh. Triasilgliserol adalah lipid
utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Sifat amfipatik fosfolipid dan sfingolipid
menyebabkan keduanya sangat cocok digunakan sebagai komponen utama membran.
Fosfolipid juga ikut serta dalam metabolisme banyak lipid lainnya. Sebagian fosfolipid
memiliki fungsi khusus, misalnya dilpamitoil lesitin adalah komponen utama surfaktan paru
yang ketiadaanya menyebabkan sindrom distress pernapasan pada neonatus. Fosfolipid
inositol di membran sel berfungsi sebagai prekursor second massanger hormon, sedangkan
platelet activating factor (faktor penggiat trombosit) adalah suatu alkilfosfolipid.
Glikosfingolipid yang mengandung sfingosin dan gula serta asam lemak dan dijumpai diluar
membran plasma dengan rantai oligosakaridanya yang menghadap keluar, membentuk bagian
glikokaliks permukaan sel dan penting (1) dalam perlekatan sel dan pengenalan sel; (2)
sebagai reseptor untuk toksin bakteri (mis. Toksin yang menyebabkan kolera); (3) sebagai zat
golongan darah ABO.
5
35

Hidrolisis Mengawali Katabolisme Triasilgliserol
Triasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu assam
lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis
(lipolisis) ini terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam
plasma, tempat asam-asam lemak ini berikatan dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh
penyerapan asam lemak bebas olh jaringan (termasuk hati, jantung, ginjal, otot, paru, testis,
dan jaringan adiposa, tetapi otot tidak) tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-
esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung apakah pada jaringan memiliki gliserol kinase
yang dijumpai dalam jumlah bermakna dalam hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan
kelenjar mamalia laktasi.
5

Triasilgliserol & Fosfogliserol Dibentuk Melalui Asilasi Triosa Fosfat
Zat-zat yang penting, seperti triasilgliserol, fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin,
fosfatidilinositol, dan kardiolipin, yang suatu unsur pokok membran mitokondria dibentuk
dari gliserol-3-fosfat. Dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang mengandung
satu ikatan eter (-C-O-C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan faktor utama
penggiat trobosit (PAE). Gliserol 3 fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara
dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting antara
metabolisme karbohidrat dan lipid.
5
Fosfatidat Adalah Prekursor Bersama Dalam Biosintesis Triasilgliserol, Banyak
Fosfogliserol, & Kardiolipin
Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP sebelum dapat dibentuk
menjadi asilgliserol. Gliserol kinase mengkatalisis pengaktifan gliusero menjadi sn-gliserol 3-
fosfat. Jika aktivitas enzim ini rendah, seperti di jaringan adiposa atau otot, sebagian besar
gliserol 3 fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dehidrogenase.
5
A. Biosintesis Triasilgliserol
Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil KoA
sintase berikatan dengan gliserol 3 fosfat untuk membentuuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol 3 fosfat
asiltransfarase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asiltransfarase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
36

fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransfarase (DGAT) menjadi 1,2 diasilgliserol dan
kemudian triasilgliserol. DGAT menkatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usuus, monoasilgliserol asiltransfarase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-
diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini diterikat dengan membran.
5
Dalam biosintesis fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin, kolin dan etanolamin mula-
mula harus diaktifkan melalui fosforilasi oleh ATP diiukti oleh pengikatan ke CTP. CDP-
kolin dan CDP- etanolamin yang terbentuk, bereaksi dengan 1,2-diasligliserol, masing-
masing untuk membentuk fosfatidilkolin atau fosfatidiletanolamin. Fosfatidilserin dibentuk
dari fosfatidiletanolaminb secara langsung melalui reaksi dengan serin. Fosfatidilserin dapat
membentuk kembali fosfatidiletanolamin melalui dekarboksilasi. Jalur alternatif di hati
memungkinkan fosfatidiletanolamin menghasilkna fosfatidilkolin secara langsung melalui
metilasi progresif residu etanolamin.
5

Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fosfatidilkolin, dan fosfatidiletanolamin didorong
oleh ketersediaan asam l;emak bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya
diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini terpenuhi maka asam-asam tersebut
digunakan untuk sintesis triasilgliserol.
5
Suatu fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah kardiolipin. Senyawa ini dibentuk
dari fosfatidilgliserol yang kemudian disintesis dari CDP-diasilgliserol dan gliserol-3-fosfat.
Kardiolipin yang ditemukan di membran mitokondria bagian dalam, memiliki peranan kunci
dalam struktur dan fungsi mitokondriabdan juga diperkirakan berperan dalam kematian sel
terprogram (apoptosis).
5
B. Biosintesis Gliserol Eter Fosfolipid
Jalur ini terdapat di peroksisom. Dihidroksiaseton fosfat adalah prekursor gugus
fosfolipid gliserol pada gliserol eter. Senyawa ini berikatan dengan asil-KoA untuk
menghasilkan 1-asildihidroksiaseton fosfat. Ikatan eter dibentuk reaksi berikutnya., dan
menghasilkan 1-alkildihidroksiaseton fosfat yang kemudian diubah menjadi 1-alkilgliserol-3-
fosfat. Setelah asilasi selanjutnya di posisi 2, 1-alkil-2-asilglisserol 3 fosfat yang terbetuk
dihidrolisis untuk menghasilkan turunan gliserol bebas. Plasmalogen yang membentuk
37

sebagian besar fosfolipid di mitokondria dibentuk melalui desaturasi turunan 3-
fosfoetanolamin. Platelet activating factor (PAF), (faktor penggiat trombosit, 1-alkil-2-asetil-
sn-gliserol-3-fosfokolin) disintesis dari turunan 3-fosfokolin.senyawa ini dibentuk di banyak
sel darah dan jaringan lain serta menyebabkan agegasi trombosit pada konsentrasi serendah
10
-11
mol/L. Senyawa ini juga memilikiefek hipotensif dan ulsoregenik serta berperan dalam
berbagai respon biologis, termasuk peradangan, kemotaksis, dan fosforilasi protein.
5
Fosfolipase memungkinkan Penguraian & Remodeling Fosfogliserol
Fosfolipid mengalami pergantian pada kecepatan yang berbeda-beda, misalnya waktu
pergantian gugus fosfat berbeda dengan waktu pergantian gugus 1-asil. Hal ini disebabkan
adanya enzim yang memungkinkan degradasi parsial yang diikuti oleh resistensis.
Fosfolipase A
2
mengatalissi hidrolisis gliserofosfolipid untuk membentuk asam lemak bebas
dan lisofosfolipid yang pada gilirannya mungkin direalisasi oleh asil KoA dengan keberadaan
asiltransfarase. Cara lainnya lisofosfolipid diserang oleh lisofosfolipase., yang membentuk
basa gliserol fosforil yangg pada gilirannya dapat dipecah oleh suatu hidrolase yang
membebaskan gliserol3 P dan basa. Fosfolipase A
2
ditemukan di cairan pankreas dan bisa
ular serta di banyak sel,; fosfolipase C adalah satu toksin utama yang dikeluarkan oleh
bakteri; dan fosfolipase D dikenal terlibat dalam transduksi sinyal mamalia.
5
Lisolesitin (lisofosfatidilkolin)
Dapat dibentuk melalui suatu rute alternatif yang melibatkan lesitin:kolesterol
asiltransfarase (LCAT). Enzim ini ditemukan di plasma, mengkatalisis pemindahan satu
residu asam lemak dari posisi kedua lesitin ke kolesterol untuk membentuk ester koleteril dan
lisolesitin dianggap menentukan sebagian besar ester kolesteril dalam lipoprotein
plasma.asam lemak jenuh rantai panjang ditemukan terutama di posisi 1 fosfolipid,
sedangkan asam lemak tak-jenuh ganda lebih sering bergabung dengan posisi 2. Masuknya
asam lemak ke lesitin terjadi melalui sintesis lengkap fosfolipid, melalui asilasi langsung
lisolesitin oleh asil-KoA. Oleh karena itu, dapat terjadi pertukaran asam lemak secara
terusmenerus, terutama kaitannya dengan masuknya asam lemak esesnsial ke dalam
fosfolipid.
5


