Anda di halaman 1dari 3

AEROBIK ANAEROB

Kata-kata anaerobik dan aerobik keduanya kata sifat berdasarkan akar "aero,"
yang berarti udara. Mereka dapat digunakan untuk menggambarkan setiap
lingkungan atau kegiatan berdasarkan ada atau tidak adanya oksigen, namun
yang paling sering digunakan dalam referensi untuk respirasi dan olahraga.

Anaerobik mengacu pada adanya oksigen. Dalam hal olahraga, aktivitas


anaerobik, seperti angkat besi, membangun otot melalui ledakan singkat
kekuatan. Latihan intensitas tinggi dapat memaksa tubuh dalam keadaan
anaerob.

Aerobik mengacu pada oksigen kehadiran. Dalam hal olahraga, aktivitas aerobik,
seperti jogging atau berenang, meningkatkan denyut jantung dan pernapasan,
karena itu membangun daya tahan. Selama latihan aerobik, tubuh mengubah
oksigen menjadi energi.

Perbedaan Anaerobik dan Aerobik


Aktivitas aerobik menggunakan oksigen untuk
membakar karbohidrat dan lemak untuk energi
sementara aktivitas anaerobik hanya membakar
karbohidrat untuk menghasilkan energi. Ada juga perbedaan
antara aerobik dan anaerobik respirasi. Kebanyakan sel
menggunakan respirasi aerobik, yang
melibatkan oksigen. Sel-sel lain, seperti bakteri
atau penggunaan ragi respirasi anaerobik.

Perbedaan utama antara latihan aerobik dengan anaerobik terletak pada


keterlibatan oksigen dalam produksi energi. Aerobik berarti proses produksi
energi memerlukan oksigen sedangkan pada anaerobik produksi energi
dilakukan tanpa menggunakan oksigen.
Latihan aerobik umumnya dilakukan pada intensitas sedang dalam durasi waktu
yang cukup panjang. Latihan aerobik akan meningkatkan konsumsi oksigen
keseluruhan oleh tubuh sekaligus meningkatkan metabolisme tubuh.
Contoh jenis latihan aerobik termasuk joging, bersepeda, basket, sepakbola, dll.
Latihan anaerobik, di sisi lain, terjadi ketika kebutuhan energi tubuh melebihi
yang disediakan oleh pernapasan sehingga tubuh dipaksa bekerja tanpa oksigen.
Karena berada dalam kondisi tanpa oksigen, latihan ini hanya bisa dilakukan
dalam jangka waktu pendek. Latihan anaerobik meliputi sprint jarak dekat,
angkat beban, dll.
Latihan Aerobik Vs. Anaerobik
Meskipun menjadi komponen paling penting, oksigen bukanlah satu-satunya titik
perbedaan antara latihan aerobik dan anaerobik.

Latihan aerobik merupakan latihan dengan intensitas sedang yang dilakukan


dalam durasi yang lama (berlangsung selama sekitar 20 menit). Di sisi lain,
latihan anaerobik adalah latihan intensitas tinggi yang dilakukan dalam durasi
singkat (berlangsung selama sekitar 2-3 menit). Latihan aerobik yang dilakukan
dengan durasi yang lebih lama membutuhkan daya tahan lebih tinggi
dibandingkan dengan latihan anaerobik.
Meskipun kedua jenis latihan tersebut menghasilkan energi melalui proses
glikolisis, yaitu konversi glukosa menjadi piruvat, terdapat perbedaan pada
substansi yang digunakan untuk memecah glukosa.
Dalam latihan aerobik, oksigen digunakan untuk memecah glukosa, sedangkan
pada latihan anaerobik, phosphocreatine digunakan untuk memecah glukosa.
Latihan aerobik berfungsi memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam
tubuh.
Latihan ini membantu mengurangi tekanan darah dan membakar lemak.
Latihan anaerobik, di sisi lain, membantu meningkatkan kekuatan dan massa
otot.
Latihan ini membantu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan laju metabolisme
tubuh.
Sisi minus latihan aerobik adalah kecenderungannya untuk mengurangi massa
tubuh dan kekuatan seorang individu.
Dibanding latihan anaerobik, banyak orang beranggapan bahwa latihan aerobik
lebih efektif untuk menurunkan berat badan.
Latihan kardiovaskular, seperti jogging dan skipping, memang membantu
menurunkan berat badan, namun latihan anaerobik memiliki kelebihan tetap
membakar lemak bahkan ketika tubuh sedang beristirahat. Lebih penting lagi,
latihan anaerobik juga berfungsi membangun massa otot yang dalam prosesnya
juga membakar sejumlah besar kalori.
Namun, hal ini tidak berarti latihan anaerobik selalu lebih baik dibandingkan
latihan aerobik. Misalnya, seseorang yang menderita sakit punggung harus
memilih latihan aerobik karena latihan anaerobik seperti angkat beban dapat
memperburuk nyeri punggung.
Pilihan terbaik akhirnya tergantung pada kondisi fisik dan tingkat kebugaran
seseorang.[]

