Anda di halaman 1dari 7

LARI JARAK PENDEK

Lari jarak pendek merupakan salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan yang
perlu dipelajari pengertian, teknik, manfaat dan peraturan dasarnya. Sederhananya seorang
atlet pelari memanfaatkan kakinya dengan kecepatan paling tinggi guna mencapai target
waktu secara singkat.
Daftar Isi
• A. Pengertian lari jarak pendek
• B. Manfaat lari jarak pendek
o 1. Perkembangan kekuatan otot
o 2. Meningkatkan Oksidasi Lemak atau pembakaran lemak
o 3. Meningkatkan sintesis protein, perkembangan otot yang maksimal tanpa lemak
o 4. Meningkatkan kapasitas aerobik, tubuh jadi lebih bugar
o 5. Memaksimalkan kemampuan serat otot
o 6. Meningkatkan sensitivitas insulin, baik untuk latihan penyembuhan Diabetes
o 7. Meningkatkan kesehatan jantung
• C. Teknik atau Pengetahuan dasar lari jarak pendek
o 1. Teknik Start Lari Jarak Pendek
 a. Aba-aba bersedia
 b. Aba-aba siap
 c. Aba-aba Yaak
o 2. Teknik Lari Jarak Pendek
 a. Fase Topang
 b. Fase layang
o 3. Teknik Melewati Garis Finish
• IV. Peraturan lari jarak pendek
o 1. Peraturan Perlombaan
o 2.Berikut ini adalah Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah
o 3. Lintasan
o 4. Peralatan
o 5. Pembagian jarak
• E. Nomor lari jarak pendek
• F. Perbedaan lari jarak pendek dengan jarak menengah
A. Pengertian lari jarak pendek
Sprinter ( pelari cepat / pelari jarak pendek ) seperti Mohammad Zohri ( Atlet Nasional, Juara
ke 3 cabang lari 100 meter di Olimpiade, Golden Grand Prix Osaka 2019, Jepang) melakukan
teknik jenis lari yang dikuasainya ini dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis
lintasan yang telah ditentukan dari start hingga finish guna meraih kemenangan berdasarkan
catatan waktu yang paling singkat.
Zohri spesialis lari jarak 100 meter walaupun terdapat 200 meter dan 400 meter sebagai
alternatif lintasan yang dilombakan pada lari jarak pendek.
Berikut beberapa kajian pustaka perihal deskripsi teori hakikat lari jarak pendek (sprint) 100
meter :
Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari termasuk dalam fase layang
adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki
lepas dari tanah), berbeda dengan jalan dimana kaki selalu kontak dengan bumi atau tanah.
Mochamad Djuminar menerangkan seorang pelari akan melakukan frekuensi langkah yang
dipercepat, sehingga pada satu waktu kecenderungan badan melayang pada saat ia berlari.
Artinya ketika kedua kaku melayang setidaknya ada setu kaku yang menopang tanah.
(Mochamad Djuminar A. Widya, 2004: 13)
Wikipedia mendefinisikan lari adalah gerakan tubuh (gait) dimana pada suatu saat ada fase
layang, semua kaki tidak menginjak tanah.
Jadi berbeda dengan jalan yang salah satu kaki harus tetap ada sebagai penopang dan
kontak dengan tanah, sedangkan lari merupakan gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat
bisa melayang di udara atau tidak kontak dengan tanah.
B. Manfaat lari jarak pendek
Tidak hanya manusia, bahkan hewanpun memanfaatkan lari sebagai cara tercepat bergerak
menggunakan kaki. Pada satu waktu gerakan lari semua kaki tidak menginjak tanah, dalam
istilah olahraga sebagai gerakan tubuh (gait). Lari adalah salah satu bentuk latihan aerobik
dan anaerobik.
Pada Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 disebutkan Aerobik,
merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan secara terus menerus dengan intensitas rendah
hingga sedang, seperti: jalan kaki, lari, bersepeda dan jogging. Berbeda dengan anaerobik,
aktivitas olahraga ini memerlukan intensitas tinggi dengan energi secara cepat dalam waktu
singkat, namun tidak dengan durasi yang lama dan terus menerus.
Bagi seorang pelari profesional, terutama pada jarak pendek, mereka akan menggunakan
teknik-teknik khusus baik latihan Aerobik dan Anaerobik tadi. Teknik latihan ini akan
bermanfaat membentuk tubuh mereka agar kelak siap berlari dengan cepat.
Analisa biomekanikal (metode mekanika dengan kajian struktur dan fungsi aspek mekanika
dari sistem biologi, pada tingkat dari seluruh organisme sampai organ, sel dan organel sel)
dari para pelari menunjukkan perubahan pada tubuhnya antara lain, ketika melakukan
gerakan-gerakan berlari adanya sudut yang besar dari lutut-lutut mereka.
Disebutkan oleh (Riyadi, 1982), untuk meningkatkan kinerja dari seorang pelari dibutuhkan
pembentukan kekuatan dan tenaga otot yang maksimal, karena dalam lari jarak pendek
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
• Speed (Kecepatan)
• Power (Daya Ledak Otot)
• Strength (Kekuatan)
• Coordination (Koordinasi Gerakan)
• Flexibility (Kelenturan)
• Agility (Kelincahan)
• Stamina
Pada The Sprint Project, sebuah channel Youtube yang membahas tentang pengetahuan
sprint atau lari jarak pendek, disampaikan ada 7 Manfaat Sprint menurut Ilmu pengetahuan,
antara lain :
1. Perkembangan kekuatan otot
Seperti kita ketahui bahwa Lari Jarak Pendek termasuk ke dalam jenis aktivitas olahraga
anaerobik. Aktivitas Anaerobic dapat memformula glukosa menjadi energi tanpa
menggunakan oksigen. Akibatnya, tubuh akan lebih bertenaga karena menyerap energi lebih
banyak dan menggunakan sumber energi yang tersimpan di otot.
2. Meningkatkan Oksidasi Lemak atau pembakaran lemak
Gambar : Clubsweat.ca, 30 menit latihan sprint dan kombinasinya
Oksidasi lemak pada dasarnya adalah proses dimana tubuh Anda membakar lemak dan
menggunakannya untuk energi. Sebuah studi tahun 2018 meneliti efek dari hanya satu sesi
latihan dan menunjukkan efek signifikan pada pembakaran lemak setelah latihan dan
pengeluaran energi total Jaringan otot Anda. ( Biomedical Human Kinetics 10(1):118-126 –
august 2018)
3. Meningkatkan sintesis protein, perkembangan otot yang maksimal tanpa lemak
Protein synthesis adalah proses dimana otot Anda membangun dan memperbaiki, ini berarti
tubuh Anda akan menggunakan protein yang Anda konsumsi secara lebih efektif untuk
membangun otot tanpa lemak. Sistem protein melibatkan DNA dalam proses pembentukan
protein.
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA ( Deoxyribonucleic Acid )
merupakan materi genetik yang terdapat di dalam sel makhluk hidup, memiliki pewarisan
sifat. Pada sebuah penelitian di tahun 2010 ditemukan bahwa ketika protein dan karbohidrat
dikonsumsi langsung setelah sesi lari cepat, terjadi peningkatan sintesis protein. Ini mirip
dengan jendela anabolik tepat setelah sesi latihan beban.
4. Meningkatkan kapasitas aerobik, tubuh jadi lebih bugar
Kapasitas aerobik adalah jumlah oksigen maksimum yang dapat diambil tubuh kita dan
disalurkan ke otot kita selama latihan intensitas tinggi, juga dikenal sebagai V02 Max.
Mike Boyle adalah kepala pelatih penanganan kekuatan dan pengkondisian untuk Boston Red
Sox dalam bukunya, sebuah kemajuan dalam pelatihan fungsional, Mike Boyle membahas lari
cepat, dalam tulisannya “pelatihan interval mengembangkan kapasitas aerobik lebih baik
daripada pelatihan aerobik.
Cara tercepat untuk meningkatkan VO2 Max, ukuran standar kami kebugaran aerobik, melalui
pelatihan interval.” Jadi artinya tubuh kita akan lebih segar karena jumlah oksigen dalam otot
kita meningkat.
5. Memaksimalkan kemampuan serat otot
Beberapa komponen dasar seperti karakter, psikologis, proporsi tubuh, otot merah, otot putih
dan suku, sering menjadi pertimbangan dalam pemilihan atlet (Widhiyanti 2013). Secara
genetik tubuh seseorang rata-rata tersusun oleh 50% serabut otot tipe lambat dan 50%
serabut otot tipe cepat pada otot yang digunakan untuk bergerak (Quinn, 2013).
Serabut otot sangat kecil sekali, salah satu bagian pada otot yang mudah lelah dengan cepat
