PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah
2. Sebagai bentuk pengetahuan mengenai unsur zat makanan yang
diperlukan selama pertandingan Renang.
3. Mengetahui Pengertian Dari Gizi Olahraga
4. Mengetahui Kebutuhan Asupan Bahan Makanan Pada Atlet Renang
5. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Energy Atlet
Renang
2
6. Mengetahui Cara Perhitungan Kebutuhan Energy Seorang Atlet
Renang
7. Mengetahui Menetukan Analisa Diet Atlet Renang
8. Mengetahui Menetukan Menu Atlet Renang Sebelum Bertanding
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu gizi olahraga adalah terapan gizi kepada atlet agar mampu
mencapai prestasi yang optimal. Ilmu gizi olahraga adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara pengelolaan makanan dengan kinerja fisik
yang bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan anak serta
pembinaan prestasi olahraga. Pengaturan gizi untuk atlet tidaklah jauh
berbeda dengan pengaturan gizi bagi orang yang bukan atlet. Fokus
utama pengaturan gizi untuk keduanya adalah keseimbangan energi yang
diperoleh melalui makanan dan minuman dengan energi yang dibutuhkan
tubuh untuk menjaga keseimbangan metabolisme, kerja tubuh dan
penyediaan energi pada waktu istirahat, latihan dan sewaktu
pertandingan.
Kelebihan dan kekurangan zat-zat gizi akan memberikan dampak
yang sama baik bagi atlet maupun bukan, yaitu tubuh akan mengalami
gangguan keseimbangan dan akarbohi-dratirnya akan mempengaruhi
prestasi atlet. Adapun tujuan mempelajari ilmu gizi olahraga adalah
memahami hubungan zat gizi, gaya hidup, self image dan kinerja fisik.
Hal tersebut perlu dipahami oleh masyarakat terutama oarang tua dan
guru untuk membantu proses pertumbuhan anak-anak, pembina, pelatih
olahraga masyarakat. Agar masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan
dan kebugaran serta pelatih olahrga prestasi mampu mengoptimalkan
pengembangan prestasi atlet binaannya.
Ruang lingkup gizi olahraga tidak jauh berbeda dengan gizi manusia
yang ditujukan untuk orang yang bukan atlet, namun gizi untuk atlet
merupakan terapan ilmu gizi kepada atlet. Fokus perhatian gizi dimulai
dari cara produksi pangan (agronomi, perikanan dan peternakan),
perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen mulai dari
penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi
4
makanan dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan
sehat dan sakit.
Oleh karena itu ilmu gizi juga sangat erat kaitannya dengan ilmu
agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia,
faal/anatomi, biologi molekuler dan kedokteran. Karena konsumsi
makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan dan keadaan
ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti
antropologi, sosiologi, psikologi dan ekonomi.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah sesuatu atau beberapa senyawa kimia termasuk
gula, pati dan serat yang mengandung atom Carbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O2) dengan rumus kimia CN (H2O)n. Karbohidrat merupakan
senyawa sumber energi utama bagi tubuh. Dalam tubuh manusia,
karbohidrat bermanfaat untuk berbagai keperluan, yaitu :
a. Sumber energy utama yang diperlukan untuk gerak : 1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
b. Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat dalam
tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan sumber
energy yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
c. Memberi rasa kenyang : karbohidrat mempunyai volume yang besar
dengan adanya sellulosa sehingga memberikan rasa kenyang. Jenis
makanan yang menjadi sumber karbohidrat ada dua macam, yaitu :
Jenis padi-padian misalnya : beras, gandum, jagung dan centel,
dll
Jenis umbi-umbian, misalnya : kentang, singkong, ubi dll
(Sumber : Sabar Surbakti: Asupan Bahan Makanan Dan Gizi
Bagi Atlet Renang).
6
Lemak
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak
dengan alcohol organic yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang
dapat mencair dalam temperature biasa disebut minyak, sedangkan dalam
bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun
atas molekul : Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O2) dengan jumlah
atom lebih banyak, misalnya stearin (C57H10O6).
