Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LARI SPRINT
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Pendidikan Jasmani dan Olah Raga

Di Susun Oleh

Nama : Rhena Mayang Safitri

NIM : 855744915

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kepada kehadirat allah swt. Karena dengan anugrah dan kasih
sayang, petunjukdan kekuatannya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ lari sprint” tanpa pertolongannya mungkin saya tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Yang akan memberikan manfaat dikemudian hari
guna kemajuan ilmu pengetahuan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
ilmu pengetahuan kita mengenai olahraga lari cepat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu kami berharap ada kritik,sarandan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapu yang membacanya. Sekiranya
laporang yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan sdimasa depan.

Karya tani, 12 noember 2021

Rhena Mayang Safitri


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sprint merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh atau kecepatan maksimal
sepanjang jarak yang harus ditempuh. Sprint dibagi menjadi tiga jarak, yakni 100, 200, dan
400 meter (Pradana, 2010). Menurut Irfan (2012), lari sprint memerlukan kecepatan yang
membuat daya tahan tubuh cepat berkurang, karena kebutuhan oksigen tidak terpenuhi
seluruhnya oleh tubuh, sehingga terjadi penumpukan asam laktat.

Asam laktat merupakan hasil akhir dari proses metabolisme (Siregar, 2006). Penimbunan
laktat dalam darah akan menimbulkan kelelahan dan menurunkan kinerja fisik. Pembuangan
laktat yang lambat menyebabkan sindroma latihan yang berlebihan pada atlet, sehingga dapat
meningkatan insiden cidera (Purnomo, 2013). Untuk pemulihan asam laktat pada atlit
biasanya hanya istirahat selama sehari antara satu perlombaan dengan perlombaan lainnya.
Sebenarnya bukan satu hal yang luar biasa bagi atlit untuk berpartisipasi pada beberapa
perlombaan di beberapa pertandingan dalam satu hari. Persoalannya bagaimana cara tercepat
untuk pembuangan asam laktat sehingga dapat membentuk energi kembali untuk
meningkatkan kinerja fisik dan mengurangi kelelahan (Hajar, 2013).

Cara yang terpenting untuk mempercepat pembuangan asam laktat adalah meningkatkan
aliran darah, meningkatkan cardiac output, meningkatkan transport laktat, sehingga cepat
membentuk energi kembali (Purnomo, 2015). Berdasarkan hasil penelitian Hinds dkk. (2004)
dalam Purnomo (2015), diketahui massage 2 dengan teknik Effleurage dan Friction dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah arteri, sehingga terjadi peningkatan pada
aliran darah.

Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh dengan menggunakan kedua tangan
pada bagian telapak tangan maupun jari-jari tangan (Mithayani, 2012). Teknik massage yang
digunakan adalah Effleurage dan Friction. Effleurage merupakan suatu manipulasi gosokan
ringan dengan seluruh permukaan tangan atau thumb, arah gosokan menuju ke jantung
(Priatna dan Desiman, 2007). Sedangkan friction merupakan teknik gerakan putaran spiral
menuju ke arah jantung (Arisma, 2015). Dalam praktek fisioterapi massage mempunyai peran
dalam pemulihan pasien.

Fisiotrapi menurut PMK No. 80 Tahun 2013 adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
ditunjukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentan kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual dan peralatan. Dengan teknik Effleurage dan Friction yang
dilakukan oleh seorang fisioterapis dapat membantu mempercepat menurunkan kadar asam
laktat dalam tubuh sehingga dapat mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelumnya atau
tidak mengalami kelelahan yang membuat tubuh menjadi menjadi kuat kembali. Dalam sabda
Rasulullah SAW “Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dari pada mukmin yang lemah
“(HR. Muslim dan Abu Hurairah).

Berdasarkan hadis diatas dipahami bahwa Islam sangat memperhatikan kesehatan salah
satunya adalah pemulihan, pemulihan memang bermacam-macam cara salah satu modalitas
fisioterapi yang digunakan untuk pemulihan akibat penumpukan asam laktat salah satunya
menggunakan massage dengan teknik 3 Effleurage dan Friction. Oleh karena itu peneliti
melakukan penelitian yang berhubungan dengan penurunan asam laktat dengan teknik
Effleurage dan Friction pada Atlit sprint 400 meter.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh
Effleurage dan Friction Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pelari Sprint 400 meter?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Effleurage dan Friction terhadap penurunan kadar
asam laktat setelah lari Sprint 400 meter.
D. Manfaat

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam


mengembangkan keilmuan dan wawasan tentang rekoveri atau pemulihan akibat
penumpukan asam laktat setelah lari sprint dengan menggunakan teknik Effleurage dan
Friction.

