Anda di halaman 1dari 19

Kuliah 1

Introduksi kedokteran olahraga dan b) Reseptor sensory terdiri dari


rehabilitasi medik 1. Spindel otot (menyampaikan
Panjang/kecepatan otot)
dr. Muhammad Ridwan MApplSc., Sp.JP(K)- 2. Organ tendon golgi (mendeteksi
FIHA, AIFO-K perbedaan dan tekanan Panjang
otot)
WHO merekomendasikan: moderate-
vigourous Intensity c) Minute ventilation: yaitu total volume
perpindahan udara keluar dan ke dalam
- 150 Menit perminggu (dewas) paru-paru dan mengukur fungsi volume
- 60 Menit per hari (Ank-anak) tidal dan respiratory rate
- Pada saat istirahat: 5-7 liter/min
Wellness wheel meliputi: emotional, fisik, - Exercise: 60-80 liter/min
spiritual, sosial, intelektual dan okupasional.
d) Maximal volunteer ventilation
Terminologi Kedokteran Olahraga (berkisar di waktu 10-15 second)
1. Kardiometabolik: related kardiovaskular
(Insulin, DM, Obesitas) e) Breathing reverse: (11 Liter/Min)
2. Energi Expenditure: meliputi resting energy
expenditure, exercise energy f) Resting VO2: 0,25-0,4 Liter/min
expenditure/METS/Kilokalori/KiloJoule
3. Exercise: Aktifitas Fisik yang direncanakan g) Maksimal HR: cara menghitungnya
4. MET: Indeks pengeluaran energi, rasio yang 220 – Usia
dihabiskan selama Latihan dengan energi saat
istirahat Ada 3 jenis kontraksi otot, yaitu:
- Kontraksi Isometrik/Statis
MET setara dengan Oksigen Uptake (3,5 - Kontraksi isotonic/dinamis
ml/kg/min) - Isokinetic
5. Sedentary behavior: METS setara dengan 1
– 1,5 METs Tingkat kelelahan diukur oleh:
1) Borg scale (6-20)
a) Kontraksi Otot melibatkkan
Prinsp training: Fitt, Overload, Periodization,
1. Motor neurons: Alpha motor neuron Jumlah, Intensitas Latihan, Intensitas relative
(Kontraksi di kontaraktil fiber) dan dan absolute
Gama motor neuron (menginisiasi dan
meregulasi kontarksi otot) Jenis otot:

- Motor neurons dapat menginervasi 10 – a) Slow tich (tahan lama biasanya serat
ribuan fibers otot otot merah)
- Kontaraksi otot diperankan oleh - Aerobic tinggi
asetilkolin, sementara antagonis - Glikolitik rendah
asetilkolin adalah kolinesterasi b) Fast Tich
- Aerobic rendah
2. Motor Unit (fungsional dasar - Glikolitik tinggi
pergerakan): terdiri dari alpha motor
neurons, synaptic junction, fiber otot (
ada 3 tipe yaitu type I/tipe lambat, IIa
dan IIx/tipe cepat)
Kuliah 2 Selanjutnya ATP melalui bantuan ATPase
Prinsip Bioenergetik pada olahraga dan menghasilkan ADP, ADP+Pospat menjadi
metabolisme olahraga energi

Prof. Dr. Yusni, M,Kes, AIF ATP dibentuk melalui


- Penguraian fospokreatinin
Metabolisme adalah suatu rangkaian kimia - Pemecahan glukosa dan glikogen
kompleks yang terjadi di dalam tubuh yang - Pembentukan oksidatif ATP
tujuannya untuk membentuk energi dan
dibongkar kembali saat tubuh membutuhkan Beda aerobic dan anaerobic
- Aerobic membutuhkan oksigen
Bioenergetics: Proses makan dijadikan energi sementara anaerobic tidak
Dikontrol oleh membutuhkan
- Enzim - Aerobic melibatkan proses fosporilasi
- Kalsium oksidatif sementara anaerobic
melibatkan posfocreatinin dan glikolisis.
Metabolisme dibagi 2 yaitu
- Anabolisme: pembentukan energi Jalur metabolisme
- Katabolisme: penguraian energi 1. Metabolisme anaerobic selama
olahraga melibatkan
a) PCr: energi yang digunakan dalam - ATP-PCr system (PC + ADP melalui
waktu yang singkat (Olahraga intensit as enzim protein kinase menjadi ATP + C)
tinggi seperti angkat besi, sprint) - Glikolisis glukosa 2 piruvat
b) Anaerobic Glikolisis (marathon) membutuhkan 2 ATP menjadi 4 ATP, 2
c) Aerobic metabolisme (olahraga NADH 2 Pirucat atau 2 Lactan
intensitas ringan sampai sedang (sen am ,
jogging). 2. Metabolisme Aerobic melibatkan
Metabolisme karbohidrat dan lemak
Sumber utama energi
Produksi Asam Laktat
1. Karbohidrat - Jika oksigen cukup maka piruvat akan
- Glukosa (gula darah) diubah menjadi Asetil KoA sementara
- Glikogen (simpanan gula di otot dan hydrogen diubah menjadi H2O
hati) - Jika oksigen tidak cukup makan piruvat
- Glikogenolisis (glikogen di ubah dan Hidrogen diubah menjadi asam
menjadi glukosa) laktat
2. Lemak
Metabolisme akhirnya asam lemak dan Kesimpulan: Produksi ATP berasal dari
gliserol dan disimpan dalam tubuh kombinasi 3 jalur metabolic
berupa TG ( di simpan di otot dan - System ATP-PC
jaringan adiposa), bisa disimpan dalam - Glikolisis
bentuk fospolipid dan steroid. - Produksi ATP Oksidative
3. Protein
Metabolisme akhirnya adalah asam Produksi ATP Aerob melalui Siklus krebs:
amino dan di hepar di ubah menjadi 3NADH (1 NADH=2,5 ATP) dan 1 FADH (1
glukosa melalui gluconeogenesis FADH=1,5 ATP), kemudian ada jalur beta
sehingga mengahasilkan energi ksidasi yang mengubah asam lemak menjadi
4. Energy substrat: ATP, Pcr, glikogen, Lipid asetil KoA yang masuk ke dalam siklus krebs,
5. High energy posphates: ATP: ADP+Pi Asetil KoA menjadi sitrat, kemudian sitrat
menjadi ATP mendadi oksaloasetat, oksalo asetat menjadi
FADH dan NADH.
1 Glukosa = 32 ATP 2. Cortisol
- Stimulasi FFA dari jaringan adiposa
Kuliah 3 - Berperan dalam gluconeogenesis
respon hormonal dan adaptasi saraf otot (sintesis glukosa di hati)
dalam kedokteran olahraga - Membatasi pengeluaran gula darah
3. Tiroid
Dr. dr. Zulkarnain, M.Sc., AIFO-K, - Berperan dalam transport protein
(pembentukan T3 dan T4)
Hormone merupakan salah satu protein yang 4. Epinefrin dan norepinefrin
terbentuk di dalam sel. - Semakin lama olahraga dilakukan
semakin tinggi konsentrasi epinefrin dan
Hormon merupakan transmisi komunikasi yang noreppinefrin.
sifatnya maintenance yaitu sifatnya lambat dan 5. Insulin dan glucagon
fungsinya untuk menjaga kestabilan tubuh. - Insulin: menurunkan kadar gula darah
- Glucagon: meningkatkan kadar gula
Hormon yang bekerja lambat: Tiroksin, darah
cortisol dan hormone pertumbuhan
Hormon yang bekerja cepat: epineprin dan Kemudaian ada Leptin (pengontrol nafsu
noepeneprin, insulin dan glucagon. makan dan lapar) dan Adiponektin (protein
antidiabetic)
1. Growth hormone
- Menurunkan ambilan glukosa jaringan
- Meninkatkan ambilan FFA
- Meningkatkan glukoneogenesi

Kuliah 4
Prinsip Latihan dalam kedokteran olahraga

Prof Dr. Yusni, MKes, AIF


Olahraga memiliki potensi stimulus sekresi Tidak ada slide dan rekaman
GH
- Stimulasi GH melepaskan IGFs di otot Kuliah 5
untuk kontasi otot dan menyebabkan Adaptasi sistem sirkulasi dan respirasi dalam
hipertropi. kedokteran olahraga
- GH penting untuk menstimulasi sintesis
proten Prof. Dr. dr. Teuku Heriansyah, Sp.JP (K)-FIHA
- GH meningkat Ketika Latihan
dikarenakan digunakan untuk Tujuan dari system kardiorespirasi:
memobilisasi asam lemak dari adiposa ke
jaringan dan mengontol gula darah.
- Menghantarkan O2 secara adekuat dan sias- Distribusi cardiac output selama istirahat dan
sisa metabolisme termasuk karbondioksida olahraga
dari jaringan tubuh.
- Bertanggung jawab dalammenghantarkan - Pada saat istirahat, curah jantung ke otot
oksigen darah dan nutrisi ke sel untuk rangka hanya sekitar 15-20%, sementara pada
membuat energi dalam bentuk ATP saat Latihan akan meningkat 80-85%
- Regulasi suhu tubuh - Menurunnya bloodflow ke organ atif seperti
hati
Adenosine Triphospate - Redistribusi aliran darah tergantung oleh laju
Adalah molekul yang bertanggung jawab untuk metabolisme
menghasilkan energi yang terssun ata molekul
karbon, hydrogen, oksigen dan fospor. Pada saat memulai olahraga HR,SV,CO
meningkat,, selama latihan (jika konstan) dan
ATP: dari makan kemudian kalori pada dibawah ambang lactate HR,SC,CO konstan
makanan dipecah oleh sel sekitar 2-3 menit, ketika istirahat maka akan
menurun.
3 Sistem Energi
Olahraga dan homeostasis Nitrit Oxide
- Creatinin fospat
- Glikolisi anaerobic Meningkatnya reposporilasi enzim nitrit oxide
- System oksidasi sehingga terjadinya pelepasan NO yang akan
membuat otot pembuluh dara menjadi lentur
Siklus krebs: membutuhkan karbohidrat, (vasodilatasi).
protein, lemak yang memproduksi molekul acetil
Ko-A. Kuliah 6
Prinsip kedokteran OR pada anak
Penghantaran oksigen pada saat olahraga
Dr. dr. Herlina Dimiati, SpA (K)
Kebutuhan oksigen oleh otot saat olahraga
meningkat 15-25 kali dikarenakan Anak bukan merupakan miniature orang dewasa
- Curah jantung meningkat
- Meningkatnya redistribusi aliran darah Ciri khas anak
- Tumbuh: pertambahan ukuran sel
Curah jantung (jumlah darah yang dipompa - Kembang: proses pematangan/malnutrisi
jantung dalam waktu satu menit) dipengaruhi fungsi organ
stroke volume (jumlah darah yang diterima oleh
ventrikel pada saat satu kali beat) Karakteristik Anak
1. Berbeda secara anatomis dan fisiologis
Cardiac output selama Latihan dengan orang dewasa
2. Keterlibatan anak dalam olahraga untuk
Heart Rate kesenangan, mencari teman dan
- Dikontrol oleh SA Node mempelajadi serta meningkatkan
- Aktivitas SA dan AV node meningkat keterampilan gerak
melalui peranan saraf parasimpatis dan 3. Anak yang berolahraga+ atke elite masa
simpatis depan

Stroke volume dipengaruhi Perkembangan:


- Volume akhir diastolic Wanita di usia 12 tahun
- Tekaran rata-rata aorta Laki-laki di usia 14 tahun
- Kekuatan kontraksi/pompa ventrikel
Anak perempuan lebih tinggi pada usia 11-14 - Memperhatikan jenis kelamin
tahun karena pubertas yang lebih awal
Kapan anak siap berolahraga
Anak laki-laki usia 10 tahun mempunyai - Memiliki kemampuan fisik
kadar VO2 max lebih baik dari anak - Mental
perempuan. - Sosial

Perbedaan fisiologi anak Anak Usia 2-5 Tahun


1. Power Aerobik, power aerobic pada - Belum memiliki kemampuan motoric dasar
anak tidak lebih rendah dari dewa untuk olahraga terorganisir
sehingga kebutuhan energi pada anak - Keseimbangan dan perhatian terbatas
lebih tinggi dari dewasa. Pada suhu - Olahraga bisa keterampilan daasar
panas (>30O) dan lembab anak tidak
boleh berolahraga lebih dari 30 menit. Anak Usia 6-9 Tahun
2. Power Anerobik, - Sudah memiliki keterampilan motoric dasar
- usia lebih muda power anerobik lebih untuk olahraga terorganisir sederhana
rendah dibandingkan yang lebih tua - Kurang koordinasi mata dan tangan
(usia 8 tahun 65-75% dari anak usia 14 - Focus pada keterampilan motoric dasar
tahun) peningkatan berkaitan langsung
dengan pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia 10-12 Tahun
struktur dan fungsi otot. - Sudah bisa olahraga kompleks
- Kecepatan penggunaan glikogen pada - Sudah bisa kerja tim
anak sangat rendah karena kurangnya - Olahraga focus pada pengembangan
enzim anerobik=phospofructokinase hal keterampilan
ini disebabkan otot anak menempel pada
tulang yang masih mengandung epifise Usia rmeaja 11-21 tahun
merupakan tempat yang lemah - Sudah bisa membentuk otot
3. Sistem kardiovaskular
- Frekuensi HR anak jauh lebih tinggi dari Intake cairan untuk olahraga
dewasa Untuk menghindari dehidara sebelum, selama
- Penyesuaian peredaran darah perifer dan sesudah olahraga, cairan dingin, jumlah
lebih baik terhdap olahraga daripada sekitar 200-250 cc
dewasa-terjadi ekstrasi oksigen lebih
efisien terjadi di jaringan Pecegahan cidera
4. System pernafasan - Pemanasan sebelum olahraga wajib
- Pola pernapasan anak relative dangkal, - Menggunakan pelindung sesuai
rasio volume napas dan kapasitas rendah kebutuhan
5. Latihan dilingkunagn dingin dan - Batasi waktu olahraga yang spesifik
panas - Perhatikan kecepatan Gerakan dan
- Rasio permukaan dan volume tubu h 30- berhati-hati terjadi cider
40% lebih besar dari dewasa
- Pada anak yang olahraga di daerah Kuliah 7
panas cukup haus minum karena anak Prinsip dasar Nutrisi dalam kaitannya
rentan dehidrasi dengan OR

dr. Iflan Nauval, SpGK

Olahraga pada anak Goal Nutrition Atlet


- Sesuai dengan tahapan tumbuh dan - Performa optimal
kembang - Recovery cepat dan sehat mental
- Identifikasi Riwayat penyakit - Pencegahan injury
biologis yang menghemat energi saat
Pada umumnya kita makan 3-5 kali sehari menghadapi kelaparan dan persediaan energi
(1700-2800 kalori per hari) dan 1 jam latihan yang sangat rendah.
- Jangan terlalu sedikit makan
- Karbohidrat: sumber energi otot
(glukosa, fruktosa, galaktosa) diserap dan Suplement
menghasilkan energi lalu glukosa yang 1. FE: zat besi rendah karena hepcidin
Terisa disimpan sebagai glikogen di otot meningkat yang dapat menurunkan
dan hati penyerapan zat besi
o Periksa ferritin; Wanita<30 atau
Atlet angkat berata memiliki asupan 6- pria<50 maka mengakibatkan
10g/kg BB untuk mencegah penurunan penurunan kerja
Karbohidrat dan glikogen harian. o Hb <12 =Anemia
2. Vit D
Sebelum pertandingan - <20 = risiko rachitis
- Menyediakan 200-350 gram - 20-50 = memuaskan, tidak ada risiko
karbohidrat 3-4 jam sebelum penyakit
pertandingan - 75-100, baik, peningkatan kekuatan
- Makanan utama sebelum olahraga - 100+= ditemukan pada populasi yang
kurangi protein/serat dan atau lemak bekerja di luar ruangan di daerah
atau camilan karena dapat menyebabkan tropis
kram perut saat berolahraga
- Setelah Latihan segera konsumsi Kuliah 8
karbohidrat dalam 30 menit Seminar Aspek psikologi dalam
memaksimalkan sintesis glikogen dan kedokteran olahraga
pemberian karbohidrat tidak mencegah
kelelahan tetapi justru sebaliknya.
- Protein
dr.Subhan Rio Pamungkas, SpKJ
Diperlukan untuk perbaikan otot dan
nutrisi yang mengenyangkan Psikologi olahraga adalah psikologi yang
rekomendasi 20-35 g diterapkan dalam bidang olahraga.
- Lemak
Bahan bakar utama untuk Latihan Sejarah Psikologi olahraga
intensitas ringan hingga sedang,
rekomendasi atlet harus mengkonsumsi - 1897-Norman Triplet: terbentuk teori
20-30% kalori dari lemak. 1 gram fasilitas sosial
lemak = 9 kkal, lemak dapat menunda - 1921-1938-coleman Griffith: konsep
pengosongan lambung.
automatisasi
- Cairan, kekurangan cairan dapat
menyebabkan dehidrasi
- 1949-Waren R Johnson: macam-macam
Guideline hidrasi elemen stress dan dampaknya terhadap
o Sebelum: minum air 500 ml permorma atlet
(1-2 jam sebelum) - 1965-Terbentuknya ISSP (International
o Selama: minum air 250 ml Society for Sport Psychology)
setiap 15-20 m3nit
o Setelah: seseuai dengan Di indonesia, Psikologi olahraga dibentuk
kehilangan BB sebelum tanggal 3 maret 1999
olahraga Terdapat 3 bidang garapan psikologi
1. Bidang penelitian dan
Thermogenesis adaptative: adalah mekanisme
pengembangan
kelangsungan hidup yang bermakna secara
2. Bidang Pendidikan
3. training - 5 maret 2003 (deklarasi kopenhagen)

Manfaat Psikologi Olahraga - Undang-undang doping UU N03


1. menjelaskan dan memahami tingkat Tahun 2005 mengenai definisi doping
laku atlet
2. membuat prediksi yang tepat Obat doping yang paling banyak
kemungkinan apa saja yang terjadi di digunakan: darbepoetin, Furosemid, THG
atlet
3. mengontol dan mengendalikan gejala Zat-zat yang dilarang
tingkah laku atlet
a) Substansi yang dilarang
Aspek Psikologi Olahraga - Di Pada setiap waktu: Anabolic
1. Motivasi agent, B2 agonis, diuretic dan
- Motivasi instrik masking agents, hormone dan
- Motivasi ekstrinsik metabolic modulator.
Factor yang mempengaruhi motivasi - Pada saat pertandingan: stimulant,
- Internal (pembawaan atlet) narkotik, cannabinoid,
- Eksternal (Fasilitas) glukokortikoid.
2. Emosi - Pada olahraga tertentu: beta
3. Kepercayaan diri blocker (jika pertandingan
- Factor internal membutuhkan konsentrasi tinggi).
konsep diri, harga diri, ondisi fisik,
pengalaman hidup b) Metode yang dilarang
- Faktor eksternal - Dilarang setiap waktu: manipulasi
Pendidikan, pekerjaan, lingkungan komponen darah, manipulasi bahan
4. Konsentrasi kimia sepeti memasukan diuretic
5. Disiplin sehingga zat cepat keluar dari tubuh,
gene dan cell dopig.

Contoh obat
Kuliah 9 - Beta Bloker
Seminar Pengaruh unhealthy lifestyle - Glukokortikoid ( Dexamethason,
dan Doping dalam olahraga dan prednisone)
kesehatan - Narkotik-analgetik (Morfin, Heroin,
Kodein)
dr Hijra Novia, SpGK - Stimulan ( Cafeine, cocaine)
- Diuretik (Furosemid)
Terminologi doping - Beta 2 Agonis (Salbutamol, albuterol,
- Dope: minuman keras yang berkonsentrasi levalbuterol)
tinggi dari campuran akar tumbuhan.(suku - Eritroportin
kaffern, Asel)
- Growth Factor
- Doping (Inggris, 1869) campuran opium dan - Steroid Anabolik (Testoteron)
narkotik untuk stimulus pacuan kuda.

- Tahun 1999 dibentuk WADA


Kuliah 10 - Extension
Workshop skrining dan Testing sebelum b) Ligamentum longitudinal anterior
memulai olahraga - Lateral bending
c) Collateral ligamentum
- Rotasi
Dr. dr. Zulkarnain, M.Sc., AIFO-K
a) Ligament kapsular
Screening
Impact: keterbaasan, pendapatan berkurang,
Tahapan I: memgidentifikasi apakah individu
psikologis terganggu, aktivitas fisik menurun,
tersebut memiliki risiko yang tinggi kejadian t ak
emotional, kualitas tidur menurun.
diinginkan selama aktivitas
Tatalaksana Low Back Pain
Tahapan II: Screening dengan menggunakan
kuesioner
Promotive
- Edukasi
Pemeriksaan tahap II
- Prinsip biomekanikal
- Meningkantkan level kewaspadaan
1. Cardiorespiratory fitness testing (VO2
Preventive
Max, HR, RR,BMI, BP)
- Fasilitas kerja
- Training zone (Max: 90-100%; Hard: 80-
- Posisi bekerja
90%; Moderate:70-80%; Light: 60-70%;
Kuratif
Very light: 50-60%)
- Medikamentosa
- Training HR = (Max HR- Rest HR) X
Rehabilitasi
Intensity Percentase + RHR
- Modalitas terapi
Example: 20 yo, RHR=70 BpM
- External support (brace)
(200-70)x70%+70=168BpM
2. Neurology Testing
Preventive – posture while standing
- Tandem stance test: pengukuran
- Head erect (kepala tegak)
mobilitas dan keseimbangan
- Shoulder dan hips aligned (segaris)
o 10 second tendem test
- Knee dan Ankle Lightly Flexed
o 30 second tendem test
- Feet Slightly apart
- Force balance test
- Toes pointing forward
3. Muskuloskeletal Examination
- Pemeriksaan Screening 2 menit
Pencegahan
Low-heel shoes (kurang dari 1 inchi, rendah
Tahapan III: Pengukuran factor risiko
sampai ujung kaki, solenya di luar

Sleeping ( pada satu sisi, gunakan bantal di


Kuliah 11
antara lutut, pada punggung gunakan bantal
Rehabilitasi medis pada pasien dengan nyeri
dibelakang lutut
punggung dan pinggang
Mengangkat Object dengan hati-hati dan
Dr.dr. Nasyaruddin Hery Taufik, Sp.KFR
perlahan
Nyeri punggung adalah: nyeri yang timbul dari
spine, diskus intervertebralis, dan jaringan lu n ak Perhatikan posture saat duduk, kepala lurus,
sekitanya telinga bahu dan pinggul segaris, punggung
belakang sedikit dibengkokkan, paha di
Posisi lumbal spine samping, kedua kaki di lantai, lututu dibawah
- Flexion maka teregang panggul, berikan jarak pada fossa popliteal.
a) interspinosus, & lig. Supraspinosus
Peregangan bahu
Tegak lurus ke semua arah selama 10 detik dan 6. Initial & mild-swing
10 kali pengulangan. 7. Terminal swing
Wing phase (40%)

Kuliah 12 Yang menentukan cara berjalan:


Workshop Fungsional otot , biomekanik dan - Rotasi pelvis (transverse plan)
melakukan analisa gait sederhana dalam - Pelvic tilt (frontal plane)
kedokteran olahraga dan rehabilitasi medik - Fleksi lutut (stance phase)
- Knee,ankle and foot
dr. Onarisa Ayu, M. Ked (surg), Sp.OT (K), - Fisiologi valgus lutut (frontal plane)
FICS
BIOMEKANIK
Unsur fungsional otot ilmu yang mempelajari gaya internal dan
- Balance eksternal di tubuh manusia dan efek yang
- Performa otot menimbulkan - pergerakan manusia dan
- Daya tahan kardiopulmonal menjelaskan gaya yang menyebabkan
- Mobilitas dan fleksibilitas pergerakan tersebut.
- Koordinasi Neuromuskular Kontrol
- Stabilitas Peran biomekanik
Mencegah cidera dan meningkatkan performa
Human Gait agar efisien
Bergantung pada bagian mayor komplek yaitu:
Nervous, Muskuloskeletal, system Analisis Gait
kardiorespirasi. - Analisis gait observasional dan visual
No permanent record, use eyes, simpel
Gait Cycle-Definitions tapi terbatas, yang diobservasi (stride
Step length jarak antara kaki kanan menapak length, step length, step width, walk test,
sampai kaki kanan berikutnya, satu jarak pada cadence)
kaki yang sama (Right Step Length=left step
length) sekitar 60% Langkahnya: inform consent, anamnesa,
PF lengkap dan menyeluruh(ROM),
Irama: jumlah Langkah permenit normalnya pakaian nyaman.
100-115 langkah/menit yang dipengaruhi oleh
variasi sosial dan budaya. Prosedur 10 M walk test minimal 8
meter
Kecepatan - Berjalan di tempat yang disediakan,
Jarak yang meliputi tubuh setiap waktu bisanya untuk menghilangkan komponen
di ukur dalam (m/s). rata-rata kecepatan (m/min) percepatan dan perlambatan berjalan 1,2
= step length (m) x irama (steps/min). sebelum tanda mulai dan berhenti 1,2
meter setelah tanda selesai
Comfortable walking Speed (CWS)
Konsumsi energi per satuan jarak - Technology
Rata-rata = 80 m/min (~5km/h, ~3 mph) o Pemetaan tekanan sol dalam
o To force plate
Gait cycle ada 8 o High speed camera
1. Heel strike (initial contact) o Bantuan robot
2. Loading response(foot flat)
3. Midstance
4. Terminal stance
Stance phase (60%)
5. Preswing
Kuliah 13 Cara diagnosis sport injury
Prinsip dasar dalam menentukan diagnosa Meliputi: talk, observe, touch, active
dan penatalaksanaan awal pada cedera movements, passive movements, skills test
olahraga Kemudian bisa dengan radiology examination (
X-ray, MRI, CT Scan, USG).
dr. Zulkarnaini, SpOT(K) Sport
Tatalaksana acute injury
Cidera olahraga adalah cidera yang terjadi Rest – 2-3 hari imobilisasi
selama olahraga . Ice – untuk mengurang sakit dan kekakuan,
mengurangi kematian sell dan menyebabkan
Secara umum dibagi 2 vasokontriksi
1) Akut Compression – mengurangi pembengkakan
Ditandai dengan gejala yang tiba-tiba Elevation – mengurangi pembengkakan
karena trauma tunggal bisa karena
strain, sprain, dislokasi sendi, fraktur Tatalaksana chronic Injury
tulang, memar dan patah tulang Pain killer, imobilisasi, kortikosteroid,
fisioterapi, pembedahan dan rehabilitasi.
Penyebab utama bisa karena:
- Benturan dari lawan/rintangan A) Rotatar cuff tear terjadinya robekan
- Dihantam suatu objek kelompok otot dan tendon yang mana ten don
- Jatuh dari ketinggian atau kecepatan dan otot tersebut berfungsin untuk
menstabilkan sendi bahu dan juga untuk
Ciri-ciri melakukan Gerakan rotasi dan abduksi pada
- Timbul nyeri sendi bahu.
- Pembengkakn dan kehilangan
fungsi\ Terapi rotator cuff
a) Konservatif
2) Kronik - Terapi fisik
Disebut dengan overuse injury tau stress - Obat-obatan
injury karen penggunaan berulang dalam - Suntik steroid
jangka waktu tertentu biasanya pada b) Pembedahan
tendon achiles, patella tendon, rotator - Pembedahan arthroscopic
cuff: tennis elbow, shin splint, bursitis, - Mini open surgery
stress fracture).
B) Tennis Elbow ( taleral epicondylitis)
Semua cidera ini muncul karena hantaman disebabkan karen trauma atau penggunaan
langsung atau torsi pada jaringan lunak atau secara kronik terutama pada otot ekstensor
keras, organ, tendon, ligament, saraf dan carpi radialis brevis (ECRB)
pembuluh darah.
Tatalaksana;
Upper extremity - modifikasi aktivitas
- Rotator cuff tear - Pemasangan bracing
- Tendinitis - Terapi fisik
- Tennis elbow - Suntik steroid
- Golfer’s elbow - Pembedahan bila terapi konservatif gagal
Lower extremity C) Meniskus tear
- Ankle sprain - Bisa terjadi karena rotasi pada cruris
- Achilles tear - Bengkak
- Nyeri saat jongkok, jalan dan rorasi
- Gejala mekanik: catching, locking, clicking
- Efusi (cairan) > bengkak sendi
1. Kontraktur
Tatalaksana
a) Non surgical Keterbatasan luas gerak sendi secara aktif
- RICE atau pasif disebabkan ganguan pada sendi,
- Anti inflamasi jaringan sekitar sendi dan otot
- Trapi fisik
b) Terapi bedah Paling sering pada tungkai bawah spesifik
c) Menisectomy pada otot yang melewati 2 persendian: hip,
d) Meniscal repair knee dan ankle

D) Ankle Sprain, robekan pada ligament dari Pencegahan kontaktur


ankle bisa anterior tibio fibula ligament
(ATFL)dan calcaneo fibula ligaman (CFL) - Proper positioning
Ciri- ciri - Latihan ROM/LGS aktif atau pasif
- Suka untuk berjalan dan menggerakan - Mobilisasi dan ambulasi dini
angkel o Mobilisasi: perpindahan dari satu
posisi ke posisi lain, tanpa jarak missal
Tatalaksana dari posisi tidur ke duduk, dari posisi
- RICE duduk ke berdiri
- Obat-obatan o Ambulasi dini: berpindah tempat
- Imobilisasi dengan atau tanpa alat bantu: Latihan
- Terapi fisik penguatan otot, ROM, Balance,
- Pembedahan koordinasi, kognisi.

