Anda di halaman 1dari 5

TUGAS GIZI OLAHRAGA

KELOMPOK 8

(Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Gizi Olahraga)

Disusun oleh :

1. Nadia Izzatul (J3101900


2. Dina Hanifa Rosilawati (J310190016)
3. Siti Halimatus Sadiyah (J310190017)
4. Putri Puspita Ulya (J3101900

Dosen Pengampu :
…..

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
A. Jurnal 1 (Kebutuhan dan pengaturan makan selama latihan, pertandingan dan
pemulihan)
Hari latihan merupakan hari membentuk otot, membesarkan gudang energi
(mitokhondria), menambah volume darah, dan menambah jumlah sel-sel darah terutama sel darah
merah. Semua hal tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan tubuh menghadapi pertandingan.
Pembentukan otot, pembesaran gudang energi, penambahan volume dan sel darah yang
dirangsang oleh latihan, harus difasilitasi oleh makanan. Hari bertanding merupakan hari dan
kesempatan mempertontonkan seluruh kemampuan dan keterampilan sebagai hasil latihan.
Sebaiknya pada hari tersebut seluruh kondisi tubuh dalam keadaan prima dan bebas dari keluhan
atau penyakit. Setelah semua potensi dikerahkan pada hari bertanding, tibalah hari pemulihan
yang merupakan hari untuk mengisi kembali cadangan energi, mengatur kembali keseimbangan
cairan maupun mineral, dan memperbaiki berbagai kerusakan otot akibat pertandingan.
Disamping istirahat, makanan pun kembali berperan besar.
Pada dasarnya makanan olahragawan tidak jauh berbeda dengan makanan bukan
olahragawan, kecuali hanya jumlah karbohidrat dan air yang lebih besar. Tak ada makanan
khusus yang dapat meningkatkan prestasi. Vitamin dalam jumlah besar tidak akan berpengaruh
pada prestasi atlet yang memang sudah berada dalam kondisi latihan yang baik. Peran utama
makanan adalah mendukung tercapainya dan terpertahankannya kondisi badan yang telah
diperoleh dari latihan, serta menyediakan tenaga yang diperlukan sewaktu melakukan latihan
maupun pertandingan. Pengaturan makan disamping ditujukan untuk maksud tersebut, juga harus
mempertimbangkan ukuran antropometrik, faal dan metabolisme tubuh, cita-rasa, kebiasaan dan
kepercayaannya, selera dan daya cernanya.
Secara umum prinsip pengaturan makan pada hari latihan adalah sebagai berikut: 1.
Memperhatikan keseimbangan energi antara yang keluar dan yang masuk. Hari latihan berat pasti
membutuhkan energi lebih besar. Keseimbangan energi ini juga perlu dipertimbangkan sewaktu
mengatur berat badan atlet, baik menambah, mengurangi, maupun mempertahankan berat badan.
Pada cabang olahraga dengan klasifikasi berat badan tentu harus mempertimbangkan pemasukan
energi ini lebih. Memperhatikan variasi makanan untuk memenuhi seluruh unsur gizi yang
diperlukan. Disamping itu, pembiasaan makan yang bervariasi sangat perlu dilakukan pada hari-
hari latihan, agar pada hari pertandingan tidak mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi menu
apa pun yang disajikan. Apabila atlet dipersiapkan untuk bertanding di luar kota atau bahkan di
luar negeri, penyajian makan selama hari latihan harus disesuaikan dengan menu dan citarasa
daerah tersebut, agar terjadi adaptasi baik pada lidah maupun perut. Memperbaiki kebiasaan
makan yang kurang benar dan menghilangkan berbagai mitos yang dipercaya oleh atlet.

B. Jurnal 2 (Pengaturan nutrisi tepat bagi atlet)


Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat
bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan
energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat
latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihan maupun setelah bertanding.
Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang rusak. Banyak pelatih
atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet.
Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan
tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses
penyediaan energi.
Dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa
modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya
meningkatkan kinerja atlet. Penekanan untuk memberikan kualitas nutrisi yang baik adalah pada
interaksi antara asupan zat gizi dengan peningkatan fungsi alat-alat tubuh. Informasi tentang
peranan gizi makro untuk peningkatan kesehatan sangat banyak, namun data penelitian terhadap
per-kembangan anjuran penggunaan zat-zat gizi mikro sangat terbatas kecuali zat besi.
Karbohidrat sebagai sumber energi memiliki peranan yang penting. Karbohidrat mensuplai
hampir 40% dari total energi tubuh yang digunakan saat istirahat, dengan 15-20% digunakan oleh
otot.
Defisiensi zat nutrisi pada atlet saatnya menjadi salah satu perhatian utama seorang
pelatih dan manager atlet, terlebih karena atlet sangat membutuhkan energi tinggi dan dapat
disetarakan dengan kebutuhan energi/kalori pekerja sangat berat. Gerakan lain yang khas dan
dominan semua latihan, akan mencapai hasil yang lebih baik dengan asupan nutrisi atau
pengaturan makanan dengan kebutuhan nutrisi yang lebih besar dibanding orang biasa, ada
beberapa masalah kerap ditemui pada atlet seperti makan dalam jumlah yang lebih sedikit
dibanding kebutuhannya, tidak mengetahui berapa banyak yang harus dimakan, mengkonsumsi
kalori dalam jumlah yang tidak sesuai kebutuhan, memilih bahan makanan yang tidak tepat.
Penekanan untuk memberikan kualitas nutrisi yang baik adalah pada interaksi antara
asupan zat gizi dengan peningkatan fungsi alat-alat tubuh. Informasi tentang peranan gizi makro
untuk peningkatan kesehatan sangat banyak, namun data penelitian terhadap perkembangan
anjuran penggunaan zat-zat gizi mikro sangat terbatas kecuali zat besi. Karbohidrat sebagai
sumber energy memiliki peranan yang penting. Karbohidrat mensuplai hampir 40% dari total
energy tubuh yang digunakan saat istirahat, dengan 15-20% digunakan oleh otot.
Selama latihan ringan lemak menjadi sumber energy utama, namun ketika berubah
menjadi intensif karbohidrat digunakan sebagai sumber energy mencapai 50%. Bahkan pada saat
latihan yang maksimal atau supra maksimal, karbohidrat digunakan secara ekslusif. Oleh karena
itu, karbohidrat menjadi sumber energy primer pada latihan anaerobik dengan intensitas tinggi
yang kurang dari satu menit dan latihan aerobik dengan intensitas tinggi pada waktu yang lebih
dari satu jam.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai