Disusun oleh:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan sangat penting bagi makluk hidup, termasuk bagi manusia. Makanan merupakan
bidang interaksi antara manusia dan lingkungannya, dari lingkunganlah makanan diperoleh.
Lingkungan mempengaruhi gizi, ciri-ciri ragawi dan kesehatan. Gangguan dalam gizi
mencerminkan gangguan keseimbangan dengan lingkungan. Gizi memang merupakan masalah
biokultural pada manusia. Manusia memang polifag, mempunyai spektrum makanan yang luas,
dan pemakan segala (omnivor), tetapi tidak segala-galanya dimakan manusia. Makanan yang kita
makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam saluran pencernaan untuk
diabsorpsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel tubuh menstranformasi ke
dalam energi kimia dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan segera atau bentuk lain
sebagai cadangan. Tubuh manusia terdapat sejumlah sistem metabolisme energi yang dapat
menyediakan energi sesuai kebutuhan ketika beristirahat atau exercise.
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh
manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya
proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Jumlah
energi yang terbentuk tergantung berbagai faktor, antara lain: konsentrasi substrat yang menjadi
bahan baku energi dan intensitas olahraga yang dilakukan. Menurut Wolinsky (1994) dengan
makanan yang optimal maka energi dapat tersedia dengan cukup, sehingga menghasilkan
kemampuan kerja dan waktu pemulihan yang lebih baik, kelelahan dapat diatasi secara lebih
efektif karena zat gizi cadangan dapat digunakan untuk kembali pada keadaan homeostasis.
Oksigen, air dan zat gizi dibutuhkan untuk proses kehidupan. Makanan seorang atlet harus
memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan untuk mengganti zat-zat gizi dalam tubuh yang
berkurang akibat aktivitas sehari-hari dan olahraga. Menu seorang atlet harus mengandung semua
zat gizi yang diperlukan yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Menu atlet
disusun berdasarkan jumlah kebutuhan energi dan komposisi gizi penghasil energi yang seimbang
Peranan energi dan gizi dalam olahraga penting diperhatikan, misalnya kelelahan dapat terjadi
akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa
darah. Mungkin juga akibat tidak berfungsi sistem energi secara optimal akibat defisiensi nutrient
lain seperti vitamin dan mineral. Kelebihan lemak tubuh (obese) atau berkurangnya berat badan
akibat hilangnya jaringan otot akan mempengaruhi performance atlet. Semua aktivitas fisik
memerlukan energi. Kebutuhan energi yang diperlukan bervariasi sesuai dengan derajat kegiatan/
aktivitas yang dilakukan, sebagai contoh dengan jalan kaki 18 menit/km ( santai), 10 menit/km, 8
menit/km dan 5 menit/km untuk berat badan 50 kg memerlukan energi masingmasing 2
kal/menit, 5 kal/menit, 6 kal/menit dan 10 kal/menit (Direktorat, 1993).
Undang - Undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa untuk peningkatan gizi
perseorangan dan masyarakat dapat dilakukan melalui program peningkatan gizi dengan upaya
perbaikan pola konsumsi makanan dan perilaku sadar gizi yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu
dan teknologi.
Olahraga adalah aktifitas fisik atau jasmani yang memilki peranan penting dalam
meningkatkan kebugaran dan stamina tubuh. Seseorang yang memiliki kebugaran dan stamina
tubuh yang baik terutama pada atlet olahraga akan menghasilkan suatu prestasi yang baik pula.
Pencapaian prestasi yang diraih oleh atlet-atlet perwakilan suatu bangsa di suatu kompetisi
olahraga ikut berperan dalam membangun kejayaan bangsa.
Atlet berprestasi didukung oleh banyak faktor diantaranya latihan dan pembinaan
terprogram secara berkesinambungan serta gizi yang memadai. Pengaturan gizi olahraga bertujuan
untuk memperoleh latihan dan performa yang baik. Dalam pengaturan gizi atlet, kebutuhan zat gizi
akan berbeda dibandingkan dengan kelompok bukan atlet. Zat gizi yang dibutuhkan pada dasarnya
tidak berlebihan namun disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktifitas
serta jenis olahraga yang ditekuninya (Depkes 1993). Konsumsi pangan yang dapat memenuhi
tingkat kecukupan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat mempengaruhi status gizi atlet.
Konsumsi dan status gizi pada atlet memiliki peran penting selain mempertahankan kebugaran,
juga untuk meningkatkan prestasi pada cabang olahraga yang ditekuninya.
