Anda di halaman 1dari 18

Nama :Aulia syafitri

Nim: 11980324423
Kelas: Gizi c

Gizi Olahraga
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja otot yang diperoleh dari Karbohidrat,
protein, dan lemak. Makanan yang masuk kedalam tubuh kemudian melalui Proses metabolisme
menghasilkan energi untuk beraktivitas (kontraksi otot). Cadangan Energi di simpan dalam tubuh
berupa ATP, PC, glikogen dan lemak. Sedangkan air, CO2, Urea dan asam laktat di buang
melalui urine, keringat, dan pernapasan. Pembentukan ATP Dapat berasal dari kreatin fosfat
(phosphocreatine), glukosa, glikogen, asam lemak dan asam Amino. Metabolisme kreatin fosfat
dan glikogen terjadi di sitosol tanpa memerlukan Oksigen(Anaerobik). Sedangkan metabolisme
glukosa, asam lemak, dan asam amino terjadi Di Mitokondria dengan bantuan oksigen
menghasilkan karbondioksida+air+urea(Aerobik).
3 sistem energi utama: Sistem PCr, Glikolisis anaerobik, Glikolisis aerobik Tujuan
keseluruhannya adalah untuk menghasilkan energi sebanyak mungkin. Otot membutuhkan
ATP untuk berkontraksi.
Sistem Energi vs. Energy Sources
 Sistem energi terdiri dari PCr, anaerobic glycolysis, aerobic glycolysis (TCA cycle dan
ETC). Pada dasarnya ada dua sistem energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas
manusia, yaitu sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik (Bompa, O
Tudor. 1994:14). Namun dalam olahraga, menurut Syafruddin terdapat tiga sistem
energi dalam melakukan aktifitas olahraga, yakni sistem phospagen atau sistem
ATP-PC (adesonin Triphospate-creatin phospate), sistem asam laktat (the lactid acid
system) dan sistem aerobik atau sistem oksigen (the oxygen or aerobik system)
(Syafruddin. 2011; 68). Sistem energi anaerobik berarti energi yang dihasilkan dari
makanan tanpa memerlukan oksigen yang simultan. Sedangkan energi aerobiknadalah
energi yang dihasilkan yang memerlukan oksigen (Guyton, Artur MD. 1994;171).
Kedua sistem ini terdapat dalam setiap cabang olahraga, hanya saja tergantung mana
yang lebih dominan mengunakan salah satu sistem energi tersebut.
• Energy sources terdiri dari premade ATP, glucose/glikogen di glikolisis dan TCA, FA
Oxidation, Ketone Synthesis, AA catabolisme ( Transamination, glucose-Alanine cycle,
glukoneogenesis).
1) Pre-made ATP
Adenosin Triposfat (ATP) merupakan senyawa nukleosida triposfat yang terdiri
dari tiga komponen, yaitu : 1. Basa ( adenin ) 2. Gula ( Ribosa ) 3. 3 gugus posforil yang
terikat pada ribosa oleh ikatan ester posfat dan terikat satu sama lain oleh ikatan
posfoanhidrida. Dari segi metabolisme bahan bakar, bagian terpenting dari ATP
adalah 2-posfohidrida karena mengalami pengurangan energi bebas yang banyak.
Setiap ikatan yang pemecahannya diikuti oleh pengurangan energi bebas yang banyak
(lebih besar dari 5 kkal/mol) disebut ikatan berenergi tinggi Karena mempunyai ikatan
berenergi tinggi, maka ATP berperanan sebagai penghubung proses yang menghasilkan
energi dan yang membutuhkan energi. Ikatan posfohidrida dari ATP dibentuk dari
reaksi metabolisme yang menghasilkan energi, dan ATP melepaskan energi bebas
ke proses yang membutuhkan energi pada proses yang memecahkan ikatan
posfohidrida. Fungsi fosfokreatin sebagai cadangan pemberi gugus fosfat berenergi
tinggi pada otot.
2) Sistem PCr
Creatine (Cr) merupakan jenis asam amino yang tersimpam di dalam otot sebagai
sumber energi. Di dalam otot, bentuk creatine yang sudah terfosforilasi yaitu
phosphocreatine (PCr) dan mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme
energi secara anaerobik di dalam otot untuk menghasilkan ATP. Fosfokreatin adalah
fosfat berenergi tinggi yang tidak dapat digunakan secara langsung untuk kerja otot, akan
tetapi digunakan untuk memperbaharui ATP dari ADP. Dengan bantuan enzim
creatine kinase, phosphocreatine (PCr) yang tersimpan di dalam otot akan dipecah
menjadi Pi (inorganik fosfat) dan creatine dimana proses ini juga akan disertai
dengan pelepasan energi sebesar 43 kJ (10.3 kkal) untuk tiap 1 mol PCr.Inorganik fosfat
(Pi) yang dihasilkan melalui proses pemecahan PCr ini melalui proses fosforilasi
dapat mengikat kepada molekul ADP (adenosine diphospate) untuk kemudian kembali
membentuk molekul ATP (adenosine triphospate). Melalui proses hidrolisis PCr, energi
dalam jumlah besar (2.3 mmol ATP/kg berat basah otot per detiknya) dapat
dihasilkan secara instant untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat berolahraga
dengan intensitas tinggi yang bertenaga. Namun karena terbatasnya simpanan PCr yang
terdapat di dalam jaringan otot yaitu hanya sekitar 14-24 mmol ATP/ kg berat basah
maka energi yang dihasilkan melalui proses hidrolisis ini hanya dapat bertahan
untuk mendukung aktivitas anaerobik selama 5-10 detik. Creatine dalam bentuk
creatine monohydrate telah menjadi suplemen nutrisi yang banyak digunakan untuk
meningkatkan kapasitas aktivitas anaerobik. Namun secara alami, creatine ini akan
banyak terkandung di dalam bahan makanan protein hewani seperti daging dan
ikan.
3) Adenylate Kinase/Myokinase
Adenylate kinase (AK) adalah enzim di mana-mana dan berlimpah
mengkatalisis transfer fosforil antara dua molekul adenosin difosfat (ADP) untuk
menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) dan adenosin monofosfat (AMP). Reaksi in
vivo berfungsi untuk menjaga keseimbangan adenilat dalam sel, biasanya dilanjutkan
ke kanan untuk memfosforilasi ulang AMP yang dihasilkan oleh berbagai reaksi
fosfatase . ADP yang terbentuk kemudian dapat difosforilasi lebih lanjut menjadi
ATP. Namun, dengan menambahkan kelebihan ADP reaksi in vitro dapat didorong
ke arah yang berlawanan. Ini menghasilkan ATP yang kemudian dapat diukur
menggunakan reaksi luciferin/luciferase.

