Anda di halaman 1dari 39

Veronika Ika Budiastuti

Lab. Biokimia FK UNS


ATP adalah satu-satunya sumber
energi yang dapat langsung digunakan
untuk kegiatan kontraksi otot.

ATP dibutuhkan dalam proses


kontraksi otot untuk :
• Memompa Ca2+ kembali ke retikulum
sarkoplasma
• Digunakan miosin untuk menggerakkan
filamen aktin
Pelepasan kepala myosin dari aktin membutuhkan
pengikatan ATP. Energi dari ATP diperlukan untuk power
stroke.
Persediaan ATP yang ada di sel otot hanya
sedikit dan akan habis dalam waktu sekitar
4-6 detik

ATP dalam otot ini dapat diregenerasi oleh:


1. Fosforilasi langsung ADP oleh kreatinin
fosfat (CP)
2. Jalur anaerobik (glikolisis)
3. Pernapasan aerobik (respirasi seluler)
Fosforilasi langsung ADP oleh kreatinin fosfat (CP)

Fosfokreatin atau creatine phosphat adalah suatu


bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang
terdapat pada otot, dalam konsentrasi yang tinggi.
Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung
sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan
energinya kepada ADP

Creatine phosphate menyediakan energi yang cukup


untuk sekitar 8-10 detik dari aktivitas otot yang
intens.
Kreatin fosfat dibangun kembali ketika otot sedang
beristirahat dengan mentransfer gugus fosfat dari
ATP ke kreatin
Creatine atau KREATIN adalah molekul asam
amino yang disintesis dalam hati, ginjal, dan
pankreas dan kemudian diangkut ke serat otot.

KREATIN disintesis dalam tubuh dari arginin,


glisin, dan metionin.

Sumber makanan kaya kreatin diantaranya


adalah daging dan ikan.
Kreatinin adalah produk sampingan dari pemecahan
Fosfokreatin otot selama kontraksi otot.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot
lurik lebih dari lima kali jumlah ATP.

Proses didapatnya ATP dari pemecahan


fosfokreatin tidak memerlukan oksigen bebas.
Oleh karena itu disebut proses anaerob.

Apabila otot melakukan kontraksi secara terus –


menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot
akan mengalami kelelahan.
Hal tersebut terjadi akibat turunnya kandungan
konsentrasi ATP dan fosfokreatin.
(Dan sebaliknya, pada saat tersebut akan terjadi
kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat)
Kreatinin dikeluarkan peredarannya dari darah
oleh ginjal. Hampir tidak ada sama sekali
reabsorpsi kreatinin yang dilakukan ginjal.

Jika filtrasi yang dilakukan glomerulus


berkurang maka kadarnya di darah akan tinggi.

Jadi kadar kreatinin di darah dan urin dapat


dipakai untuk menghitung creatinine clearance,
sekaligus GFR (Glomerulus Filtration Rate).
Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat
sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi
dengan cara oksidasi karbohidrat.

Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.

Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi


glukosa-6-fosfat.

Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari


proses glikolisis
Jalur anaerobik (glikolisis)

Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu


dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa
(proses glikolisis).

Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot


(sarkoplasma) dan membutuhkan enzim-enzim
sebagai katalisator reaksi.

Proses glikolisis ini dapat terjadi dalam kondisi


aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi anaerob
(tanpa ada oksigen).
Proses glikolisis
Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh
reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria
untuk menjalani proses selanjutnya yang
disebut fosforilasi oksidatif.

Bila tidak tersedia cukup oksigen maka jalur


anaerobiklah yang akan dominan, asam
piruvat tidak masuk ke mitokondria tetapi
dimetabolisme menjadi asam laktat.
Glikolisis anaerobik terjadi di sitoplasma
ketika sel kekurangan oksigen lingkungan
(atau tidak memiliki mitokondria).

Glikolisis anaerobik menghasilkan (2 laktat +


2 ATP + 2 H2O + 2 H+) dari satu molekul
glukosa.

Berbeda dengan glikolisis aerobik, glikolisis


anaerob menghasilkan laktat, yang bisa
menurunkan pH dan menginaktivasi enzim.
Pernapasan aerobik (respirasi seluler)
Glikolisis aerobik adalah jalur glikolitik yang terjadi
di sitosol dengan adanya oksigen.

Bila dibandingkan dengan glikolisis anaerob, jalur ini


jauh lebih efisien dan menghasilkan lebih banyak
ATP per molekul glukosa.

Dalam glikolisis aerobik, produk akhir, piruvat


ditransfer ke mitokondria untuk memulai siklus
krebs dan selanjutnya fosforilasi oksidatif.

Produk akhir dari glikolisis aerobik adalah 36


molekul ATP, air, dan karbon dioksida
( di otot rangka dan otak – sistem ulang-alik gliserol-phosphat)
ATP dihasilkan oleh
pemecahan
beberapa bahan
bakar energi nutrisi
dengan jalur
aerobik.

Jalur ini
menggunakan
oksigen yang
dilepaskan dari
mioglobin atau
dikirim melalui
darah oleh
hemoglobin
Keterangan tambahan :
Jalur anaerobik:

Pada 70% aktivitas kontraktil maksimum:


Otot menggembung menekan pembuluh darah -
pengiriman oksigen terganggu - asam piruvat diubah
menjadi asam laktat

Asam laktat: - masuk kembali ke aliran darah


- Digunakan sebagai bahan bakar oleh hati, ginjal,
dan jantung
- Dikonversi kembali menjadi asam piruvat oleh hati.
Jalur aerobik

Terjadi saat istirahat dan olahraga ringan


(berjalan) sampai sedang (jogging atau
berenang)

Bahan bakar yang digunakan : glikogen


yang tersimpan dalam otot, glukosa darah,
asam piruvat dari glikolisis, dan asam lemak
bebas
Myoglobin menjadi sumber oksigen (selain
pasokan oksigen dari hemoglobin)
Ada Tiga jenis serat otot:

- Slow oxidative fibers (serat otot yang


lambat proses oksidasi-nya) –type I
- Fast oxidative fibers (serat otot yang cepat
proses oksidasi-nya) – type IIA
- Fast glycolitc fibers (serat otot yang cepat
terjadi glikolisis) – type IIB
SLOW OXIDATIVE – RED FIBERS

- Memiliki pasokan darah yang baik


- Kaya akan mioglobin - memberi warna merah
- Banyak mengandung mitokondria – kebutuhan
energi tinggi
- Selalu bersifat oksidatif
- Produksi ATP --- aerobic respiration
- Lebih baik untuk aktivitas yang butuh
ketahanan lama ( contoh :maraton)
- Tahan terhadap kelelahan
- Digunakan saat produksi tenaga berkelanjutan
diperlukan, mis. dalam kontrol postur tubuh (
otot2 punggung)
Fast oxidative – pink fibers :

- Pasokan darah yang baik


- Mioglobin jumlahnya tidak banyak- warna pink
- Banyak mitokondria
- Produksi ATP --- aerobic respiration
- Tahan terhadap kelelahan ( fatigue)
- Biasanya untuk berlari dan berjalan
Fast glycolytic – white fibers :

- Kurang suplai darah


- Kurang / sedikit mioglobin
- Lebih sedikit mitokondria
- Produksi ATP – respirasi anaerobik
- Cepat lelah/ Fatigue
- Digunakan untuk gerakan tiba2/meledak,
dan pendek

Rasio jenis –jenis serat tersebut (slow /


fast) --- memiliki predisposisi genetik
Beberapa hal yang perlu diketahui :

KELELAHAN OTOT / FATIGUE MUSCLE :

1. Ketidakmampuan fisiologis untuk berkontraksi


2. Terjadi ketika:
- Ada ketidakseimbangan ionik (K +, Ca 2+, Pi)
mengganggu kopling E-C (Excitation-contraction
coupling)
- Latihan yang berkepanjangan merusak SR (sarcoplasmic
reticulum) dan mengganggu regulasi
dan pelepasan Ca 2+
- Akumulasi asam laktat
4. Akibat terjadi penurunan acetylcholine atau ATP (jarang)

Contoh kelelahan : --- otot bergetar/tremor setelah


latihan intens
Muscle Cramp / Kram Otot

- Biasanya akibat adanya kekurangan ATP untuk


pompa kalsium

- Ca+ tetap melekat pada troponin – terjadi


kontraksi terus-menerus ( tidak bisa relaksasi)
Defisit Oksigen:

Mengapa kita bernapas dalam setelah berolahraga?


---- karena extra O2 dibutuhkan untuk:
1. Pengisian kembali
2. Konversi asam laktat menjadi asam piruvat,
glukosa, dan glikogen
The following markers are used to diagnose muscle disease:

1. Creatine kinase (CK)


2. Troponin
3. Myoglobin
4. Creatin Phospokinase (CPK)
1) Creatine kinase (CK)
in order to differentiate lesion sites the
Following creatine kinase isoenzymes activities are
measured:
a) CK-MM – located in skeletal muscles
b) CK-MB – located in the myocardium

2) Troponin I and T
currently the most specific cardiac markers, peak
concentrations are reached about 14 hours after
myocardial infarction
3) Myoglobin
released into the bloodstream after damage to
skeletal or cardiac muscle (e.g. crush syndrome),
its massive release into the bloodstream can
cause kidney failure.
As a cardiac marker its specificity is low, but it
reaches peak concentration in just 6 hours after
myocardial infarction.
4) Creatin Phosphokinase (CPK)
enzyme found in muscle, brain, heart

Conditions cause increase CPK enzyme :


-Disesases affecting brain, muscles, and heart
-Stroke or brain injury
-Rhabdomyolysis, polio
SEKIAN
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai