Anda di halaman 1dari 34

Penyediaan Energi dan Kelelahan

Erdina Aldy Cahyono


20070805001
2020 B
ATP (Adenosine Triphosphate)

ATP adalah sumber energi langsung bagi semua kegiatan metabolisme di dalam sel. ATP disimpan
dalam otot rangka dalam jumlah terbatas, bila berkurang akan terus ditambah melalui persenyawaan
kimia dari zat-zat lain (diresintesis).
Pembentukan ATP
1. Sistem ATP-CP (sistem
fosfagen) 2. Sistem glikolisis anaerobik atau sistem
Resintesis ATP hanya berasal asam laktat. 3. Sistem oksigen (sistem aerobik)
dari senyawa kreatin fosfat (CP). Menyediakan ATP dari pemecahan Terdiri dari 2 bagian yaitu glikolisis
ATP-CP hanya mampu glukosa atau glikogen secara anaerobik. aerobik dan oksidasi piruvat. Kedua
menyediakan energi untuk Hanya mampu menyediakan energi untuk bagian ini menggunakan siklus krebs
aktivitas kurang dari 30 detik. aktivitas 30 – 90 detik. sebagai alur akhir bersama (final
comman pathway). Sistem ini
mampu menyediakan energi untuk
aktivitas lebih dari 3 menit.
Perhitungan Lama Olahraga dan
Sumber Energi (Fox, 1988)
Lingkup Waktu Pelaksanaan Sistem Energi Utama Contoh Olahraga

1 Kurang dari 30 detik ATP-CP Tolak peluru, lari 100m

2 30 detik ATP-CP-LA Lari 200m, 400m

3 90-180 detik LA dan aerobik Lari 800m, senam

4 Lebih 180 detik Aerobik Marathon, jogging


Perkiraan energi yang tersedia dalam tubuh
melalui sistem fosfagen (Fox, 1988)

ATP CP Total ATP+CP


1 Konsentrasi di otot
a. mM/Kg otot 4-6 15-17 19-23
b. mM seluruh otot 120-180 450-510 570-690
2 Energi yang dapat dipakai
a. Kcal/Kg otot 0.04-0.06 0.15-0.17 0.19-0.23
b. Kcal/seluruh otot 1.2-1.8 4.5-5.1 5.7-6.9
Sistem Fosfagen

Sistem fosfagen ini merupakan


sumber energi yang dapat
menghasilkan energi secara
cepat untuk bentuk olahraga Sistem fosfagen tidak tergantung pada
yang memerlukan energi besar reaksi kimia yang panjang, tidak
dalam waktu singkat. membutuhkan oksigen dan ATP-CP
tertimbun dalam kontraksi otot. Adenosine Difosfat (ADP) + Fosfat
Anorganik (Pi) + Energi menjadi
ATP (Adenosine Triphosphate).
Glikosis Anaerobik

Glikolisis anaerobik adalah NADH harus dioksidasi kembali


penguraian glikogen tanpa agar glikolisis tidak berhenti, jika
bantuan oksigen dan energi kekurangan oksigen maka NADH
dilepas untuk meresintesis ATP Sistem ini berjalan lambat karena bereaksi dengan asam piruvat dan
serta menghasilkan asam laktat. diperlukan 12 macam reaksi secara menghasilkan laktat.
berurutan.
Sistem Aerobik
Proses pembentukan ATP
menggunakan glukosa
(glikogen) melalui aerobik
Kondisi aerobik 1 mol glukosa dipecah
metabolisme melalui proses beta
sempurna menjadi karbondioksida (CO2)
oksidasi. Proses dapat terjadi jika
dan Air (H2O) serta mengeluarkan energi Reaksi aerobik terjadi dalam organ
oksigen dalam jaringan
yang cukup untuk meresintesis 38 mol sel yaitu mitokondria, karena
tercukupi.
ATP. mitokondria disebut pembangkit
energi (power house).
Sistem Aerobik
Sistem Energi
Respiratory Exchange Ratio
Respiratory exchange ratio (RER) adalah rasio antara jumlah karbondioksida (CO2) yang
diproduksi dalam metabolisme dan oksigen (O2) yang digunakan.