Sebagaimana kita maklumi bahwa prestasi atlet olahraga tidak mungkin dapat dicapai
secara instan. Perlu perencanaan, pentahapan dan metode yang tepat, juga butuh sarana, prasarana,
dan pendanaan yang memadai. Disamping itu agar setiap atlet dapat mencapai prestasi yang tinggi,
kepada mereka juga harus diberikan gizi yang tepat dan memadai pada setiap menu makanan yang
disajikan. Dengan menu makanan yang disajikan dengan gizi yang tepat dan memadai, diharapkan
akan menghasilkan jumlah kalori yang diperlukan sesuai dengan tuntutan dalam mempertahankan
dan menigkatkan stamina yang dipersyaratkan.
Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet. Berdasarkan teori olahraga
dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik menghasilkan prestasi. Bahkan federasi sepak bola dunia
telah mengeluarkan pernyataan bahwasanya gizi berperan dalam keberhasilan satu tim. Namun
demikian sebagian besar asupan gizi atlet tidak tepat karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman atlet dalam memilih makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi olahraga
prestasi bagi atlet. pelatih, pengurus serta kurangnya ketersediaan tenaga gizi dan kesehatan yang
memahami dan memiliki kompetensi dalam ilmu gizi olahraga prestasi. Peranan gizi dalam
olahraga prestasi menuntut tenaga gizi dan kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus
dan intensif kebutuhan zat gizi atlet.
Pada dasarnya Tata Gizi Atlet dan Non-Atlet adalah sama, bedanya hanya pada jumlah
kalori yang dibutuhkan. Atlet oleh karena aktivitas fisiknya yang lebih banyak daripada non-atlet
dan dengan intensitas yang biasa lebih berat, membutuhkan jumlah kalori yang lebih banyak.
Hal yang perlu dipahami adalah kelebihan gizi tidak meningkatkan prestasi olahraga,
bahkan lebih banyak merugikan, misalnya pada obesitas. Sebaliknya kekurangan atau tata gizi
yang tidak seimbang menurunkan prestasi olahraga.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pentingnya gizi bagi atlet
2. Mengetahui gambaran umum cabang olahraga tekwondo
3. Menganalisis hasil pengukuran BIA pada atlet tekwondo
4. Mengetahui kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada atlet taekwondo
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM CABANG OLAHRAGA (TAEKWONDO)
1. Jenis Cabang Olahraga
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olah ragabela diriKorea
yang paling populer dan juga merupakan olah raga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri
yang paling banyak dimainkan di duniadan juga dipertandingkan di Olimpiade. Dalam
bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon
berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan
dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan".
Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk.
Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian,
bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat. Olahraga ini dapat berfungsi sebagai
alat pelindung diri dari serangan dari luar. Taekwondo adalah seni bela diri yang
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong .
2. Sejarah Taekwondo
Menurut sejarah Tae kwon-do berkembang sejak tahun 37M. Pada masa dinasti
Kogooryo di Korea. Masyarakat menyebutnya dengan nama berbeda, yaitu Subak,
Taekkyon, taeyon. Tae kwon-do kerap dijadikan pertunjukan acara ritual yang dilakukan
oleh bangsa Korea, bela diri Tae kwon-do menjadi senjata bela diri andalan para ksatria.
Sejarah panjang Korea pada dinasti Chosun kuno, kerajaan Shila, dan dinasti Koryo pada
masa kejayaannya.
Latar belakang sejarah perkembangan taekwondo dibagi dalam empat kurun waktu
yaitu zaman kuno, masa pertengahan, masa modern dan zaman sekarang.
a. Zaman Kuno
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan
hidupnya. Hal ini sengaja atau tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu.
Pada zaman kuno, manusia tidak memiliki cara lain untuk mempertahankan diri kecuali
dengan tangan kosong. Hal itu scara alamiah mangembangkan teknik-teknik bertarung
dengan tangan kosong. Kemampuan bertarung dengan tangan kosong berkembang sebagai
cara untuk menyerang dan bertahan. Kemudian digunakan untuk membangun kekuatan
fisik seseorang bahka dijadikan pertunjukkan publik dalam acara-acara ritual. Manusia
mempelajari teknik-teknik bertarung dari pengalaman melawan musuhmusuhnya. Inilah
yang diyakini menjadi dasar seni bela diri taekwondo yang kita kenal sekarang. Pada masa
lampau seni beladiri ini dikenal dengan nama Subak, Taekkyon, Takkyon. Di
Korea ada tiga suku bangsa yang mempertunjukkan seni bela diri taekwondo. Di awal
sejarah semenanjung Korea, terdapat tiga suku bangsa yang mempertunjukkan kontes seni
bela diri pada acara ritual mereka. Ketiga kerajaan itu adalah Koguryo, Paekje, dan Silla.