Kuliah 14 2. Kelemahan otot dan atropi


Peresepen latihan OR untuk kesehatan dan
kebugaran - Pada pasien dengan pemasangan bidai
berkurang 30-40% per bulan
dr. Muhammad Ridwan MApplSc., Sp.JP(K)- - 10-15% kehilangan kekuatan setiap minggu
FIHA, AIFO-K - 50% kehilanagn 4-5 minggu

Pencegahan
Tidak ada rekamana, Lihat slide kuliah
Kelemahan otot dilakukan
a) Kontraksikan 20-30% dari kapasitas
Kuliah 15 maksimal beberapa detik/hari
Workshop Rehabilitasi medis pada pasien b) Isometric
dengan tirah baring lama c) Isotonic
d) Isokinetic
Dr.dr. Nasyaruddin Hery Taufik, Sp.KFR e) 50% dari kapasitas maksimal satu detik/hari
cukup efektif
Imobilisasi adalah: pembatasan fisik dari
Gerakan yang mengenai anggota tubuh atau Atropi
seluruh tubuh. Imobilisasi/prolonged bed rest a) Terapi ES (electrical stimulation)
sehinga menyebabkan terjadinya penurunan
kapasitas fungsional pada tubuh khususnya 3. Disuse osteoporosis
musculoskeletal Hilangnya densitas tulang oleh karena
peningkatan resorpsi yang disebabkan karena
Perubahan musculoskeletal meliputi:
berkurangnya stimulus (weight bearing, Disebabkan karena mekanikal restriksi dari
gravitasi dan aktifitas otot) pada masa tulang pernapasan dan penurunan kekuatan otot dan
endurance mengakibatkan penurunan diafragma,
Bertambah dengan gangguan pada system otot intercostal dan abdominal.
endokrin karena prolonged immobilisasi. Terjadi
peningkatan ekskresi kalsium dan Pencegahab
hidroksiprolin di urin dan kalsium di feses - Mobilisasi dini
- Posisi segera mungkin
Pecegahan - Fisioterapi dada (Latihan pernapasan dalam)

- Weight bearing standing 7. Ulkus decubitus


o Tilt table: dimulai 30o dalam 1 menit,
dinaikan bertahap 10o selama 3-5 hari atau Disebabkan karena tekanan
sesuai toleransi sampai 70o selama 30 menit - Tekanan luar bersifat local biasanya terjadi
o Standing frame pada tulang yang menonjol
- Tekanan 30 menit-hiperemia yang akan
4. Hipertensi ortostatik hilang satu jam setelah tekanan hilang
Gangguan kemampuan pengaturan dari - Tekanan 2-6 jam-iskemia jaringan-butuh
system sirkulasi pada posisi upright (tegak) waktu 36 jam setelah tekanan dihilangkan
- Tekanan 6-12 jam-demarkasi kebiruan yang
Normalnya, terjadi vasokonstriksisegera dan jelas yang tidak hilang-nekrosis-2 minggu
peningkatan HR dan sistolik pada imobilisasi terjadi ulserasi
proses adaptasi ini hilang. - Friksi
- Kelembapan
Terapi - Temperature
- Mobilisasi dini - Robekan
- Abdominal strengthening
- Isotonic/isometric exercise tungkai Faktor yang mempengaruhi: Biokimia, nutrisi
- Tilt table yang jelek, metabolisme kolagen jelek, sirkulasi
- Elastic stocking jelek, oedema, spasitas
- Abdominal binder
Klasifikasi Ulkus
5. Tromboemboli Grade I Eritema Kulit
Disebabkan karena statis vena dan Grade II Superficial ulcus ke bagian dermis
peningkatan viskositas darah dan Grade III Ulkus sampai kedalam lemak
hiperkoagulabilitas (penurunan volume subcutaneus tapi belum ke otot
plasma sedangkan jumlah sel darah merah Grade IV Ulkus sudah sampai ke otot sampai ke
tetap) tulang
Grade V Ulkus sudah ke sendi kapsul atau
Pencegahan rectum vagina dll
- ROM Aktif
- Kontraksi aktif “calf muscle” (ankle Lokasi
pumping) - Ischium
- Elevasi Tungkai - Sacrum
- ROM Pasif - Trochanter mayor
- Compression Stocking - Tumit
- Mobilisasi dini
- Heparin dan warfarin Pencegahan
6. Sistem respirasi atelectasis dan pneumonia - Positioning, turning, transferring
hipostatik o Turning tiap 2 jam
o Elevasi kepala maksimal 30o
o Ganjal bantal pada knee, ankle Kuliah 16
- Pelindung kulit-selimut halus, elbow pad, OR pada penyakit kardiovaskular dan
heel pad metabolik
Terapi
a) Terapi sistemik dr. Muhammad Ridwan MApplSc., Sp.JP(K)-
▪ Nutrisi FIHA, AIFO-K
▪ Tatalaksana anemia
▪ Mengurangi spasitas
▪ Antibiotic
▪ Inkontinesia urin
b) Terapi konservatif (derajat 1 dan 2)
c) Terapi surgical (derajat 3,4 dan 5)

8. Perubahan gastrointestinal
- Penurunan nafsu makan
- Penurunan sekresi lambung
- Konstipasi
Pencegahan:
- Intake cairan adekuat
- Diet tinggi serat bila tidak ada kontra
indikasi

