BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
secara berulang dengan menambah beban setiap hari disebut dengan latihan
gangguan pada homeostasis dan merubah lingkungan fisik dan kimia sel.
atau lebih perubahan lingkungan internal tubuh dimulai dari sel tubuh
Kata sedentary berasal dari bahasa latin “sedere” yang berarti “duduk”.
transport activities) atau menetap dalam jangka waktu lama, aktivitas ini
Aktivitas fisik ringan atau rendah yaitu sebanding dengan aktivitas jenis
hembusan nafas. Kegiatan ini seperti berdiri, berjalan pelan atau jalan
Kegiatan yang sering atau rutin dilakukan dalam seminggu dan dengan
aktivitas yang lain seperti berenang, berjalan cepat, naik turun tangga,
Jenis aktivitas fisik menurut Brown B.J, etc13 dibedakan menjadi dua
tipe yaitu :
9
1.) Aerobik
2.) Anaerobik
aktivitas anaerobik adalah lari sprint jarak pendek, High Intensiy Interval
pada energi yang disimpan di otot dan hasil dari proses glikolisis. 15.
dikonsumsi menjadi suatu ikatan energi tinggi yang dikenal dengan Adenosin
Triphospat (ATP) yang disimpan dalam otot. ATP terdiri dari satu molekul
phosphate dipecah, maka ADP + P dibentuk dari ATP dan energi dilepaskan.
10
Persediaan ATP dalam sel otot sangat terbatas, walaupun begitu suplai ATP
jenis kegiatan yang dilakukan. Ketiga sistem tersebut adalah (1) Sistem ATP-
PC (2) Sistem asam laktat (3) Sistem oksigen (O2),27 secara ringkas, sistem
(dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa oksigen). Kedua proses ini
besar dalam waktu yang cepat pada aktivitas fisik yang berat. Metabolisme
tahap meliputi
1.) Glikolisis
asam piruvat. Sejumlah ADP diubah menjadi ATP oleh energi yang
dibebaskan selama proses tersebut, tetapi jumlah ATP yang dihasilkan ini
dalam metabolisme ini. Dalam siklus ini gugus asetil dari asetil-CoA
Asam piruvat dipecah menjadi CO2 dan H2O dengan menggunakan O2. 17
daur krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk
menjadi ATP. Proses ini berkaitan dengan molekul protein besar yang 22
sintetase.
12
pada aktivitas fisik akan menginduksi terjadinya penyakit, cedera, dan fatigue
Pada kondisi tertentu latihan fisik dapat menjadi sebuah stressor yang
tetapi jika besarnya rangsangan tidak cukup untuk proses pembebanan, maka
terlalu besar dan tidak dapat ditoleransi oleh tubuh akan menyebabkan jejas
terlalu tinggi, durasi aktivitas terlalu panjang, dan frekuensi aktivitas terlalu
21
sering. Aktivitas fisik yang berat dapat meningkatkan pembentukan
Jalur Mekanisme
Fosforilasi Oksidatif Terjadi kebocoran elektron pada rantai
transfer elektron di mitokondria akibat
peningkatan kebutuhan oksigen
sehingga terbentuk anion superoksida.
Xanthin Oksidase Iskemia reperfusi jantung. Selama
iskemia, ATP diubah menjadi AMP.
Jika oksigen kurang maka AMP akan
diubah menjadi hipoxanthin, lalu
hipoxanthin diubah menjadi xanthin dan
asam urat dengan bantuan enzim xanthin
oksidase. Pada proses ini juga akan
terbentuk radikal superoksida dan
radikal hidroksil.
Autooksidasi Peningkatan katekolamin melalui
aktivasi β-adrenergik setelah aktivitas
fisik maksimal akan menghasilkan ROS.
Oksihemoglobin diubah menjadi
methemoglobin menyebabkan
diproduksinya radikal superoksida.
Respon inflamasi Kerusakan jaringan akibat aktivitas fisik
akan mengaktivasi sel-sel inflamasi
seperti neutrofil yang merupakan
sumber sekunder produksi ROS.