Dengan bela diri tersebut para kesatria dilatih untuk dijadikan kekuatan negara, bahkan
para kesatria yang tergabung dalam kekuatan militer, saat itu menjadi warga negara yang
terpandang. Oleh sebab itu taekwondo merupakan beladiri yang perlu dipelajari, seperti
dalam buku tentang seni bela diri yang disebut Muye Dobo Tongji menyebutkan, Seni
pertarungan 8 tangan kosong (taekwondo) adalah dasar seni bela diri, kekuatan dengan
melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa,
sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi kritis.
Meskipun ada penulis yang mengklaim bahwa vitamin dan mineral yang
diperlukan dari seorang atlet dapat dipenuhi melalui diet seimbang, kebanyakan ahli
percaya bahwa, terutama untuk atlet kinerja, asupan molekul ini harus dilengkapi. Alasan
logisnya adalah bahwa usaha fisik melibatkan peningkatan konsumsi yang satu ini dan
kerugian yang berlebihan melalui cairan keringat. Selain itu, karena pengolahan intensif
dan pengolahan yang berlebihan, semakin banyak nutrisi penting dalam makanan
membuat sangat sulit untuk memastikan asupan yang memadai untuk orang-orang dengan
kebutuhan yang meningkat seperti olahragawan.
Vitamin C. Vitamin C atau yang biasa dikenal dengan nama asam askorbat
merupakan salah satu vitamin larut air yang berfungsi dalam sintesis kolagen,
katekolamin, serotonin dan karnitin di dalam tubuh. Vitamin C atau asam askorbat
merupakan antioksidan yang sangat kuat dalam menangkal radikal bebas. Vitamin C juga
berguna dalam absorbsi, peredaran, dan juga cadangan zat besi, serta dibutuhkan untuk
pembentukan jaringan ikat (Beck 2011). Dalam aktifitas, vitamin C berguna dalam
stimulasi sistem imun, mengurangi kelelahan dan kelemahan otot, meningkatkan performa,
dan melindungi sel dari ancaman radikal bebas. Olahragawan perlu mengonsumsi vitamin
yang lebih besar, karena konsumsi vitamin C yang cukup dapat menghambat terbentuknya
asam laktat dalam otot yang dapat menyebabkan kelelahan.Kecukupan vitamin C yang
dianjurkan WKNPG 2004 untuk pria remaja adalah sebanyak 50-90 mg per hari,
sedangkan untuk wanita remaja adalah sebanyak 50-75 mg per hari. Namun jumlah
tersebut dapat melebihi anjuran, hal ini dikarenakan terdapat beberapa aktifitas fisik yang
terkadang menurunkan kadar vitamin C di dalam tubuh. Menurut Wolinsky dan Driskell
(2006), asupan vitamin C bagi atlet dapat bervariasi dari 100 mg hingga 1000 mg per hari
bergantung kepada aktifitas yang dilakukan.
Peran katalitik vitamin sangat kompleks: seluruh fungsi tubuh bergantung pada
intervensi molekul-molekul ini.Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak sangat di
pengaruhi pleh kekurangan B kompleks.Jaringan ikat ligamen dan tendon dihancurkan
oleh hipovitaminosis C (kudis).Kemampuan visual diubah oleh kekurangan vitamin
A.Transmisi neuro-motor dan metabolisme neuron melibatkan vitamin B6, B12.Imunitas
tubuh itu sendiri tergantung pada kehadiran mikronutrien ini.Kekurangan vitamin tidak
sesuai dengan status kesehatan tubuh.Mereka mempengaruhi kinerja fisik yang negatif dan
jika mereka parah, mereka dapat menyebabkan penyakit yang berpotensi mematikan
(misalnya pellagra, scurvy, beri-beri).
6) Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama
kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim.Secara umum fungsi mineral bagi tubuh adalah
sebagai berikut : menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi,
membantu fungsi organ, kontraksi otot, konduksi syaraf, keseimbangan asam basa, serta
memelihara keteraturan metabolisme seluler. Khusus bagi olahragawan, perhatian utama
harus diberikan pada status zat besi dan kalsium. Zat besi sangat penting dalam
pembentukan hemoglobin dan sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh, sedangkan kalsium dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler memegang peranan
penting dalam mengatur fungsi sel seperti untuk transmisi syaraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel.
Kalsium merupakan salah satu mineral makro yaitu mineral yang diperlukan oleh
tubuh lebih dari 100 mg/hari. Kalsium adalah mineral yang paling banyak terdapat dalam
tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat dalam tulang. Kalsium tambahan diperlukan dalam
keadaan tertentu, seperti masa pertumbuhan mulai dari anak-anak hingga usia remaja, pada
saat hamil, dan selama laktasi. Anak yang masih tumbuh dan kembang seperti remaja
memerlukan pembentukan tulang yang lebih banyak daripada orang tua. Oleh sebab itu
atlet remaja masih sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dalam
mencapai pertumbuhan yang optimal. Atlet yang masih remaja memerlukan kalsium yang
jumlahnya relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan tulangnya. Kecukupan kalsium yang
dianjurkan oleh AKG 2013 untuk pria golongan usia 19- 29 tahun adalah 1100 mg setiap
harinya.
