Anda di halaman 1dari 3

Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan

intravaskuler
untuk memperbaiki perfusi jaringan.

Perfusi jaringan adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat
kapiler. Hal ini menyebabkan individu mengalami atau beresiko tinggi mengalami penurunan nutrisi dan pernafasan pada tingkat
perifer dalam suplai darah kapiler.

Misalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian infus Normal Saline (NS),
Ringer Asetat (RA), atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3L dalam
10 menit.

Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35
ml/kgBB/hari dan elektrolit utama : Na+=1-2 mmol/kgBB/hari dan K+= 1mmol/kgBB/hari.
Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat
kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water losses.

Terapi rumatan pada pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga, ke ruang peritoneum, ke luar tubuh. Untuk
menggantinya tergantung besar kecilnya pembedahan, yaitu :

6-8 ml/kg untuk bedah besar

4-6 ml/kg untuk bedah sedang

2-4 ml/kg untuk bedah kecil

Kekurangan Penjelasan Terapi


Cairan
Dehidrasi Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar
konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130-
150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik
(>150 mEq/L).
Hiponatremia Kadar natrium normal 135-145 mEq/L, bila kurang dari 135 dapat diterapi dengan restriksi cairan
mEq/ L, sudah dapat dibilang hiponatremia. Jika < 120 mg/L (Na+ ≥ 125 mg/L) atau NaCl 3%
maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, sebanyak (140-X) x BB x 0,6 mg dan
letargi, iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan
jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang, untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg
koma

Hypernatremia Bila kadar natrium lebih dari 145 mEq/L disebut dengan Terapi keadaan ini adalah penggantian
hipernatremia. Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan cairan dengan 5% dekstrose dalam air
timbul gejala berupa perubahan mental, letargi, kejang, sebanyak {(X-140) x BB x 0,6}: 140
koma, lemah.
Hypokalemia Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari Rumus untuk menghitung deficit kalium
redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke
intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium K = K1 – K0 x 0,25 x BB
tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik
jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST K = kalium yang dibutuhkan
segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot K1 = serum kalium yang diinginkan
skeletal, poliuria, intoleransi glukosa K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)

Hyperkalemia kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa
renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, intravena kalsium klorida 10% dalam 10
ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik). menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq
dalam 5-10 menit, atau diuretik,
hemodialisis.

TBW (Total Body TBW = total body water =


Water) Untuk laki-laki = 0,6 x BB (kg)
Persentase air Perempuan = 0,5 x BB (kg)
tubuh total (Total
Body Water)
terhadap berat
badan berubah
sesuai umur,
menurun cepat
pada awal
kehidupan
Asidosis (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
respiratorik
Alkalosis (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
respiratorik
Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam
atau kehilangan bikarbonat. Penyebab yang paling umum
termasuk gagal ginjal, diare, fistula usus kecil, diabetik
ketoasidosis, dan asidosis laktat.
Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L) Terapi yang digunakan adalah sodium
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau klorida isotonik dan penggantian
penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia kekurangan potasium
Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit
dengan kandungan karbohidrat atau
infus yang hanya mengandung
karbohidrat saja. Larutan elektrolit yang
juga mengandung karbohidrat adalah
larutan KA-EN, dextran + saline, DGAA,
Ringer’s dextrose, dll

DAFTAR PUSTAKA

Adelmen, R.D., Solhaug, M.J., 2000. Patofisiologi Cairan Tubuh dan Terapi Cairan. In: Behrman, R.E., Kliegman, R.M.,
Arvin, Ann.M., Ilmu Kesehatan Anak Nelson ed 15, jilid 2. Jakarta: EGC; 258-266

Hartanto, W.W., 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran

Anda mungkin juga menyukai