Anda di halaman 1dari 11

Fisiologi Olahraga

perubahan fungsi yang disebabkan oleh latihan tunggal (acute exercise) atau latihan yang dilakukan
secara berulang-ulang (chronic exercise) dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologis terhadap
intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu.

Fungsi dan mekanisme kerja organ-organ tubuh akan selalu bereaksi dalam rangka penyesuaian diri
demi terciptanya “Homeostasis” (kecenderungan organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan
dalam “Millieau Interieur” yang stabil bagi selnya. (Hammond, 2007)

Secara umum pengertian olahraga dapat kita lihat sebagai Suatu rangkaian kegiatan keterampilan
gerak atau memainkan objek, yang disusun secara terstruktur dan sistemmatis dengan menggunakan
suatu batasan aturan tertentu dalam pelaksanaannya (Liliani Puspa 2009). Secara umum pengertian
olahraga dapat kita lihat sebagai Suatu rangkaian kegiatan keterampilan gerak atau memainkan objek,
yang disusun secara terstruktur dan sistemmatis dengan menggunakan suatu batasan aturan tertentu
dalam pelaksanaannya (Liliani Puspa 2009).

apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan perubahan fungsi organ tubuh dengan program-program
latihan fisik yang dilakukan guna mendapatkan perubahan fungsi dan cara kerja organ tubuh yang baik
secara efektif dan efisien.

Perubahan organ dan fungsinya


1. Perubahan pada Jantung

Jantung akan bertambah besar dan kuat sehingga daya tampung besar dan denyutan kuat.

2. Perubahan pada Pembuluh darah

Elastisitas pembuluh darah akan bertambah karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan
kontraksi otot dinding pembuluh darah

Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya
hipertensi.

Pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) akan bertambah padat pula

Menghidari jantung coroner

Mempercepat pembuangan zat-zat sisa pembakaran sehingga pemulihan lelah dapat cepat

3. Perubahan pada Paru Elastisitas paru akan bertambah sehingga kemampuan berkembang kempis juga
akan bertambah.

alveoli yang aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal diatas akan
menyebabkan kapasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke darah akan bertambah.

Pernafasan bertambah dalam dengan frekuensi yang lebih kecil. Bersamaan dengan perubahan pada
jantung dan pembuluh darah, ketiganya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan.
4. Perubahan pada Otot

Kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan oleh bertambah
besarnya serabut otot dan meningkatnya sistim penyediaan energi di otot. Lebih dari itu perubahan
pada otot ini akan mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi, sehingga dalam banyak hal
kecelakaan dapat dihindari.

5. Perubahan pada Tulang

Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang,
selain mencegah pengeroposan tulang.

Permukaan tulang juga akan bertambah kuat dengan adanya tarikan otot yang terus menerus.

6. Perubahan pada Ligamentum dan Tendo

Kekuatan ligamentum dan tendo akan bertambah, demikian juga dengan perlekatan tendo pada tulang.
Keadaan ini akan membuat ligamentum dan tendo mampu menahan beban berat dan tidak mudah
cedera

7. Perubahan pada Persendian dan Tulang rawan

Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian sehingga dapat
menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera

8. Perubahan pada Aklimatisasi terhadap Panas

Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang memungkinkan seseorang tahan
bekerja di tempat panas. Kenaikan aklimatisasi terhadap panas disebabkan karena pada waktu
melakukan olahraga terjadi pula kenaikan panas pada badan dan kulit. Keadaan yang sama akan terjadi
bila seseorang bekerja di tempat panas.

Tipe Latihan Tipe latihan tertentu memberi dampak pada faal tubuh tertentu. Tipe latihan aerobik lebih
dominan meningkatkan kapasitas aerobik, mioglobin, mitokondria sel (jumlah dan ukurannya), maupun
cadangan gikogen otot, serta meningkatkan konsentrasi enzim-enzim oksidatif atlet. Sebaliknya tipe
latihan anaero bik lebih dominan meningkatkan kapasitas anaerobik, sitem energi ATP-PC dan glikolisis
anaerobik atlet. Tipe latihan aerobik juga dapat meningkatkan jumlah dan ukuran otot slow twitch fiber,
sedangkan tipe latihan anaerobik akan meningkatkan jumlah dan ukuran otot fast twitch fiber (Fraga,
2010)
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.
Katabolisme adalah proses penguraian senyawa untuk menghasilkan energi. Sedangkan,

anabolisme adalah proses sintesis senyawa atau komponen dalam sel hidup.

Umumnya, dalam proses metabolik melibatkan aktivitas katalis biologik yang disebut enzim dengan
melibatkan ATP.

Jalur metabolisme ini dipengaruhi oleh enzim yang mengkatalis tiap tahap reaksi kimia.

Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam suatu reaksi. Enzim bekerja
sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup, oleh karena itu disebut biokatalisator.

Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut Apoenzim. Agar berfungsi
sebagaimana mestinya, enzim memerlukan komponen lain yang disebut kofaktor. Kofaktor adalah
komponen nonprotein berupa ion atau molekul.

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang
biasa digunakan organisme untuk beraktivitas.

Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan
menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi
adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat,
terutama dalam bentuk ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid
adenin dinukleotida H2 ) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2 ).

1. Respirasi aerob

Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob. Respirasi aerob adalah peristiwa
pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi.

Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi
terjadi pada organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut: C6 H12O6 +
6O2 → 6H2 O + 6CO2 + 36 ATP

Glukosa oksigen air karbondioksida energi Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa
karbohidrat, lemak atau protein dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air.

Pada reaksi di atas, substrat yang dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai
akseptor elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria. Karbondioksida (CO2 )
dibebaskan keluar sel sebagai sampah. Pada manusia, CO2 dilarutkan dalam darah, kemudian dibuang
melalui pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga merupakan sampah dari respirasi dan dibuang
lewat plasma darah ke paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas.

Proses respirasi aerob:


a. Glikolisis Glikolisis adalah peristiwa pengubahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi 2 molekul yang
lebih sederhana, yaitu asam piruvat (3 atom C). Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel

Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari glukosa, kemudian makin berkurang kekomplekan
molekulnya dan berakhir sebagai molekul asam piruvat. Produk penting glikolisis adalah: 1) 2 molekul
asam piruvat 2) 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi 3) 2 molekul ATP dari 1
molekul glukosa Sebenarnya, dari 1 molekul glukosa dihasilkan 4 molekul ATP, tetapi 2 molekul
digunakan untuk beberapa reaksi kimia. Dari kesepuluh langkah pemecahan glukosa, dua di antaranya
bersifat endergonik, dan menggunakan 2 molekul ATP.

b. Siklus krebs Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga
siklus asam sitrat.

Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai
tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2 , ATP serta membentuk kembali oksaloasetat.
Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2
FADH2 , dan 2 ATP.

c. Transpor elektron Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah
elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2 O.
ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP.
Sistem koordinasi (regulasi) pada manusia dilakukan oleh dua subsistem, yaitu saraf (neural)
dan endokrin (hormon).

Sistem saraf manusia terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkan bagian
pusat dengan bagian dalam tubuh

Neuron dan neuroglia

neuron aferen (sensori) neuron

neuron eferen (motoris)

neuron internunsial atau intercalated

1) Dendrit : struktur yang terbentuk dari tonjolan plasma yang berfungsi meneruskan impuls menuju
badan sel.

2) Badan sel : struktur berwarna kelabu yang menghasilkan energi bagi kegiatan sel neuron. 3) Akson :
struktur berbentuk panjang dan licin. Akson berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari badan sel
ke sel neuron lain.

Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Sistem saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).

Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Sistem saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Sedangkan, saraf tepi
menyampaikan informasi baik ke pusat susunan saraf maupun sebaliknya.

Cara gerak refleks : Jika kamu menyentuh sebuah benda yang panas, reseptorreseptor dalam kulit
dirangsang dan menimbulkan impuls dalam neuron aferen. Neuron ini merupakan bagian dari suatu
saraf spinal dan menjulur ke dalam sumsum tulang belakang, tempat neuron bersinaps dengan
interneuron. Selanjutnya, interneuron membawa impuls itu kembali melalui saraf spinal ke sekelompok
otot ekstensor panas tadi. Agar gerakan menjadi efektif, maka otot fleksor antagonistik harus meregang,
karena hal ini melibatkan pencegahan datangnya impuls-impuls ke otot-otot ini. Dalam keadaan normal,
beberapa impuls datang otot-otot ini secara terus-menerus dan menyebabkan suatu kontraksi parsial
yang disebut tonus otot. Rangsangan dan respon demikian disebut refleks spinal, dan saluran saraf yang
dilalui impuls ini disebut lung refleks.

Otak untuk melakukan gerakan-gerakan yang menuruti kemauan (disadari), dan kemampuan untuk
melaksanakan berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional,
intelegensia, berkomunikasi, sifat atau kepribadian dan ramalan
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar
endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang dihasilkan langsung
dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. kelenjar yang
bekerja sepanjang hayat; 2. kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu; dan 3. kelenjar yang bekerja
hanya sampai saat tertentu saja.

1. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis bekerjasama dengan hipotalamus

2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)


3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
4. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
5. Kelenjar Pankreas
6. Kelenjar Gonad
Sistem Rangka
Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak aktif, yaitu kontraksibilitas,
ekstensibilitas, dan elastisitas.

Secara makroskopis, kumpulan otot diselimuti oleh jaringan ikat berupa selaput transparan yang
dinamakan fascia. Ujungujung kumpulan otot tersebut diikat oleh tendon (jaringan ikat antara tulang
dan otot) pada tulang. Perlekatan otot pada tulang ini membagi otot menjadi dua macam, yaitu origo
dan insersio. Origo adalah pelekatan ujung otot pada tulang yang menyebabkan otot tidak dapat
digerakkan atau sedikit gerak selama otot berkontraksi. Sedangkan, insersio adalah pelekatan ujung otot
pada tulang sehingga otot dapat digerakkan saat otot berkontraksi.)

a. Otot lurik

Otot lurik yang disebut juga otot rangka merupakan otot yang melekat pada tulang rangka sehingga jika
otot berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Otot lurik bekerja dipengaruhi oleh susunan saraf
pusat sehingga sering disebut otot sadar. Inti sel otot ini berjumlah banyak dan terletak di tepi. Otot ini
disebut otot lurik, karena pada serabut-serabut panjang otot terdapat garis terang (isotrop) dan garis
gelap (anisotropi) secara bergantian.

Cara kerja otot:


Sirkulasi Darah

Serambi kanan-katup tricuspid-bilik kanan-arteri pulmoner (arteriol)- paru kanan dan kiri –
kapiler pembuluh darah (mengeluarkan CO2 dan memasukan O2)
Darah diangkut pembuluh darah/venul (saluran anak vena pulmoner) membawa darah kayak
oksigen ke serambi kiri – bilik kiri – katup bikupsid – katup aortik – aorta – kapiler organ dalam
kaki – vena cava inferior – vena cava superior ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan darah
miskin oksigen diangkut pembuluh vena ke jantung

Anda mungkin juga menyukai