Zat Besi (Fe) merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kurang dari
100 mg/hari atau dapat disebut juga dengan mineral mikro. Zat besi merupakan mineral
mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5
gram di dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi sangat penting dalam pembentukan
hemoglobin dan sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Menurut
Sumosardjuno (1990) pada olahragawan, konsumsi Fe dalam jumlah yang cukup sangat
dianjurkan karena diketahui bahwa zat besi mudah hilang melalui keringat. Kebanyakan
atlet wanita dan sebagian atlet pria mengalami kekurangan zat besi sehingga sukar untuk
memperbaiki penampilannya. Apabila seorang olahragawan kekurangan zat besi secara
terus menerus, maka akan cepat lelah dan lambat masa pemulihannya. Kandungan total zat
besi dalam tubuh sangat sedikit dan pada seseorang dengan ukuran badan rata-rata,
diperkirakan kandungan zat besinya sekitar 4 mg. Zat besi diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin yang memegang peranan penting dalam pengangkutan oksigen serta karbon
dioksida antara paru-paru dan jaringan. Kecukupan zat besi yang dianjurkan oleh WKNPG
tahun 2004 untuk remaja pria berumur 13-15 tahun adalah sebanyak 19 mg, sedangkan
untuk remaja pria berumur 16-18 tahun sebanyak 15 mg. Kecukupan besi untuk remaja
wanita berumur 13-15 dan 16-18 tahun sebanyak 26 mg
7) Cairan
Air merupakan nutrisi penting bagi atlet dan manusia pada umumnya.Bukan hanya
itu komponen penting dalam proses biologis yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga
hidrasi sangat penting untuk mempertahankan pikiran yang tajam, membuang limbah
metabolik dan menyeimbangkan konsentrasi elektrolit.
Menurut International Olympic Commette (IOC), cairan yang dikonsumsi saat
berolahraga bisa memainkan beberapa peran.Misalnya: membuat atlet merasa lebih
nyaman, mengganti defisit cairan tubuh, dan memberi sarana untuk mengkonsumsi bahan
lainnya.Berkeringat menyebabkan kehilangan air dan garam dari tubuh, namun air juga
terus hilang dalam nafas dan melalui kulit meski kerugian ini mungkin tidak
jelas.Kerugian air kecil tidak berpengaruh pada kinerja, namun dehidrasi parah berbahaya
bagi kinerja .Selama latihan intensitas tinggi, sejumlah panas yang dihasilkan oleh
kontraksi otot dapat menyebabkan dehidrasi hingga ~ 2-3% berat badan (~ 2-3 l h-
1).Dehidrasi tubuh hanya 2% mungkin tidak dirasakan sebagai haus dan menyebabkan
turunnya kapasitas usaha sebesar 15%.
Atlet harus memulai aktivitas apapun terhidrasi dan mengganti sebanyak mungkin
cairan yang hilang dengan meminum cairan dingin pada interval yang sering selama acara
berlangsung.Cairan dingin diserap lebih cepat dan membantu menurunkan suhu tubuh.
Mengenai jumlah cairan yang direkomendasikan untuk digunakan dalam sesi latihan,
mereka berbeda tergantung pada cairan keringat yang hilang oleh masing-masing atlet
secara terpisah.Jumlah cairan yang tertelan untuk menciptakan keseimbangan cairan
adalah pada rasio 1.5 / 1 (yaitu, 1,5 liter asupan cairan untuk setiap 1 liter limbah cair).
Hal ini menunjukkan bahwa sesi tersebut mengandung beberapa istirahat rehidrasi
setiap 15-20 menit latihan, saat atlet akan diberi asupan cairan 150-200 ml.Pemberian
cairan dalam jumlah lebih banyak pada interval waktu yang jarang tidak dianjurkan karena
melebihintingkat penyerapan cairan usus.
Atlet terhadap fakta bahwa haus TIDAK merupakan indikator sejati dari keadaan
hidrasi tubuh.Dengan kehilangan keringat, tubuh juga kehilangan garam dan
mineral.Asupan air hanya menyebabkan penurunan konsentrasi natrium darah yang
menghambat pusat saraf yang bertanggung jawab atas timbulnya rasa haus.Akibatnya,
haus dipadamkan oleh penurunan sodium darah sebelum cairan yang hilang dipulihkan
pada tingkat optimal.Mekanisme fisiologis ini adalah alasan mengapa air bukanlah sarana
rehidrasi ideal dalam olahraga.
Larutan rehidrasi ideal mengandung 6% glukosa (peran energogenik dalam stres)
dalam komposisi dan memiliki sejumlah kecil natrium klorida (garam).Larutan glukosa
lebih terkonsentrasi dari pada persentase ini menurunkan laju penyerapan cairan dari usus,
dan juga larutan osmotik yang terlalu banyak terkonsentrasi.Rekomendasi terbaru terkait
dengan memasukkan mineral cair rehidrasi juga (kalsium, magnesium, dll.) Dalam
komposisi dan bahkan sejumlah kecil asam amino, terutama selama tes daya tahan
tinggi.Pemberian cairan rehidrasi selama sesi latihan bermanfaat bagi kinerja atletik dan
mencegah kelelahan.Minuman rehidrasi (250-300 ml) harus diberikan segera setelah
berolahraga.Sebagai kesimpulan, atlet harus terhidrasi dengan baik, sebelum dan selama
latihan.
Distribusi muscle mass (kaki kanan, kai kiri, tangan kanan, tangan kiri):
Kaki kanan : 9,2 Kaki kiri :9
Tangan Kanan :3 Tangan Kiri : 2,9
Disribusi muscle mass antara kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan dan tangan kiri Mr. DT
seimbang.
4. Food Recall
a. Data Food Recall
Berdasarkan data riwayat makan recall 24 jam, asupan makan Mr.DT yaitu:
Tabel. 7 Data Riwayat Recall 24 jam
Zat Gizi Hasil Recall Kebutuhan % Kecukupan
Energi (K) 2418,5 3317,6 72,9
Protein (g) 70,6 129,99 54,3
Lemak (g) 71,7 92,15 77,8
Karbohidrat (g) 369,9 492,08 75,2
Vit. A (g) 2160,7 600 360,1
Tiamin (mg) 0,5 1,5 33,3
Riboflavin (B2) mg 1 3,3 30,3
Niasin (B3) mg 10,4 20 52
Piridoksin (B6) mg 1,1 2 55
Vit B12 (g) 1 2,5 40
Vit C (mg) 26,4 200 13,2
Vit D (g) 0,6 15 4
Vit E (mg) 3,7 15 24,7
Ca (mg) 580,6 1300 44,7
K (mg) 1273,2 4700 27
Fe (mg) 9,3 18 51,7
Zn (mg) 11,3 15 75,3
Water 3785,3 3500 108,1
Dari hasil recall 24 jam diatas dapat diketahui bahwa asupan makan Mr. DT deficit. Hal
ini terlihat dari asupan makan Mr. DT yang kurang dari 90%.
b. Kebutuhan Gizi Sehari
BMR = ( 15,3 x 61,9 ) + 679 = 1626 kkal
SDA = 10% x 1626 = 162,6 kkal
BMR + SDA = 1626 + 162,2 = 1788,6 kkal
(BMR+SDA) x AF = 1788,6 x 1,4 = 2504 kkal
15
15% = 100 x 3429,7 kkal = 514,445 : 4 = 128,6 gram
25
25% = x 3429,7 kkal = 8574,425 : 9 = 95,3 gram
100
60
60% = 100 x 3429,7 kkal = 2057,82 : 4 = 514,5 gram
Terdapat perbedaan dalam peritungan kebutuhan gizi dengan data dari BIA.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12. Perbandingan Kebutuhan Zat Gizi Makro antara BIA dan Perhitungan
Zat Gizi Hasil BIA Perhitungan Perbandingan Selisih
Perhitungan Perbandingan
:BIA (%) Perhitungan
:BIA (%)
Energi (K) 3317,6 3429,7 103,37 3,37
Protein (g) 129,99 128,6 98,9 1,1
Lemak (g) 92,15 95,3 103,42 3,42
Karbohidrat 492,08 514,5 104.45 4,45
(g)
Apabila dilihat dari hasil selisih persentase antara hasil yang ditunjukan oleh BIA
dan perhitungan, dapat diketahui bahwa selisih antara kedua nya tidak jauh berbeda.