38

Semua Sfingolipid Dibentuk Dari Seramid
Seramid (seramida) disintesis di retikulum endoplasma dari asam amino serin. Seramid
adalah molekul penyalur sinyal penting (second massanger) yang mengatur berbagai jalur
termasuk kematian sel terprogram (apoptosis), siklus sel, serta diferensiasi dan penuaan sel.
Sfingomielin adalah fosfolipid dan dibentuk ketika seramid bereaksi dengan fosfatidilkolin
untuk membentuk sfingomielin dan diasilgliserol. Hal ini terutama terjadi di aparatus Golgi
dan dalam tingkatan yang lebih kecil di membran plasma.
5

Glikosfingolipid adalah kombinasi seramid Dengan Satu atau lebih Residu Gula
Glikosfingolipid yang paling sederhana (serebrosida) adalah galaktoseramid (GalCer)
dan glukosilseramid (GlcCer). GalCer adalah lipid utama pada mielin, sedangkan GlcCer
adalah glikosfingolipid utama di luar saraf serta prekursor sebagian besar glikosfingolipid
yang lebih kompleks. GalCer dibentuk dalam suatu reaksi antara seramid dan UDPGal
(dibentuk melalui epimerisasi UDP-Glc). Sulfogalaktosilseramid dan sulfolipid lain, misalnya
sulfo(galakto)-gliserolipid dan steroid sulfat dibentuk setelah reaksi-reaksi lebih lanjut yang
melibatkan 3-fosfoadenosin-5-fosfosulfat (PAPS: sulfat aktif). Gangliosida disintesis dari
seramid melalui penambahan bertahap gula-gula aktif (mis.UDPGlc dan UDP Gal) dan asam
sialat, biasanya asam N-asetil-neurominat. Sejumlah besar gangliosida dapat terbentuk
dengan berat molekulk yang semakin besar. Sebagian besar enzim yang memindahkan gula
dari gula nukleotida (glikosil transfarase)ditemukan di aparatus golgi.
5
Glikosfingolipid adalah unsur pokok lembar luar membran plasma dan penting dalam
perlekatan sel dan pengenalan sel. Beberapa diantanya adalah antigen, mis. Substansi
golongan darah ABO.

Katabolisme protein dan nitrogen dari asam amino
Protease dan peptidase menguraikan protein menjadi asam amino
Kerentanan suatu protein terhadap penguraian dinyatakan sebagai waktu paruhnya
(t
1/2
), yakni waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasinya menjadi separuh
konsentrasi awal. Waktu paruh protein hati berkisar antara kurang dari 30 menit sampai lebih
39