Berbeda dengan karbohidrat ataupun protein, lemak memiliki sifat-
sifat unik, yaitu :
Mengapung pada permukaan air
Tidak larut dalam air
Mencair pada suhu tertentu
Melarutkan vitamin, A,D,E,dan K
Manfaat lemak dalam tubuh adalah :
a. Sebagai sumber energi: 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori
b. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
c. Memperlama rasa kenyang
Protein
Berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan
ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara
netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, dan
sumber energi. Secara tradisional, atlet diharuskan makan lebih banyak
daging, telur, ikan, ayam, dan bahan makanan sumber protein lainnya,
karena menurut teori, protein akan membentuk otot yang dibutuhkan atlet.
Hasil penelitian mutakhir membuktikan bahwa bukan ekstra protein yang
membentuk otot, melainkan latihan. Latihan yang intensif yang
membentuk otot. Untuk membangun dan memperkuat otot, anda harus
memasukkan latihan resistan seperti angkat besi di dalam program latihan.
Makanan yang terbaik untuk atlet harus mensuplai cukup protein
tetapi tidak berlebihan untuk keperluan perkembangan dan perbaikan
7
jaringan otot yang aus, produksi hormon, dan mengganti sel-sel darah
merah yang mati dengan yang baru. (Sumber : Sabar Surbakti: Asupan
Bahan Makanan Dan Gizi Bagi Atlet Renang).
Seringkali atlet mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi
protein, sehingga mereka mendapatkan dobel dari kebutuhannya.
Kebutuhan protein dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
nitrogen yang dikeluarkan melalui urine. Kebutuhan protein untuk seorang
atlet yang masih aktif berlatih, sedikit meningkat, mencapai 1-1,2 g/kg
BB/hari. Atlet dari olahraga yang memerlukan kekuatan dan kecepatan
perlu mengkonsumsi 1.2-1.7 gram protein/Kg BB/hari (kurang lebih 100-
212% dari yang dianjurkan) dan atlet endurance memerlukan protein 1.2-
1.4 gram/KgBB/hari (100-175% dari anjuran). Jumlah protein tersebut
dapat diperoleh dari diet yang mengandung 12-15% protein.
Vitamin
Dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai biokatalisator yakni
berperan untuk memperlancar reaksi-reaksi dalam tubuh, misalnya vitamin
B6 membantu pemecahan asam amino menjadi glokogen. Setiap vitamin
mempunyai fungsi khusus. Walaupun demikian vitamin dapat berperan
bersama-sama dalam mengatur fungsi tubuh.
Mineral
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk
memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh terdiri
dari mineral.
Air
Berfungsi sebagai pelarut mineral, vitamin, asam amino, dan
glukosa agar mudah diserap oleh tubuh. Membawa nutrisi dan oksigen ke
seluruh sel tubuh. Meningkatkan metabolisme sel, mengeluarkan zat yang
tidak berguna dalam tubuh.
8
2.4 Kebutuhan Kalori Atlet Renang
Dengan latihan pagi dan sore, perenang cenderung tetap pada tinggal
kondisi sangat aktif. Sumber daya merekomendasikan 3000 kalori untuk
kebutuhan perenang sangat aktif dalam membutuhkan kalori (Jacqueline R.
Berning, et all, 1991: 244).
o 60 – 70% karbohidrat
o 10 – 15% protein
o 20 – 25% lemak,
o Serta cukup vitamin, mineral dan air.
a. Basal Metabolisme
Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai
untuk aktifitas jaringan tubuhsewaktu istirahat jasmani dan
rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim,
sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung, bernafas,
pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.
Metabolisme basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat
fisik dan mental yang sempurna. Pengukuranmetabolisme basal
dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12
12
sampai 14 jam (keadaan postabsorptive). Sebenarnya taraf
metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf
metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada
taraf metabolisme basal, oleh karena selama tidur otot-otot
terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini
ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan
diketahui secara luas.
Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
jenis k elamin, usia, ukuran dan komposisi tubuh, faktor
pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau
stres. Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak
yang sedikit mempunyai Metabolisme basal lebih besar
dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan yang
besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang
dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit
mempunyai Metabolisme basal yang lebih besar dibanding
dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi
lemak sedikit.
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding
dengan wanita. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal
dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal
lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan
ketegangan, misalnya saat bertanding menghasilkan
metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi
karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian
pula tonus otot meningkat.
15
Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk
kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga aerobik maupun
olahraga anaerobik. Besarnya energi yang digunakan
tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.
d. Pertumbuhan
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga
memerlukan penambahan energi. Energi tambahan dibutuhkan
untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh.
16
2.7 Cara Menghitung Kebutuhan Energi
Langkah 1 :
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)
dan presentase lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan pembagian
berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan.
Sedangkan presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak tubuh
dengan masa tubuh tanpa lemak. Pengukuran lemak tubuh dilakukan
dengan menggunakan alat skinfold caliper pada daerah trisep dan
subskapula.
Langkah 2 :
Tentukan basal metabolic rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin,
umur dan berat badan. Caranya menentukan BMR dengan melihat tabel 1
atau tabel 2. Tambahkan BMR dengan specific dynamic action (SDA)
yang besarnya 10% BMR, BMR + SDA (10% BMR)
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR yang telah ditambah SDA
17
Langkah 5 :
Langkah 6 :
18
Kandungan glikogen otot pada individu yang tidak terlatih
diperkirakan 70-110 mmol/kg berat otot. Di lain pihak atlet endurance
yang terlatih dengan diet campuran dengan istirahat sehari,mungkin
mempunyai kandungan glikogen otot 130-230 mmol/kg berat
otot.Penggunaan glikogen otot selama aktifitas fisik dipengaruhi berbagai
faktor, misalnya intensitas latihan (latihan dengan intensitas tinggi,
penggunaan glikogen meningkat), diet sebelum latihan (semakin tinggi
simpanan glikogen, semakin lama atlet dapat melakukan latihan). Diet
tinggi karbohidrat selama 3 hari menghasilkan simpanan glikogen
sebanyak 200 mmol/kg berat otot, dengan lama latihan 170
menit.Simpanan glikogen hati memainkan peranan yang penting dalam
mempertahankan kadar glukosa darah selama masa istirahat (diantara
waktu makan utama) dan selama latihan.
Kadar glikogen hati dapat habis selama masa puasa yang lama (15
jam) dan dapat menyimpan 490 mmol glikogen dengan diet campuran
sampai 60 mmol glikogen dengan diet rendah karbohidrat.
Jumlah karbohidrat
19
dapat digambarkan dengan asupan karbohidrat 500-800 g/hari untuk rata-
rata atlit atau dalam presentase 65-70% dari total energi untuk atlet dengan
latihan yang berat.Besarnya pengosongan glikogenKecepatan simpanan
glikogen paling besar terjadi pada jam-jam pertama masa pemulihan
setelah latihan, ketika pengosongan otot terjadi maksimal dibandingkan
jika pengosongan otot hanya sedikit.
Jenis karbohidrat
Jenis karbohidrat
21
membutuhkan simpanan glikogen daripada olahraga “Non-endurance”
dimana intensitasnya rendah, atau tinggi hanya untuk waktu yang pendek
misalnya senam, ski, lari jarak pendek, sepakbola, bolabasket. Simpanan
glikogen yang normal cukup atau adekuat untuk olahraga non endurance.
Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi secara teratur diet tinggi
karbohidrat (7-10 g CHO/kg BB/hari atau 55-70% CHO dari total energi),
kemudian dilanjutkan mengurangi latihan dan meningkatkan konsumsi
karbohidrat 10 g/kg BB/hari 24-36 jam sebelum bertanding. Sayangnya
kebiasaan makan atlet tidak dapat memenuhi asupan CHO ini, sehingga
simpanan glikogen menjadi rendah.
