GIZI OLAHRAGA
“OLAHRAGA AEROB”
Disusun Oleh :
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah
a. Apa pengertian olahraga aerob?
b. Bagaimana tahapan pengaturan makanan olahraga aerob
c. Bagaimana makanan pertandingan atlet?
d. Bagaimana menu makanan bagi atlet?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui pengertian olahraga aerob
b. Untuk mengetahui tahapan pengaturan makanan olahraga aerob
c. Untuk mengetahui makanan pertandingan atlet
d. Untuk mengetahui menu makanan bagi atlet
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah
Memberikan pengetahuan mahasiswa mengenai gizi olahraga
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pertandingan.
Pengaturan makanan atlet sebelum, selama, saat pertandingan perlu
dilakukan, terutama untuk atlet yang bertanding lebih dari 60 menit.
4. Transisi
Pengaturan makanan atlet setelah masa pertandingan berlalu dimaksudkan
untuk memulihkan kondisi fisik atlet dan mengisi kembali cadangan
glikogen yang habis setelah dipakai dalam pertandingan.
C. Pengaturan Makanan Pertandingan
1. Sebelum pertandingan (persiapan pertandingan)
Makanan yang dikonsumsi sebelum bertanding harus menyediakan
karbohidrat yang dapat meningkatkan dan mempertahankan kadar gula darah
tanpa mengeluarkan insulin secara drastis. Secara teoritis halini dapat dicapai
dengan mengoptimalkan baik glukosa maupun lemak sebagai sumber energi.
Pemberianmakanan sumber karbohidrat sebelum bertanding
akanmeningkatkan kadar gula darah dan kebutuhan insulin,sehingga dapat
menyebabkan hipoglikemia pada awal pertandingan yang menyebabkan
kelelahan lebih cepat. Peningkatan pengeluaran insulin juga menyebabkan
penurunan penguraian lemak sehingga meningkatkan ketergantungan pada
glikogen otot selama pertandingan berlangsung.Agar efek hipoglikemia awal
pertandingan tidak mengganggu performan atlet maka perlu diperhatikan
pemberian makan yang tepat untuk atlet baik jenis bahan pangan maupun
waktu pemberian. Ada beberapa petunjuk yang dapai digunakan dalam
pengaturan makan atlet sebelum pertandingan, yaitu:
a. 3 jam sebelum tanding atlet dianjurkan makanmenu ringan, tinggi
karbohidrat terutama denganindeks glikemik rendah, cukup protein,
rendahlemak, tidak bergas dan mudah cerna
b. Diusahakan tidak memberikan makanan sumberglukosa 30 menit atau
kurang sebelum pertandingan berlangsung. Hal ini akan menye-
babkanhipoglikemia.
c. Bagi atlet yang gugup dan cemas berikanmakanan cair
d. Untuk olahraga endurens/daya tahan dapatdiberikan diet khusus
(carbohidrat loading)beberapa hari (1minggu) sebelum bertanding.
4. Pemulihan (Transisi)
Masa pemulihan dapat diartikan sebagai masa pemulihan beberapa hari
setelah bertanding.Pengaturan makan mengikuti tatalaksana setelah
bertanding.Dalam suatu program latihan, masaini disebut sebagai masa
istirahat aktif.Meskipunintensitas latihan menurun atlet harus tetap menjaga
kondisi fisiknya.Kebutuhan energi harus disesuaikan dengan aktivitas yang
dilakukan sehari-hari.Ada kalanyapada masa ini atlet sudah tidak berada
dipemusatan latihan.Dalam hal ini atlet harus tetap mempertahankan
kebiasaan makan yang sudah terpola seperti dipemusatan latihan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Kebutuhan energi harus disesuaikan dengan aktifitas yang dilakukan
b. Gizi seimbang dan bervariasi
c. Tetap mengontrol berat badan agar selalu dalambatas-batas yang ideal
d. Bila status gizi menurun dapat digunakan susunan pola hidangan
peningkatan gizi. Bila status gizi tetap terpelihara digunakan susunan
pola hidangan pemeliharaan status gizi
2. Kebutuhan Protein
Kebutuhan akan protein bervariasi antar atlet. Menurut Angka
Kecukupan Konsumsi Zat-zat Gizi, seseorang membutuhkan 1 g protein
per kg berat badan, tetapi ada atlet yang membutuhkan lebih banyak,
misalnya seorang pelari yang sedang berlatih intensif, atau seseorang yang
sedang berdiit yang mengkonsumsi rendah kalori, atau seorang pemula
yang baru mulai berlatih.
Macam Atlet Gram protein/kg BB
Atlet berlatih ringan 1,0
Atlet yang rutin berlatih 1,2
Atlet remaja (sedang tumbuh) 1,5
Atlet yang memerlukan otot 1,5
3. Kebutuhan Lemak
Atlet olahraga aerob, penggunaan energi sebagian besar berasal
dari lemak. Akan tetapi pada awal dan akhir melakukan olahraga
endurance kebanyakan energi berasal dari glukosa dan glikogen. Hal ini
mengakibatkan cadangan glikogen di dalam otot dan juga hati berkurang.
Atlet juga dianjurkan untuk membatasi konsumsi lemak berlebihan
karena alasan-alasan lain. Hal ini dimaksudkan agar atlet mengkonsumsi
karbohidrat yang adekwat agar supaya penggantian glikogen otot dan hati
berlangsung dengan baik. Pengosongan lambung menjadi lambat akibat
mengkonsumsi lemak yang berlebihan sehingga perut terasa penuh. Rasa
kenyang dan penuh yang terjadi akibat makan lemak yang berlebihan
dapat mengurangi konsumsi karbohidrat yang adekwat.
Anjuran untuk seorang atlet dalam konsumsi lemak yaitu kurangi
konsumsi lemak secara berlebihan dan tidak lebih dari 30% total energi.
Setiap makanan tidak harus digoreng, tetapi dibakar atau direbus. Atlet
juga dianjurkan untuk mengkonsumsi kolesterol tidak melebihi 300 mg
per hari.
Minyak atau lemak yang ditambahkan pada makanan seperti
mentega pada roti, cream saus harus dikurangi jumlahnya dalam menu
makanan atlet. Pilih daging tidak berlemak dan ayam tidak berlemak serta
kupaslah kulit ayam. Beberapa makanan yang khusus mempunyai kadar
lemak dan kolesterol yang tinggi, misalnya coklat, cake, ice-cream,
keripik, dan juga jeroan, sop kaki, sop buntut, harus dihindari.
4. Kebutuhan Air dan Elektrolit
Pada keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas
fisik minimal serta tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa
membutuhkan air sebanyak 1500 –2000 ml sehari. Sumber air untuk
kebutuhan tubuh biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan,
minuman dan baverage.
Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh
peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang
sedikit.
a. Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk
keringat saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh
terhadap olahraga.
b. Defisit air 3% sampai dengan 10% dari berat badan selama mengikuti
olahraga menyebabkan penurunan prestasi olahraga, meningkatkan
risiko cedera, serta berbahaya untuk atlet.
Penggantian air yang adekwat selama berolahraga sangat penting
untuk memelihara penampilan yang optimal dan memelihara kesehatan.
Minumlah air 30 – 60 menit sebelum bertanding sebanyak 150 –250 ml.
Air dingin kira-kira 10 o C lebih baik dari pada air hangat. Oleh karena air
dingin lebih cepat diserap oleh usus, sehingga waktu pengosongan
lambung lebih cepat. Pemberian air dalam jumlah yang sama dianjurkan
pada atlet saat beristirahat diantara pertandingan. Selama bertanding, atlet
dianjurkan minum secara teratur setiap 10 – 15 menit sebanyak 150 – 250
ml air dingin. Segera setelah bertanding, pemberian minuman ditujukan
untuk mengganti cairan yang hilang dan mendinginkan tubuh. Atlet
setelah pertandingan harus segera minum air dingin sebanyak 150 – 250
ml. Selanjutnya atlet dapat minum air yang mengandung karbohidrat,
elektrolit dan mineral serta vitamin.
Sodium merupakan kation yang terbanyak di dalam cairan ekstra
sel dan bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolalitas cairan
ekstra sel. Asupan sodium berkisar antara 3 – 8 gram (130-250 meq) per
hari. Makanan sumber utama sodium adalah garam dapur. Selain itu
sodium banyak didapat pada keju dan makanan olahan lainnya.
Potasium merupakan kation terpenting di dalam cairan intra sel.
Asupan potasium berkisar antara 2 – 6 gram (50- 150 meq) per hari.
Makanan sumber utama potasium adalah daging, buah-buahan. Secara
umum potasium banyak terdapat pada pisang, orange juice.
Sodium hilang terutama melalui keringat yang berlebihan. Oleh
karena itu atlet yang mengalami pengeluaran keringat yang sangat banyak
harus diperhatikan penggantian sodium. Hiponatremi yang terjadi pada
atlet dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot sehingga
berpengaruh terhadap prestasi olahraga.
Potasium yang hilang melalui keringat jumlahnya sangat sedikit.
Potasium yang disimpan di dalam sel tubuh jumlahnya sangat banyak dan
tidak terpangaruh oleh hilangnya potasium melalui keringat. Beberapa
ahli percaya bahwa kehilangan potasium dalam keringat akan
mempengaruhi prestasi olahraga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Olahraga aerobik berupa olahraga yang diadakan di dalam ruangan,
melakukan gerakan-gerakan senam, atau pun menggunakan alat-alat olahraga.
Olahraga aerobik olahraga yang memerlukan banyak oksigen, melibatkan
banyak otot-otot besar, dan dilakukan dengan intensitas yang rendah dalam
kurun waktu yang cukup lama.
Tahapan pengaturan makanan olahraga aerobik:
● Perbaikan status gizi
● Pemeliharaan status gizi
● Pertandingan
● Transisi
Ada 4 tahapan dalam pengaturan makanan pertandingan yaitu
● Sebelum pertandingan (persiapan pertandingan)
● Makanan selama pertandingan berlangsung (saat)
● Makanan setelah bertanding
● Pemulihan (Transisi)
Tahapan dalam pengaturan Menu yang baik yaitu
● Harus cukup mengandung zat-zat gizi, sehingga memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
● Dapat menimbulkan selera.
● Harus dikombinasikan dengan baik antara rasa,warna, jenis hidangan.
● Ada pergantian menu setiap hari.
Dalam pembinaan prestasi atlet diperlukan proses yang panjang dan
kontinyu. Banyak faktor yangmempengaruhi prestasi seorang atlet antara
lainkemampuan fisik, psikologis dalam diri atlet, keterampilanfisik, bakan
yang didapat sejak lahir dan program latihanyang mantap, masalah kesehatan,
gizi dan penyediaan makan yang adekuat.
Pengaturan makanan bagi atlet merupakan factor yang penting dalam
mencapai prestasi optimal.Makanan yang memenuhi syarat gizi seimbang
memegang peranan vital bila atlet ingin mendapatkan prestasi maksimal.
Bahkan dengan kombinasi yang baik antara atlet yang berbakat, teknik latihan
dan pelatih terbaik, namun makanan yang tidak memnuhi syarat dan gizi tidak
seimbang tidak mungkin atlet dapat berprestasi secara maksimal.
B. SARAN
Perlunya pengaturan makanan yang baik bagi atlet untuk mencapai
prestasi optimal.
DAFTAR PUSTAKA