RER mendekati 0,7 menunjukkan bahwa lemak adalah sumber bahan bakar utama, nilai 1,0
menunjukkan karbohidrat sebagai sumber bahan bakar utama, dan nilai antara 0,7 dan 1,0
menunjukkan campuran lemak dan karbohidrat.

Untuk setiap L oksigen yang dikonsumsi, energi yang dihasilkan karbohidrat adalah 5,05 kcal/L dan
lemak adalah 4,69 kcal/L.
Keterbatasan Kalorimetri Tidak Langsung
Teori kalorimetri tidak langsung adalah bila makanan dioksidasi dan menghasilkan panas di dalam tubuh, proporsi jumlah
oksigen yang digunakan dan karbondioksida yang dihasilkan sebanding dengan jumlah panas/energi yang dikeluarkan.
Salah satu cara untuk menghitung kalorimetri tidak langsung adalah melalui RER (Raspiratory Exchange Ratio).

Kelemahan RER sebagai berikut :

Penggunaan RER dapat menyebabkan ketidakakuratan, karena N2 dalam protein tidak dapat dimetabolisme.

Penumpukan laktat akan meningkatkan CO2 yang ada di paru akan meningkat.

Produksi glukosa dari katabolisme asam amino dan lemak di hati menyebabkan RER kurang 0,7 .
Pengukuran Metabolisme Energi Lewat Isotop

Pengukuran isotop yang dimaksud


menggunakan doubly labeled water yang
artinya subjek meminum hidrogen dan Hidrogen hilang dari dalam tubuh sebagai air,
oksigen sebagai tracer atau menginfus sedangkan oksigen menghilang ke dalam
isotop kedalam tubuh dan memantau air/bikarbonat. Perbedaan laju pengeluaran
distribusi maupun pergerakannya. kedua tracer menunjukkan laju produksi
karbondioksida. Dengan diketahui oksidasi
bahan campuran ini maka pengeluaran energi
dapat dihitung.
Basal Metabolic Rate
Basal metabolic rate (BMR) adalah energi yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi normal tubuh dan
homeostasis pada kondisi istirahat. BMR menunjukkan jumlah energi minimal yang diperlukan untuk
hidup.

Nilai BMR dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktifitas hormon, suhu tubuh, ukuran tubuh
dan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh dan faktor genetik.

Menurut rumus harris dan benedict sebagai berikut :


•BMR Pria = 66,5 + (13,7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x usia)
•BMR Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x usia)
Metabolisme Saat Latihan Submaksimal

Metabolisme meningkat secara Latihan submaksimal yang lama Permulaan latihan submaksimal
proporsional sesuai dengan menggunakan sumber utama ATP dari menggunakan sistem fosfagen dan
meningkatnya intensitas latihan. sistem aerobik. glikolisis anaerobik tetapi jika
oksigen telah mencapai (stady state)
sedikit laktat yang tertimbun selama
kekurangan oksigen akan tetap relatif
konstan hingga akhir latihan.
Kapasitas Aerobik maksimal
 Dapat dikatakan sudah mencapai VO2max yaitu batas maksimal kemampuannya untuk
mengkonsumsi oksigen, yang disebut juga maximal oxygen uptake.
 VO2max dianggap sebagai ukuran daya tahan kardiorespirasi/aerobic fitness.
 Ukuran tubuh mempengaruhi VO2max maka nilai VO2max sering diungkap dalam ml
O2/kgbb/menit sebagai ukuran relatif. VO2max juga dipengaruhi besar lemak maka
diungkap sebagai ml O2/kgbb FFM/men. FFM adalah Fat Free Mass, berat tubuh dikurangi
lemak. Berat lemak didapatkan dari perhitungan prosentase lemak tubuh dikalikan berat
badan.
Usaha Anaerobik dan
Kapasitas Maksimal
Anaerobik

