Anda di halaman 1dari 25

SGD 2

Skenario 2 ADE FITRIA CH ADE IRMA HIZRIANI AHMAD FAUZAN

SKENARIO
Mr.A,laki-laki,30 tahun bekerja di kantor pemerintahan.selama enam bulan setiap sore hari selama 1 jam melakukan olahraga binaraga.ketika dia melakukan binaraga,dia melihat otot lengan atasnya menggembung dan memendek,ketika tangannya diluruskan dia melihat ototnya mengeras tetapi tidak memendek.setelah 6 bulan berolah raga binaraga secara teratur,otot lengan atas dan otot dada mengalami pembesaran dan berat badannya bertambah. Karena kesibukan kerja di kantor ,Mr.A tidak dapat melakukan binaraga secara teratur dan otot-otot yang tadinya membesar mulai mengecil kembali seperti sebelum latihan. Mr.A berkonsultasi dengan Dr.RT yang kebetulan bekerja satu instansi dan mengatakan bahwa ototnya dulu mengalami hipertropi dan sekarang kembali seperti biasa lagi dan Dr.RT menyarankan agar kembali melakukan latihan yang sama kembali.

TERMINOLOGI
Hipertropi pembesaran atau pertumbuhan suatu organ atau bagian yg berlebihan disebabkan oleh peningkatan ukuran sel pembentuknya. Instansi suatu badan atau lembaga yg bergerak dibidang tertentu. Konsultasi tukar pendapat kepada ahlinya. Otot senyawa protein yg dapat berkontraksi. Daging diantara tulang dan kulit yangTersusun oleh kumpulan serat yang mengkerut dan merenggang sehingga terjadi gerakan

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mekanisme terjadinya hipertropi pada otot? 2. Mengapa saat tidak melakukan olahraga binaraga ototnya mengecil kembali? 3. Sebutkan struktur penyusun dari otot? 4. Bagaimana mekanisme kerja otot saat kontraksi dan relaksasi? 5. Rangsangan apa yang menimbulkan kontraksi itu dan bagaimana mekanismenya? 6. Bagaimana hubungan saraf dengan otot?

ANALISA MASALAH
1. Bagaimana mekanisme terjadinya hipertropi pada otot?
Ukuran otot dapat ditingkatkan dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi singkat, dan anaerobik secara teratur, misalnya angkat beban. Pembesaran otot terjadi karena dua hal: hipertrofi (utama) dan hiperplasia (sedikit). Hipertrofi Peningkatan diameter dari serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi kuat. Sebagian besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang berinteraksi dan meningkatkan kekuatan kontraktil otot.

2. Mengapa saat tidak melakukan olahraga binaraga ototnya mengecil kembali?


Karena otot yang sudah dilatih selama ini secara teratur tidak dilatih lagi sehingga otot mengalami atrofi. Pengecilan otot biasanya terjadi karena - Otot tidak bisa digerakan disebabkan gangguan syaraf (lumpuh bagian tertentu / stroke). - Otot kaku dan sendi sakit (rematik berkepanjangan) - Cedera pada persendian, juga terkilir yg tdk disembuhkan. - Syaraf terjepit (berhubungan dengan rangka). dll

3. Sebutkan Komposisi Kimia Serabut Otot?


Perbandingan dan komposisi otot adalah seperti berikut : seluler = 85%, ekstraseluler = 15%, bagian padat (solid) = 25%, air = 75%, protein 80%, lain-lain = 20%, fibriler = 65%, sarkoplasmik = 35%, miosin = 65%, aktin = 20%, lain-lain 15%. Aktin larut dalam 0,6 N larutan KCl. Aktin itu akan berikatan dengan Ca dalam bentuk Ca aktinat. Aktin dalah protein dengan BM 70.000, dengan myosin (miosin), aktin membentuk aktomiosin. Miosin terdapat dalam otot dalam bentuk magnesiummiosinat, BMnya kira-kira 450.000. Otot rangka mengandung air 75%, protein (terutama globulin) 20%, karbohidrat 1%, lemak, enzim, dan berbagai garam anorganik (Na, K, Mg, Ca) 4%. Miofibril mengandung paling sedikit 4 macam globulin yakni : aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin (paramiosin). Berbagai protein tersebut di atas tidak diketemukan dalam jaringan non muskuler. Protein lain lain yang dijumpai pada otot adalah pigmen respiratoria mioglobin. Fungsinya seperti Hb darah. Kemampuan spesifiknya adalah menerima O2 dari darah, menyimpannya, dan akhirnya melepaskannya untuk dipergunakan dalam metabolisme aerobik otot rangka. Struktur molekulnya berbeda jauh dengan Hb dan mempunyai afinitas mengikat O2 yang lebih besar daripada Hb.

4.

Bagaimana mekanisme kerja otot saat kontraksi dan relaksasi?


Mekanisme umum kontraksi otot Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut : Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natriummengalir kebagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.

- KONTRAKSI:

1. 2.

3.
4.

5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf. 6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril. 7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi. 8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.

