Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PBL MANDIRI

BLOK 5
MUSKULOSKELETAL -1

DISUSUN OLEH :
GILANG BHASKARA
NIM : 10-2008-095
KELOMPOK B8

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
TAHUN 2008

KATA PENGANTAR

Setiap harinya manusia bergerak, manusia tidak dapat bergerak jika dalam 2 kondisi :
lumpuh atau meninggal. Pergerakan dipengaruhi oleh 3 faktor penting : Tulang, otot, dan sistem
saraf pusat sebagai pusat koordinasi semua gerakan kita tersebut.
Pernahkah anda bertanya-taya, mengapa otot dapat membesar seperti layaknya para
binaragawan yang berlatih angkat beban ? Apakah saya dapat menjadi seperti itu juga ?
Jawabannya tentu saja bisa asal mau berlatih dan memiliki pengetahuan cukup tentang tulang dan
otot atau dalam bahasa kerennya Muskuloskeletal.
Dalam makalah ini penulis mencantumkan hal-hal mengenai kerja otot seperti kontraksi
otot, mekanisme perbesaran otot atau hipertrofi, peran gizi dalam perbesaran otot, dan tinjauan
anatomis dari otot yang membesar pada bagian tubuh tertentu.
Akhir kata semoga makalah ini dapat membantu bagi yang ingin memperbesar otot nya.
Tetapi ingat tiada hasil tanpa usaha. Selamat membaca !

Jakarta, 26 Maret 2009


Gilang Bhaskara

DAFTAR ISI
2

01. Skenario...................................................................................................................................4
02. STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TAK DIKETAHUI...........................................4
03. STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH4
04. STEP 3 ANALISA MASALAH.....4
05. STEP 4 HIPOTESIS4
06. STEP 5 SASARAN PEMBELAJARAN................................................................................5
07. STEP 6 HASIL BELAJAR MANDIRI ..5
08. Karakteristik Otot....................................................................................................................5
09. Fungsi Otot..5
10. Sifat Kerja Otot5
11. Otot Lurik dan Bagiannya........................................................................................................6
12. Mekanisme Kontraksi Otot......................................................................................................8
13. Hipertrofi dan Olahraga............................................................................................................9
14. Pengaruh Makanan terhadap Otot..........................................................................................10
15. Anatomi Otot yang Bekerja saat Angkat Barbel dan Sit Up..................................................11
16. Lampiran.................................................................................................................................14
17. Daftar Pustaka.........................................................................................................................21

SKENARIO
Toto berusia 25 tahun dengan TB 165 cm dan BB 65 kg. Sejak satu tahun terakhir ia aktif berolah
raga dengan mengangkat barbel dan melakukan sit up sehingga otot lengan tampak membesar
dan badannya tempak atletis.

STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TAK DIKETAHUI


Atletis : Bersifat atletik ; tubuh bagus dan kekar

STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Otot-otot yang membesar
2. Mekanisme pembesaran otot
3. Cara otot berkontraksi

STEP 3 ANALISA MASALAH


Fungsi Otot

Karakteristik otot

Sifat otot

Elastisitas

OTOT

Mekanisme
Pembesaran otot

Faktor yang
mempengaruhi
pembesaran otot
Olahraga
Makanan /
Gizi

STEP 4 HIPOTESIS
Kontraksi otot yang dilatih dapat menyebabkan pembesaran otot

STEP 5 SASARAN PEMBELAJARAN


1. Menjelaskan karakteristik otot yang meliputi sifat dan elastisitas otot
2. Menjelaskan fungsi otot
3. Mekanisme pembesaran otot
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi pembesaran otot meliputi olahraga dan makanan / gizi

STEP 6 HASIL BELAJAR MANDIRI


1. Karakteristik Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi .Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika
otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 4 karakteristik, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula ( meregang bila ditarik ).
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula atau cenderung
kembali ke panjang dan bentuk asal setelah kontraksi atau ekstensi.
d. Eksitabilitas, yaitu kemampuan otot untuk peka terhadap rangsangan dan merespons
terhadap stimulus ( impuls )