- Anaerobic Glycolysis
Sistem ini tidak memerlukan O2 dan terjadi di sitosol, dengan menggunakan
glukosa atau glikogen didapatkan 2 ATP dan 2 Laktat per glukosa (jika dari glikogen dapatkan 3
ATP) Glikogen sintase tidak aktif; glikogen fosforilase aktif (glikogen menjadi glukosa-1-P).
Asam laktat: 1. diubah kembali menjadi piruvat (kemudian menjadi mito.), 2. antar-jemput laktat
intraseluler untuk membawa laktat ke dalam mito. Melalui MCT1 (pengangkut
monokarboksilat) (kemudian kembali ke piruvat), 3. laktat berdifusi ke dalam darah
(penumpukan menghambat kinerja) (penumpukan di otot menghambat kontraksi dan glikolisis).
Menyediakan energi selama 1-3 menit Ketika glikolisis berjalan lambat, sebagian besar glukosa
berakhir di piruvat I ACCOA. Ketika glikolisis jika berjalan cepat, sebagian besar pergi
ke laktat untuk meregenerasi NAD untuk glikolisis.
Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi dua molekul
piruvat, pada proses ini juga dihasilkan ATP. Pada prinsipnya peristiwa glikolisis adalah
pengubahan molekul sumber energi yaitu glukosa yang mempunyai 6 atom C menjadi
senyawa yang lebih sederhana, yakni asam piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini terjadi
di dalam sitoplasma dan tidak menggunakan oksigen sebagai aseptor elektronnya, melainkan
zat lain. Peristiwa glikolisis amat panjang, yaitu terdiri atas 10 tahap. Secara sederhana
proses glikolisis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap 1: Fosforilasi Glukosa Menjadi Glukosa 6-Fosfat


Tahapan pertama adalah fosforilasi glukosa menghasilkan gula-fosfat. Artinya
gugus fosfat dimasukan ke dalam glukpsa. Fosfat ini berasal dari ATP sehingga proses ini
mengonsumsi energi berupa satu ATP
2. Tahap 2: Isomerasi Menghasilkan Fruktosa 6-Fosfat
Tahap kedua adalah proses isomerasi artinya perubahan dari satu bentuk molekul
ke bentuk molekul kembaran isomer lainnya. Dalam proses ini glukosa diubah menjadi
bentuk isomer lain yakni fruktosa dari glukosa 6-fosfat (gula aldosa) menjadi fruktosa 6-
fosfat (gula ketosa)
3. Tahap 3: Fosforilasi Menghasilkan 1,6-Bisfosfat
Di tahap ketiga ini kembali dibutuhkan energi sebanyak 1 ATP. Proses
penambahan gugus fosfat ini membuat molekul glukosa semakin negatif. Hasilnya adalah
fruktosa 1,6-bisfosfat yang memiliki dua gugus fosfat
4. Tahap 4: Pembelahan Fruktosa 1,6-Bisfosfat Menjadi Gliseraldehid 3-Fosfat dan
Dihidroaseton Fosfat
Pada tahap keempat ini, terjadi pembelahan fruktosa 1,6-bifosfat menghasilkan
dua molekul gula dengan tiga atom karbon yang berbeda (tidak kembar) yaitu
gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroaseton fosfat. Hanya gliseraldehid 3-fosfat saja yang
dapat meneruskan proses glikolisis. . Adapun dihidroaseton fosfat akan diubah terlebih
dahulu menjadi gliseraldehid 3-fosfat
5. Tahap 5: Isomerasi Dihidroaseton Fosfat Menjadi Gliseraldehid 3-Fosfat
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hanya gliseraldehid 3-fosfat saja yang dapat
meneruskan proses glikolisis. Tahapan kelima ada proses isomerisasi dihidroaseton fosfat
menjadi gliseraldehid 3-fosfat.
6. Tahap 6: Oksidasi Gliseraldehid 3-Fosfat Menjadi 1,3-Bisfosfogliserat
Pada tahap keenam, gliseraldehid 3-fosfat baik yang dihasilkan langsung dari
tahap keempat maun dari proses isomerasi tahap kelima akan dioksidasi menghasilkan
1,3-bisfosfogliserat dan NADH. Proses oksidasi ini juga merupakan proses fosforilasi
dimana hasil akhir berupa molekul 1,3-bisfosfogliserat memiliki 2 gugus fosfat. Hanya
saja, proses fosforilasi ini tidak membutuhkan ATP melainkan NAD yang kemudian
berubah menjadi NADH.
7. Tahap 7: ATP Dihasilkan dari 1,3-Bisfosfogliserat
Molekul yang terbentuk berupa 1,3-bisfosfogliserat merupakan molekul anhidrida
yang memiliki fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi inilah yang dipanen
menghasilkan energi berupa ATP. Molekul ini akan mentransfer satu molekul fosfat
energi tinggi ke ADP menghasilkan ATP. Dikarenakan reaksi ini berlangsung di dua sisi,
makan pada tahap 7 ini total dihasilan dua ATP dari dua molekul 1,3-bisfosfogliserat.
8. Tahap 8: Perubahan 3-Fosfogliserat Menjadi 2-Fosfogliserat
Sisa molekul fosfat memiliki energi yang relatif lebih rendah. Pada tahap
kedelapan ini, fosfat sisa ini kemudian dipindahkan dari posisi atom karbon nomor tiga
ke nomor 2 sehingga terbentuk 2-fosfogliserat. Proses pemindahan ini ternyata
meningkatkan tingkat energi yang ada di dalam gugus fosfat tersebut.
9. Tahap 9: Kondensasi 2-Fosfogliserat Menjadi Fosfoenolpiruvat
Pada tahap kesembilan ini kembali dihasilkan molekul berenergi tinggi. Prosesnya
adalah dengan menghilangkan molekul air (reaksi kondensasi) sehingga menghasilkan
ikatan enol-fosfat berenergi tinggi. Hal ini disebabkan ikatan ganda diantara molekul
C=C yang bermuatan negatif memiliki efek menolak gugus ATP
10. Tahap 10: Produksi ATP dan Produk Akhir Piruvat
Tahap kesepuluh adalah reaksi final. Pada proses ini phosphoenolpyruvate yang
memiliki gugus fosfat berenergi tinggi akan mentransferkan gugus fosfatnya ke ADP
sehingga kembali menghasilkan ATP. Selain ATP, tahapan reaksi kesepuluh ini juga
menghasilkan produk akhir glikolisis berupa asam piruvat
Hasil Total Reaksi Glikolisis
Dari uraian reaksi glikolisis di atas jelas bahwa untuk setiap satu molekul glukosa
akan menghasilkan 2 molekul piruvat, 4 molekul ATP, dan 2 molekul NADH. Namun,
dikarenakan pada awal membutuhkan 2 ATP sehingga secara total proses glikolisis
menghasilkan 2 ATP, 2 NADH, dan 2 piruvat