Relaksasi Mekanisme relaksasi Fase relaksasi dimulai dari metabolisme asetilkolin oleh asetilkolenesterase pada synaptic glutter. Proses selanjutnya adalah : - Pelepasan ion kalsium terhenti dan terjadi uptake ion kalsium kedalam sarkoplasma reticulum (perlu ATP). - Tanpa ion kalsium pada TNC, active site akan ditutup kembali oleh tropomyosin dan aktin-miosin kembali ke posisi semula. (Vander, 1985; Marieb,1989; Guyton, 1991)

5. Rangsangan apa yang menimbulkan kontraksi?


Rangsangan mekanis berupa tekanan, tarikan, tusukan, cubitan, dan lain-lain. Reaksi yang terjadi dalam organisme disebut efek. Menurunnya kekuatan rangsangan mekanis jauh lebih besar daripada efek yang ditimbulkannya. Sering rangsangan mekanis begitu besar sehingga jaringan yang dirangsang itu menjadi rusak karenanya. Rangsangan kimia yang murni sukar diberikan karena sifat zat kimia yang mudah berubah. Supaya didapatkan rangsangan kimia yang murni zat harus dalam larutan, larutan harus isotinik, suhunya sama dengan suhu jaringan yang hendak dirangsang. Rangsangan kalorik berupa rangsangan panas atau dingin. Saraf perifir umumnya tidak peka terhadap rangsangan kalorik, sehingga karenanya tenaga rangsangan harus kuat sekali; akibatnya jaringan menjadi rusak. Rangsangan cahaya. Khusus untuk mata. Rangsangan listrik.

6. Bagaimana hubungan saraf dengan otot?


Semua fungsi dalam tubuh organisme diatur secara teliti, dikoordinasikan dengan berbagai fungsi organ lainnya dan diintegrasikan sesuai dengan keinginan seluruh tubuh. Baik sistem saraf maupun endokrin mengontrol berbagai proses dalam tubuh. Jika fungsi organ dalam tubuh diperiksa akan dijumpai berbagai proses pengaturan yang bervariasi. Bila respons yang cepat diperlukan, misalnya stimulasi otot rangka mata, saraf diperlukan karena derajat konduksi yang cepat. Impuls saraf bisa berpindah dengan kecepatan beberapa ratus kali/detik, jadi hanya beberapa milidetik diperlukan sebelum timbulnya efek.

POHON TOPIK
Excercise tak teratur Atrofi disuse

Hiprtrofi Kontraksi Otot Berulang dan Teratur Exercise Teratur Aktin + myosin + ATP Mr. A

TUJUAN PEMBELAJARAN

Memahami mekanisme otot dan faktor2 yang mempengaruhi kerja otot. Memahami hubungan saraf dengan otot.

OTOT (MUSCULUS)
MACAM OTOT
1. Otot polos gerakan tak disadari (INVOLUNTER) 2. Otot lurik = serat lintang gerakan disadari (VOLUNTER) 3. Otot jantung = MIOKARDIUM involunter MIOGLOBIN adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen.

BAGIAN-BAGIAN OTOT
- TENDON urat otot, bagian ujung otot yang mengecil. - VENTRIKEL empal otot, bagian tengah otot yang menggembung. - ORIGO ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak. - INSERSIO ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak. - NORMOTROFI otot yang besarnya normal. - ATROFI otot yang mengecil, lisut. - HIPERTROFI otot yang membesar. - DISKUS INTERKALARIS bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

KARAKTERISTIK OTOT a. KONTRAKTIBILITAS : kemampuan untuk memendek b. EKSTENSIBILITAS : kemampuan untuk memanjang c. ELASTISITAS : kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang KERJA OTOT - TONUS : ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi), - TETANUS : ketegangan maksimum yang terus menerus, - FLEKSI : membengkokkan > < EKSTENSI meluruskan, - ABDUKSI : menjauhi badan > < ADDUKSI mendekati badan, - DEPRESI : ke bawah > < ELEVASI ke atas, - SUPINASI : memutar telapak tangan menengadah > < - PRONASI : menelungkup.

MEKANISME GERAKAN OTOT


- AKTIN dan MIOSIN : protein khas dari otot. - ASETILKOLIN : zat reseptor rangsang yang sangat peka. - ATP - ADP - AMP : energi yang diperlukan untuk kontraksi otot. - FASE ANAEROB (KONTRAKSI) ATP ADP + P + Energi ADP AMP + P + Energi Kreatinfosfat Kreatin + Fosfat + Energi - FASE AEROB (pembentukan kembali ATP) ATP yang habis digunakan selama fase anaerob dibentuk kembali dengan mendapat energi dari hasil penguraian glukosa. GLIKOGEN LAKTASIDOGEN GLUKOSA + ASAM LAKTAT GLUKOSA CO2 + H2O + Energi Asam Laktat = zat peleleh O2 diambil secara cepat untuk mengoksidasi asam laktat sehingga orang yang kelelahan akan terengah-engah