(Sumber : dalam kutipan Tesis Andryani 22)
akan terjadi respon akut dan pengaruh jangka panjang akibat latihan yang
14
denyut jantung. 24
lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbita terluarnya. Radikal bebas
berasal dari dalam tubuh sendiri yang merupakan hasil dari metabolisme
seluler, bisa berasal dari proses peradangan, dan dapat juga berasal dari luar
25
tubuh (polusi, asap rokok, radiasi, obat-obatan). Radikal bebas bersifat
patogen dalam jumlah yang kecil hingga sedang. Peningkatan jumlah radikal
lemak, protein, karbohidrat dan asam nukleat. 26 Aktivitas radikal bebas juga
degeneratif lainnya. 27
15
Bentuk umum radikal bebas ada dua yaitu reactive oxygen spesies
ROS dan reactive nitrogen spesies (RNS). ROS diantaranya hidroksil (OH•),
satu molekul direduksi menjadi dua molekul air. Reduksi tersebut dilakukan
berlangsung empat tahapan. Hal ini terjadi karena dua elektron yang tidak
menerima elektron tahap demi tahap dan hanya satu elektron tiap tahapnya.
terbentuknya ROS. 29
selama aktivitas fisik, terbentuk radikal bebas yang bersamaan dengan reaksi
25
oksidasi fosforilasi untuk membentuk energi ATP dalam mitokondria.
menjadi radikal bebas, dengan demikian semakin berat aktivitas fisik maka
dibutuhkan semakin banyak ATP, juga semakin banyak radikal bebas yang
C-reactive protein (CRP) adalah salah satu protein fase akut yang
terdapat dalam serum normal walaupun dalam konsentrasi yang amat kecil.
CRP merupakan marker inflamasi sistemik. Kadarnya naik beberapa ribu kali
lipat dalam menanggapi reaksi inflamasi atau kerusakan jaringan baik yang
CRP pertama kali dijelaskan pada tahun 1930 oleh Tillet dan
protein pertama kali muncul pada fase akut sebagai petanda sistemik yang
komplemen. 34
plasma. Molekul CRP pada manusia tersusun atas lima sub unit polipeptida
non glikosilasi yang identik, masing-masing terdiri dari 206 sisa asam amino.
karakteristik “lectin fold” yang terdiri atas lembaran 2 lapis β dengan topologi
jelly roll yang datar. Situs yang mengikat ligan tersusun atas lengkungan
18
dengan 2 ion kasium yang terikat 4 Å terpisah oleh ikatan protein dan terletak
diproduksi dan dilepas oleh hati dibawah pengaruh rangsangan sitokin seperti
IL-6 dan Tumor Necroting Factor α (TNF-α) yang dihasilkan oleh jaringan
patologi. 36
rangsangan, konsentrasi serum meningkat diatas 5mg/L selama 6-8 jam dan
mencapai puncak sekitar 24-48 jam. Waktu paruh dalam plasma adalah 19 jam
dan menetap pada semua keadaan sehat dan sakit, sehingga satu-satunya
merangsang produksi CRP. Kadar CRP akan menurun bila proses peradangan
atau kerusakan jaringan mereda dan dalam waktu sekitar 24-48 jam telah
19
mencapai nilai normal kembali. Kadar CRP stabil dalam plasma dan tidak
pentamer dihasilkan oleh sel hepatosit sebagai reaksi fase akut dalam respon
dari pentamer CRP yang mengalami dissosiasi dan mungkin dihasilkan juga
oleh sel-sel ekstrahepatik seperti otot polos dinding arteri, jaringan adiposa
dan makrofag.
dihasilkan oleh hepatosit di bawah pengaruh sitokin seperti IL-6 dan TNF-α. 38
sangat sedikit sehingga bersifat lebih sensitif dengan range pengukuran 0,1-20
inflammation). Kadar CRP stabil selama jangka waktu yang lama, stabilitas
kimia yang baik, tidak memerlukan tindakan khusus untuk sampling, memiliki
waktu paruh yang relatif panjang (19 jam), tanpa variasi diurnal. Hal demikan
terhadap dinding sel endotel darah dan memicu terjadinya proses inflamasi
sitokin (TNF-α, IL-1 dan IL-6) yang dihasilkan oleh makrofag pada aktivitas
fisik berat. Sitokin ini akan merangsang pembentukan reaktan fase akut, yaitu
100-1.000 kali setelah terjadinya infeksi ataupun trauma. Bahkan pada reaksi
fase akut CRP dapat meningkat 10.000 kali lipat (< 50 μg/l-> 500 mg/l).