- Lactate
Asam laktat: 1. diubah kembali menjadi piruvat (kemudian menjadi mito.), 2. antar-jemput
laktat intraseluler untuk membawa laktat ke dalam mito. Melalui MCT1 (pengangkut
monokarboksilat) (kemudian kembali ke piruvat), 3. laktat berdifusi ke dalam darah
(penumpukan menghambat kinerja) (penumpukan di otot menghambat kontraksi dan glikolisis).
Antar-jemput sel ke sel akan terjadi lebih banyak jika lebih banyak mitokondria hadir
(adaptasi dengan pelatihan). Juga diperkirakan bahwa serat otot berkedut lambat (memiliki
banyak mito.) akan mengambil laktat dan mengoksidasinya sementara serat otot berkedut
cepat melepaskan laktat ke dalam darah. Jantung mengambil laktat b/c banyak mitokondria
(ginjal dan hati juga baik dalam pembersihan).

Siklus Cori
Siklus ini penting untuk resintesis glukosa setelah latihan (dan membersihkan laktat
darah) Laktat merupakan sumber utama atom karbon untuk sintesis glukosa melalui
glukoneogenesis. Selama glikolisis anaerobik di otot rangka, piruvat direduksi menjadi
laktat oleh laktat dehidrogenase (LDH). Reaksi ini melayani dua fungsi penting selama
glikolisis anaerobik. Pertama, dalam arah pembentukan laktat, reaksi LDH membutuhkan
NADH dan menghasilkan NAD+ yang kemudian tersedia untuk digunakan oleh reaksi
gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase dari glikolisis. Kedua reaksi ini, oleh karena itu,
sangat erat digabungkan selama glikolisis anaerobik. Kedua, laktat yang dihasilkan oleh
reaksi LDH dilepaskan ke aliran darah dan diangkut ke hati di mana ia diubah menjadi
glukosa. Glukosa kemudian dikembalikan ke darah untuk digunakan oleh otot sebagai
sumber energi dan untuk mengisi kembali simpanan glikogen. Siklus ini disebut siklus Cori.
- Aerobic Energy Sources
Daur Kreb (TCA)
Siklus Asam Sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh yang
berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus ini tidak hanya digunakan untuk
memproses karbohidrat namun juga digunakan untuk memproses molekul lain seperti protein
dan lemak. Reaksi ini selain penting untuk pembentukan energi juga penting untuk
biosintesis, sebab dapat menyediakan kerangka karbon untuk berbagai senyawa penting
dalam sel. Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul piruvat
akan teroksidasi terlebih dahulu menjadi Acetyl-CoA dan CO2. Dalam proses tersebut juga
dihasilkan produk samping berupa NADH yang memiliki nilai energi ekivalen dengan
3xATP. Molekul Acetyl CoA yang terbentuk kemudian masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Inti
dari proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat
didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan
koenzim A, serta memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa
NADH, FADH2 dan GTP. Dalam siklus Krebs dihasilkan 1 molekul ATP. Sementara energy
bebas yang terkandung di dalam senyawa NADH dan FADH2 kemudian mengalami proses
lebih lanjut dalam Rantai Transpor Elektron untuk membentuk ATP dan air (H2O).
Tahapan siklus kreb :
1. Tahap 1: Kondensasi Acetyl-CoA dengan Oksaloasetat Menjadi Sitrat
Tahap pertama adalah kondensasi yaitu penggabungan dua molekul yaitu acetyl-
CoA (dua C) dan oksaloasetat (empat C) menjadi satu molekul sitrat (enam C). Reaksi
dimulai dengan enzim membuang proton dari grup CH3 pada acetyl-CoA, menjadi bentuk