dari 150 jam. Enzim-enzim rumah tangga tipikal memiliki t
1/2
lebih dari 100 jam.
Sebaliknya banyak enzim regulatorik kunci memiliki t
1/2
0,5-2 jam. Sekuens PEST, regio-
regio yang kaya prolin(P), glutamat(E), serin(S), dan treonin (T), menargetkan beberapa
protein untuk diuraikan secara cepat. Protease intrasel menghidrolisis ikatan-ikatan peptida
internal. Peptida-peptida yang terbentuk kemudian diuraikan menjadi asam amino oleh
endopeptidase dan karboksipeptidase yang menegluarkan asam amino secara sekuensial
masing-masing dari terminal amino dan karboksil. Penguraian pepetida dalam darah,
misalnya hormon terjadi setelah lenyapnya gugus asam sialat dari ujung-ujung nonreduktif
rantai oligosakarida hormon tersebut. Asialoglikoprotein mengalami internalisasi oleh
reseptor asialoglikoprotein sel hati dan diuraikan oleh protease lisosom yang disebut
katepsin.
5
Protein-preotein ekstrasel, protein yang terikat membran, dan protein intrasel yang
berumur panjang diuraikan di lisosom menjadi proses-proses yang tidak memerlukan ATP.
Sebaliknya pengurain protein yang berumur pendek dan abnormal terjadi di sitosol serta
memerlukan ATP dan ubikuitin. Ubikuitin yang dinamai demikian karena terdapat di semua
sel eukariot, adalah suatau protein kecil yang menargetkan banyak protein intrasel untuk
diuraikan. Struktur primer ubikuitin tidak berupah selama evolusi. Hanya 3 dari 76 residu
yang berberda antara ubikuitin ragi dan manusia. Beberapa molekul ubikuitin melekat ke
protein sasaran melalui ikatan non -peptida yang terbentuk antara terminal karboksil
ubikuitin dan gugu -amino residu lisil dari protein sasaran. Residu yang terdapat di terminal
amino mempengaruhi apakah protein mengalami ubikuitinasi. Met atau ser asam amino
menahan, sedangkan Asp atau Arg mempercepat ubikuitinasi. Penguraian terjadi di kompleks
multikatalitik protease yang dikenal proteasom.
5
Biosintesis urea
Bioseintesis urea berlangsung dalam empat tahap: transaminasi, deaminasi oksidatif
glutamat, transpor amonia dan reaksi siklus urea
Transaminasi memindahkan nitrogen -amino dan asam -keto. Semua asam amino protein
keculai lisin, treonin, prolin dan hidroksiprolin ikut sera dalam transaminasi. Transaminasi
berlangasung secara reversibel, dan aminotransferase juga berfungsi dalam sintesis asam
amino. Koenzim piridoksal posfat (PLP) terdapat di bagian katalitik aminotransferase dan
banyak enzim lain yang bekerja pada asam amino. PLP, suatu turunan vitamin B
6
,
membentuk suatu zat anatara basa schiff enzim yang dapat mengalami tata ulang dengan
40

berbagai cara. Sewaktu trnsaminasi, PLP yang terikat berfungsi sebagai pembawa gugus
amino. Tata ulang tersebut membentuk suatu asam -keto dan piridoksamin fosfat terikat
enzim-enzim membentuk basa schiff dengan basa keto kedua.
5

Alanin piruvat aminotransferase dan glutamat -ketoglutarat aminotransferase
mengkatalisis pemindahan gugus amino ke piruvat atau -ketoglutarat. Masing masing
amino transferase bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat, tetapi tidak spesifik untuk
pasangan lain. Karena alanin juga merupakan suatu substrat untuk glutamat aminotransferase,
semua nitrigen amino dari asam amino yang mengalami transaminasi dapat terkonsentrasi
dalam glutamat. Hal ini penting karena L-glutamat adakah satu-satunnya asam amino yang
menjalani deaminasi oksidatif dengan laju yang cukup tinggi di jaringan mamalia. Jadi
pembentukan amonia dari gugus -amino terjadi terutama melalui nitrogen -amino L-
glutamat. Transaminasi tidak tebatas pada gugus -amino.
5

L-glutamat dehidrogenase menempati posisi sentral dalam metabolisme nitrogen
Pemindahan nitrogen amino -ketoglutarat membentuk L-glutamat. Pembebasan
nitrogen ini sebagai amonia kemudian dikatalisis oleh L-glutamat dehidrogenase hati, yang
dapat menggunakan NAD
+
atau NADP
+.
Perubahan nitrogen -amino menjadi amonia oleh
kerja terpadu glutamat aminotransferase dan GDH sering disebut transdeaminasi. Aktivitas
GDH hati secara alosterik dihambat oleh ATP, GTP, dan NADPH serta diaktifkan oleh ADP.
Reaksi yang dikatalisin oleh GDH bersifat reversibel sepenuhnya dan juga berfungsi dalam
biosintesis asam amino.
5
Asam amino oksidase juga mengeluarkan nitrogen sebagai amonia
Meskipun peran fisiologisnya belum jelas, namun L-amino oksidase di hati dan ginjal
mengubah asam amino menjadi suatu asam -imino yang mengalami dekompiosisi menjadi
asam -keto disertai pembebasan ion amonium . flavin tereduksi mengalami reoksidasi oleh
oksigen molekular, dan membentuk hidrogen peroksida yang kemudian teruai menjadi O
2
dan
H
2
O oleh katalase.
5