Plasma CRP diproduksi oleh hepatosit melalui kontrol sitokin IL-6. CRP dapat
meningkat melebihi 5 mg/l dan timbul 4-6 jam setelah terjadinya rangsangan,
paruh di dalam plasma adalah 19 jam dan membutuhkan waktu beberapa hari
serum CRP yang meningkat terlihat pada kondisi trauma, nekrosis jaringan,
2.4 Leukosit
Leukosit (sel darah putih) berasal dari bahasa Yunani, leukos berarti
putih dan kytos yang berarti sel. Leukosit adalah sel darah yang mengandung
inti, disebut juga sel darah putih. Jumlah leukosit dalam darah manusia,
normal rata-rata 5000 sampai 11.000 sel/mm3, jika jumlahnya lebih dari
12.000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut
leukopenia.41 Jenis leukosit ada dua macam yaitu agranuler dan granuler. Jenis
leukosit agranuler memiliki ciri-ciri antara lain; limfosit sel kecil, sitoplasma
sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Jenis
leukosit granuler antara lain: neutrofil, basofil, dan eosinofil yang dapat
dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. 42
Fungsi leukosit yaitu sebagian beo-sar dari sel ini secara khusus
antibodi. Pembentukan ini dapat membuat zat asing menjadi tidak aktif
dengan cara memberikan pertahanan yang cepat terhadap setiap agent infeksi
sumsum tulang. Pada infeksi akut neutrophil dalam sirkulasi dapat meningkat
22
Komposisi leukosit adalah 45% dalam sirkulasi dan 55% marginal atas
pengaruh IL-1, TNF-a dan endotoksin leukosit dari sumsum tulang dikerahkan
ke sirkulasi.
yaitu pertama merupakan reaksi yang tepat dari sumsum tulang normal
luka bakar arthritis, Stress (over exercise, kejang, kecemasan, anestesi), Obat
Kedua adalah efek dari kelainan sumsum tulang primer, leukemia akut,
Reaksi ini untuk memproduksi sel leukosit yang masuk ke dalam aliran darah
Nilai absolut maupun relatif dapat berubah oleh stimulus selama beberapa
menit atau beberapa jam. Dampak yang paling jelas terlihat bila kelenjar
Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan
virus, serta dapat melihat kekebalan tubuh serta mendeteksi potensi terjadinya
latihan fisik yang berat. Jumlah leukosit sebanding dengan intensitas kerja dan
durasi latihan, tidak bergantung pada jenis kelamin dan tingkat kebugaran
subjek. 43
24
a. Limfosit
12 um dan berbentuk variasi. Gambaran dari limfosit kecil adalah inti relatif
cekungan atau lekukan pada satu sisi. Kromatin inti yang padat dan anak inti
pada pulasan hapus darah yang tidak tampak. Granula azurofil keunguan,
penyebab peradangan.44
dari seluruh limfosit dalam darah. Limfosit T berkembang di timus yang akan
berdiferensiasi menjadi sel T killer, sel T helper dan sel T memori, ini semua
limfosit. Limfosit ini berperan dalam kekebalan humoral yang akan tumbuh
karena beban maksimal akan memacu keluarnya limfosit dari lien menuju
aliran darah karena rangsangan dari stress hormon seperti kortisol dan
katekolamin. 9
b. Monosit
jumlah leukosit normal. Diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering
diameter monosit mencapai kurang lebih 20 um. Inti eksentris, ada lekukan
berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini
lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil, juga ditemukan retikulum
identasi inti. 21
tempat yang terinfeksi. Makrofag dan sel dendrit untuk merangsang respon
c. Neutrofil
sirkulasi. Sel-sel ini sekitar 60-70% dari jumlah leukosit yang beredar. Garis
tengah sekitar 12 um, satu inti dan 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak berisi
salmon pink. Granula pada neutrofil ada dua antara lain; granula azurofilik
sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob maupun
glikogenolisis.9
tubuh dalam melawan penyakit dan infeksi lewat proses fagositosis. Sejalan
aktivitas fisik yang berat secara signifikan. Dalam hal ini terjadinya penurunan
neutrophil sangat tergantung pada berat dan durasi dari latihan tersebut, karena
latihan yang keras dan berat, dapat mengakibatkan otot (skeletal) mengalami
dalam otot. Asam laktat di dalam otot ini akan mengiritasi dan merangsang
terjadinya inflamasi. 9
d. Eosinofil
tengah 9um (sedikit lebih kecil dari neutrofil). Inti eosinofil berlobus dua,
mengandung lisozim. 45
akibat diberikan latihan yang berat. Hal ini disebabkan adanya stress akibat
adrenal dan salah satu produksi yang dihasilkan oleh hormone ini
walaupun hal ini masih kontradiktif karena ada pendapat lain yang
marked limfositosis. 9
e. Basofil
garis tengah 12 um dan satu inti. Bentuk umum basophil seperti huruf S,
sitoplasma terisi granula yang lebih besar, dan terkadang granula menutupi
Fungsi sel basofil dalam darah seperti dengan sel mast besar yang
sangat berperan pada beberapa tipe reaksi alergi, namun pada penelitian ini
tidak didapatkan adanya perubahan jumlah sel basofil sebelum aktivitas fisik
terjadi peningkatan basophil sebelum dan sesudah diberikan latihan yang berat
kronis).
30
progenitor untuk tiga jalur sel sumsum tulang utama yaitu, Eritroid, Granulosit
progenitor terpisah untuk tiga garis sel tersebut oleh teknik biakan di luar
GEMM (CFU : colony forming unit in culture medium). Progenitor yang lebih
forming unit, eritrosit) merupakan progenitor eritroid yang lebih dini daripada
CFUe. Sel asal (stem sel) juga memiliki kemampuan untuk memperbarui diri
kembali, sehingga walaupun sumsum tulang adalah tempat utama produksi sel
baru, jumlah sel keseluruhan tetap konstan pada keadaan seimbang dan
normal. Akan tetapi, sel prekusor sanggup memberi respon terhadap berbagai
rangsang dan pesan hormonal dengan meningkatnya satu atau lain garis sel
bila kebutuhan meningkat tiga perempat dari sel-sel yang berinti di sumsum
menjadi granulosit (neutrofil, eosinofil dan basofil), monosit dan limfosit yang
(TNF) dan beberapa komponen complemen. Kira – kira 90% dari leukosit
berlokasi di jaringan. 47
sirkulasi. Sel-sel yang dalam penyimpanan ini secara cepat dapat merespon
dalam dua pool. Satu pool disirkulasi bebas dan yang kedua adalah pool di
tepi dinding pembuluh darah. Ketika ada stimulais oleh infeksi, inflamasi, obat
atau toksin metabolik pool sel yang di tepi dinding pembuluh darah akan
jaringan, yang memerlukan waktu hanya beberapa jam (3-6 jam). Jenis
migrasi leukosit paling banyak terjadi pada 24-72 jam setelah onset iskemik
kemudian menurun sampai hari ke 7. Perkiraan lama hidup leukosit adalah 11-
produksi radikal bebas dan sistem pertahanan antioksidan tubuh yang dikenal
21
sebagai stres oksidatif. Stress oksidatif sering terkait dengan terjadinya
33
ini akan menimbulkan suatu reaksi respons inflamasi dalam tubuh terhadap
beban maksimal saat pelatihan fisik atau kelelahan yang berat ditemukan
adanya perubahan jumlah leukosit pada darah tepi, yang diduga menjadi
segera setelah latihan, mencapai puncaknya 6 jam dan tetap bertahan sampai
24 jam setelah latihan dibandingkan dengan yang tidak terlatih. Oleh karena
itu diduga peningkatan hitung sel leukosit pada 6 jam pertama setelah latihan,
24 jam setelah latihan, dan menurun sampai batas minimum diwaktu yang
sama pada orang tidak terlatih. Monosit juga meningkat pertama kali segera
setelah latihan, dan terus bertahan selama 24 jam dengan puncaknya pada 6
lain ubi merah, ubi orange, ubi kuning, ubi putih dan ubi ungu. Widiati juga