9. Genitourinary
- Pembentukan batu
- Isk
- Meningkatnya diuresis
- Dan sekresi mineral
Pencegahan:
- Intake cairan adekuat Aerobic memiliki beberapa komponen (FITT-
- Posisi upright VP)
- Sterilisasi pemasangan kateter
- Pemberian vit C Frequency
- ≥ 5 day/week Moderate atau ≥ 3
10. Perubahan metabolisme nutrisi day/week vigorous atau kombinasi
11. Perubahan neurologisemotional dan moderate dan vigorous 3-5 day/week
intelektual Intensitas
- Moderate and/or vigorous
direkomendasikan untuk dewasa
- Ringan ke sedang lebih
direkomendasikan
Time
- 30-60 min/day untuk moderate
- 20-60 min/day untuk vigorous
- > 20 min dapat bermanfaat bagi orang
yang sebelumnya berperilaku sedentary
Type
- Continuous dan rhythmic
Volume
- ≥ 5000-1000 MET-min/week
- Pedometer >2000 steps
Pattern
- Continuous perday ≥ 10 min duration Diagnosis heart Failure
Progression
- Gradualy

Cardiac rehabilitation ada 4 fase, yaitu:


1. Fase 1: pada pasien rawat inap
2. Fase 2(2-12 week): setelah pasien
pulang contoh life style modification
3. Fase 3 (6-12 bulan after phase 2):
exercise pasien masih di supervise
4. Fase 4: pasien sudah mandiri

6 kegiatan cardiac rehabilitation


- Diet
- Edukasi
- Perilaku dan kebiasaan
- Berhenti Merokok
- Latihan
- Terapi farmakologi

5 rehabilitasi komprehensif Cardiac


Rehabilitation
- Medical evaluation
- Modifikasi factor resiko
- Terapi dengan exercise
- Manajemen sosial-lingkungan
- Manajemen psikososial

Aktifitas fisik meningkat menyebabkan


perbaikan pada jantung, pembuluh darah
dan darah.

Jenis Latihan cardiac


- Isotonic (dynamic)
- Isometrik (Static)
- Resistance
Diagnosis DM Jika orang yang menggunakan suntik insulin,
makan

Risiko yang dapat menimbulkan hipertensi

Phisychal activity dapat menurunkan tensi 4-9


mmHg baik systole maupun diastole.

Pencegahan kardiovaskular di DM PAD dimana kaki menjadi nyeri diperiksa


1. Lifestyle dengan ABI ( ≥1:normal ≤1: abnormal)
Aktivitas sedang dan berat ≥ 150 min/week
direkomendasikan untuk pencegahan dan control
DM (1000 steps)
Skala nyeri dari PAD - Factor endogen seperti alfa 1 dan AT
Defisiensi yang menyebabkan hipersensitif
saluran pernapasan
- Merokok
- Usia
- Polusi udara
- Keturunan

Perubahan di paru pada pasien PPOK meliputi:


Pernapasan pusat, Alveoli, pembuluh darah paru,
inflamasi sekunder.

Latihan PAD dengan intensitas yang Manifestasi Klinis


diperbolehkan pasien untuk berjalan yaitu - Batuk
sampai pasien merasakan nyeri di skor 3. - Dispnea
Latihan PAD dengan menggunakan Treadmill - Cepat Lelah
constant speed (2mph /3.2km per hour dengan
peningkatan 2 derajat )
Pulmonary rehabilitation yaitu chest physical
therapy
Kuliah 17
Rehabilitasi medis pada penyakit paru - Teknik pembersihan udara untuk
mengeringkan paru
Dr.dr. Nasyaruddin Hery Taufik, Sp.KFR - Memindahkan cairan/mucus yang ada di paru
- Pasien bernapas dalam
Ventilasi: proses perpindahan udah dari luar
sampai ke dinding paru-paru (membawa O2 dan Asesmen/penilaian meliputi
mengeluarkan CO2. a) Inspeksi
b) Palpasi
Otot pompa pernapasan: c) Auskultasi

a) Otot pernapasan utama


diafragma, intercostal eksternal lateral
bagian atas otot intercostal internal
parasternal
b) Otot pernapasan sekunder
Trapezeus atas, scalenes,
sternocleidomastoid, levator scapula,
pectoralis mayor

COPD/PPOK
Inflamasi atau peradangan pada paru karena
paparan inhalasi jangka Panjang dari substansi
noxius seperti tobacco dengan ciri-ciri
obstruksi/hambatan saluran pernapasan yang
diukur dengan tes fungsi paru.

Faktor risiko
- Paparan luar seperti asap rokok
Functional dsypnea addukssi, eksternal rotasi, internal rotasi,
Grade 0: tidak ada masalah dengan gangguan
circular)
pernapasan kecuali dengan Latihan berat
Komponen rehabilitasi paru
Grade 1: terdapat masalah pemendekan
a) Edukasi
pernapasan Ketika menaiki tanjakan kecil
b) Terapi latihan (latihan ketahanan,
Grade 2: jalannya lebih pelan daripada orang
penguatan dan pernapasan)
seumuran karena kesulitan bernapas
c) Terapi fisik (Postural drainage, chest
Grade 3: berhenti untuk bernapas setelah jalan
therapy, mobilisasi dinding dada)
100m atau setelah beberapa menit
d) Terapi okupasional (konseling psikologi,
Grade 4: sangat kesulitan bernapas untuk
relaksasi)
meninggalkan rumah atau susah bernapas Ketika
memakai baju
Prinsip latihan meliputi: asesmen dokter, sendiri,
nyaman, bertahap dan teratur
Stage COPD berdasarkan spirometry
Stage I: %FEV >= 80% (Mild AfOb) Latihan Mobilisasi dinding dada
1. Mobilisasi satu dinding dada
Stage II: 50% <%FEV1 <80% (Moderate AfOb)
2. Latihan mobilisasi dinding dada bagian
Stage III: 30% <%FEV1 <50% (Severe AfOb) atas dan bahu
3. Latihan mobilisasi dinding dada bagian
atas dan peregangan otot pectoralis
Tatalaksana Rehabilitasi COPD major
- Fisioterapi
Latihan pernapasan diapragmatik
- Dokter 1. Pasien berbaring atau duduk dengan
bahu rileks, letakkan tangan di dada dan
- Terapi Okupasional
tangan lainnya di perut
- Nutrisi 2. Tarik napas melalui hidung selama 2
derik, rasakan perut bergerak ke luar
- Psikolog
3. Hembuskan napas perlahan ,elalui
Meliputi mulut, tekan perut lembut saat ekspirasi
a) Tatalaksana komprehensif
Latihan pernapasan pursed lip
- Farmakologi (bronkodilator, steroid, 1. Sambal menutup mulut, Tarik napas
melalui hidung dalam 2 hitungan. Napas
antibiotic)
tidak harus dalam
- Perbaikan nutrisi 2. Kerucutkan bibir seperti meniup lilin,
hembuskan napas secara perlahan
- Terapi oksigen
dengan menghitung sampai 4 detik
b) Program rehabilitasi 3. Jangan memaksakan udara keluar tetapi
hembuskan perlahan melalui mulut
- Latihan pada pasien
Shoulder exercise (ROM exercise Latihan Pernapasan terkoordinasi
Sama seperti pernapasan pursed lip
meliputi fleksi, ekstensi, abduksi,
Kuliah 18
Rehabilitasi terkait adiksi NAPZA A. UU No.35/2009: pengertian narkoba