22
menurunkan penggunaan glikogen otot dan menjamin simpanan
yang maksimal pada hari pertandingan (hari ke 8).
Cara ini dapat meningkatkan simpanan glikogen dari kadar
normal (80-100 mmol/kg BB) menjadi 200 mmol/kg BB. Manfaat
dari karbohidrat loading ini dapat menunda kelelahan (dikenal
dengan istilah “Hitting the wall” sampai 90-120 menit, dan dapat
mencegah hipoglikemia (dikenal dengan istilah “Bonking”.
23
212 mmol/kg BB dengan cara Astrand. Selain itu penghilangan
latihan yang keras serta pembatasan karbohidrat, akan menurunkan
resiko luka dan efek samping.
25
Minum air sebanyak 150 – 250 cc, pada waktu 30 – 60
menit sebelum pertandingan dan saat istirahat diantara
pertandingan sangat dianjurkan.Minuman yang mengandung
kalori, vitamin, mineral dan elektrolit yang terlarut didalamnya
bermanfaat untuk menghindari terjadinya dehidrasi serta dapat
mengganti zat gizi yang terpakai.Pemberian cairan selama
pertandingan sangat penting untuk mempertahankan status
dehidrasi atau menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Atlet
setiap kali harus mengambil kesempatan minum minuman yang
telah tersedia. Kesempatan minum jangan menunggu sampai
terjadi rasa haus oleh karena pada waktu terasa haus ini sudah
menunjukkan adanya dehidrasi awal. Rasa haus bukan indikator
yang efektif untuk menilai kebutuhan air atlet selama latihan dan
pertandingan.
27
2.10 Perhitungan Kebutuhan Energi Seorang Atlet
Renang
31
Minyak 5 43.1 - 5 - 0.3 -
17.30 Juss Mangga 70 45.5 0.3 0.2 11.9 7 0.1
mangga
Skm 10 32 0.8 0.9 5.4 30 -
19.00 Nasi Beras 100 360.9 6.7 0.6 79.5 8 0.6
Daging sapi Daging 100 268.9 24.9 18 - 18 41.
panggang sapi 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
32
Pengetahuan gizi para pelatih dan para atlet perlu ditingkatkan dan harus
dicegah upaya mencari makanan atau drug yang bersifat super atau wonder
dengan maksud untuk meningkatkan prestasi. Untuk meningkatkan kualitas, atlet
harus mendapat prioritas dalam program gizi dan kesehatan. Atlet harus
mempunyai kesempatan belajar tentang makanan, gizi dan kesehatan, serta
mempraktekkannya sehingga terbentuk perilaku sehat.
gizi olahraga tidak jauh berbeda dengan gizi manusia yang ditujukan untuk
orang yang bukan atlet, namun gizi untuk atlet merupakan terapan ilmu gizi
kepada atlet. Fokus perhatian gizi dimulai dari cara produksi pangan (agronomi,
perikanan dan peternakan), perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap
pascapanen mulai dari penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan,
konsumsi makanan dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam
keadaan sehat dan sakit.
Oleh karena itu ilmu gizi juga sangat erat kaitannya dengan ilmu
agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal/anatomi, biologi
molekuler dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan
makan, perilaku makan danyang bukan atlet, namun gizi untuk atlet merupakan
terapan ilmu gizi kepada atlet. Fokus perhatian gizi dimulai dari cara produksi
pangan (agronomi, perikanan dan peternakan), perubahan-perubahan yang terjadi
pada tahap pascapanen mulai dari penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan
pangan, konsumsi makanan dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh
dalam keadaan sehat dan sakit.
DAFTAR PUSTAKA
33
http://zackyubaid.wordpress.com/category/artikel/tinjauan-gizi-atlet-
renang/ jam 09.54.29 september 2019
34