DINI NURHUDA
13190200001
2019
PENDAHULUAN
Sejarah perkembagan olahraga renang sudah dimulai sejak dahulu kala, dari peninggalan-
peninggalan mesir kuno berupa hieroglyph menggambarkan kegiatan berenang yaitu sekitar
tahun 3000 sebelum masehi. Perkembangan renang mulai menunjukkan peningkatan yang
pesat pada tahun 1908 setelah berdirinya badan perserikatan renang internasional dengan nama
Federation Internationale de Natation (FINA) di London. Sejak saat itu, dipertandingkan pada
event tingkat internasional maupun regional seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, dan
kejuaraan renang yang lainnya. Di Indonesia renang mulai berkembang dengan pesat setelah
terbentuknya Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 24 Maret 1951.
PBSI diterima sebagai anggota FINA dan International Olypic Comittee (IOC) pada tahun
1952. Pada tahun 1957 bersamaan dengan diselenggarakannya PON (Pekan Olahraga Nasional)
IV di Makasar, PBSI berubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) (Roeswan
dan Soekarno, 1979: 1-13).
Olahraga renang merupakan salah satu cabang olahraga kelompok dan perorangan dari
kelompok olahraga air aquatik. Cabang olahraga ini mempunyai 4 gaya yaitu gaya crawl, gaya
dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Renang tidak hanya untuk tugas ketentaraan dan
untuk mencukupi kebutuhan hidup, namun sekarang renang mempunyai tujuan yang
bermacam-macam antara lain untuk olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga
rehabilitasi, dan olahraga prestasi.
Renang merupakan suatu keterampilan, dimana renang sebagai bentuk usaha untuk
mempertahankan diri di air, dengan kata lain ialah mempertahankan diri agar tidak tenggelam.
Dengan melihat kenyataan yang demikian, maka olahraga renang perlu dikuasai oleh semua
kalangan, baik anak-anak maupun dewasa.
2. Lemak
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alcohol organic
yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperature biasa
disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat,
lemak tersusun atas molekul : Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O2) dengan jumlah
atom lebih banyak, misalnya stearin (C57H10O6). Berbeda dengan karbohidrat ataupun
protein, lemak memiliki sifat-sifat unik, yaitu :
Mengapung pada permukaan air
Tidak larut dalam air
Mencair pada suhu tertentu
Melarutkan vitamin, A,D,E,dan K
Manfaat lemak dalam tubuh adalah :
a. Sebagai sumber energi: 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori
b. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
c. Memperlama rasa kenyang
3. Protein
Berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial
tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi,
mengangkut zat-zat gizi, dan sumber energi. Secara tradisional, atlet diharuskan makan
lebih banyak daging, telur, ikan, ayam, dan bahan makanan sumber protein lainnya, karena
menurut teori, protein akan membentuk otot yang dibutuhkan atlet. Hasil penelitian
mutakhir membuktikan bahwa bukan ekstra protein yang membentuk otot, melainkan
latihan. Latihan yang intensif yang membentuk otot. Untuk membangun dan memperkuat
otot, anda harus memasukkan latihan resistan seperti angkat besi di dalam program latihan.
Makanan yang terbaik untuk atlet harus mensuplai cukup protein tetapi tidak berlebihan
untuk keperluan perkembangan dan perbaikan jaringan otot yang aus, produksi hormon,
dan mengganti sel-sel darah merah yang mati dengan yang baru. (Sumber : Sabar Surbakti:
Asupan Bahan Makanan Dan Gizi Bagi Atlet Renang).
Seringkali atlet mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, sehingga
mereka mendapatkan dobel dari kebutuhannya. Kebutuhan protein dapat ditentukan
dengan cara menghitung jumlah nitrogen yang dikeluarkan melalui urine. Kebutuhan
protein untuk seorang atlet yang masih aktif berlatih, sedikit meningkat, mencapai 1-1,2
g/kg BB/hari. Atlet dari olahraga yang memerlukan kekuatan dan kecepatan perlu
mengkonsumsi 1.2-1.7 gram protein/Kg BB/hari (kurang lebih 100-212% dari yang
dianjurkan) dan atlet endurance memerlukan protein 1.2-1.4 gram/KgBB/hari (100-175%
dari anjuran). Jumlah protein tersebut dapat diperoleh dari diet yang mengandung 12-15%
protein.
4. Vitamin
Dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai biokatalisator yakni berperan untuk memperlancar
reaksi-reaksi dalam tubuh, misalnya vitamin B6 membantu pemecahan asam amino
menjadi glokogen. Setiap vitamin mempunyai fungsi khusus. Walaupun demikian
beberapa vitamin dapat berperan bersama-sama dalam mengatur fungsi tubuh.
5. Mineral
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu
reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih
4% berat tubuh terdiri dari mineral.
6. Air
Berfungsi sebagai pelarut mineral, vitamin, asam amino, dan glukosa agar mudah diserap
oleh tubuh. Membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel tubuh. Meningkatkan metabolisme
sel, mengeluarkan zat yang tidak berguna dalam tubuh.