Intoksikasi amonia dapat mengancam nyawa
Amonia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan diserap dalam darah vena porta dan
amonia yang dihasilkan oleh jaringan cepat disingkirkan oleh sirkulasi oleh hati dan diubah
41

menjadi urea. Karena itu hanya sedikit yang normalnya terdapat dalam perifer. Hal ini sangat
penting karena amonia bersifat toksik bagi susunan saraf pusat. Seandainya darah porta
memintas hati, kadar amonia darah sistemik dapat meningkat ke kadar toksik. Hal ini terjadi
pada gangguan fungsi hati yang parah atau terjadinya hubungan kolateral antara vena porta
dan vena sistemik pada sirosis. Gejala intoksikasi amonia mencakup tremor, berbicara pelo,
penglihatan kabur, koma dan akhirnya kematian. Amonia dapat bersifat toksik bagi otak,
sebagian karena zat ini bereaksi dengan -ketoglutarat untuk membentuk glutamat. Kadar -
ketoglutarat yang menurun ini kemudian mengganggu fungsi siklus asam trikarboksilat
(TCA) di neuron.
5
Urea adalah produk akhir utama katabolisme nitrogen pada manusia
Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP plus 1 mol ion amonium dan 1 mol
nitrogen -amino aspartat. Dari enam asam amino yang ikut serta, N-asilglutamat hanya
berfungsi sebagai aktivator enzim. Asam amino lain berfungsi sebagai pembawa atom yang
akhirnya menjadi urea. Sintesis urea adalah suatu proses siklik. Karena ornitin yang
dikonsumsi dalam reaksi 2 di bentuk kembali di reaksi 5, tidak terdapat penambahan aatau
pengurangan netto ornitin, sitrulin, argininosuksinat atau arginin. Namun ion amonium, CO2,
ATP, dan aspartat dikonsumsi. Beberapa reaksi pada sintesis urea berlangsung di matriks
mitokondria dan reaksi yang lain berlangsung di sitosol.
5
Karbamoil fosfat sintase 1 memulai biosintesis urea
Kondensasi CO2, amonia, dan ATP untuk membentuk karbamoil fosfat sintase 1
mitokondria. Bentuk sitosolik enzim ini, yaitu karbamoil fosfat sintase II, menggunakan
glutamin dan bukan amonia sebagai donor nitrogen dan berfungsi dalam biosintesis
pirimidin. Karbamoil fosfat sintase I, enzim pembatas kecepatan pada siklus urea, hanya aktif
jika terdapat aktivator alosteriknya , yaitu N-asetilglutamat yang meningkatkan afinitas
sintase terhadap ATP. Pembentukan karbamoil fosfat memerlukan 2 mol ATP , yang salah
satunya berfungsi sebagai donor fosforil. Perubahan ATP kedua menjadi AMP dan pirofosfat
yang digabungkan dengan hidrolisis pirofosfat menjadi ortofosfat. Dengan demikian, kerja
terpadu GDH dan karbamoil fosfat sintase I memindahkan nitrogen ke dala karbamoil fosfat,
yakni suatu senyawa yang memiliki kemampuan besar untuk memindahkan gugus. Reaksi
tersebut berlangsung secara bertahap. Reaksi bikarbonat dengan ATP membentuk karbonil
fosfat dan ADP. Amonia kemudian menggeser ADP yang membentuk karbamoil fosfat.
5