tetapi mereka sangat kuat, dalam satu “kejutan” mereka menghasilkan banyak tenaga dalam
waktu singkat. Lari cepat dapat meningkatkan jumlah serat berkedut cepat untuk kemudian
melatih serat yang sudah ada untuk merekrut lebih cepat guna menghasilkan lebih banyak
jumlah manfaat daya.
Joe McConkey, ahli fisiologi olahraga di Boston dan pelatih lari bersertifikat menyampaikan,
dengan berlari, sebagian besar otot bekerja atau mengalami kontraksi eksentrik, yang
merupakan beban terberat pada tubuh.
Kita akan cenderung menyadari perubahan massa otot dan kekuatan nyata ketika intensitas
berlari di perbanyak. Namun, kita akan memperoleh hasil yang prima, apabila kita memiliki
catatan jarak yang baik dalam berlari.
6. Meningkatkan sensitivitas insulin, baik untuk latihan penyembuhan Diabetes
Insulin adalah hormon yang menentukan bagaimana tubuh kita merespons karbohidrat.
Sebuah studi tahun 2010 meneliti efek lari cepat pada insulin, mereka menemukan bahwa
enam puluh menit latihan dengan intensitas tinggi selama 14 hari meningkatkan sensitivitas
insulin.
Menurunkan HbA1c pada pasien dengan diabetes tipe 2 dapat melalui aktivitas fisik
terstruktur yang terdiri dari latihan daya tahan, latihan aerobik, atau gabungan keduanya.
Dalam tulisan Umpierrez Et al., 2011, Latihan terstruktur dengan interval waktu lebih dari 150
menit perminggu dapat menurunkan HbA1c, interval waktu ini lebih efektif dalam proses
penurunannya. Apalagi dengan mengkombinasikan antara aktivitas fisik dan diet yang
sempurna akan sangat bermanfaat dengan nilai HbA1c lebih rendah. ( dari Jurnal Husada
Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 – 318 ).
Menurut (Peirce, 1999) latihan olahraga sering direkomendasikan dalam pengelolaan
penyembuhan penyakit DM tipe 1 dan DM tipe 2 dan dapat meningkatkan penyerapan
glukosa menjadi energi dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan
penimbunan lemak tubuh.
7. Meningkatkan kesehatan jantung
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika, terdapat 610.000
Kematian pertahun, cukup memberikan kita informasi bahwa penyakit jantung adalah 1 dari 4
penyebab kematian.
Sprinting tidak hanya memberikan bentuk sixpack perut kita namun mampu membuat jantung
kita lebih kuat dan lebih efektif dalam melakukan tugasnya. pada tahun 2012, sebuah
penelitian yang dilakukan dengan 4840 peserta yang menderita penyakit jantung koroner
disimpulkan bahwa manfaat olahraga intensitas tinggi sangat positif, sehingga mereka sangat
merekomendasikan bahkan untuk orang yang menderita penyakit jantung koroner.
Masih banyak lagi manfaat Sprint atau lari jarak pendek, namun 7 point di atas mudah-
mudahan cukup mewakili dari manfaat olahraga lari jarak pendek.
C. Teknik atau Pengetahuan dasar lari jarak pendek
Seorang pelari harus mengetahui pengetahuan dasar berlari cepat atau lari jarak pendek
sebelum ia melangkah ke teknik berlari cepat. Bompa (1999) menjelaskan, beberapa hal
mendasar yang harus dipahami oleh pelari jarak pendek (sprinter), adalah sebagai berikut:
Mencondongkan tubuh sedikit ke depan saat berlari, sudut kedua lengan sedikit fleksi 90
derajat kemudian saat berlari tangan diayunkan searah.
Kondisi rilek pada Otot-otot bagian depan dan kedua lengan.
Kaki tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan
diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah.
Posisi ketinggian pinggang diusahakan sama selama berlari.
Badan dicondongkan dengan serentak ke depan ketika mencapai finish, sehingga dada bisa
menggapai pita.
Setelah kita memahami urain Bompa (1999) tentang teknik dasar lari jarak pendek di atas,
ada baiknya kita juga mempelajari beberapa teknik berikutnya agar memaksimalkan hasil
dalam berlari jarak pendek. Berikut beberapa teknik lari jarak pendek :

1. Teknik Start Lari Jarak Pendek


Sebagai pelari pemula sebelum “start” diharuskan melakukan pemanasan tubuh terlebih
dahulu. Menurut (Purnomo 2007: 23) seorang pelari harus melakukan persiapan awal
sebelum berlari, itu dinamakan start, tujuan utamanya adalah mengoptimalkan pola lari cepat.
Ada tiga macam teknik start dalam lari cepat atau lari jarak pendek, yaitu sebagai berikut:
Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan sejajar di
sebelah kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah,
keduanya diletakkan di belakang garis start.
Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri tetap berada di depan, lutut kaki kanan diletakkan di
sebelah kanan, sejajar dengan tumit kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan
rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
Start Panjang (Long Start). Seperti dua teknik di atas, Kaki kiri diletakkan di depan lutut kaki
kanan yang berada di belakang kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat
dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
Terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek dijelaskan Bompa
(1999), antara lain sebagai berikut :
a. Aba-aba bersedia
Ketika starter telah memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan bersiap menempatkan
kedua kakinya menyentuh blok yang sudah dipersiapkan depan dan belakang, lutut kaki
belakang diletakkan di tanah, sejajar dengan kaki kiri, terpisah selebar bahu. Jari-jari tangan
membentuk huruf V terbalik dan berada di belakang garis start kemudian posisi kepala dalam
keadaan datar dengan punggung, sedangkan mata harus tetap menatap lurus ke bawah.
b. Aba-aba siap
Gambar : Ilustrasi Aba-aba siap, Lari Jarak Pendek.
Setelah aba-aba siap di bunyikan, posisi badan sudah mulai berubah, tubuh mulai sedikit
condong ke depan, angkat pinggang sedikit lebih tinggi dari bahu, karena posisi condong
bahu bahu agak maju ke depan dari dua tangan.

Kemudian lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut
siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki belakang pelari membentuk 120-140 derajat.
c. Aba-aba Yaak
Setelah seorang starter memberikan aba-aba “yaak”, maka saat inilah seorang pelari mulai
mengerahkan seluruh tenaganya. Posisi badan diluruskan dan diangkat kemudian kaki
menjadi tumpuan keras pada start blok untuk menghentak tenaga dorong.
Kedua tangan diangkat dari tanah kemudian mengayun seirama dengan gerak lari. Kaki
belakang mulai mendorong lebih kuat, kaki depan mendorong sedikit demi sedikit, namun
dengan segera kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat sedangkan kondisi badan
condong ke depan, posisi lutut dan pinggang diluruskan penuh, seperti membentuk sudut 45
derajat terhadap tanah pada saat akhir dorongan.
2. Teknik Lari Jarak Pendek
Pada fase ini seorang pelari mengerahkan daya dan kecepatan dengan teknik berlari cepat
yang sudah dipelajarinya. Purnomo (2007:33) menyampaikan, ada dua tahap dalam berlari
cepat atau Sprint, antara lain sebagai berikut:
a. Fase Topang
Fase topang bertujuan untuk memperkecil hambatan saat menyentuh tanah dan
memaksimalkan dorongan ke depan. Fase topang terdiri dari topang depan dan topang
dorong. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
Mendarat pada telapak kaki.

Lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortisasi.


kaki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan
kuat-kuat pada saat bertolak.
Paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.
b. Fase layang
Fase layang tujuan fase ini intinya untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan kemudian
mempersiapkan penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Adapun tekniknya
adalah sebagai berikut:
• Mengayunkan lutut kaki, bergerak ke depan dan ke atas.
• Dalam fase pemulihan Lutut kaki topang bengkok, irama ayunan lengan aktif namun rilek.
• Kemudian Kaki topang bergerak ke belakang.
3. Teknik Melewati Garis Finish
Inilah salah satu teknik penentu saat pelari mencoba meraih kemenangannya yaitu Garis
Finish. Pelari yang apabila bagian-bagian tubuhnya sudah dalam bidang vertikal dari sisi
terdekat garis finish, maka ia dikatan sudah berhasil masuk finish, sesuai dengan peraturan
dan garis yang telah disediakan. Bagian tubuh yang dimaksud adalah hampir seluruh bagian
tubuh, seperti : kepala, leher, lengan dan kaki.
Muhtar (2011:14) menjelaskan, terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish pada lari
jarak pendek atau sprinter, yaitu:
• Mencondongkan dada kemudian menjatuhkannya ke depan.
• Salah satu bahu dijatuhkan ke depan.
• Secepat mungkin lari, sampai beberapa meter garis finish terlewati.
Teknik yang sering dilakukan adalah teknik no.2 apabila ada beberapa pelari sedang
berkompetisi bersamaan melewati garis finish, maka pelari yang anggota tubuhnya
menyentuh pita atau garis terlebih dahulu merupakan pemenangnya.