dr Syahrial Sp.KJ Gol I: Pengembangan Ilmu Pengetahuan, tidak


untuk terapi, ketergantuan kuat
Dalam Ilmu Kedokteran Psikiatri, Adiksi
meliputi: Gol II Pilihan terakhir untuk terapi,
- Adiksi terhadap zat (NAPZA) ketergantungan yang kuat tetapi kurang dari gol
- Adiksi perilaku (dalam 12 bulan terakhir)
I, (contoh: morfin, petidin, metadon).
NAPZA: bahan yang dapat mempengaruhi Gol III: sering untuk terapi, ketergantungannya
kondisi kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan perilakunya) serta dapat ringan (Codein)
menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologis
B. UU RI No.5/1997: Pengertian psikotropika
NAPZA: merupakan senyawa psikoaktif yang Gol I: Hanya untuk pengembangan ilmu
jika disalahgunakan berpotensi menyebabkan
masalah kesehatan dan sosial serta pengetahuan, tidak untuk terapi, ketergantu ngan
ketergantungan kuat (Estasy, Met-amfetamin, LSD)
Gol II: Bisa untuk terapi pilihan terapi,
Ketergantungan NAPZA dianggap sebagain
gangguan kronis yang dapat kambuh (chronic ketergantungannya kurang dari gol. I
Relapsing Disease) ditandai dengan usaha
mencari NAPZA kompulsif dan penggunaan (Amfetamin, Metil Fenidat/Ritalin, Metakualon)
terus menurus Gol III: Sering untuk terapi, ketergantungan

Jenis narkoba terbanyak dikonsumsi sedang (Fenobarbital, Flunitrazepam)


- Ganja Gol IV: Untuk terapi, ketergantungan ringan
- Sabu
- Ekstasi (Diazepam, Klobazam, Bromazepam)

NPS (New Psycoactive Substances), di Indonesia


teridentifikasi 77 NPS, 72 yang sudah di atur C. Zat adiktif lainnya: bahan atau zat yang
permenkes, 5 yang belum diatur permenkes mempengaruhi psikoaktif tubuh manusia di

Masalah besar yang dihadapi: Proxy War: luar narkotika dan psikotropika
contoh perdagangan gelap narkoba - Alkohol

Permasalah narkotika di Indonesia - Inhalasi: berupa senyawa anorganik


- Supply - Nikotin
- Demand
- Tembakau
Politik Hukum dalam menangani Permasalahan
Narkotika: Pasal 4 UU 35 Th. 2009
a) Ketersediaan narkotika sebagai Efek yang ditimbulkan NAPZA
pelayanan Kesehatan dan IPTEK 1. Gol Depresan (Downer):
b) Mencegah dan melindungi bangsa dari
penyalahgunaan narkotika Opioida/putaw/black heroin, brown sugar
c) Memberantas peredaran gelap narkotika (Morfin, Heroin, Codein) > penghilang rasa
d) Menjamin upaya rehabilitasi
sakit yang kuat, Sedative (penenang/anti
Eg: SUD + HIV/AIDS
cemas), Hipnotik (obat tidur)
2. Stimulan (Upper): Gangguan psikotik, terganggunya jiwa
seseorang dimana tidak bisa membedakan antara
Amphetamine tipe stimulant (Shabu, Ekstasi)
realita dan fantasi yang ditandai dengan RTA
dibagi dua: MDMA/Methilene Dioxy (Reality Testing Ability)
Metamphetamine/ektasi dan
Upaya Kuratif dan Rehabilitasi
metamphetamin/sabu (menggunakan botol
a) Rehabilitasi Medis NAPZA
kaca yang disebut dengan boong), kokain.
- Asesmen
3. Halusinogen: Canabis - Rencana rehabilitasi
- Program rehabilitasi rawat jalan
(ganja/cimeng/gelek/marijuana/grass/bhang/h
(simptomatik/ rumatan dalam jangka
asish ), LSD Panjang minimal 6 bulan bagi klien
ketergantungan opioida dengan
4. Alkohol
menggunkan sintesis agonis (metadon)
5. Sedatif atau agonis parsial (bufrenorfin)
- Program rehabilitasi rawat inap
6. Solvent/Inhalasi
Detoksifikasi NAPZA kurang lebih 2
7. LSD (Lysergic Acid) minggu contoh: cold Turkey
(mengurung pecandu), terapi substisusi
8. Kokain
terapi simptomatis
- Program pasca rehabilitasi
Tujuan penggunaan NAPZA: Fun, Forget/free,
Function

Tahapan penggunaan NAPZA


- Coba-coba
- Sosial dan rekreasi
- Situasional
- Penyalahgunaan
- Ketergantungan

Faktor yang mempengaruhi NAPZA


1. Biologi
2. Psikoedukatif
3. Sosiokultural
4. Spiritual

Konsekuensi Substance use disorder

Co-occuring disease: suatu kondisi individu


mengalami gangguan jiwa dan penggunaan
NAPZA artinya seorang individu mengakami
secara bersamaan penyakit utama dengan
penyertanya

Anda mungkin juga menyukai