2. Praktis

a. Bagi penulis

Untuk menambah pemahaman dan pengalaman penulis tentang fisioterapi olahraga,


kususnya dalam menurunkan asam laktat setelah lari Sprint. 4

b. Bagi Atlit

Mengetahui peran fisioterapi dalam menurunkan asam laktat setelah lari Sprint.

c. Bagi Pelatih

Sebagai bahan masukan dalam menangani atlit lari yang mengalami penumpukan asam
laktat.

d. Bagi fisioterapis

Menambah khasanah keilmuwan fisioterapi terutama dalam lingkup fisioterapi olahraga


dalam menurunkan asam laktat setelah lari Sprint
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LARI JARAK PENDEK

Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari termasuk dalam fase layang
adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki
lepas dari tanah), berbeda dengan jalan dimana kaki selalu kontak dengan bumi atau tanah.
Mochamad Djuminar menerangkan seorang pelari akan melakukan frekuensi langkah yang
dipercepat, sehingga pada satu waktu kecenderungan badan melayang pada saat ia berlari.
Artinya ketika kedua kaku melayang setidaknya ada setu kaku yang menopang
tanah. (Mochamad Djuminar A. Widya, 2004: 13).
Wikipedia mendefinisikan lari adalah gerakan tubuh (gait) dimana pada suatu saat ada fase
layang, semua kaki tidak menginjak tanah. Jadi berbeda dengan jalan yang salah satu kaki
harus tetap ada sebagai penopang dan kontak dengan tanah, sedangkan lari merupakan
gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat bisa melayang di udara atau tidak kontak dengan
tanah.Jalan dan lari merupakan bagian dari kepelatihan dasar atletik yang di dalamnya
mencakup berlatih-melatih, menyusun program latihan fisik, teknik, taktik, dan masih banyak
lagi.

B. MANFAAT LARI JARAK PENDEK

Tidak hanya manusia, bahkan hewanpun memanfaatkan lari sebagai cara tercepat bergerak
menggunakan kaki. Pada satu waktu gerakan lari semua kaki tidak menginjak tanah, dalam
istilah olahraga sebagai gerakan tubuh (gait). Lari adalah salah satu bentuk latihan aerobik
dan anaerobik.
Aerobik, merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan secara terus menerus dengan intensitas
rendah hingga sedang, seperti: jalan kaki, lari, bersepeda dan jogging. Berbeda dengan
anaerobik, aktivitas olahraga ini memerlukan intensitas tinggi dengan energi secara cepat
dalam waktu singkat, namun tidak dengan durasi yang lama dan terus menerus.Bagi seorang
pelari profesional, terutama pada jarak pendek, mereka akan menggunakan teknik-teknik
khusus baik latihan Aerobik dan Anaerobik tadi. Teknik latihan ini akan bermanfaat
membentuk tubuh mereka agar kelak siap berlari dengan cepat.
Analisa biomekanikal (metode mekanika dengan kajian struktur dan fungsi aspek mekanika
dari sistem biologi, pada tingkat dari seluruh organisme sampai organ, sel dan organel sel)
dari para pelari menunjukkan perubahan pada tubuhnya antara lain, ketika melakukan
gerakan-gerakan berlari adanya sudut yang besar dari lutut-lutut mereka.Disebutkan oleh
(Riyadi, 1982), untuk meningkatkan kinerja dari seorang pelari dibutuhkan pembentukan
kekuatan dan tenaga otot yang maksimal, karena dalam lari jarak pendek dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Speed (Kecepatan)
2. Power (Daya Ledak Otot)
3. Strength (Kekuatan)
4. Coordination (Koordinasi Gerakan)
5. Flexibility (Kelenturan)
6. Agility (Kelincahan)
7. Stamina

Tujuh manfaat sprint menurut ilmu pengetahuan, yaitu:


1. Perkembangan kekuatan otot
2. Meningkatkan oksidasi lemak atau pembakaran lemak
3. Meningkatkan sintesis protein perkembangan otot yang maksimal
4. Meningkatkan kapasitas aerobik
5. Memaksimalka kemampuan serat otot
6. Meningkatkan sensitivitas insulin
7. Meningatkan kesehatan jantung.
C. TEKNIK ATAU PENGETAHUAN DASAR LARI JARAK PENDEK

Seorang pelari harus mengetahui pengetahuan dasar berlari cepat atau lari jarak pendek
sebelum ia melangkah ke teknik berlari cepat. Bompa (1999) menjelaskan, beberapa hal
mendasar yang harus dipahami oleh pelari jarak pendek (sprinter), adalah sebagai berikut:
1. Mencondongkan tubuh sedikit ke depan saat berlari, sudut kedua lengan sedikit fleksi 90
derajat kemudian saat berlari tangan diayunkan searah.
2. Kondisi rilek pada Otot-otot bagian depan dan kedua lengan.
3. Kaki tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan
diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah.
4. Posisi ketinggian pinggang diusahakan sama selama berlari.
5. Badan dicondongkan dengan serentak ke depan ketika mencapai finish, sehingga dada bisa
menggapai pita.