Ada dua cara untuk memperkirakan usaha


anaerobik yaitu melalui EPOC (Excess
Postexercise Oxygen Consumption) dan
Lactate Threshold (Ambang Laktat)
Excess Postexercise Oxygen Consumption (EPOC)

EPOC merupakan peningkatan asupan EPOC adalah kondisi di mana tubuh


oksigen yang terukur setelah aktivitas berat berusaha mengembalikan oksigen yang
serta menjelaskan atau mencoba mengukur telah hilang selama kita berolahraga
pengeluaran energi anaerobik, terutama untuk bisa kembali ke mode "normal"
(cooling down). Selama proses
yang berkaitan dengan metabolisme asam pengembalian oksigen tersebut,
laktat. metabolisme kita akan meningkat selama
periode tertentu.
Lactate Threshold (Ambang Laktat)

Ambang laktat didefinisikan


sebagai titik dimana laktat
darah mulai menumpuk Ambang laktat menunjukkan adanya
diatas konsentrasi istirahat. pergeseran metabolisme ke arah
anaerobic glycolisis yang akhirnya Persentase VO2max tinggi
adalah laktat, oleh karena itu mencerminkan ambang laktat
peningkatan laktat secara tiba-tiba tinggi.
seiring dengan meningkatnya beban
latihan disebut anaerobic threshold.
Video Lactate Threshold
Penggunaan Energi untuk Keperluan yang Bervariasi

 Jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas yang berbeda akan bervariasi sesuai
intensitas dan jenis olahraganya.
 Keperluan energi suatu aktivitas telah ditentukan melalui monitoring konsumsi
oksigen untuk ditentukan rata-rata kebutuhan oksigen/unit waktu, dari sini dapat
dihitung kalori yang diperlukan per-menit.
 Faktor yang mempengaruhi keperluan energi adalah intensitas aktivitas, umur, sex,
ukuran tubuh, berat badan dan komposisi tubuh.
Kelelahan dan Penyebabnya

Kelelahan didefinisikan sebagai berkurangnya kinerja otot dibarengi sensasi rasa lelah. Kelelahan bisa
dikatakan ketidakmampuan untuk mempertahankan power output otot.

Kelelahan adalah fenomena kompleks, dapat disebabkan karena :

1. Masalah dengan penyediaan energi seperti ATP-PC, glikolisa anaerobik.


2. Akumulasi hasil produk seperti ion hidrogen, asam laktat.
3. Kegagalan mekanik otot untuk melakukan kontraksi.
4. Perubahan sistem saraf.
Kelelahan
Kehabisan Phosphocreatin
 Phosphocreatin (PCr) dipakai untuk kerja anaerobik untuk membangun kembali ATP.
 Phosphocreatin memainkan peran yang sangat penting dalam jaringan yang memiliki
kebutuhan energi yang tinggi dan berfluktuasi seperti otot dan otak.
 Bila PCr habis maka kemampuan untuk segera menggati ATP akan mengalami hambatan.
Pada saat kelelahan PCr maupun ATP habis. Sistem ATP-PCr kurang mampu mengganti
ATP yang terpakai.
Kehabisan Glikogen

Konsentrasi ATP otot dipertahankan melalui pembongkaran glikogen otot, baik secara aerobik maupun
secara anaerobik. Untuk latihan yang memakan waktu beberapa detik glikogen menjadi sumber utama
energi untuk mengganti ATP, tetapi cadangan glikogen terbatas dan cepat habis. Jika glikogen cepat
habis maka pembuatan ATP akan terhambat.
Glikogen dan Serat otot yang berbeda