Kedua hasil pengukuran ini tidak selisihnya tidak lebih besar dari 10%. Sehingga
keduanya dapat digunakan untuk menentukan menu sehari Mr. DT
c. Perencanaan Menu 1 Hari
Food Amount energy protein fat KH Vit. A Vit. B1 Vit. B2 Vit. B6 Vit. C potassium calcium iron zinc
g kcal g g g g mg mg mg mg mg mg mg mg
Makan Pagi
Sandwich komplit , buah
mangga
dan susu
Wholemeal bread 70 131,5 4,5 0,7 26,3 0,7 0,1 0,1 0,1 0 203 14,7 1,9 1,7
daging sapi 35 94,1 8,7 6,3 0 0 0 0,1 0,1 0 119 1,4 0,6 1,4
tomat masak 25 5,3 0,2 0,1 1,1 21,8 0 0 0 4,8 55,5 1,3 0,1 0
selada mentah 10 1,3 0,1 0 0,2 3,3 0 0 0 0,4 15,8 1,9 0,1 0
Mayonaise 10 20,5 0,7 1,4 1,2 7 0 0 0 0,9 9,5 8,2 0,1 0,1
Margarine 5 35,5 0 4 0 30,4 0 0 0 0 0,3 0,5 0 0
Olive oil 3 26,5 0 3 0 4,7 0 0 0 0 0 0 0 0
telur ayam 50 77,6 6,3 5,3 0,6 95 0 0,3 0,1 0 63 25 0,6 0,6
susu sapi 200 131,9 6,4 7,8 9,6 110 0,1 0,3 0,1 2 280 230 0,2 0,8
mangga masak 100 65 0,5 0,3 17 400 0,1 0,1 0,1 36 156 10 0,1 0
Sum for this meal: 589,1 27,5 28,9 56 672,9 0,3 0,8 0,6 44,1 902,2 293 3,6 4,6
17,70% 21,20% 27,70% 11,80% 28,60% 18,40% 32,60% 18,70% 24,90% 20,60% 23,00% 17,70% 30,60%
Snack Pagi
Dadar gulung + jus jeruk
kue dadar gulung 100 289 5,7 8,4 48,3 25 0,1 0,1 0 1 124 15 1,1 0,6
jeruk manis 100 47,1 0,9 0,1 11,8 8 0,1 0 0,1 53 181 40 0,1 0,1
gula pasir 20 77,4 0 0 20 0 0 0 0 0 0,4 0,2 0 0
Sum for this meal: 413,4 6,6 8,5 80,1 33 0,2 0,1 0,1 54 305,4 55,2 1,2 0,7
12,40% 5,10% 8,10% 16,90% 1,40% 9,00% 5,50% 3,30% 30,50% 7,00% 4,30% 6,00% 4,60%
Food Amount energy protein fat KH Vit. A Vit. B1 Vit. B2 Vit. B6 Vit. C potassium calcium iron zinc
g kcal g g g g mg mg mg mg mg mg mg mg
Makan Siang
Nasi Putih, Ayam Panggang,
perkedel tahu, cap cay, pisang
nasi putih 300 390,1 7,2 0,6 85,8 0 0,1 0,1 0,2 0 87 9 0,6 1,2
daging ayam 80 227,9 21,5 15,1 0 31,2 0,1 0,2 0,2 0 145,6 10,4 1,1 1,4
Carrot fresh 25 6,5 0,2 0,1 1,2 393,5 0 0 0 1,8 72,5 10,3 0,5 0,2
buncis mentah 25 8,7 0,5 0,1 2 16,8 0 0 0 2,5 74,8 11,5 0,3 0,1
sawi hijau 25 3,8 0,6 0,1 0,5 75,8 0 0 0 6,3 50,5 18,5 0,3 0,1
Broccoli fresh cooked 25 5,8 0,8 0 0,5 34,3 0 0 0 15,3 74,5 28 0,3 0,2
minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 150 0 0 0 0 0 0,2 0 0
Tahu 100 76 8,1 4,8 1,9 0 0,1 0,1 0,1 0 121 105 5,4 0,8
minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 250 0 0 0 0 0 0,3 0 0
pisang ambon 100 92 1 0,5 23,4 8 0,1 0,1 0,6 9 396 6 0,3 0,2
Sum for this meal: 879,7 39,9 29,2 115,3 959,5 0,3 0,5 1,1 34,8 1021,8 199,1 8,8 4,1
26,50% 30,70% 28,00% 24,30% 40,70% 19,40% 19,90% 35,50% 19,70% 23,30% 15,60% 43,60% 27,20%
snack sore
milk shake alpukat,
kroket ikan
susu skim / tak berlemak
cair 200 69,8 6,8 0,4 9,8 2 0,1 0,3 0,1 2 332 246 0 0,8
Avocado fresh 30 65,2 0,6 7,1 0,1 3,6 0 0 0,2 3,9 150,9 3 0,2 0,1
gula pasir 20 77,4 0 0 20 0 0 0 0 0 0,4 0,2 0 0
Kentang 100 93 2 0,1 21,6 0 0,1 0 0,3 13 391 5 0,4 0,3
ikan kakap 20 16,8 3,6 0,1 0 2,2 0 0 0 0,2 39 2,2 0,1 0,1
minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 150 0 0 0 0 0 0,2 0 0
Sum for this meal: 348 13 10,7 51,5 157,8 0,2 0,4 0,6 19,1 913,3 256,6 0,7 1,3
10,50% 10,00% 10,20% 10,90% 6,70% 13,70% 14,70% 19,30% 10,80% 20,80% 20,10% 3,40% 8,80%
Food Amount energy protein fat KH Vit. A Vit. B1 Vit. B2 Vit. B6 Vit. C potassium calcium iron zinc
g kcal g g g g mg mg mg mg mg mg mg mg
Malam
Nasi putih, fillet asam manis
tofu teriyaki, cah sayur, jus melon
nasi putih 300 390,1 7,2 0,6 85,8 0 0,1 0,1 0,2 0 87 9 0,6 1,2
ikan mas segar 80 104 14,6 4,6 0 5,6 0,3 0 0,1 1,6 273,6 33,6 1 1,2
tepung terigu 20 72,8 2,1 0,2 15,3 0 0 0 0 0 21,4 3 0,2 0,1
minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 150 0 0 0 0 0 0,2 0 0
saos tomat 20 6,4 0,3 0,1 1,4 26,2 0 0 0 5,8 66,6 1,6 0,2 0
Tofu fresh 100 77,2 8,1 4,8 0,5 4 0,1 0 0,1 0,1 42 130 1,9 0,3
toge kacang hijau mentah 25 15,2 1,6 0,9 1,2 0,3 0 0 0 2 60,5 8,5 0,3 0,2
kacang panjang mentah 75 26,2 1,4 0,2 5,9 50,3 0,1 0,1 0 7,5 224,3 34,5 1 0,3
minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 150 0 0 0 0 0 0,2 0 0
Melon fresh 100 38,2 0,6 0,2 8,3 33 0 0,1 0,1 6 158 11 0,4 0,1
gula pasir 20 77,4 0 0 20 0 0 0 0 0 0,4 0,2 0 0
Sum for this meal: 859,2 35,9 17,6 138,3 419,3 0,6 0,3 0,6 23 933,8 231,8 5,6 3,4
25,80% 27,70% 16,90% 29,20% 17,80% 34,30% 12,50% 19,10% 13,00% 21,30% 18,20% 27,70% 22,80%
Snack malam
Hot Milk Chocolate
susu segar 200 131,9 6,4 7,8 9,6 110 0,1 0,3 0,1 2 280 230 0,2 0,8
Chocolate 5 26,8 0,5 1,6 2,7 3 0 0 0 0 23,5 10,7 0,1 0,1
gula pasir 20 77,4 0 0 20 0 0 0 0 0 0,4 0,2 0 0
Sum for this meal: 236,1 6,9 9,4 32,3 112,9 0,1 0,4 0,1 2 303,9 240,9 0,3 0,9
7,10% 5,30% 9,00% 6,80% 4,80% 5,10% 14,80% 4,10% 1,10% 6,90% 18,90% 1,70% 6,00%
Sum: 3325,6 129,8 104,3 473,5 2355,4 1,7 2,5 3 177 4380,4 1276,5 20,3 15,1
Kebutuhan 3429,7 128,6 95,3 514,5 600 1,5 3,3 2 200 4700 1100 18 15
% 97,0 100,9 109,4 92,0 392,6 113,3 75,8 150,0 88,5 93,2 116,0 112,8 100,7
d. Monitoring dan Evaluasi
Parameter Waktu Metode Target
Asupan makan Saat kunjungan Pemberian jadwal Memenuhi asupan
berikutnya makan, hingga 100%
wawancara food
recall
Berat Badan 1 minggu/ saat Pengukuran BIA IMT tetap dalam
kunjungan kategori Normal
berikutnya
Total Body Water 1 minggu/ saat Pengukuran BIA Total Body Water tetap
kunjungan dalam keadaan Normal
berikutnya
Fat Mass 1 minggu/ saat Pengukuran BIA Fat Mass tetap dalam
kunjungan keadaan normal
berikutnya
FFM 1 minggu/ saat Pengukuran BIA FFM tatap
kunjungan dalamkeadaan Normal
berikutnya
SMM 1 minggu/ saat Pengukuran BIA SSM tidak mengalami
kunjungan penurunan
berikutnya
Sikap dan perilaku Setelah atlet Konseling Perilaku pasien tentang
atlet diberikan makanan dan pola
konseling hidup menjadi lebih
baik (asupan makan
baik)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet. Pengaturan gizi olahraga
bertujuan untuk memperoleh latihan dan performa yang baikagar setiap atlet dapat mencapai
prestasi yang tinggi, kepada mereka juga harus diberikan gizi yang tepat dan memadai pada
setiap menu makanan yang disajikan. Dengan menu makanan yang disajikan dengan gizi
yang tepat dan memadai, diharapkan akan menghasilkan jumlah kalori yang diperlukan
sesuai dengan tuntutan dalam mempertahankan dan menigkatkan stamina yang
dipersyaratkan.