2. Periode Pertandingan
Memasuki tahap pertandingan baik kondisi fisik dan mental sudah mencapai kondisi yang
sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan, seluruh aktifitas atlet difokuskan pada kegiatan
pertandingan yang tahapnya dapat berlangsung satu hari sampai kegiatan beberapa hari berturut-
turut.
a. Basal Metabolisme
Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh
sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi
vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut
jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh. Metabolisme basal
ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna. Pengukuran
metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam
(keadaan postabsorptive). Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf
metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf metabolisme basal, oleh karena
selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini ialah suatu
kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas.
Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan
komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres. Orang dengan berat badan yang besar dan
proporsi lemak yang sedikit mempunyai Metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang
yang mempunyai berat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang
dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai Metabolisme basal
yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak
sedikit.
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga
mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal
lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat bertanding
menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi
hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.
Tabel 1. BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan
Jenis Berat badan 10 – 18 th Energi(kalori) 30 – 60 th
kelamin (kg) 18 – 30 th
Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1899
c. Aktifitas fisik
Setiap aktifitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktifitas fisik berupa aktifitas
rutin sehari-hari, misalnya membaca, pergi ke sekolah, bekerja sebagai karyawati kantor. Besarnya
energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas fisik.
Tabel 3 : Faktor aktifitas fisik (perkalian dengan BMR)
Tingkat aktifitas Laki-laki Perempuan
Istirahat di tempat tidur 1,2 1,2
Kerja sangat ringan 1,4 1,4
Kerja ringan 1,5 1,5
Kerja ringan – sedang 1,7 1,6
Kerja sedang 1,8 1,7
Kerja berat 2,1 1,8
Kerja berat sekali 2,3 2,0
Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga
aerobik maupun olahraga anaerobik. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis,
intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.
Tabel 4.Kebutuhan energi berdasarkan aktifitas olahraga (kal/mnt)
Aktifitas Olahraga Berat Badan (kg)
50 60 70 80 90
Renang : – gaya bebas 8 10 11 12 14
– gaya punggung 9 10 12 13 15
– gaya dada 8 10 11 13 15
Pertumbuhan
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan penambahan energi.
Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh.
Tabel 5. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kalori/hari)
Jenis kelamin anak Umur Tambahan energy
Cara ini dapat meningkatkan simpanan glikogen dari kadar normal (80-100 mmol/kg BB) menjadi
200 mmol/kg BB. Manfaat dari karbohidrat loading ini dapat menunda kelelahan (dikenal dengan
istilah “Hitting the wall” sampai 90-120 menit, dan dapat mencegah hipoglikemia (dikenal dengan
istilah “Bonking”
Kelemahan Cara Karbohidrat Loading yang asli
Kenaikan BB mungkin terjadi pada fase diet tinggi karbohidrat, sebesar 2,1-3,5 kg berasal dari
kenaikan simpanan air bersamaan dengan simpanan glikogen. Sementara ekstra glikogen dan air
dapat menghilangkan rasa letih dan kemungkinan dehidrasi selama pertandingan, juga dapat
menambah ekstra BB yang dapat mempengaruhi olahraga yang memperhatikan kecepatan,
kelenturan daripada daya tahan.
Fase diet rendah karbohidrat dapat memberi efek samping seperti kelelahan, mual, ketosis, BB
menurun, pengeluaran sodium dan air meningkat. Untuk mengurangi efek samping ini maka
dilakukan modifikasi karbohidrat loading yang asli dengan menghilangkan fase diet rendah
karbohidrat.
Karbohidrat loading yang dimodifikasi
Modifikasi karbohidrat loading dilakukan dengan menghilangkan fase latihan yang berat serta
pembatasan karbohidrat. Enam (6) hari sebelum pertandingan, diberikan makanan dengan tinggi
karbohidrat (70% dari total energi) diikuti dengan jadwal latihan yang sedang selama 3 hari,
dilanjutkan 3 hari dengan latihan ringan. Kenaikan konsentrasi glikogen otot diperoleh sebesar
130-205 mmol/kg BB dibandingkan dengan 80-212 mmol/kg BB dengan cara Astrand. Selain itu
penghilangan latihan yang keras serta pembatasan karbohidrat, akan menurunkan resiko luka dan
efek samping.
Atlet dan pelatih perlu memperhatikan kebutuhan latihan dan diet untuk memaksimalkan
karbohidrat loading. Sementara kadar glikogen dapat ditingkatkan dalam waktu 24 jam dengan
diet tinggi karbohidrat (7-10 g/kg BB atau 70-85% dari total energi), diperlukan waktu 3 – 5 hari
untuk mencapai kadar yang maksimal. Tiga (3) hari diet tinggi karbohidrat umumnya dirasakan
cukup untuk kompetisi dan juga untuk meminimalkan lipogenesis.
Jenis karbohidrat yang dikonsumsi atlet pada setiap kali makan utamanya harus berasal dari
makanan sumber karbohidrat yang bergizi, namun makanan tsb volumenya besar (bulky) sehingga
dapat mempengaruhi asupan yang adekuat atau meningkatkan frekuensi buang air besar.
Penggunaan gula dan bentuk karbohidrat lain yang padat dapat menjamin konsumsi energi dan
karbohidrat yang adekuat. Mengurangi jumlah serat atau pemberian makanan cair mungkin dapat
dilakukan.
(Didit Damayanti, M.Sc)
Joko Pekik Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Andi Offset.