 Habisnya glikogen tergantung jenis serat mana yang digunakan untuk olahraga.
 Tipe serat otot tubuh manusia terdiri dari dua warna, yaitu serat otot merah (tipe I/slow twitch)
dan serat otot putih (tipe II/fast twitch). Serat otot merah mengandung kaya akan myoglobin yang
berfungsi untuk mengangkut oksigen, sedangkan serat otot putih hanya sedikit mengandung
myoglobin.
 Tipe I untuk jenis olahraga yang lama atau menggunakan daya tahan, sedangkan tipe II untuk
jenis olahraga yang cepat seperti sprint 100m
Glikogen dan glukosa darah

 Glikogen tidak cukup untuk menyediakan karbohidrat untuk beberapa jam. Glukosa yang
disediakan hati ke otot menjadi sumbangan energi yang besar. Hati membongkar cadangan
glikogen untuk menyediakan glukosa darah yang cukup.
 Cadangan glikogen hati terbatas, sehingga kadar glukosa darah turun apabila permintaan melebihi
penyediaan.
 Habisnya glikogen tidak berpengaruh langsung kepada kelelahan tetapi tahapan pertama dalam
reaksi kelelahan.
Hasil sampingan
metabolisme dan kelelahan

Hasil sampingan metabolisme menjadi


faktor yang menyumbang terjadinya
kelelahan. Umpamanya melalui suhu, asam
laktat dan ion hidrogen.
Suhu dan Kelelahan
 Penggunaan energi akan memproduksi panas dan sebagian di tahan dalam tubuh, sehingga
menyebabkan keseimbang suhu tubuh naik.
 Latihan dalam suasana panas dapat meningkatkan metabolisme karbohidrat dan mempercepat
habisnya glikogen.
 Kelelahan panas (Heat exhaustion) disebabkan karena keluar keringat yang banyak dan lama
dalam lingkungan panas.
Asam laktat, ion hidrogen dan kelelahan

 Laktat dan hidrogen diproduksi di otot, kemudian berdifusi keluar sel. Lalu diencerkan
oleh cairan jaringan dan masuk ke darah untuk dikirim ke tempat lain di tubuh yang
dimetabolisir.
 Peningkatan kadar asam laktat dapat menyebabkan menurunnya pH yang dapat
mempengaruhi kinerja fisik sehingga dapat menimbulkan kelelahan.
 Penumpukan asam laktat dan ion hidrogen bisa menyebabkan kelelahan
Kelelahan Neuromuskuler
Kelelalahan bisa diakibatkan oleh ketidakmampuan
untuk mengaktivasi serat otot yang berarti sistem
saraf. Ada dua kemungkinan penyebab kelelahan
neuromuskuler yaitu di transmisinya atau di susunan
saraf pusat.
Transmisi Saraf

Kelelahan dapat terjadi di neuromuskular junction dengan sebab sebagai berikut :


1. Menurunnya pelepasan acetylcholine, transmitter yang merelai impulse dari saraf
ke otot.
2. Cholinesterase menjadi hiperaktif sehingga jumlah acetylcholine tidak cukup untuk
memulai aksi.
3. Cholinesterase hipoaktif sehingga ach menumpuk dan menghambat relaksasi.
4. Ambang membran otot lebih tinggi untuk dirangsang motor neuron.
5. Kalium/Pottasium keluar dari sel sehingga potensial membrane tinggal setengah.
6. Retensi kalsium di sarcoplasmic reticulum. Habisnya pcr dan menumpuknya laktat
bisa meningkatkan penumpukan kalsium di sarcoplasmic reticulum.
Susunan Saraf Pusat

 Saraf pusat memiliki peran dalam hal kelelahan, karena pada saat kelelahan sistem
saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot –otot yang bersangakuatan.
 Sistem saraf pusat yaitu otot dan sumsum tulang belakang untuk menimbulkan
rangsangan maupun mengahantar rangsangan.
 Tempat bertemunya saraf dan otot (neuromuscular junction) tidak dapat
menghantarkan impuls dari saraf motor ke otot jadi mekanisme kontraksi yang
tidak dapat mengeluarkan tenaga.
Matur Suwun!

Anda mungkin juga menyukai