CH2– yang bermuatan negatif. Selanjutnya gugus ini berikatan dengan dengan karbon
karbonil (C=O) dari oksaloasetat. Hal ini kemudian akan diikuti proses hilangnya CoA
oleh hidrolisis. Hilangnya CoA oleh proses hidrolisis ini akan mendorong rekasi secara
kuat ke arah kanan
2. Tahap 2: Isomerisasi Sitrat Menjadi Isositrat
Berikutnya adalah isomerisasi dari sitrat. Proses ini merupakan reaksi isomerasi
dimana air pertama kali dibuang dan kemudian ditambahkan kembali sehingga
memindahkan gugus hidroksil dari satu atom karbon ke atom karbon lain di sebelahnya.
3. Tahap 3: Oksidasi Isositrat Menjadi α-Ketoglutarat
Tahapan ini merupakan proses oksidasi pertama pada siklus Krebs. Atom karbon
yang membawa gugus hidrosil diubag menjadi grup karbonil. Produk ini tidak stabil
sehingga kemudian akan melepas CO2 saat molekul masih berikatan dengan enzim.
Setelah proses ini molekul kemudian lepas dari enzim menghasilkan α-ketoglutarat
4. Tahap 4: Oksidasi α-Ketoglutarat Menjadi Succinyl-CoA
Reaksi tahap ini merupakan proses oksidasi yang kedua. Kompleks enzim α-
ketoglutarat dehidrogenase mirip dengan kompleks enzim yang mengubah piruvat
menjadi acetyl-CoA. Enzim ini mengkataliasi oksidasi yang menghasilkan NADH, CO2,
dan ikatan tioester berenergi tinggi dengan coenzyme A (CoA). Hasil dari reaksi ini
adalah succinyl-CoA
5. Tahap 5: Succinyl-CoA Menghasilkan GTP dan Succinate
Pada tahap ini terjadi reaksi fosforilasi. Molekul fosfat dari sekitarnya akan
dimasukan menggantikan CoA menghasilan ikatan berenergi tinggi dengan suksinat.
Fosfat ini kemudian dipindahkan ke GDP menghasilkan GTP. Pada bakteri dan
tumbuhan, pada tahap ini yang menerima fosfat adalah ADP sehingga dihasilkan ATP.
6. Tahap 6: Oksidasi Succinate Menjadi Fumarate
Tahap keenam merupakan tahap ketiga langkah oksidasi. Pada tahap ini FAD
(flavin adenine dinucleotide) akan menghilangkan dua atom hidrogen dari suksinat dan
memproduksi FADH2. Perlu diketahui bahwa enzim suksinat dehidrogenase
merupakan satu kompleks enzim bagian dari sistem rantai transpor elektron
7. Tahap 7: Hidrasi Fumarate Menjadi Malate
Reaksi atau proses tahap ini berupa hidrasi. Maksudnya, terjadi penambahan air
pada fumarat. Akibat reaksi ini, gugus hidroksil ditambahkan sehingga kemudian
menghasilkan malate
8. Tahap 8: Dehidrogenasi Malate Menjadi Oksaloasetat
Terakhir adalah reaksi dehidrogenasi. Tahap ini sekaligus proses reaksi oksidasi
yang keempat. karbon yang membawa gugus hidrosil akan dikonversi menjadi grup
karbonil sehingga menghasilkan oksaloasetat yang dibutuhkan untuk reaksi tahap 1
Fatty Acid Oxidation
Palmitate FA oxidation, TCA, e - transport
129 ATP + CO2 + H2O
Oksidasi asam lemak adalah proses aerobik mitokondria untuk memecah asam lemak
menjadi unit asetil-KoA. Asam lemak bergerak di jalur ini sebagai turunan CoA
menggunakan NAD dan FAD. Asam lemak diaktifkan sebelum oksidasi , memanfaatkan ATP
dengan adanya CoA-SH dan asil-CoA sintetase. Asil-KoA rantai panjang memasuki
mitokondria terikat karnitin. Di dalam mitokondria beta oksidasi asam lemak terjadi di mana
dua atom karbon dikeluarkan dalam bentuk asetil-KoA dari asilKoA di terminal karboksil
. Ikatan terputus antara karbon kedua/karbon beta dan karbon ketiga/karbon gamma, oleh
karena itu dinamakan oksidasi beta. Proses ini menyediakan energi dari lemak.
Ketone synthesis

Asam lemak menjalani -oksidasi di mitokondria hati untuk menghasilkan energi


dalam jumlah besar dan membentuk tiga senyawa, yang dikenal sebagai “badan keton” .
Badan keton ini larut dalam air dan tidak memerlukan lipoprotein untuk transportasi
melintasi membran. Badan keton adalah molekul lipid yang memiliki gugus karbonil yang
terikat pada dua gugus -R. Tiga badan keton yang terbentuk adalah: asetoasetat, D-3-
hidroksibutirat,dan Aseton. Proses ketogenesis terjadi terutama di mitokondria sel hati. Di
bawah ini adalah langkah-langkah dalam proses
ketogenesis:
1. Transfer asam lemak di mitokondria oleh carnitine palmitoyltransferase CPT-1-oksidasi
asam lemak menjadi asetil KoA
2. Pembentukan asetoasetil-KoA: 2 asetil KoA membentuk asetoasetil KoA. Reaksi
dikatalisis oleh enzim tiolase
3. Sintesis 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA): langkah ini dikatalisis oleh
sintase HMG-CoA
4. Pembentukan asetoasetat: HMG-CoA dipecah menjadi asetoasetat dan asetil-KoA oleh
aksi HMG-CoA liaseDengan demikian, asetoasetat yang dihasilkan membentuk
badan keton lain, aseton melalui dekarboksilasi dan D-3-hidroksibutirat melalui
reduksiAcetoacetate dan D-3-hydroxybutyrate digunakan oleh tubuh untuk
mendapatkan energi. Badan keton ini diedarkan keluar dari sel hati.
Minor energy sources
- Transamination
Alanine + -Ketoglutarate Transaminase
Pyruvate + Glutamate
Pyridoxine (B6)
TCA, e- transport