Mekanisme kontraksi otot

SERAT OTOT
Berdasarkan kapasitas biokimiawi, paling sedikit terdapat tiga jenis serat otot: serat oksidatif-lambat (tipe I) serat oksidatif-cepat (tipe IIa) serat glikolitik-cepat (tipe IIb) Perbedaan utama antara ketiganya adalah kecepatan kontraksi (cepat atau lambat, ditentukan dari kecepatan aktivitas ATPase miosin) dan jenis perangkat enzimatik yang digunakan untuk membentuk ATP (oksidatif atau glikolitik). Sebagian serat diperlengkapi dengan lebih baik oleh fosforilasi oksidatif, sementara serat lain terutama mengandalkan glikolisis anaerobik untuk menghasilkan ATP. Karena fosforilasi oksidatif menghasilkan lebih banyak ATP dari setiap molekul nutrien yang diolahnya, proses ini tidak cepat menghabiskan simpanan energi. Selain itu proses ini tidak menyebabkan penimbunan asam laktat. Dengan demikian, serat otot jenis oksidatif lebih resisten terhadap kelelahan daripada serat glikolitik.

Kontraksi Otot
Secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai respons terhadap adanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai jaringan yang mempunyai iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya stimuli listrik, mekanis, kimiawi, dan mungkin panas yang langsung. Pemendekan yang bisa dilihat pada wakltu kontraksi otot meliputi hanya perubahan mekanis sebagi akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang tidak bisa diketahui. Dalam hal ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal, elektris, dan histologis. Rangsangan adalah perubahan keadaan luar yang dalam organisme misalnya sel otot dapat menimbulkan reaksi yang bersifat spesifik. Berbagai cara memberikan rangsangan sebagai berikut: Rangsangan mekanis berupa tekanan, tarikan, tusukan, cubitan, dan lain-lain. Reaksi yang terjadi dalam organisme disebut efek. Menurunnya kekuatan rangsangan mekanis jauh lebih besar daripada efek yang ditimbulkannya. Sering rangsangan mekanis begitu besar sehingga jaringan yang dirangsang itu menjadi rusak karenanya. Rangsangan kimia yang murni sukar diberikan karena sifat zat kimia yang mudah berubah. Supaya didapatkan rangsangan kimia yang murni zat harus dalam larutan, larutan harus isotinik, suhunya sama dengan suhu jaringan yang hendak dirangsang.

Rangsangan kalorik berupa rangsangan panas atau dingin. Saraf perifir umumnya tidak peka terhadap rangsangan kalorik, sehingga karenanya tenaga rangsangan harus kuat sekali; akibatnya jaringan menjadi rusak. Rangsanagn cahaya. Khusus untuk mata. Rangsangan listrik. Cara rangsangan itu banyak dipakai karena mempunyai berbagai kebaikan : a). tiap jaringan peka terhadap listrik. b). tidak merusak jaringan, c). kekuatannya dapat diatur, d). saat rangsangannya dapat ditentukan, e). lama rangsangannya dapat ditentukan, f). tempat rangsangannya dapat ditentukan. Otot rangka bila mengalami inervasi (tidak mendapat ransangan saraf) akan mengalamim paralisis. Juga otot rangka tidak bisa berkontraksi secara otomatis dan spontan.

Pada manusia, sebagian besar otot mengandung campuran ketiga jenis serat; presentase tiap-tiap jenis ditentukan oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh otot yang bersangkutan. Pada otot-otot yang mengkhususkan diri untuk mempertahankan kontraksi intensitas rendah dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan, misalnya otot-otot punggung dan tungkai yang menunjang berat tubuh melawan gaya tarik bumi, ditemukan serat-serat oksidatif lambat dalam proporsi besar. Dominasi serat-serat glikolitik cepat dijumpai pada otot-otot lengan, yang beradaptasi untuk melaukan gerakan-gerakan yang kuat dan cepat misalnya mengangkat benda berat.

A.Pembesaran Otot Ukuran otot dapat ditingkatkan dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi singkat, dan anaerobik secara teratur, misalnya angkat beban. Pembesaran otot terjadi karena dua hal: hipertrofi (utama) dan hiperplasia (sedikit). Hipertrofi Peningkatan diameter dari serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi kuat. Sebagian besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang berinteraksi dan meningkatkan kekuatan kontraktil otot. Hiperplasia Sel-sel otot tidak mampu membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti eksperimental mengisyaratkan bahwa serat yang sangat membesar dapat terputus menjadi dua di tengahnya, sehingga terjadi peningkatan jumlah serat (splitting). Perubahan-perubahan adaptif yang terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan semula dalam periode beberaa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan perubahan itu dihentikan.

B.Atrofi Pada ekstrem yang lain, jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah. Atrofi dapat terjadi melalui dua cara; Disuse atrophy dan Atrofi denervasi. Disuse atrophy Terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama walaupun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama. Atrofi denervasi Terjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik sampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya. Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel asetilkolin, tampaknya berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.

TERIMA KASIH
ARIGATO GOZAIMASU

MAULIATE SYUKRON KASIRON


THANK FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai