Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Klasifikasi kebugaran jasmani menurut organisasi kesehatan di seluruh dunia diartikan sebagai:
Sehat, adalah terbebasnya tubuh baik fisik maupun mental dari segala penyakit.
Bugar, adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal, dan
masih mempunyai. cadangan tenaga tanpa mengalami kelelahan yag berlebih
Hakikat kebugaran jasmani adalah hal yang berhak diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan
kebugaran jasmani. Misalnya ketika kita mengantuk maka mata berhak untuk istirahat sejenak.
Kebugaran Jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan. tetapi lebih merupakan cara mengukur
individu melakukan kegiatannya sehari-hari.
Fungsi Organ, berhubungan dengan efisiensi sistem jantung, pembuluh darah, dan paru-paru
(pernafasan)
Kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh setiap orang berbeda-beda, tergantung sifat tantangan fisik
yang dihadapi.
Kekuatan (Streght)
Kecepatan (Speed)
Kelincahan (Agility),
Koordinasi (Coordination)
Keseimbangan (Balance)
Ketepatan (Accuracy)
Reaksi (Reaction)
Nah berikut ini pengertian dari setiap unsur kebugaran jasmani dan bentuk latihannya:
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit.
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam memakai organ tubuhnya seperti jantung dan
paru-paru secara efektif dan efisien dalam melakukan aktivitasnya.
lari 2,4 km
lari 12 menit
lari multistage
Daya otot disebut juga daya ledak otot (explosive power) adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu se singkat-singkatnya.
4. Kecepatan (Speed)
Bentuk latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan adalah berlari 50-200 meter.
Daya lentur melihat pada efektivitas tubuh manusia dalam menyesuaikan diri dengan gerakan atau
aktivitas yang mengandalkan kelenturan tubuh.
Contoh latihan yang dapat melatih daya lentur adalah senam, yoga, dan renang.
6. Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan posisi-posisi tubuh
seperti dari depan ke belakang, atau dari kiri ke kanan.
Olahraga yang membutuhkan kelincahan diantaranya yaitu sepak bola dan bulu tangkis. Bentuk latihan
kebugaran jasmani nya dengan lari zig-zag dan naik-turun anak tangga.
7. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kemampuan seseorang dalam menyatukan gerakan tubuh berbeda ke dalam
satu gerakan yang efektif.
Bentuk latihan nya yaitu dengan cara memantulkan bola pada tembok dengan tangan kanan dan
menangkapnya kembali menggunakan tangan kiri. Membutuhkan kemampuan gerak insting yang kuat
dan juga konsentrasi yang tinggi.
8. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mengendalikan organ dan syaraf otot sehingga bisa
mengendalikan gerakan tubuh dengan baik.
Senam dan loncat indah merupakan olahraga yang mengandalkan keseimbangan. Keseimbangan bisa
dilatih dengan beberapa macam latihan sikap lilin, berjalan di atas balok kayu, dan berdiri dengan
tangan sebagai tumpuannya.
9. Ketepatan (Accuracy)
Seperti permainan olahraga bowling, memanah. Salah satu latihan untuk melatih ketepatan yaitu
melempar bola pada keranjang atau sasaran tertentu.
Bentuk latihan kebugaran jasmani untuk melatih ketepatan reaksi adalah lempar tangkap bola.
Meningkatkan stamina dan kakuatan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih energik
Mengatasi depresi
Meningkatkan energi
Tambahkan juga fungsi dan tujuan utama latihan kebugaran jasmani adalah:
Adapun Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran
jasmani seseorang, yaitu:
VO2 Max
VO2 max, or maximal oxygen uptake, is a common measurement linked to aerobic endurance that
many athletes use to determine their overall fitness. VO2 max is the measurement of the maximum
amount of oxygen that an individual can utilize during intense, or maximal exercise. It is measured as
milliliters of oxygen used in one minute per kilogram of body weight (ml/kg/min).
It is one factor that may help determine an athlete's capacity to perform sustained exercise.
An athlete's VO2 max score is generally considered by exercise physiologists as one of the best
indicators of the athlete's cardiovascular fitness and aerobic endurance. Theoretically, the more oxygen
you can use during high-level exercise, the more adenosine triphosphate (ATP) energy you can
produce in your cells. This is often the case with elite endurance athletes, who typically have very high
VO2 max values.
VO2 max should not be confused with the lactate threshold (LT) or anaerobic threshold (AT), which
refer to the point during exhaustive, all-out exercise at which lactate builds up in the muscles during
exercise. With proper training, athletes are often able to substantially increase their AT and exercise
longer at a higher intensity.
VO2 max differs from VO2 peak in that during the VO2 peak test the subject gives a maximal effort but
does not fulfill the criteria of the VO2 max test.
Accurate measurement of VO2 max is done in a sports performance lab. An all-out effort is performed
on a treadmill or bicycle under a strict protocol. These protocols involve specific increases in the speed
and intensity of the exercise and collection and measurement of the volume and oxygen concentration
of inhaled and exhaled air.
An athlete's oxygen consumption rises in a linear relationship with exercise intensity—up to a point.
There is a specific point at which oxygen consumption plateaus even if the exercise intensity increases.
This plateau marks the VO2 max. It's a painful point in VO2 max testing where the athlete moves from
aerobic metabolism to anaerobic metabolism. From there, it's not long before muscle fatigue forces the
athlete to stop exercising.
The test usually takes between 10 and 15 minutes and requires an athlete to be completely rested and
motivated to endure the pain long enough to find his true VO2 max.
VO2 max can also be estimated through a variety of protocols, including the Bruce treadmill test.
However, none of these are as accurate as direct testing.
Research shows that although VO2 max has a genetic component, it can also be increased through
training. The two methods for increasing VO2 max include increases in both training volume and
intensity.
Research also indicates that the less fit you are, the more you can increase your VO2 max through
training. In fact, novice exercisers have been able to increase VO2 max by 20 percent through proper
training.
Fit athletes have a harder time increasing their VO2 max, most likely because they are already so near
their genetic potential.
Aside from genetic factors, three other components have a large influence on VO2 max:
Age: Although it varies greatly by individual and training programs, in general, VO2 max is the
highest at age 20 and decreases nearly 30 percent by age 65.
Gender: Many elite female athletes have higher VO2 max values than most men. But because of
differences in body size and composition, blood volume, and hemoglobin content, a woman's VO2 max
is in general about 20 percent lower than a man's VO2 max.
Altitude: Because there is less oxygen at higher altitude, an athlete will generally have 5 percent
decrease in VO2 max results for every 5,000 feet gained in altitude.
VO2 max results vary greatly. The average for a sedentary individual is close to 35 ml/kg/min. Elite
endurance athletes often average 70 ml/kg/min.
One of the highest recorded VO2 max results (90 ml/kg/min) was that of a cross-country skier. Cyclist
Lance Armstrong's VO2 max was reported at 85 ml/kg/min during his peak of conditioning.
Most elite athletes will have VO2 max values well over 60ml/kg/min, this number alone is not a
guarantee of elite performance. A high VO2 max may indicate an athlete's potential for excellent
aerobic endurance, but many other factors can determine the winner of a particular race.
Some of these factors for athletic success include skills training, psychological preparation, lactate
threshold training, rest and recovery, and nutrition.