15 ATP + CO2 + H2O

Transminasi adalah Proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus
amino ke gugus asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini, gugus amino dari suatu
asam amino dipindahkan dari salah satu dari ketiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, α
ketoglutarat, atau oksaloasetat, sehingga senyawa-senyawa keto ini diubah menjadi asam
amino sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada 2 enzim yang
berperan yaitu alanin transaminase, dan glutamate transaminase yang bekerja sebagai katalis.
Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses
yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO 2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan
Lornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat
dan L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.
- Siklus glukosa-alanin
Alanin disintesis di otot melalui transaminasi piruvat yang berasal dari glukosa, dan
dilepaskan ke dalam aliran darah. Di hati, kerangka karbon alanin diubah kembali menjadi
glukosa, dan dilepaskan ke dalam aliran darah di mana tersedia untuk diambil oleh otot dan
sintesis ulang alanin.
- Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari asam amino dan gliserol dari lemak.
Pertama-tama asam amino dideaminasi sebelum masuk ke siklus asam sitrat (Krebs). Proses
ini terjadi ketika cadangan glikogen tubuh menurun dibawah nilai normal. Diperkirakan
sekitar 60% dari asam amino dalam protein tubuh dapat dikonversi dengan mudah
menjadi piruvat dan glukosa, sementara 40% sisanya memiliki konfigurasi kimiawi yang
membuatnya sulit dikonversi. Glukoneogenesis distimulasi oleh hipoglikemia. Terutama di
hati, pelepasan kortisol memobilisasi protein, sehingga dapat dipecahkan menjadi asam
amino yang digunakan dalam glukoneogenesis. Tiroksin juga dapat meningkatkan laju
glukoneogenesis. Rata-rata maksimum produksi energi. Dalam proses Pcr menjadi ATP energi
maksimal yang di hasilkan 9 mM/kg/s, CHO menjadi laktat+ATP maksimum energi yang di
hasilkan 4 mM/kg/s, CHO menjadi CO2+H2O+ATP maksimum energi yang dihasilkan 2
mM/kg/s, dan lemak menjadi CO2+H2O+ATP dihasilkan energi maksimum 1 mM/kg/s.

Jembatan silangsetiap koneksi, terlihat pada mikroscop elektron, antara elemen kontraktil
otot, khususnya antara kepala molekul miosin dan filamen aktin. Gambar 1.4 memberikan skema
untuk menunjukkan sintesis ATP dari ADP mengunakan PCR di otot jembatan penyeberangan,
dan juga regenerasi PCR dari CR oleh ATP di mitokondria.

Sistem pcr adalah yang paling cepat dari atp memproduksi sistem. Tingkat yang dihitung
dari 9 mM/kg otot kering/s lebih dari dua kali lebih cepat dari atp generasi dari glikolisis
anaerobik yang pada gilirannya dua ali lebih cepat oksidasi aerobik karbohidrat. Selanjutnya,
pemecahan aerobik karbohidrat menghasilkan atp dengan kecepatan dua kali lipat dari
lemak(yaitu 2 mM/kg/detik vs 1 mM/kg/dtk)dengan demikian tampaknya proses energi dalam
sitoplasma menghasilkan atp pada laju yang lebih cepat dari pada yang membutuhkan oksidasi
melalui mitokondria, dan bahwa karbohidrat menghasilkan atp lebih cepat dari lemak

Energy Sources of Muscular Work for Different Types of


Activities
Adapted from Brooks et al. (2000)
Energy Sources of Muscular Work for Different Types of Activities
Adapted from Brooks et al. (2000)
Power Speed Endurance
Duration of event 0 – 3 seconds 4 – 50 seconds > 2 minutes
Example of event Shot put, discus, 100- to 400-m dash > 1500-m run
weight lifting
Enzyme system Single enzymes One complex Several complex
pathway pathways
Enzyme location Cytosol Cytosol Cytosol and
mitochondria
Fuel storage site Cytosol Cytosol Cytosol, blood,
liver, adipose tissue
Rate of process Immediate, very Rapid Slower and
rapid prolonged
Fuel storage form ATP, Muscle glucose and Muscle and liver
Phosphocreatine glycogen glycogen; muscle,
blood and adipose
lipids; muscle, blood
and liver amino
acids

Oxygen involved? NO NO (verging on YES!


yes)

Perhitungan ATP secara Aerobik dari Pemecahan Satu Molekul Glukosa

Di dalam proses respirasi sel, yang menjadi bahan bakar adalah glukosa. Pengubahan glukosa
menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat tahap, antara lain sebagai berikut.
1. Glikolisis, yaitu proses pemecahan 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul
asam piruvat (C3) dengan menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP. Tahapan ini terjadi di
sitoplasma.
2. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu proses pemecahan 2 molekul asam piruvat (C3) menjadi 2
molekul asetil ko-A (C2). Tahapan ini akan menghasilkan 2 NADH serta melepaskan 2
CO2. Tahapan ini terjadi di dalam matriks mitokondria.
3. Siklus Krebs, disebut juga siklus asam sitrat. Tahapan ini terjadi di dalam matriks
mitokondria. Hasil akhir siklus Krebs, yaitu 6 NADH, 2 FADH2 , 2 ATP, dan 4 CO2.
4. Transpor elektron (sistem sitokrom), yaitu reaksi pengubahan NADH dan FADH2 dari 3
proses sebelumya menjadi ATP dan H2O di krista mitokondria. Satu molekul NADH
menghasilkan energi sebesar 3 ATP, sedangkan FADH2 menghasilkan energi
sebesar 2 ATP. Jadi, pemecahan 1 mol glukosa akan menghasilkan 6 molekul CO2,
6 molekul H2O, dan 38 ATP.
Gambaran efisiensi respirasi aerobik
Contoh : 1 mol ATP, apabila dipecah menghasilkan 7,3 kkal. Energi potensial dibebaskan dr
oksidasi 1 mol glukosa = 686 kkal
Efisiensi respirasi = 38 ATP/mol glukosa x 7,3 kkal/mol ATP x 100%
686 Kal/mol glukosa
= 40%

Kesimpulan metabolisme

Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme
(penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Metabolisme memerlukan keberadaan enzim
agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang
diperlukan oleh tubuh. Semua bahan makanan (glukosa, asam amino, dan asam lemak) dapat
dimetabolisme menjadi sumber energi. Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot,
sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-
zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh.
1. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas untaian molekul glukosa. Karbohidrat merupakan
sumber utama energi dan panas tubuh. Glukosa dalam darah masuk lewat vena
porta hepatica kemudian masuk ke sel hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi
glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen
akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati
karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme
karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen. Makanan yang banyak
mengandung KH akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon.
Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel
dengan meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam
sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau
jaringan lain. Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh
pankreas juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang
merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral
yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah
rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat
tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan makanan,
glukosa meningkat, kembali normal.
2. Metabolisme Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki berperanan
penting dalam fisiologi tubuh adalah trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan
kolesterol (Kol). Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan
gliserol. Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol
dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama
berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan
dalam wujud sebagai kolesterol ester. Asam lemak diangkut ke hati dan jaringan lemak
dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke jaringan dalam bentuk VLDL. Asam
lemak juga disintesis di tempat-tempat penyimpanan (depot) lemak. Asam lemak
merupakan sumber energi utama bagi berbagai organ terutama jantung dan
kemungkinan juga otak. Oksidasi asam lemak akan menghasilkan tenaga, panas, CO2,
dan H2O.
3. Metabolisme Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-NH2)
dan gugus karboksil (COOH). Asam amino dapat dibedakan menjadi: 1. Peptida jika
terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino). 2. Polipeptida jika
terdiri atas 10 - 100 asam amino. 3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari
100 asam amino. Beberapa jenis protein antara lain: 1. Glikoprotein yaitu protein yang
mengandung karbohidrat. 2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid. Asam
amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani).
Fungsi protein bagi tubuh antara lain:
• Membangun sel-sel yang rusak.
• Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.
• Membentuk zat inti energi (1 gram energi menghasilkan 4 kalori).

Anda mungkin juga menyukai