2. Fungsi Otot
a. Alat gerak, yaitu otot mempunyai fungsi mendorong dan menarik. Tanpa adanya otot,
maka anggota tubuh kita tak dapat digerakkan. Ibarat mesin tanpa bahan bakar. Oleh
karena itu otot disebut sebagai alat gerak aktif, sedangkan tulang sebagai alat gerak pasif.
b. Mempertahankan postur, yaitu otot berfungsi sebagai penopang tubuh
c. Menghasilkan panas, yaitu otot berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dengan
menghasilkan panas, antara lain dengan cara pembakaran zat makanan dengan bantuan
oksigen untuk menghasilkan ATP. Lebih detailnya dapat dilihat pada

3. Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini:
A. Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya
adalah:
5

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak jari tangan
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

B. Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres
dan pronator kuadratus.

4. Otot Lurik dan Bagiannya


Pembahasan berikutnya akan lebih difokuskan pada otot lurik karena otot lurik yang berperan
dalam pergerakan aktif ( dapat dilihat oleh mata ) misal pada mengangkat beban.
Otot lurik berhubungan dengan tulang dan
berfungsi menggerakan tulang. Bila dilihat di
bawah mikroskop maka akan tampak adanya
garis melintang yang terang diselingi gelap,
sehingga disebut otot serat melintang. Ujung
otot lurik umumnya mengecil dan keras yang
disebut tendon, setiap otot memiliki 2 atau lebih
tendon yaitu tendon yang melekat pada tulang
yang bergerak ( insersio ) dan tendon yang
melekat pada tulang yang tak bergerak ( origo )
Bagian tengah otot lurik yang mengembang
disebut empal / ventrikel, bagian ini dapat
mengkerut dan mengendor.
Sifat kerja otot lurik :
- Sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar
- Reaksi terhadap rangsang cepat
- Mudah lelah

A. Miofibril
Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau miofibril yang berinti banyak.
Miofibril ini berkumpul membentuk kumpulan serabut, kemudian kumpulan serabut membentuk
otot.
Setiap miofibril memiliki filamen aktin dan miosin. Filamen aktin dan miosin bertautan sehingga
menyebabkan miofibril memiliki pita terang dan gelap. Pita terang mengandung filamen aktin
6

dan disebut pita I karena bersifat isotropik terhadap cahaya. Pita gelap mengandung filamen
miosin dan disebut pita A karena bersifat anisotropik terhadap cahaya. Lempeng Z adalah ujungujung tempat melekatnya aktin. Bagian miofibril yang terletak di antara 2 lempeng Z yang
berurutan disebut sarkomer.

A.1 Filamen Miosin


Filamen miosin terdiri dari banyak molekul miosin. Molekul miosin terdiri dari rantai
polipeptida, terdiri dari rantai ringan dan rantai berat. Kedua rantai ini akan membentuk kepala
miosin dan ekor miosin. Bagian kepala dan ekor yang menonjol bersama-sama disebut jembatan
penyeberangan. Kepala miosin mengandung enzim ATPase yang berguna untuk memberi energi
untuk proses kontraksi.

A.2 Filamen Aktin


Terdiri dari 3 komponen protein : aktin, troponin, dan tropomiosin
Aktin
Tulang punggung filamen aktin adalah suatu molekul protein F-aktin untai ganda, dilukiskan oleh
2 untai berwarna terang. Kedua untai membelit dalam bentuk helix. Setiap untai helix F-aktin
ganda terdiri dari molekul G-aktin. Tiap molekul G-aktin melekat satu molekul ADP.
Diperkirakan molekul ADP adalah bagian aktif dari filamen aktin yang berinteraksi dengan
jembatan penyeberangan filamen miosin untuk menimbulkan kontraksi otot.
Troponin
Molekul protein ini terdiri dari 3 subunit protein yang masing-masing memiliki peran spesifik
dalam pengaturan kontraksi otot. Troponin I mempunyai afinitas yang kuat pada aktin, Troponin
T terhadap tropomiosin, dan Troponin C terhadap ion-ion kalsium.
Tropomiosin
Pada stadium istirahat, tropomiosin melekat pada ujung aktif untai aktin sehingga tidak dapat
terjadi penarikan antara filamen aktin dan miosin untuk menimbulkan kontraksi.

B. Sarkoplasma
Miofibril-miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks yang disebut sarkoplasma.

C. Retikulum Sarkoplasmik
Di dalam sarkoplasma juga terdapat banyak retikulum endoplasma, yang di dalam serat otot
disebut retikulum sarkoplasmik.Retikulum Sarkoplasmik menyimpan ion kalsium yang berguna
untuk kontraksi otot. Semakin cepat kontraksi suatu otot, maka ia mempunyai banyak sekali
retikulum sarkoplasmik, menunjukkan struktur ini penting untuk menimbulkan kontraksi.

5. Mekanisme Kontraksi Otot


Secara umum, kontraksi otot terjadi dalam tahap berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serat
otot.

2. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak
saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran sel otot
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke
bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan
potensial aksi dalam serat otot
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi
membran serat otot, dan juga berjalan secara dalam di
dalam serat otot, pada tempat di mana potensial aksi
menyebabkan retikulum sarkoplasmik melepaskan
sejumlah besar ion kalsium, yang telah disimpan dalam
retikulum, ke dalam miofibril.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik
antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan
menghasilkan proses kontraksi
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma,
temapat ion-ion ini disimpan sebagai potensial aksi otot yang baru datang lagi ; pengeluaran ion
kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Ada beberapa proses yang spesifik dalam mekanisme kontraksi otot ini, di antaranya adalah
penghambatan filamen aktin oleh komponen troponin-tropomiosin, pengaktifan ion kalsium, dan
ATP sebagai sumber energi kontraksi.

a. Penghambatan filamen aktin oleh komponen troponin-tropomiosin ;


pengaktifan ion kalsium
Diduga bahwa sisi aktif ( tempat melekatnya kepala miosin untuk kontraksi ) pada filamen aktin
normal dari otot yang sedang relaksasi akan dihambat oleh troponin-tropomiosin. Akibatnya sisi
ini tidak dapat melekat pada kepala filamen miosin untuk menimbulkan kontraksi. Untuk
melaksanakan kontraksi, efek penghambatan kompleks troponin-tropomiosin itu sendiri harus
dihambat.
Keadaan itu mengingatkan kita pada peran ion kalsium. Dengan adanya ion kalsium dalam
jumlah besar, efek penghambatan troponin-tropomiosin terhadap filamen aktin itu sendiri akan
dihambat. Bila ion kalsium bergabung dengan troponin C, kompleks troponin C ini akan
mengalami perubahan bentuk yang menarik molekul tropomiosin dan memindahkannya lebih
dalam ke lekukan antara 2 untai aktin. Keadaan ini tidak menutupi sisi aktif aktin sehingga terjadi
kontraksi.
8

b. ATP sebagai sumber energi kontraksi


Prosesnya seperti berikut :
1. Sebelum kontraksi mulai, kepala jembatan penyeberangan berikatan dengan ATP. Aktivitas
ATPase dari kepala miosin segera memecah ATP menjadi ADP + P. Dalam keadaan ini, bentuk
kepala memanjang secara tegak lurus ke arah filamen aktin.
2. Selanjutnya bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion kalsium, sisi aktif
filamen aktin menjadi terbuka dan kepala miosin berikatan dengan bagian ini
3. Ikatan antara kepala jembatan penyeberangan dan bagian aktif filamen aktin menyebabkan
perubahan kedudukan kepala, yaitu kepala miring ke arah lengan jembatan penyeberangan.
Kedudukan ini memberikan power stroke untuk menarik filamen aktin.
4. Sekali kepala jembatan miring, keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP + P yang
sebelumnya melekat pada kepala ; pada tempat pelepasan ADP, terikat molekul ATP yang baru

6. Hipertrofi dan Olahraga


Bila massa total suatu otot menjadi membesar, peristiwa ini disebut hipertrofi otot. Bila massany
turun, proses ini disebut atrofi otot. Semua hipertrofi otot adalah akibat dari peningkatan jumlah
filamen aktin dan miosin dalam tiap serat otot, yang secara sederhana disebut hipertrofi serat.
Peristiwa ini biasany terjadi sebagai respons terhadap suatu kontraksi otot yang berlangsung pada
kekuatan maksimal
Hipertrofi yang sangat luas dapat terjadi bila selama proses kontraksi, otot-otot diregangkan
secara simultan. Untuk menghasilkan hipertrofi maksimum dalam waktu 6-10 minggu hanya
dibutuhkan sedikit kontraksi kuat semacam ini tiap harinya.

6.1 Mekanisme Hipertrofi


Aktivitas otot yang kuat menyebabkan ukuran otot bertambah, suatu fenomena yang
dinamakan hipertrofi. Garis tengah tiap-tiap serabut otot meningkat, sarkoplasma meningkat, dan
serat-serat mendapat berbagai zat gizi dan metabolisme seperti Adenin Tri-Phosphat, kreatin
fosfat, glikogen, dan juga banyak mitokondria tambahan. Singkatnya, hipertrofi otot
meningkatkan daya gerak otot dan mekanisme zat gizi untuk mempertahankan peningkatan daya
gerak.
Telah diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot
berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurannya, sehingga menghasilkan
jumlah filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progresif di dalam miofibril.
Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam tiap serat otot untuk membentuk miofibril
yang baru. Jadi peningkatan jumlah miofibril inilah yang terutama menyebabkan serat otot
menjadi hipertrofi. Bersama dengan peningkatan jumlah miofibril, sistem enzim yang
menyediakan energi juga meningkat. Hal ini terutama terjadi pada enzim-enzim yang dipakai

untuk glikolisis yang memungkinkan terjadinya penyediaan energi yang cepat selama kontraksi
otot yang kuat dan singkat.
Peningkatan pembentukan protein yang dipengaruhi oleh testosteron diduga sebagai
faktor yang mempengaruhi hipertrofi

6.2 Latihan Kekuatan dan Daya Tahan Otot


Garis besar penilaian kemampuan kerja otot adalah kekuatan
maksimumnya (yaitu kemampuan maksimum otot menghasilkan
gaya pada satu kontraksi otot), yang disebut juga muscle strength dan
daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi (atau kerja
otot) yang disebut sebagai muscle endurance. Pada latihan otot,
prinsip latihan yang sangat penting adalah Progressive overload
principle. Maksud prinsip ini adalah agar otot dapat meningkat
kekuatannya harus diberi beban kerja di atas beban kerja yang biasa
dilakukan oleh otot tersebut, dan selanjutnya setelah otot tersebut
menjadi lebih kuat maka beban yang diberikan harus lebih tinggi lagi
untuk menghasilkan kemampuan yang lebih meningkat. Dengan menerapkan program latihan
yang memperhatikan prinsip ini, maka otot senantiasa akan memperoleh rangsang yang
memungkinkannya berubah, atau dengan kata lain mengalami adaptasi latihan
Akibat latihan daya tahan, otot juga akan mengalami sedikit hipertrofi namun adaptasi terbesar
terjadi pada proses biokimiawi di dalam otot. Mitokondria otot meningkat jumlahnya, disertai
peningkatan jumlah dan aktivitas enzim oksidatif yang ditunjang oleh perubahan struktur lain
yang menunjang peningkatan kerja otot seperti peningkatan mikrosirkulasi otot. Penelitian
selanjutnya memperlihatkan bahwa otot yang terlatih daya tahannya (endurance-trained) dapat
lebih efektif menggunakan trigliserida, glukosa dan asam lemak bebas sebagai sumber energy
sedemikian rupa sehingga sumber energi utama otot tersebut pada waktu exercise berubah dari
karbohidrat menjadi lemak.

7. Pengaruh Makanan terhadap Otot


Menurut wawancara dengan binaragawan terkenal, Ade Rai, ia mengonsumsi protein dalam
jumlah banyak dalam sehari nya sehingga dengan berlatih fitness ditambah mengonsumsi protein
maka badannya dapat menjadi seperti itu.
Secara tradisional, atlet diharuskan makan lebih banyak daging, telur, ikan, ayam, dan bahan
makanan sumber protein lainnya, karena menurut teori, protein akan membentuk otot yang
dibutuhkan atlet. Hasil penelitian mutakhir membuktikan bahwa bukan ekstra protein yang
membentuk otot, melainkan latihan. Latihan yang intensif yang membentuk otot. Untuk
membangun dan memperkuat otot, anda harus memasukkan latihan resistan seperti angkat besi di
1

dalam program latihan.Meskipun protein merupakan zat pembangun tubuh, zat padat tubuh
adalah protein, sebagai dasar pembentuk otot (actin, myosin, collagen dan keratin), sesesorang
yang ingin membentuk atau membesarkan ototnya seperti binaragawan tidaklah memerlukan
konsumsi protein yang berlebihan seperti yang ditawarkan oleh iklan-iklan sebab kelebihan
protein justru merugikan. Pembentukan massa otot (hipertropi) dan kekuatannya ditentukan oleh
latihan yang terprogram dengan baik dan ditunjang oleh makanan yang sehat berimbang.
Pemakaian suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot sehingga
kekuatan otot akan bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh. Penggunaan ekstraprotein
dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan sumber protein terutama protein hewani
melebihi kebutuhan normal yang dianjurkan atau menggunakan jenis asam amino tertentu dalam
bentuk tepung.

8. Anatomi Otot yang Bekerja saat Angkat Barbel dan Sit Up


Pada umumnya otot yang bekerja saat angkat barbel adalah otot bisep dan trisep lengan bawah
dan lengan atas. Sedangkan pada sit up otot yang bekerja adalah otot bagian abdomen. Dilihat
dari tinjauan anatomis, maka dapat dilihat sebagai berikut :

8.1. Otot-otot Lengan Atas


a.Mm.Flexor :
- M.Biceps Brachii : M.Biceps Brachii adalah sebuah supinator kuat lengan bawah. Kerja
supinator dapat digambarkan sebagai kerja membuka tutup botol dengan alat pembukanya atau
memutar sekrup pada kayu dengan obeng. Musculus Biceps merupakan fleksor kuat sendi siku
dan fleksor lemah articulatio humeri. Terdiri dari caput Brevis ( medial ) dan caput Longus
( lateral ). Caput Brevis berfungsi sebagai flexio lengan atas dan juga abduktor lemah. Sedangkan
caput longum berfungsi sebagai supinator lengan bawah dan fleksor articulatio cubiti ; fleksor
lemah articulatio humeri.
- M. Coracobrachialis : M. Coracobrachialis adalah flexio dan aduktor lemah lengan atas.
Terletak di medial.
- M. Brachialis : M. Brachialis adalah flexor kuat sendi siku. Terletak di bawah Biceps Brachii.

b. Mm. Extensor :
- M.Triceps Brachii : Terdiri dari caput medial ( di antara lateral dan longus ), caput lateral, dan
caput longus. M. Triceps Brachii merupakan ekstensor kuat dari sendi siku ( articulatio cubiti ).

8.2 Otot Lengan Bawah


a. Mm. Flexor terdiri dari 4 lapisan :
Lapisan I :
- M.Pronator Teres : Terdiri dari caput ulnare dan caput humerale. Fungsi sebagai
pronatio dan flexio lengan bawah
1

M. Flexor Carpi Radialis : Terletak di dekat os. Radial. Fungsi sebagai flexio dan
abductio tangan pada articulatio radiocalpris.
M. Flexor Carpi Ulnaris : Terdiri dari caput humerale dan caput ulnare. Fungsi sebagai
flexio dan adductio tangan pada articulatio radiocalparis
M. Palmaris Longus : Fungsi sebagai flexio tangan pada articulatio radiocalparis.

Lapisan II :
- M. Flexor Digitorum Sublimis : Terdiri dari caput humerale, ulnare, dan radiale.
Fungsi sebagai flexio phalanges media jari-jari dan juga membentuk flexio phalanges
proximal dan tangan.
Lapisan III :
- M. Flexor Digitorum Profundus : Berfungsi sebagai flexio phalanges distalis jari-jari
dan membantu flexio phalanges medial dan proximal. Juga membantu flexio regio
carpalis
- M. Flexor Pollicis Longus : Berfungsi sebagai flexio phalanges distalis pollex
Lapisan IV :
- M. Pronator Quadratus : Fungsi sebagai pronatio lengan bawah pada articulatio
radioulnaris proximalis dan distalis

b. Mm Extensor
Terdiri dari :
b.1 Radial Lapisan dangkal :
- M. Brachioradialis : Otot ini melakukan flexio lengan bawah pada articulatio cubiti ;
juga membantu rotatio lengan bawah ke posisi semipronatio atau mengembalikan
lengan bawah ke posisi semipronatio dari posisi pronatio penuh.
- M. Extensor Carpi Radialis Longus : Fungsi sebagai extentio dan abductio tangan
pada articulatio radiocalparis
- M. Extensor Carpi Radialis Brevis : Fungsi sebagai extensio dan abductio tangan pada
articulatio radiocalparis
b.2 Radial Lapisan dalam :
- M. Supinator : Fungsi untuk membantu supinatio lengan bawah pada articulatio
radioulnaris proximal dan distal. ( Supinator utama adalah M. Biceps Brachii )
b.3 Dorsal Lapisan Dangkal :
- M. Onconeus : Fungsi sebagai extentio articulatio cubiti
- M. Extensor Carpi Ulnaris : Sebagai extentio dan adductio tangan pada articulatio
radiocalparis
- M. Extensor Digitorum Communis : Sebagai extentio jari-jari dan tangan
- M. Extensor Digiti Minimi : Extentio articulatio metacarpophalangea digitus minimus
b.4 Dorsal Lapisan Dalam :
1

M. Abductor Pollicis Longus : Sebagai Abductio dan extentio pollex


M. Extensor Pollicis Brevis : Sebagai extentio articulatio metacarpophalangea pollex
M. Extensor Pollicis Longus : Sebagai extentio phalanges distal pollex
M. Extensor Indicis : Sebagai articulatio metacarpophalangea index

8.3 Otot Abdomen ( Bagian Dinding Anterior )


Terdiri dari :
a. Musculus Obliquus Externus Abdominis : Fungsi melindungi isi abdomen, menekan isi
abdomen, membantu flexio dan rotatio tubuh, membantu expirasi kuat, miksi, defekasi, partus,
dan muntah
b. Musculus Obliquus Internus Abdominis : Fungsi sama seperti Musculus Obliquus Externus
Abdominis
c. Musculus Transversus Abdominis : Fungsi menekan isi abdomen
d. Musculus Rectus Abdominis : Menekan isi abdomen dan fleksi columna vertebralis ; otot
tambahan ekspirasi

9. Lampiran
9.1 Bagaimana Otot Mengatur Metabolisme Tubuh ?
9.1.1 Cara otot mengatur metabolisme tubuh

Cara otot mengatur metabolisme tubuh yaitu sebagai berikut :


1.Miliki tubuh berotot
Maksudnya bukan seperti seorang binaraga, tapi pastinya Anda harus berolahraga. Olahraga
aerobik dengan intensitas tinggi mampu membakar kalori selama latihan dan 10 jam sesudahnya,
sedangkan latihan beban akan membuat pembakaran kalori terus terjadi selama 16 jam setelah
latihan. Dan semakin banyak otot yang terbentuk, maka semakin banyak pula kalori yang
terbakar. Setengah kilogram otot akan membuat tubuh membakar 50 kalori setiap harinya. Ini
berarti 3-4 kali lebih banyak dari kalori yang terbakar untuk mempertahankan lemak. Latihan
interval, yaitu melakukan beberapa jenis latihan secara bergantian, akan membuat tubuh terus
membakar kalori hingga 24 jam.
2. Hindari penurunan berat badan secara drastis
Hati-hati, diet ketat dapat membuat metabolisme tubuh melambat hingga 30%, karena tubuh
seolah-olah tahu bahwa ia harus mengirit energi karena asupan makanannya yang juga
sedikit.
3. Makan dalam porsi kecil, tapi sering
Setiap kali Anda makan, tubuh akan membakar kalori untuk mencerna makanan, sehingga makan
5-6 kali dalam porsi kecil akan membuat tubuh membakar 20 kalori tambahan. Menurut
American Dietetic Association, setelah empat jam tidak makan, tubuh akan memperlambat
pembakaran kalori. Oleh karena itu, jangan lewatkan sarapan pagi. Jangan tinggalkan pula
protein seperti polong-polongan, daging, dan produk susu rendah lemak. Protein sulit dicerna,
sehingga tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mengolahnya, dibandingkan dengan
mengolah karbohidrat dan lemak.
4. Cukup tidur dan jauhi stres
Penelitian di Universitas Chicago menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 4 jam sehari
akan memproduksi terlalu banyak insulin yang membuat tubuh cenderung menimbun lemak.
Lagipula, kurang tidur bisa menimbulkan rasa mengantuk di siang hari. Akibatnya, semakin
sedikit kalori yang terbakar.
5. Konsumsi makanan peningkat metabolisme
Kafein dalam kopi, katekin dalam teh hijau, dan capsaisin dalam cabai, seperti yang tertulis
dalam buku Introduction Human Nutrition, dapat membuat tubuh membakar kalori lebih banyak
1