IV. Peraturan lari jarak pendek


Induk organisasi atletik internasional IAAF (International Amateur Atloetik Federation) atau
tingkat nasional PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) mengatur peraturan perlombaan
lari jarak pendek telah diatur dan ditetapkan oleh .
Berikut peraturan untuk perlombaan lari jarak pendek:
1. Peraturan Perlombaan
• Garis start dan finish selebar 5 cm siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan. Tepi garis
start dan tepi garis finish terdekat menjadi ukuran jarak perlombaan.
• “bersedia”, “siap” dan “ya” atau bunyi pistol adalah Aba-aba yang digunakan dalam lomba
lari jarak pendek.
• Saat aba-aba “ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara, semua peserta lomba lari
mulai berlari.
• Peringatan diberikan maksimal 3 kali bagi peserta yang membuat kesalahan pada saat start.
• Pada perlombaan besar lari jarak pendek, dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama,
babak kedua, babak semifinal, dan babak final.
• Akan terjadi babak pertama jika jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak
maju ke babak berikutnya.
2.Berikut ini adalah Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah
Hal-hal yang dianggap tidak sah yaitu :
• Tiga kali melakukan kesalahan start.
• Melewati atau memasuki lintasan pelari lain.
• Berbuat curang mengganggu pelari lain.
• Keluar dari lintasan.
• Terbukti memakai doping atau obat perangsang.
• Peralatan dan Sarana Lari Jarak Pendek
3. Lintasan
Setiap lintasan atau ban lari jarak pendek dibentuk di sebuah lapangan, antar jarak lintasan
berukuran lebar 1,22 meter dengan jumlah 8 buah.
4. Peralatan
Sepatu spikes, start block, tiang finish, stopwatch, dan bendera start atau pistol merupakan
alat biasa digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek.
5. Pembagian jarak
1. Lari jarak pendek: 100m s/d 400m gerak lari yang dilakukan dengan memaksimalkan
semua teknik mulai dari kecepatan start, saat berlari sprint dan teknik memasuki garis finish,
sehingga menentukan baik buruknya catatan waktu yang ditempuh. Start Jongkok adalah
teknik start yang biasa digunakan lari jarak pendek.
2. Lari jarak menengah: 800m s/d 1500m.
3. Lari jarak jauh : 3000m s/d 42,195km karena jaraknya cukup jauh, keduanya menggunakan
start berdiri, dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi, karena terdiri atas pengerahan atau
pemanfaatan tenaga yang maksimal dalam waktu yang relatif sangat singkat (Agung, 2013).
E. Nomor lari jarak pendek
Lari merupakan olahraga yang sederhana, salah satu nomor yang diperlombakan dalam
cabang olahraga atletik, baik yang bertaraf daerah, nasional maupun internasional.
Cabang olahraga atletik ini terdiri dari beberapa nomor yaitu jalan cepat, lari lompat dan
lempar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas lari terdiri dari lari jarak pendek (Sprint), lari
jarak menengah, lari jarak jauh serta marathon. Pada point pembagian jarak, Lari jarak
pendek memiliki nomor lari diantaranya lari 50 meter, lari 100 meter, lari 200 meter dan lari
400 meter.
F. Perbedaan lari jarak pendek dengan jarak menengah
Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerangkan perbedaan
prinsip yang paling utama antara ketiga cabang olahraga atletik ini terletak pada tingkat
kecepatannya. Karena jarak dari lintasan lomba lari jarak pendek termasuk singkat, sampai
400 m, maka para sprinter harus mengerahkan tenaganya agar secepat mungkin masuk garis
finish.
Berbeda dengan lari jarak jauh, faktor kecepatan bukan jadi hal yang utama. Begitu pula
dengan lari jarak menengah perbedaan jarak sangatlah menentukan.
Menggunakan teknik menghemat tenaga serta berlari seefisien mungkin adalah faktor utama
yang harus diperhatikan ketika berlari jarak jauh dan menengah. Kemampuan performa dan
tenaga kunci utama dari pelari jarak jauh. Karena mengingat jarak yang ditempuh lebih jauh
dari pada lari jarak menengah. Selain itu, perbedaan prinsip dan teknik diantara keduanya
masih banyak lagi. Tumpuan kaki pelari adalah perbedaan selanjutnya.
Para sprinter lebih banyak menggunakan tumpuan kaki paling depan, telapak kaki bagian
depan sangat berpengaruh pada kecepatan. Tidak hanya pada tumpuan kaki, menjadi
pembeda antara ketiga jenis lari tersebut. Pada lari jarak pendek, melatih kekuatan serta
kecepatan otot sangat penting untuk dilakukan.
Tumpuan telapak kaki paling depan menjadi faktor utama dari nomor lari ini. Teknik start yang
tepat juga sangat berpengaruh karena membutuhkan tolakan yang kuat pada start jongkok.
Sedangkan seluruh bagian telapak kaki digunakan sebagai tumpuan untuk lari jarak
menengah dan lari jarak jauh. Frekuensi latihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta
stamina lebih diutamakan dalam lari jarak menengah dan jauh.

Anda mungkin juga menyukai