FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ISOLASI GLIKOGEN
OLEH :
KELOMPOK VII
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul
glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks,
simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot
namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama
yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot,glikogen
akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam
hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati.
Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot
memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.
Mengidentifikasi kandungan glikogen dan glukosa pada tikus puasa dan tidak
puasa menggunakan sampel jaringan hati dan serum dengan melakukan uji isolasi
1. Prinsip glikogen
Mengidentifikasi kadar glikogen pada kondisi puasa dan tidak puasa dengan
penambahan KOH 60%untuk memecah membran sel pada jaringan hati, lalu
KI etanol dan indikator PP (phenol phitialin), HCL 0,5 %, saring kemudian endapan
filtrat dikeringkan hingga mendapatkan berat glikogen dengan penetapan yang telah
ditentukan.
2. Prinsip glukosa
glukosa 6-fosfatase oleh ATP. Kemudian G-6-P ditambah dengan NADP dengan
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1. Glikogen
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul
glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks,
simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot
namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.(1)
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama
yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot,glikogen
akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam
hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati.
Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot
memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat
digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu
juga dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk
memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu glikogen hati juga mempunyai
peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk
tubuh.
4. Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan atlet menjadi cepat
lelah jika dibandingkan dengan seorang atlet dengan simpanan glikogen tinggi.
fosfat, dikatalisa oleh enzim fosfoglukomutase. Enzim ini alami fosforilasi dan gugus
fosfo ikut bagian dalam rx reversibel dimana glukosa 1,6 bifosfat adalah senyawa
perantara. Glukosa 1P bereaksi dengan UTP membentuk nukleotida aktif UDP Glc
enzim+glukosa 1,6 bifosfat enzim P+glukosa 1P UTP + glukosa 1P UDP Glc + Ppi.
sintase. Glikogen primer memicu rx ini. UDP Glc + (C6)n UDP + (C6)n+1 Molekul
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer proses yang dikenal dengan
glikogenin. Penambahan residu glucosa pada rantai glikogen yang sudah ada
sebelumnya (molekul primer) terjadi pada ujung luar molekul yang bersifat non
terbentuk ikatan yang berturutan. Sampai dengan minimal 11 residu glucosa, maka
rantai pada rantai sebelahnya untuk membentuk ikatan Percabangan tumbuh lebih
lanjut. Setelah jumlah residu terminal non reduksi maningkat jumlah total tempat
glikogenolisis. (2)
reaksi glikolisis antara piruvat dan fosfoenolpiruvat, antara fruktosa 1,6-bisfosfat dan
fruktosa6-fosfat antara glukosa 6-fosfat dan glukosa, serta antara glukosa 1-fosfat
dan glikogen. Semua reaksi ini bersifat non-ekuilibrum dengan melepas banyak
energi bebas dalam bentuk panas dan karenanya secara fisiologis tidak reversibel.
adanya ATP, Vitamin B biotin dan CO2 akan mengubah piruvat menjadi
oksaloasetat. Biotin berfungsi untuk mengikat CO2 dari bikarbonat pada enzim
sebelum penambahan CO2 pada piruvat (Gambar 52-13). Enzim kedua,
fosfoenolpiruvat. Fosfat energi tinggi dalam bentuk GTP atau ITP diperlukan dalam
reaksi ini, dan CO2 dibebaskan. Jadi, dengan bantuan dua enzim yang mengatalisis
transformasi endergonik ini dan laktat dehidrogenase, maka laktat dapat diubah
fosfoenolpiruvat. (3)
untuk mencapai pembalikan glikolisis, dikatalisis oleh suatu enzim spesifik, yaitu
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Enzim ini sangat penting bila dilihat dari sudut pandang
glikogen bukan saja dari piruvat tetapi juga dari triosafosfat. Enzim fruktosa 1,6-
bisfosfatase terdapat di hati dan ginjal dan juga telah diperlihatkan di dalam otot
lurik. Enzim tersebut diperkirakan tidak terdapat dalam otot jantung dan otot polos.
(3)
yang spesifik lainnya, yaitu glukosa 6-fosfatase. Enzim ini terdapat di hati dan ginjal
fosforilase Sintesis glikogen melibatkan lintasan yang sama sekali berbeda melalui
pembentukan uridin disfosfat glukosa dan aktivotas enzim glikogen sintase Enzim
atau anggota lain siklus asam sitrat. Dengan demikian, reaksi yang diuraikan di atas
dapat menjelaskan proses konversi baik asam amino glukogenik maupun laktat
menjadi glukosa atau glikogen. Jadi, senyawa laktat membentuk piruvat dan harus
dan memasuki lintasa glukogenesis utama lewat siklus asam sitrat setelah proses
konversi menjadi suksinil KoA. Propionat pertama-tama diaktifkan dengan ATP dan
KoA oleh enzim asil-KoA sintetase yang tepat. Propionil KoA, yaitu produk reaksi
ini, menjalani reaksi fiksasi CO2 untuk membentuk D-metilmaloni-KoA, dan reaksi ini
dikatalis oleh enzim propionil-KoA karboksilase. Reaksi fiksasi ini analog dengan
fiksasi CO2 dalam asetil-KoA oleh enzim asetil KoA karboksilase, yaitu sama-sama
isomerisasi akhir senyawa tersebut menjadi suksinil KoA oleh enzim metilmalonil-
KoA isomerase yang memerlukan vitamin B12 sebagai koenzim. Definisi vitami B12
pada manusia dan hewan akan mengakibatkan ekskresi sejumlah besar metil
dapat pula digunakan sebagai molekul yang mempersiapkan proses sintesis asam
lemak di jaringan adipose dan kelnjar payudara dengan jumlah atom karbon ganjil
pada molekul tersebut. Asam lemak C15 dan C17 terutama ditemukan di dalam
lemak hewan pemamah-biak. Dalam bentuk seperti itu, lemak tersebut merupakan
sumber asam lemak yang penting di dalam makanan manusia dan akhirnya akan
yang memerlukan ATP, ditemukan di hati dan ginjal di antara jaringan lainya. Gliserol
kinase mengatalis proses konversi gliserol menjadi gliserol 3-fosfat. Lintasan ini
Oleh NAD+ dengan adanya enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase. Hati dan ginjal
atas, beberapa enzim glikolisis dan enzim spesifik pada lintasan glukoneogenesis,
Glikogen terbuat dari banyak molekul glukosa yang berikatan satu sama lain. Gula
glukosa adalah sumber utama energi tubuh untuk otot (termasuk jantung) dan otak.
Glukosa yang tidak dengan segera dipakai untuk tenaga disimpan sebagai
cadangan di hati, otot, dan ginjal dalam bentuk glikogen dan dilepaskan kalau
kekurangan yang diturunkan dari salah satu enzim yang esensial untuk memproses
glukosa menjadi glikogen dan memecah glikogen menjadi glukosa. Sekitar 1 dari
20.000 orang bayi mempunyai suatu bentuk penyakit penyimpanan glikogen. (4)
Beberapa penyakit ini menyebabkan sedikit gejala; yang lain fatal. Gejala spesifik,
usia dimana gejala mulai, dan keparahan mempengaruhi variasi di antara penyakit
ini. Untuk jenis II, V, dan VII, gejala utamanya adalah merasa lemah. Untuk jenis I,
III, dan VI, gejalanya adalah kadar gula rendah di darah dan perut membuncit
(karena kelebihan atau glikogen abnormal dapat memperbesar hati). Kadar gula
kadang pingsan dan koma. Akibat lain bagi anak mungkin termasuk pertumbuhan
terhambat, sering infeksi, atau luka pada mulut dan usus. Penyakit penyimpanan
bisa menyebabkan encok) dan di ginjal (yang bisa menyebabkan batu ginjal). Pada
otot atau hati, menentukan bahwa enzim tertentu hilang. Pengobatan tergantung
pada jenis penyakit penyimpanan glikogen. Bagi banyak orang, makan beberapa kali
sedikit makanan kaya karbohidrat menolong mencegah kadar gula darah turun. Bagi
darah rendah, kadar glukosa dipelihara dengan memberi tepung maizena mentah
(4)
2. Galaktosemia
satu enzim yang diperlukan untuk memetabolisme galactose, gula yang ada dalam
lactose (gula susu). Metabolite menjadi banyak menjadi racun pada hati dan ginjal
dan juga merusak lensa mata, menyebabkan katarak. Bayi baru lahir dengan
galactosemia nampak normal pada mulanya tetapi dalam beberapa hari atau minggu
berhenti bertambah besar secara normal. Fungsi sel darah putih terpengaruh, dan
infeksi serius bisa timbul. Jika pengobatan lambat, anak yang terkena tetap pendek
diketahui dengan pemeriksaan darah. Tes ini dilakukan sebagai tes skrining rutin
pada bayi baru lahir terutama bila seorang anggota keluarga diketahui mempunyai
produk susu - sumber galactose dari makanan anak yang terkena. Galactose juga
ada di beberapa buah-buahan, sayur, dan produk laut, seperti rumput laut. Dokter
tidak yakin apakah jumlah yang sedikit di dalam makanan ini menyebabkan masalah
Jika galactosemia dikenali sejak lahir dan diobati dengan baik, masalah hati dan
pengobatan yang tepat pun, anak dengan galactosemia sering mempunyai kuosien
kecerdasan lebih rendah (IQ) daripada saudara kandung mereka, dan mereka sering
mempunyai masalah bicara. Anak perempuan sering mempunyai indung telur yang
tidak berfungsi, dan hanya sedikit yang dapat menjadi hamil secara alami. Namun
Pada gangguan ini, badan kehilangan enzim yang mencerna fruktosa, gula yang ada
berkeringat, kebingungan, dan kadang-kadang pingsan dan koma. Anak yang terus
makan makanan berisi fruktosa mengalami kerusakan ginjal dan hati, menghasilkan
penyakit kuning, muntah, pemburukan jiwa, pingsan, dan kematian. Gejala kronis
Diagnosa dibuat kalau pemeriksaa kimia sampel jaringan hati ditemukan enzim
buah-buahan manis), sucrose, dan sorbitol (tiruan gula) dari diet. Serangan akut
hypoglycemia diobati dengan tablet glukosa, yang sebaiknya dibawa oleh siapa saja
1. Aquadest (6:96)
RM/BM : H2O/18,00
2. Etanol (7:63)
RM : C2H5OH
RM/BM : HCl/36,46
RM/BM : KI/166,00
5. KOH (6:689)
METODE KERJA
III.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, tabung sentrifuge, corong, pipet tetes, pipet volum, spoit, papan,
pisau bedah, gunting, glass arlogi, cawan porselin, oven, beker glass, glass ukur,
III.1.2. Bahan
benang godam, indikator PP (phenol phitialin), darah tikus, KI, etanol, KOH 60%,
Dilumatkan sampel jaringan hati sebanyak 3,53 gram dicampur dengan KOH 60%
sebanyak 7,6 ml dan diaduk selama 45 menit. Ditambahkan 4,1 ml air suling dan
didihkan selama 10 menit, lalu saring. Tambahkan 2 ml filtrate dengan 0,15 gram KI,
2,1 ml etanol, dan 1 tetes indikator PP (phenol phitialin). ditambahkan HCl 0,5%
setetes demi setetes hingga warna larutan hilang, lalu arung larutan dan saring
endapannya. Dikeringkan endapannya dalam oven 115 C selama 1 jam dan hitung
berat glikogennya.
III.2.2. Tes Glukosa
Darah tikus (puasa dan tidak puasa) yang telah didapatkan, di sentrifuge selama 15
menit denga kecepatan 3000 rpm. Serum dipipet kedalam serum sebanyak 10l
HASIL PENGAMATAN
HK
GGP-DH
Glukosa
Sintase
PEMBAHASAN
jaringan hati pada hewan coba mencit. Glikogen merupakan karbohidrat dalam
bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi.
Terbentuk dari molekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang
lebih kompleks, simpanan glikogen memiliki fungsi sebagai sumber energi tidak
hanya bagi kerja otot, namun juga merupakan sumber energi bagi sistem saraf pusat
dan otak.
Di dalam tubuh jaringan otak dan hati merupakan dua komponen utama yang
digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Di dalam hati glikogen akan
memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Hatoi akan
Endapan hasil isolasi glikogen yang ditetesi dengan HCl bertujuan untuk
Menurut pustaka bahwa pada mencit yang tidak puasa kadar glikogen hati
lebih besar daripada mencit puasa. Hal tersebut dikarekanakan pada saat sebelum
diambil hatinya kandungan glukosa pada tubuhnya masih dipasok secara normal
dan belum memakai kadar glikogen oada tubuhnya. Setelah diberikan larutan
glukosa dan makanan berupa karbohidrat, maka kadar glukosa darahnya akan naik.
Namun, berbeda dengan hasil yang diperoleh, nerdasarkan data dapat
diketahui bahwa pada mencit yang puasa 24 jam memiliki berat glikogen yang lebih
besar dibandingkan dengan berat glikogen pada mencit yang diberikan larutan
glukosa dan makanan selama 3 kali sehari. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa cadangan glikogen dalam hati dalam keadaan puasa akan
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
VI.2. Saran
pelaksanaan praktium.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. Hal:146-151
Hal:156-160
Jakarta. Hal:258-261