A. Latar Belakang
1) Pengertian Ilmu Gizi
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru mulai dikenal sekitar tahun
1952-1955. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari
proses yang terjadi pada organisme hidup untuk mengambil makanan dan
mengolah zat-zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk
memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan
menghasilkan energi.
Sementara itu Riyadi mengatakan ilmu gizi adalah cabang ilmu yang
mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan
tubuh yang diakibatkannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu cabang ilmu gizi adalah gizi manusia, yang khusus mempelajari
gizi pada manusia. Bagian dari gizi manusia yaitu gizi olahraga.
3) Istilah Gizi
Beberapa Istilah yang dipakai dalam Ilmu gizi yaitu:
Bahan Makanan Pokok : Pangan yang dimakan secara teratur oleh
seseorang/penduduk dalam jumlah yang cukup banyak untuk meberikan bagian
terbesar persediaan energi.
Pangan : Bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan untuk
tumbuh, bekerja, dan memperbaiki jaringan.
Gizi Baik: Keadaan sehat yang disebabkan oleh konsumsi, penyerapan dan
penggunaan pangan dalam jumlah yang cukup serta seimbang.
Gizi Kurang: Suatu keadaan tidak sehat yang terjadi karena tidak cukup makanan
yang dikonsumsi sehingga tidak memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
dalam jangka waktu tertentu.
Gizi Lebih: Keadaan yang timbul karena konsumsi pangan yang berlebihan selama
jangka waktu tertentu yang melebihi kebutuhan tubuh.
Gizi Salah: Keadaan tidak sehat yang disebabkan oleh karena kekurangan atau
kelebihan satu atau lebih zat gizi dalam susunan makanannya dalam jangka waktu
lama.
Kebiasaan Makanan (Pola Pangan) : Cara-cara yang dipakai orang pada
umumnya untuk memilih bahan makanan yang mereka makan sebagai reaksi
terhadap pengaruh fisiologis, kebudayaan dan sosial.
Konsumsi Pangan : Semua bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi
seseorang (masuk tubuh) dalam jangka waktu tertentu, biasanya waktu 24 jam.
Makanan Seimbang: Suatu susunan makanan yang memenuhi seluruh kebutuhan
gizi baik jumlah maupun jenisnya.
Zat Gizi: Senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan
diperlukan untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal.
Zat Gizi Esensial: Zat gizi yang dibtuuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat
mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu mensintesanya dalam jumlah cukup
untuk memenuhi kebutuhannya.
Status Gizi Atlet: Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi, penyerapan dan
penggunaan pangan didalam tubuh.
Keamanan Pangan: Tersedianya pangan yangaman dari segi norma agama,
keyakinan, kesehatan dan keracunan bagi setiap orang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami secara umum tentang gizi pada atlet.
2. Tujuan Khusus
ASN mampu memahami perhitungan kebutuhan gizi atlet.
ASN mampu menyusun menu untuk atlet.
BAB II ISI LAPORAN
A. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk wawancara kepada atlet futsal
tingkat kabupaten dengan menggunakan alat bantu formulir recall 2x24 jam
serta dilakukan pula penimbangan dan pengukuran tinggi badan. Ada dua kali
pertemuan, dimana pertemuan pertama atlet futsal datang ke puskesmas untuk
melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan serta melakukan recall
makanan selama 2x24 jam. Pertemuan kedua dilakukan di lapangan futsal
tempat atlet latihan dan melakukan konseling tentang makanan yang baik
dikonsumsi dan perlu dihindari sebelum maupun setelah bertanding.
D. Peserta Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh Atlet Futsal tingkat Kabupaten yang bernama Arfan
Dwi Cahya.
F. Hasil Kegiatan
Kegiatan wawancara ini diikuti dan berjalan dengan lancar. Atlet juga
merasa senang karena baru pertama kali mendapat informasi mengenai gizi
yang baik saat sebelum maupun setelah bertanding dan mulai ingin merubah
kebiasaan makannya selama ini yang kurang tepat.
Dari pengukuran antropometri yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut :
1) Nama : Arfan Dwi Cahya
2) Umur : 25 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) TInggi badan : 167 cm
5) Berat badan : 60 kg
G. Dokumentasi Kegiatan