Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG

Metabolisme (bahasa Yunani: , metabolismos, perubahan) adalah


semua reaksi kimia yang terjadi di dalamorganisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, katabolisme,
yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi, dan
anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.[1]
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup.
Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi
dengan

dikatalisis enzim pada

senyawa intermediat,

yang

jenjang-jenjang

merupakan

substrat

reaksi
pada

guna

jenjang

menghasilkan

reaksi

berikutnya.

Keseluruhanpereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi


Oleh karena sangat penting untuk bisa mengetahui metabolisme nutrisi, Fed State.
II.

Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan maksud dan tujuan proses kerja dan fungsi
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukan ATP pada metabolisme

III.

karbohidrat, lemak dan protein.


Manfaat
Dengan mempelajari metabolisme nutrisi (Fed State) ini, kita bisa mengetahui
fungsi mekanis dan kimiawinya yang terjadi didalam tubuh kita dan juga
meningkatkan

kesadaran

penulis

maupun

pembaca,

betapa

pentingnya

metabolisme yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kepada manusia sebagai
makhluknya.
BAB 2

PEMBAHASAN
SKENARIO
THE USUAL SUSPECTS
(sebuah kisah fiksi) Haru (18 tahun) bertekad untuk menjalani resolusi tahun 2015 yaitu
hidup lebih sehat. Untuk itu, ia berusaha memahami zat gizi yang dikonsumsinya, terutama
makronutrien. Berikut dialog dari hati ke hati antara Haru dengan makronutrien.
Haru : Bicaralah dengan jujur, bagaimana usaha kalian membuat hidupku lebih sehat?
Karbohidrat : Haru, aku-lah yang paling kau butuhkan untuk hidup sehat. Aku yang paling
berperan menjadi sumber energimu. Tidak seperti Lemak yang akan membuatmu gemuk, aku
akan berubah menjadi energi yang kaubutuhkan untuk beraktivitas. Tanyakan pada Otot,
Otak, dan Hepar kalau kau tidak percaya. Lemak : Jangan kau percayai perkataan si
Karbohidrat. Tanpa aku, sel-mu akan menderita. Kau akan mudah kedinginan. Lagipula
Karbohidrat sering berubah menjadi aku kalau berlebihan. Tanyakan saja pada Hepar dan
Adiposit.
Protein : Dengarlah mereka berdua yang saling menyalahkan. Dari itu saja kau sudah tahu
bahwa aku yang paling aman. Metabolisme aku bisa berguna untuk semua kebutuhanmu. Aku
bisa menghasilkan ATP, membangun sel, dan bahkan untuk mengangkut si Lemak. Tanyakan
pada semua organ, hahaha.
Karbohidrat : Hai Protein, hanya aku yang metabolisme-nya menghasilkan energi dalam ATP.
Dan kau Lemak, aku muak berdesak-desakan denganmu di dalam darah. Ingat bahwa
Eritrosit dan Otak hanya mau menerima aku.
Lemak : Protein dan Karbohidrat memang ngawur. Aku juga penghasil ATP. Sedangkan
Karbohidrat penghasil laktat yang membuat Haru pegal pegal bukan? Haru : Sudah cukup!!
Aku curiga kalian semua tidak jujur. Lebih baik aku bertanya ke ahlinya saja.

STEP 1
2

1. Adiposit

: Suatu jaringan ikat tempat penyimpan lemak dalam bentuk gliserol.

2. ATP

: Adenosin Trifosfat, molekul yang sering digunakan untuk transfer

energi.
3. Laktat

: Hasil dari proses glikolissi anaerob dan dioksidasi aerob oleh jantung

dan bisa diubam menjadi glukosa atau piruvat yang direduksi NADH dari proses
oksidasi.
4. Karbohidrat

: Senyawa organic yang tediri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.

5. Lemak

: Cadangan energi bagi tubuh.

6. Protein

: Asam amino yang diikat oleh peptida.

7. Energi

: Kapasitas untuk melakukan kerja atau aktivitas

8. Metabolisme : Rangkaian perubahan kimiawi oleh tubuh yang dibutuhkan untuk


hidup yang terdiri dari katabolisme, anabolisme, dan amplibolisme.
9. Makronutrien : Terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein.

STEP 2
1. Apakah otak dan eritrosit hanya mau menerima karbohidrat ? Mengapa ?
2. Siapa yang menghasilkan energi ?
3. Mengapa laktat dapat membuat pegal ?
4. Apa saja fungsi dari karbohidrat, lemak, dan protein itu sendiri ?
5. Bagaimana mekanisme pembentukan ATP ?
6. Bagaimana proses perubahan karbohidrat menjadi lemak ?
7. Apa yang lebih penting ? Karbohidrat, protein, atau lemak ?

8. Apakah metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak saling berhubungan ?

STEP 3
1. Yang dapat diterima otak dan darah hanya glukosa karena tidak memiliki
mitokondria.
2. Semua dapat menghasilkan energi dengan lemak sebagai sumber energi terbesar dan
karbohidrat sebagai sumber energi utama.
3. Karena adanya fermenttasi asam laktat yang dikarenakan otot yang kekurangan
oksigen.
4. Fungsi Karbohidrat

Penghasil energi / sumber energi utama

Transpor aktif

Stimulasi sekresi insulin (Fungsi Insulin : Meningkatkan penyerapan glukosa,


pengatur kadar glukosa darah, dan meningkatkan penyerapan asam lemak dan
asam amino)

Cadangan energi dalam bentuk glikogen di hati

Fungsi Lemak

Cadangan energi

Penghantar panas tubuh / isolator

Suspensi bagi vitamin larut lemak

Penghantar sinyal untuk prostaglandin

Fungsi Protein
4

Pembentukan sel-sel baru dan memperbaiki sel-sel yang rusak

Pengangkut lemak

Kontraksi otot

5.
6. Glukosa Asetil KoA Lemak (disimpan di jaringan adipose)
(Proses lipogenesis)
7. Tidak boleh mengonsumsi salah satu saja karena masing-masing memiliki fungsinya.
8. Metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak itu saling berhubungan

STEP 4

STEP 5
1. Metabolime Karbohidrat
2. Metabolisme Protein
3. Metabolisme Lemak
4. Fungsi dari Karbohidrat, Protein dan Lemak
5. Fungsi Insulin

STEP 6
Pada tahap belajar mandiri ini kami akan mencari dan mempelajari learning objectives
menggunakan referensi yang terpercaya untuk mencapai kejelasan. Belajar mandiri ini
diwajibkan bagi seluruh anggota kelompok.

STEP 7
Learning Objective I
Metabolisme Karbohidrat
A. Glikolisis

Semua enzim glikolisis ditemukan di sitosol. Persamaan keseluruhan untuk glikolisis dari
glukosa menjadi laktat adalah sebagai berikut:
Glukosa + 2 ADP + 2 Pi 2 Laktat + 2 ATP + 2H2O
Glukosa di fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh heksokinase
dengan menggunakan ATP sebagai donor fosfat. Fosforilasi ini dianggap bersifat
ireversibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produknya, yaitu glukosa 6fosfat.
Di jaringan selain hati, ketersediaan glukosa untuk glikolisis dikontrol oleh transport
ke dalam sel yang selanjutnya diatur oleh insulin. Heksokinase memiliki afinitas
tinggi untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi normal enzim ini mengalami saturasi
sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk
memenuhi kebutuhan hati.
8

Sel hati juga mengandung glukokinasi, untuk mengeluarkan glukosa dari darah
setelah makan dan menghasilkan glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk
glikolisis, yang digunakan untuk sintesis glikogen dan lipogenesis.
Senyawa diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa isomerasi yang
melibatkan suatu isomerisasi aldose-ketosa. Reaksi ini diikuti oleh fosforilasi lain
yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase untuk membentuk fruktosa 1,6-bifosfat.
Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah oleh aldolase menjadi dua triosa fosfat, gliseraldehida 3fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidrokiaseton fosfat
dapat saling terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.
Berlanjut gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat.