Setelah kita memahami urain Bompa (1999) tentang teknik dasar lari jarak pendek di atas, ada
baiknya kita juga mempelajari beberapa teknik berikutnya agar memaksimalkan hasil dalam
berlari jarak pendek. Berikut beberapa teknik lari jarak pendek :
1. Teknik Start Lari Jarak Pendek
Sebagai pelari pemula sebelum “start” diharuskan melakukan pemanasan tubuh terlebih
dahulu. Menurut (Purnomo 2007: 23) seorang pelari harus melakukan persiapan awal sebelum
berlari, itu dinamakan start, tujuan utamanya adalah mengoptimalkan pola lari cepat.
Ada tiga macam teknik start dalam lari cepat atau lari jarak pendek, yaitu sebagai berikut:
 Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan sejajar di

sebelah kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah,
keduanya diletakkan di belakang garis start.
 Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri tetap berada di depan, lutut kaki kanan

diletakkan di sebelah kanan, sejajar dengan tumit kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal.
Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
 Start Panjang (Long Start). Seperti dua teknik di atas, Kaki kiri diletakkan di depan lutut

kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan
rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
Terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek dijelaskan Bompa
(1999), antara lain sebagai berikut :
a. Aba-aba bersedia
Ketika starter telah memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan bersiap menempatkan
kedua kakinya menyentuh blok yang sudah dipersiapkan depan dan belakang, lutut kaki
belakang diletakkan di tanah, sejajar dengan kaki kiri, terpisah selebar bahu. Jari-jari
tangan membentuk huruf V terbalik dan berada di belakang garis start kemudian posisi
kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan mata harus tetap menatap lurus
ke bawah.
b. Aba-aba siap
bahu, karena Setelah aba-aba siap di bunyikan, posisi badan sudah mulai berubah, tubuh
mulai sedikit condong ke depan, angkat pinggang sedikit lebih tinggi dari posisi condong
bahu bahu agak maju ke depan dari dua tangan. Kemudian lutut ditekan ke belakang, lutut
kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki
belakang pelari membentuk 120-140 derajat.
c. Aba-aba Yaak
Setelah seorang starter memberikan aba-aba “yaak”, maka saat inilah seorang pelari mulai
mengerahkan seluruh tenaganya. Posisi badan diluruskan dan diangkat kemudian kaki
menjadi tumpuan keras pada start blok untuk menghentak tenaga dorong.
Kedua tangan diangkat dari tanah kemudian mengayun seirama dengan gerak lari. Kaki
belakang mulai mendorong lebih kuat, kaki depan mendorong sedikit demi sedikit, namun
dengan segera kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat sedangkan kondisi badan
condong ke depan, posisi lutut dan pinggang diluruskan penuh, seperti membentuk sudut
45 derajat terhadap tanah pada saat akhir dorongan.
2. Teknik Lari Jarak Pendek
Pada fase ini seorang pelari mengerahkan daya dan kecepatan dengan teknik berlari cepat
yang sudah dipelajarinya. Purnomo (2007:33) menyampaikan, ada dua tahap dalam berlari
cepat atau Sprint, antara lain sebagai berikut:
a. Fase topang
Fase topang bertujuan untuk memperkecil hambatan saat menyentuh tanah dan
memaksimalkan dorongan ke depan. Fase topang terdiri dari topang depan dan topang
dorong. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
 Mendarat pada telapak kaki.
 Lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortisasi.
 kaki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut dan mata kaki dari kaki topang harus
diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak.
 Paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.

b. Fase layang
Fase layang tujuan fase ini intinya untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan
kemudian mempersiapkan penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Adapun
tekniknya adalah sebagai berikut:
 Mengayunkan lutut kaki, bergerak ke depan dan ke atas.
 Dalam fase pemulihan Lutut kaki topang bengkok, irama ayunan lengan aktif namun
rilek.
 Kemudian Kaki topang bergerak ke belakang.