42

Karbamoil fosfat plus ornitin membentuk sitrulin
L-ornitin transkarbamoilase menkatalisis pemindahan gugus karbamoil pada
karbamoil fosfat ke ornitin yang membentuk sitrulin dan ortofosfat. Sementara reaksi tersebut
terjadi di matriks mitokondria baik pembentukan ornitin maupun metabolisme sitrulin
selanjutnya berlangsung di sitosol. Oleh karena itu masuknya ornitin ke dalam mitokondria
dan keluarnya sitrulin dari mitokondria melibatkan sistem pengangkut di membran dalam
mitokondria.
5
Sitrulin plus aspartat membentuk angininosuksinat
Angininosuksinat sintase menghubungakn aspartat dengan dengan sitrulin melalui
gugus amino aspartat dan menghasilkan nitrogen kedua pada urea. Reaksi ini memerlukan
ATP dan melibatkan pembentukan zat antara sitrulil-AMP. Penggantian selanjutnya AMP
oleh aspartat kemudian membentuk sitrulin.
5
Penguraian argininosuksinat menghasilkan arginin dan fumarat
Penguraian argininosuksinat yang dikatalisis oleh argininosuksinase berlangsung
dengan terjadi retensi nitrogen di arginin dan pembebasan rangka aspartat sebagai fumarat.
Penambahan air ke fumarat membentuk L-malat, dan oksidasi malat selanjutnya membentuk
oksaloasetat. Kedua reaski ini analog dengan reaksi siklus sam sitrat, tetapi dikatalisis oleh
fumarase dan malat dehidrogenase di sitosol. Transaminasi oksaloasetat oleh glutamat
aminotransferase kemudian membentuk kembali aspartat. Karena itu, rangka karbon aspartat-
fumarat berfungsi sebagai pembawa nitrogen glutamat menjadi prekursor urea.
5
Penguraian arginin membebaskan urea dan membentuk kembali ornitin
Pengurain hidrolitik gugus guanidino arginin yang dikatalisis oleh argianase hati,
membebaskan urea. Produk lain, ornitin, masuk kembali ke dalam mitokondria hati untuk
memulai sintesis urea. Ornitin dan lisin adalah inhibitor kuat arginase yang bersaing dengan
arginin. Arginin juga berfungsi ssebagai prekursor pelemas otot poten nitrogen oksida (NO)
dalam suatu reaksi dependen Ca
2+
yang dikatalisis oleh NO sintase.
5
Karbamoil fosfat sintase I adalah enzim pemacu pada siklus urea
Aktivitas karbamoil fosfat sintase I ditentukan oleh N-asetilglutamat, dengan kadar
steady sate yang ditentukan oleh laju sintesisnya dari asetil KoA dan glutamat serta laju
43

hidrolisisnya menjadi asetat dan glutamat. Reaksi-reaksi ini masing-masing dikatalisis oleh
N-asetilglutamat sintase dan N-asetilglutamathidrolase. Perubahan besar dalam diet dapat
meningkatkna konsentrasi masing-masing enzim dan siklus urea sebesar 10-20 kali lipat.
Kelaparan contohnya meningkatkan kadar enzim yang mungkin untuk menghadapi
peningkatanp roduksi amonia yang disebabakan oleh peningkatan penguraian protein.
5


Kesimpulan
Dalam skenario, balita kurus, lemah, dan kelaparan disebabkan karena kurangnya
asupan gizi. Gizi sangat penting bagi tubuh kita karena gizi merupakan sumber energi utama
bagi tubuh kita. Gizi bisa diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari. Makanan yang kita
makan akan mengalami proses dalam tubuh yang akan menghasilkan energi. Apabila kita
tidak makan, maka akan menimbulkan kelaparan dan membuat tubuh menjadi lemah.
Kelaparan dapat terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.

Daftar Pustaka
1. Barasi ME. At a glace ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.20-5.
2. Prof. Dr. Sediaoetama Achmad Djaeni. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat; 2009. P. 78 229.
3. Ganong F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008.h.309-10.
4. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC;2008.h.909-14.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokoimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2009.h.204-17.

Anda mungkin juga menyukai