Enzim

yang

mengatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehydrogenase, bersifat


dependen-NAD.
Fosfat dipindahkan dari 1,3-bifosfogliserat ke ADP membentuk ATP dan 3fosfogliserat, yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase.
3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase.
Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang
membentuk fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluiroda.
Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh piruvat kinase untuk
membentuk dua molekul ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi.
Pada kondisi anaerob, piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis
oleh laktat dehydrogenase.
Pada keadaan aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondria, dan setelah menjalani
dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil KoA, dioksidasi menjadi CO 2 oleh siklus asam
sitrat.

b. Oksidasi Piruvat

Jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan antara reaksi glikolisis dengan
siklus asam sitrat. Merupakan suatu jalur konversi untuk merubah glukosa menjadi asam
lemak, triasilgliserol atau lemak yang lain, atau sebaliknya dari senyawa bukan glukosa
menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Reaksi pada jalur ini dikatalis oleh sekelompok enzim yang bekerja sama secara
berurutan (sekuensial) yang secara kolektif disebut piruvat dehidrogenase kompleks.
Enzim ini terletak di mitokondria sehingga menyebabkan reaksi ini berlangsung di
mitokondria.
Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif oleh enzim
piruvat dehidrogenase menjadi tiamin difosfat yang terikat enzim. Tiamin difosfat ini
kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi pada enzim dihidrolipoil transamilase
untuk membentuk asetil lipoamida. Selanjutnya asetil lipoamida akan bereaksi dengan
koenzim A untuk membentuk Asetil-KoA dan lipoamida tereduksi. Lipoamida tereduksi
ini akan direoksidasi oleh suatu flavoprotein dihidrolipoil dehidrogenase.

10

c.

Siklus Asam Sitrat


Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1.

Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat,


dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke
karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil
pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh
hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam
bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan
sempurna.
Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + KoA

2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase)


yang mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini
berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang
sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
Sitrat

Sis-akonitat
(terikat enzim)

H2O

Isositrat

H2O

Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat.
Senyawa terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan
sitrat.
3.

Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan


adanya enzim isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik
NAD+, hanya ditemukan di dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat
spesifik NADP+ dan masing-masing secara berurutan dijumpai di dalam
mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat
berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.
Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat ketoglutarat + CO2 + NADH + H+
(terikat enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir
oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen

11

penting reaksi dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada


enzim sebagai intermediate dalam keseluruhan reaksi.
4.

Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui


cara yang sama dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat
berupa asam keto.
ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+
Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat dehidrogenase,
juga memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase,
contohnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan
suksinil KoA (tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas
sehingga menyebabkan penumpukan ketoglutarat.

5.

Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan


adanya peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan
fosfat berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi
bebas dari dekarboksilasi oksidatif ketoglutarat cukup memadai untuk
menghasilkan ikatan berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara
dengan 3P.

6.

Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti


oleh penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang
menghasilkan kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase
yang terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda
dengan enzim-enzim lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satusatunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam sitrat yang melibatkan
pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein tanpa
peran NAD+. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S).

12

Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase)


mengkatalisir penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
Fumarat + H2O L-malat
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan
rangkap fumarat dalam konfigurasi trans.
Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim
malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.
L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat
dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir
reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada
kenyataannya mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim
mitokondria

yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut

merupakan isoenzim).
Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan
1 FADH2 akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir
dalam siklus asam sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan
dipindahkan ke rantai respirasi dalam membrane interna mitokondria (lihat
kembali gambar tentang siklus ini).
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH
menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi
ATP dalam proses fosforilasi oksidatif. Namun demikian FADH 2 hanya
menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi selanjutnya
akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada tingkat substrat) pada saat
suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P

= 9P

2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P

= 2P

3. Pada tingkat substrat

= 1P

Jumlah

= 12P

13

Satu siklus Krebs akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.


Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Krebs, akan
dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1.

Glikolisis

: 8P

2.

Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P

3.

Siklus Krebs (2 x 12P)

: 24P

Jumlah

: 38P

d.
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke
dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan, maka
dirangkai menjadi glikogen untuk cadangan makanan melalui proses glikogenesis.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam tubuh dan analog dengan amilum pada
tumbuhan. Glikogen terdapat didalam hati (sampai 6%) dan otot jarang melampaui jumlah
1%. Tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti amilum,
glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.
14

Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar guna
mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam
puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1.
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati
oleh glukokinase.
2.

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat

3.

Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi

Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

15

Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

4.

Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

16

5.

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah
ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen
Glikogen

6.

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai
pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat
pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang
melebihi jumlah molekul glikogenin.
Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang
pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang
non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat
sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
E.
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen
untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar
molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa
yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen
Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan
16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang
spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.

Proton bergerak kembali ke dalam matriks melalui suatu protein transmembran


spesial, simpanan energy pada gradient elektrokimia ini digunakan untuk
mensintesis ATP.

17

Learning Objective II
Metabolisme Protein

Protein dimetabolisme dalam bentuk asam amino. Asam amino terbagi dua, yaitu asam
amino esensial dan non esensial. Asam amino yang esensial, berarti yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Sehingga, tubuh membutuhkan asupan dari makanan yang dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan asam amino yang esensial. Sedangkan, asam amino yang non
esensial berarti asam amino tersebut dapat dihasilkan oleh tubuh (Harper, 2012).
Untuk asam amino yang tidak dihasilkan oleh tubuh, maka dibutuhkan sebuah sintesis
asam amino. Sintesis asam amino berlangsung dalam dua tahap, yaitu transkripsi dan
translasi. Transkripsi merupakan sintesis asam amino yang berupa penerjemahan. Sedangkan
translasi berarti mencetak kodon. Tubuh kita merupakan system yang diatur oleh
neurohormonal. Ketik tubuh kekurangan substrat, maka asam amino akan dikodekan sesuai
dengan substrat yang dibutuhkan.
Untuk asam amino yang berasal dari luar tubuh, maka harus mengalami metabolisme
setelah diabsorbsi. Metabolisme asam amino mengalami transaminase dan deaminasi asam
amino.
a. Transaminasi Asam Amino
Transaminasi asam amino merupakan proses dimana suatu gugus amino dipindahkan,
reaksi ini akan menghasilkan asam amino yang terkait ditambah -Ketoglutarat.
Dibantu oleh enzim transaminase.
b. Deaminasi Asam Amino
Ketika asam amino berlebih dari kebutuhan, maka akan terjadi deaminasi asam amino
dan membentuk urea yang diangkut ke ginjal untuk diekskresikan.

Learning Objective III


Metabolisme Lemak

18

a)

Lipogenesis
Pada prinsipnya sintesa asam lemak adalah penggandengan asetil-koA (2C)
satu dengan dengan yang lain sehingga dengan demikian dapat dipahami mengapa
asam lemak yang ada di alam hampir semuanya mempunyai jumlah atom C
genap. Asetil-koA yang digunakan sebagian besar berasal dari karbohidrat lewat
jalur glikolisis dan oksidasi piruvat. Selain dari karbohidrat, Asetil-koA dapat pula
diperoleh dari protein baik yang glukogenik lewat metabolisme karbohidrat,
maupun yang langsung berupa asam amino yang ketogenik. Terjadi apabila
kelebihan masukan kalori, baik karbohidrat, lemak, maupun protein.
Ada 2 cara sintesa asam lemak, yaitu:
1. Sistem mitokondria
2. Sistem ekstra mitokondria atau sistem sitoplasma
Dari kedua cara tersebut yang lebih sering digunakan dan merupakan sintesa asam
lemak yang sebenarnya, dalam arti mulai dari awal (asetil-koA) dan disebut
sintesa asam lemak DE NOVO, adalah sistem ekstra mitokondria.
o Sintesa Asam Lemak Sistem Mitokondria
Sintesa asam lemak dengan sistem ini sebenarnya hanya merupakan sistem untuk
memperpanjang asam lemak yang sudah ada, atau untuk memperpendek rantai
asam lemak atau dengan kata lain untuk konversi dari satu asam lemak ke jenis
asam lemak yang lain. Lebih sering digunakan untuk mensintesa asam lemak tidak
jenuh atau Unnaturated Fatty Acid (UFA) dengan cara memperpanjang asam
lemak yang sudah ada disertai desaturasi.
Sebagai bahan olahan bagi sistem ini umumnya asam palmitat (16C) atau asam
lemak tidak jenuh yang ada didalam tubuh dalam rangka sintesa eikosa-poil-enoat
(eikosa=asam lemak dengan 20 C).
Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari jalur oksidasi beta, enzimnya
pun sama dengan enzim-enzim dari jalur oksidasi beta, kecuali enzim tiolase pada
jalur oksidasi beta, pada sintesa asam lemak sistem mitokondria ini diganti oleh
enzim enoil-koA reduktase.
Pada tahap awal sintesa asetil-koA sebagai bahan dasarnya dikaitkan kepada SH
dari ACP dari salah satu sub unit (I), kemudian ditransfer ke grup sisteinil sub unit
yang lain (II). Selanjutnya malonil ko-A hasil karboksilasi asetil-koA yang lain
dikaitkan kepada ACP subunit I, selanjutnya terjadi kondensasi antara aetil-koA
19