3. Teknik Melewati Garis Finish


Inilah salah satu teknik penentu saat pelari mencoba meraih kemenangannya yaitu Garis
Finish. Pelari yang apabila bagian-bagian tubuhnya sudah dalam bidang vertikal dari sisi
terdekat garis finish, maka ia dikatan sudah berhasil masuk finish, sesuai dengan peraturan
dan garis yang telah disediakan. Bagian tubuh yang dimaksud adalah hampir seluruh bagian
tubuh, seperti : kepala, leher, lengan dan kaki.
Muhtar (2011:14) menjelaskan, terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish pada lari
jarak pendek atau sprinter, yaitu:
 Mencondongkan dada kemudian menjatuhkannya ke depan.
 Salah satu bahu dijatuhkan ke depan.
 Secepat mungkin lari, sampai beberapa meter garis finish terlewati.

Teknik yang sering dilakukan adalah teknik nomor 2 apabila ada beberapa pelari sedang
berkompetisi bersamaan melewati garis finish, maka pelari yang anggota tubuhnya
menyentuh pita atau garis terlebih dahulu merupakan pemenangnya.

D. PERBEDAAN LARI JARAK PENDEK DENGAN JARAK MENENGAH

Berbeda dengan lari jarak jauh, faktor kecepatan bukan jadi hal yang utama. Begitu pula
dengan lari jarak menengah perbedaan jarak sangatlah menentukan. Menggunakan teknik
menghemat tenaga serta berlari seefisien mungkin adalah faktor utama yang harus
diperhatikan ketika berlari jarak jauh dan menengah.
Kemampuan performa dan tenaga kunci utama dari pelari jarak jauh. Karena mengingat jarak
yang ditempuh lebih jauh dari pada lari jarak menengah. Selain itu, perbedaan prinsip dan
teknik diantara keduanya masih banyak lagi. Tumpuan kaki pelari adalah perbedaan
selanjutnya.
Para sprinter lebih banyak menggunakan tumpuan kaki paling depan, telapak kaki bagian
depan sangat berpengaruh pada kecepatan. Tidak hanya pada tumpuan kaki, menjadi pembeda
antara ketiga jenis lari tersebut. Pada lari jarak pendek, melatih kekuatan serta kecepatan
otot sangat penting untuk dilakukan.
Tumpuan telapak kaki paling depan menjadi faktor utama dari nomor lari ini. Teknik start
yang tepat juga sangat berpengaruh karena membutuhkan tolakan yang kuat pada start
jongkok. Sedangkan seluruh bagian telapak kaki digunakan sebagai tumpuan untuk lari jarak
menengah dan lari jarak jauh. Frekuensi latihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta
stamina lebih diutamakan dalam lari jarak menengah dan jauh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m.
Oleh karena itu, faktor utama yang menentukan lari jarak pendek adalah kecepatan.
Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot
yang diubah menjadi gerakan yang sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan
kecepatan yang tinggi. Nomor-nomor lari jarak pendek yang dilombakan meliputi 100 meter,
200 meter, dan 400 meter. Agar dapat mencatat waktu secepat-cepatnya, pelari jarak pendek
dalam melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Langkahkan kaki yang lebar dengan
tolakan menggunakan ujung kaki. 2) Posisi tubuh condong ke depan dengan lengan tangan
kanan ke arah dagu dan siku tangan ditekuk. Langkah-langkah lari jarak pendek sebagai
berikut : 1) Start Pendek (Bunch Start), 2) Start Menengah (Medium Start), 3) Start Panjang
(Long Start)

B. Saran

Makalah ini adalah makalah atletik yang membahas tentang lari jarak pendek, diharapkan
agar atletik kedepannya lebih dipahami dan dilaksanakan untuk meningkatkann potensi siswa
dan para atlet yang unggul dan baik.

C. Penutup

Dengan mengucap syukur alhamdulillah penyusunan makalah ini dapat diselrsaikan,


meskipum penulis telah melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan makalah ini,namun
pada akhirnya penulis menyadari bahwa hasil makalah ini bukan yang terbak. Keitik dan
saran selalu penulis harapkan,karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan penulis
dan mengkaji masalah yang hanya mengungkap sebagian kecil dari permasalahan ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi refleksi bagi penulis dan dapat memberikan sumbangan
pemikiran serta manfaat bagi kemajuan pendidikan.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PRAKTIK LARI SPRINT

1. Pemanasan
2. Lari Sprint
3. Pendinginan
4. Format Kesediaan Instruktur
6. Penilaian Praktik
6. Rekap Nilai Praktik

Anda mungkin juga menyukai