berasal dari beberapa daerah di Indonesia, seperti ubi ungu Malang memiliki
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulanceae
Genus : Ipomoea
Varietas : Antin 3
keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu. Ubi jalar merupakan sumber
vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan
Sedangkan mineral yang terkandung dalam ubi jalar adalah zat besi (Fe),
fosfor, kalsium (Ca), dan Natrium (Na). Kandungan zat gizi lainnya yang
terdapat dalam ubi jalar adalah protein, lemak, serat kasar, dan kalori. 51
antosianin, sedangkan dalam 100 gram ubi jalar putih dan kuning hanya
mengandung 0,06mg dan 0,06mg. Makin pekat intensitas warna jingganya ubi
Antioksidan per Ubi jalar putih Ubi jalar kuning Ubi jalar ungu
100 gram campur jingga
Betakaroten 260 mkg 2900 mkg 9900 mkg
Vitamin C 28,68mg/100gr 29,22 mg/100gr 21,43 mg/ 100 gr
Antosianin 0,06mg/100gr 0,06mg/100gr 110,51 mg/100 gr
Vitamin A - - 7.700
54
(Sumber : Ginting, Yulifianti, dan Jusuf )
terhadap kebutuhan tubuh. Satu molekul dari beta carotene dapat dipecah
55
dalam tubuh menjadi dua vitamin A. Vitamin A yang tinggi banyak
dikandung oleh ubi ungu, yaitu 7.700 mg per 100 gram. Retinol (vitamin A)
sebagai aktivasi ekspresi gen dan kontrol differensiasi sel. Berdasarkan fungsi
ini vitamin A dapat berefek terhadap fungsi imun, pendengaran, nafsu makan,
air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu
merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau
logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan lisil
hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk
Salah satu jenis ubi yang memiliki antosianin tinggi adalah ubi jalar
sumber lain. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya zat warna
bersifat larut dalamair Komponen antosianin ubi ungu adalah turunan mono
pada ubi jalar ungu sehingga dapat sebagai komponen pangan sehat paling
Warna ungu dari ubi ungu berasal dari pigmen alami yang
flavonoid yang menjadi pewarna pada sebagian besar tanaman, yaitu warna
biru, ungu dan merah. Kandungan antosianin yang tinggi di dalam umbi
52
akarnya yaitu antosianidin utamanya berupa sianidin dan peonidin.
memberikan efek kesehatan yang sangat baik yaitu sebagai antioksidan dan
reaktif menangkal radikal bebas. Antosianin yang diekstrak dari ubi ungu juga
didasarkan kepada reaksi pemberian ion hidrogen dari bahan pangan yang
bebas, menjadi DPPH-H warna kuning yang tidak lagi bersifat radikal bebas.
masing-masing sebesar 52,75%; 54,35 g/cm2; 0,37 mm/h; 0,53 N/mm; 13,730
nhg.58
39
2.6 Pengaruh Ubi Ungu terhadap kadar CRP dan Jumlah Leukosit pada
tergabung dalam reactive oxigen spesies (ROS) akibat dari tingginya laju
terhadap dinding sel endotel darah dan memicu terjadinya proses inflamasi
sitokin (TNF-α, IL-1β dan IL-6) yang dihasilkan oleh makrofag pada aktivitas
fisik berat. Sitokin ini akan merangsang pembentukan reaktan fase akut, yaitu
rangsangan, konsentrasi serum meningkat diatas 5mg/L selama 6-8 jam dan
mencapai puncak sekitar 24-48 jam. Waktu paruh dalam plasma adalah 19 jam
dan menetap pada semua keadaan sehat dan sakit, sehingga satu-satunya
meningkat 1000 kali dalam waktu lebih dari 72 jam dibandingkan orang sehat.
sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dari serangan zat asing
10
dan sel- sel abnormal. Aktivitas fisik yang berat hingga kelelahan akan
tersebut.
dalam ubi ungu. Antioksidan yang paling banyak terdapat ubi ungu adalah
antosianin dengan kadarnya 110,51 mg per 100 gram ubi ungu. Antosianin
yang cukup tinggi berperan besar dalam penurunan kadar CRP dan jumlah
kadar tersebut. Antosianin memberikan efek kesehatan yang sangat baik yaitu