Kemampuan kontraksi otot bergantung pada energi yang yang disediakan oleh
ATP, Jumlah ATP yang tersedia dalam otot, bahkan otot yang terlatih dengan
baik, hanya cukup mempertahankan daya otot yang maksimal selama kira-kira 3
detik. Untuk itu dibutuhkan sistem metabolisme agar ATP tetap terbentuk.
Terdapat 3 sistem metabolik dasar yang berkaitan dengan durasi aktivitas otot,
yaitu:
a. Sistem fosfagen Energi yang dihasilkan sistem fosfagen merupakan gabungan
dari 2 proses. Oleh sebab itu, energi yang dihasilkan sistem ini sangat
besar.7,11,12 Proses pertama adalah pemecahan fosfokreatin menjadi ion fosfat
dan kreatin. Saat proses pemecahan, dilepaskan energi dalam jumlah besar yang
berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi. Energi hasil pemecahan fosfokreatin
lebih banyak dibandingkan ATP.7,11 Pada proses kedua, fosfokreatin membentuk
ikatan fosfat berenergi tinggi yang mengubah AMP dan ADP menjadi ATP. Setelah
itu terjadi pelepasan energi yang disimpan dalam ATP.7,11
b. Sistem glikogen-asam laktat
Sistem glikogen-asam laktat terdiri dari dua tahap yaitu glikolisis dan oksidatif.
Prinsipnya, glikogen otot dipecah menjadi glukosa yang kemudian akan
digunakan sebagai sumber energi.7 Tahap glikolisis merupakan metabolisme
anaerobik. Selama tahap ini setiap molekul glukosa dipecah menjadi 2 molekul
asam piruvat disertai pelepasan energi untuk membentuk 4 molekul ATP dari tiap
molekul glukosa.7,11,12 Tahap oksidatif dimulai dengan masuknya asam piruvat
ke dalam mitokondria sel otot. Asam piruvat bereaksi dengan oksigen untuk
membentuk lebih banyak molekul ATP. Jika jumlah oksigen tidak mencukupi
untuk melangsungkan tahap oksidatif, sebagian besar asam piruvat akan diubah
menjadi asam laktat. Asam laktat kemudian berdifusi dari sel otot ke cairan
intersisial untuk mengubah AMP menjadi ADP untuk selanjutnya diubah menjadi
ATP.7,11,12
c. Sistem aerobik
Pada sistem aerobik terjadi proses oksidasi glukosa, asam lemak, dan asam
amino dalam makanan di mitokondria untuk menghasilkan energi. Bahan
makanan tersebut akan berikatan dengan oksigen untuk mengubah AMP dan
ADP menjadi ATP.7,11 Berikut merupakan perbandingan suplai energi dan
ketahanan tiap sistem metabolik:7,12 Tabel 1. Kecepatan Pembentukan Daya
Maksimum dan Ketahanan tiap Sistem Metabolisme Otot Sistem Metabolik ATP
per Menit Waktu Sistem fosfagen 4 8-10 detik Sistem glikogen-asam laktat 2.5
1.3-1.6 menit Sistem aerob 1 Tidak terbatas (selama nutrisi tersedia) Dapat
dilihat bahwa sistem fosfagen digunakan untuk otot dengan daya ledak selama
beberapa detik dan sistem aerobik diperlukan untuk aktivitas yang lama.
Sedangkan sistem glikogenasam laktat dapat menghasilkan energi tambahan
dalam jangka waktu menengah.

Anda mungkin juga menyukai