2. Taekwondo adalah seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong
.Taekwondo adalah seni bela diri Korea yang membutuhkan tingkat kebugaran dan
koordinasi yang tinggi.Kompetisi Taekwondo terdiri dari 3 x 3 menit putaran yang
melibatkan serangkaian pukulan cepat dan tendangan dengan istirahat 1 menit di antara
setiap putaran.Selama sebuah turnamen atlet mungkin diwajibkan berkompetisi dari 5-8 kali
dalam sehari untuk mencapai final
3. Berdasarkan pengukuran BIA dapat diketahui Mr. DT memiliki BMI = normal, Total Body
Water = normal, Body Fat = normal, FFM=normal, SMM= tinggi, distribusi muscle mass
(kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan, tangan kiri) seimbang.
4. Kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada Mr. DT adalah:
Zat Gizi Kebutuhan Zat Gizi Kebutuhan
Energi (Kkal) 3429,7 Vit C (mg) 200
Protein (g) 128,6 Vit D (g) 15
Lemak (g) 95,3 Vit E (mg) 15
Karbohidrat (g) 514,5 Ca (mg) 1300
Vit. A (g) 600 K (mg) 4700
Tiamin (mg) 1,5 Fe (mg) 18
Riboflavin (B2) mg 3,3 Zn (mg) 15
Niasin (B3) mg 20 Kalsium (mg) 1100
Piridoksin (B6) mg 2 Water 3500
Vit B12 (g) 2,5
B. SARAN
Disarankan kepada Mr. DT untuk selalu memperhatikan asupan makan. Karena
berdasarkan recall asupan makan Mr. DT tergolong defisit. Selain itu juga disarankan agar
Mr. DT tetap menjaga status gizi, total body water, body fat, dan muscle mass agar tetap
dalam keadaan normal.
Daftar Pustaka
Citra, Anisyah. Ongko, Jansen. 2015. Cek Komposisi Tubuh Dengan Bioimpedance Analysis
(BIA). [Online]. Tersedia : http://www.apki.or.id/cek-komposisi-tubuh-dengan-
bioimpedance-analysis-bia/ [tanggal akses 1 April 2017]
Goulding, A., Taylor, RW., Jones, IE., Barned, N.L., & Williams, SM. (2003). Body
composition of 4- and 5-year-old New Zealand girls: a DXA study of initial adiposity
and subsequent 4-year fat change International Journal of Obesity (2003) 27, 410415.
http://media.tanita.com/data/Charts/bodyfatwallchart-REV3.pdf, diakses tanggal 19 April
2017
http://suhaeri.weebly.com/sejarah-taekwondo.html. Sejarah Taekwondo diakses pada tanggal 03 Juni
2017
https://www.sportsdietitians.com.au/factsheets/food-for-your-sport/food-for-your-sport-taekwondo/
Taekwondo-Sports Dietitians Australia (SDA), diakses tanggal 03 Juni 2014
wulansari, Dwi Hayuning, 2013. Tingkat Kebugaran Jasmani Atlet Taekwondo Pra Yunior Kota
Yogyakarta (skripsi), program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Kedokteran
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Aprilia, Pitriani, 2012. Hubungan Konsumsi Pangan dan Status Gizi Dengan Tingkat Kebugaran Atlet
Taekwondo Remaja di Pemusatan Latihan Nasional Cipayung, Bogor (skripsi). Departemen
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institusi Pertanian Bogor. Bogor.
Zildanti, Cut. 2016. Hubungan Asupan Energi dan Aktifitas Fisik dengan Status Gizi Atlet
Taekwondo Koguryo Manahan Surakarta (naskah publikasi). Program Studi S1 Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pedoman Gizi Olahraga Prestasi, 2014. Kementrian Kesehatan RI
Santosa, Giriwijoyo. Dikdik Zafar Sidik. 2013. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). PT Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.
Nutrition For Taekwondo Written by AIS Sports Nutrition, last updated December 2013. Australian
Sports Commission.
Haddad, Monoem. 2014. Nutrition and Dietetic Recommendations in TaekwondoPublished by
OMICS Group eBooks 731 Gull Ave, Foster City. CA 94404, USAat:
https://www.researchgate.net/publication/261835340 diakses tanggal 02 Juni 2017