dan malonil-koA dengan melepaskan grup karboksilnya malonil-koACO2 dan


sebagai hasilnya terbentuklah asam -keto yang terdiri atas 4C dan menempel
pada ACP fosfo panteteinil. Selanjutnya rangkaian reaksi mereduksi keto menjadi
asil (4C) selanjutnya menjadi alkohol. (Murray, 2012: 204-207)

b)

Oksidasi asam lemak


Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan dua
segmen karbon secara bertahap dalam bentuk asetilkoenzim A. Untuk setiap
molekul asetil-koA yang dipecahkan dari asam lemak, total 4 atom hidrogen
dilepaskan. Keempat atom hidrogen itu kemudian dioksidasi dalam mitokondria
untuk membentuk sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP). Molekul asetil-koA
dibentuk melalui oksidasi beta asam lemak di dalam mitokondria segera masuk ke
dalam siklus asam sitrat.

Learning Objective IV
Fungsi Karbohidrat, Protein & Lemak

Karbohidrat
Fungsi :
1

Sumber energi yang utama

20

Membentuk perangkat kontraksi otot

Transpor ion

Sebagai sumber energi dari sel otak dan eritrosit

Potein
Fungsi :

Transmisi syaraf, dari biosintesis perforin

Sitoskeleton, memepertahan bentuk dan integritas fisik sel

Membentuk perangkat kontraksi otot

Hemoglobin pengangkut O2

Antibodi dalam darah

Replikasi dan menterjemahkan DNA

Lemak
Fungsi :
1

Sumber energi terbesar

Insulator panas

Melindungi organ organ dalam

Melarutkan vitamin, A,D,E,K

Learning Objective V
Fungsi Insulin

- Terhadap Metabolisme Karbohidrat


21

o Insulin

menghambat

fosforilase

hati,

yaitu

enzim

utama

yang

menyebabkan terpecahnya glikogen hati menjadi glukosa. Keadaan ini


mencegah pemecahan glikogen yang sudah tersimpan di sel-sel hati.
o Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah oleh sel-sel hati.
Keadaan ini terjadi dengan meningkatkan aktivitas enzim glukokinase,
yang merupakan salah satu enzim yang menyebabkan timbulnya fosforilasi
awal dari glukosa setelah glukosa berdifusi ke dalam sel-sel hati. Begitu
difosforilasi, glukosa terperangkap sementara di dalam sel-sel hati, sebab
glukosa yang sudah terfosforilasi tadi tidak dapat berdifusi kembali
melewati membrane sel.
o Insulin juga meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang meningkatkan
sintesis glikogen, termasuk enzim glikogen sintetase, yang bertanggung
jawab untuk polimerisasi unit-unit monosakarida untuk membentuk
-

molekul glikogen.
Terhadap Metabolisme Lemak
o Insulin menghambat kerja lipase peka-hormon. Enzim inilah yang
menyebabkan hidrolisis trigliserida yang sudah disimpan dalam sel-sel
lemak. Oleh karena itu, pelepasan asam lemak dari jaringan adipose ke
dalam sirkulasi darah akan terhambat
o Insulin meningkatkan pengangkutan glukosa melalui membrane sel ke
dalam sel-sel lemak dengan cara yang sama seperti insulin meningkatkan
pengangkutan glukosa ke dalam sel-sel otot. Sebagian glukosa ini lalu
dipakai untuk mensintesis sedikit asam lemak, namun yang lebih penting
adalah, glukosa ini dipakai untuk membentuk sejumlah besar -gliserol
fosfat. Zat ini menyediakan gliserol yang akan berikatan dengan asam
lemak untuk membentuk trigliserida yang merupakan bentuk lemak yang
disimpan dalam sel-sel adipose. Oleh karena itu, bila tidak ada insulin
bahkan penyimpanan sejumlah besar asam lemak yang diangkut dari hati

dalam bentuk lipoprotein hamper terhambat.


Terhadap Metabolisme Protein
o Insulin merangsang pengangkutan sejumlah besar asam amino ke dalam
sel. Di antara asam amino yang banyak diangkut adalah valin, leusin,
isoleusin, tirosin, dan fenilalanin. Jadi, insulin bersama-sama dengan
hormone pertumbuhan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
ambilan asam amino ke dalam sel. Akan tetapi, asam amino yang
dipengaruhi pada dasarnya tidak harus asam-asam amino yang sama.
22

o Insulin meningkatkan tranlasi RNA messenger, sehingga terbentuk protein


baru. Dengan cara yang belum dapat dijelaskan, insulin dapat
menyalakan mesin ribosom. Bila tidak ada insulin, ribosom akan
berhenti bekerja, hampir seakan-akan insulin melakukan mekanisme kerja
mati-hidup
o Sesudah melewati periode waktu yang lebih lama, insulin juga
meningkatkan kecepatan transkripsi rangkaian genetic DNA yang terpilih
di dalam inti sel, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah RNA dan
beberapa sintesis protein lagiterutama mengaktifkan sejumlah besar
enzim untuk penyimpanan karbohidrat, lemak, dan protein.
o Insulin menghambat proses katabolisme protein sehingga

akan

mengurangi kecepatan pelepasan asam amino dari sel, khususnya dari selsel otot. Hal ini diduga akibat dari kemampuan insulin untuk mengurangi
pemecahan protein yang normal oleh lisosom sel.
o Didalam sel hati, insulin menekan kecepatan glukoneogenesis. Hal ini
terjadi

dengan

cara

mengurangi

aktivitas

enzim

yang

memacu

glukoneogenesis. Karena zat yang terbanyak dipergunakan untuk sintesis


glukosa melalui proses glukoneogenesis adalah asam amino plasma,
proses penekanan glukoneogenesis ini akan menghemat pemakaian asam
amino dari cadangan protein dalam tubuh.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dicerna dan diabsorbsi dalam usus, zat zat makanan seperti karbohidrat,
lemak dan protein dalam bentuk sederhananya akan dibawa ke sel sel untuk diproses lebih
lanjut. Zat zat tersebut akan diproses untuk mendapatkan energi, namun tidak semuanya
23

akan diproses. Sebagian dari zat zat tersebut akan disimpan sebagai cadangan energi,
sebagian lagi yang tidak dibutuhkan akan diekskresikan. Pengaturan proses metabolisme ini
melibatkan hormon hormon penting terutama insulin dan glukagon yang disekresikan oleh
pankreas
Kritik dan Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok maupun penulisan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari dosen-dosen yang bertindak sebagai tutor, dosen yang berkompeten di
bidang ini, dari teman-teman angkatan 2014 dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C. & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Ed. 12). Jakarta : EGC
Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.A., Kennely, P.J., Rodwell, V.W. & Weil, P.A.(2014).
Biokimia Harper (Ed. 29). Jakarta : EGC
24

25

Anda mungkin juga menyukai