beberapa saat setelah dikonsumsi. Tetapi jangan berlebihan karena efeknya tidak menguntungkan.
Maksimal dua cangkir kopi tanpa gula sehari.
6. Suplemen
Umumnya, ada dua macam suplemen jenis ini, yaitu yang mengandung herbal yang memiliki
sifat peningkat metabolisme dan yang mengandung CLA atau Conjugated Linoleic Acid yang
sesungguhnya bertujuan meningkatkan pembentukan otot. Karena otot memerlukan kalori lebih
banyak, maka metabolisme pun meningkat. Tetapi, untuk menurunkan berat badan, suplemen
hanyalah bersifat membantu. Anda tetap harus menjaga asupan makanan dan berolahraga.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition justru tidak melihat
efek signifikan pemakaian suplemen CLA terhadap penurunan berat badan dan pembakaran
lemak.
9.2.2 Menjaga Metabolisme Tubuh
Selasa, 13-November-2007 16:27:08
Oleh : Rahmi
Bila Anda pernah mendengar tentang metabolisme tubuh manusia akan menurun seiring dengan
bertambahnya usia, sebuah riset yang diadakan akhir-akhir ini membuktikan kebenaran dari
pernyataan tersebut. Tapi, penurunannya tidak sedrastis atau sebesar yang diperkirakan.
Pada umumnya, metabolisme tubuh manusia akan mengalami penurunan sekitar 2 hingga 5
persen per dekade. Untuk mengatasi penurunan tersebut, ada kiat-kiat untuk mensiasatinya, yaitu
olahraga secara teratur dan mengatur pola makan.
A. Olahraga
Olahraga adalah kunci utama yang memberi keuntungan-keuntungan secara cepat dan bertahan
lama. Berikut kiatnya:
1. Lakukan aerobik secara teratur, 4 atau 5 kali seminggu. Olahraga aerobik, lari, jalan cepat,
renang dan bersepeda, terbukti mampu membakar banyak kalori dan meningkatkan metabolisme
tubuh. Beberapa studi menunjukkan bahwa aktifitas aerobik mampu menjaga metabolisme,
karena terus bergerak dalam jangka waktu. Begitu juga dengan olahraga lainnya.
2. Latihan otot. Mengangkat beban dan/atau aktifitas-aktifitas penguatan lain, seperti push-up dan
sit-up yang dilakukan secara teratur 2 atau 3 kali seminggu, akan membangunkan dan
meningakatkan metabolisme yang berhenti. Aktifitas ini membangunkan jaringan otot dan
membakar kalori lebih banyak. Dengan melatih otot, Anda membakar lebih banyak kalori meski
dilakukan dalam keadaan duduk atau diam.
1

B. Pola Makan
Agar metabolisme tubuh tetap terjaga, ikuti 3 tips berikut ini:
1. Kebutuhan tubuh minimal 1000 kalori: Metabolisme dan
pergerakan tubuh Anda tergantung dari apa yang Anda makan. Tak
heran bila sedang berpuasa atau menjalankan diet ketat di bawah 1000
kalori, metabolisme akan menurun sebagai respon untuk menghemat
energi.
2. Bagi porsi makan menjadi 4-5 kali sehari. Saat tubuh kita bekerja keras mencerna dan
menyerap zat-zat makanan, metabolisme akan terus bergerak. Ini disebut dengan Thermic Effect
of Food atau Efek Thermic Makanan. Ambil keuntungan ini dengan menjadualkan makanan
setiap 4-5 jam.
3. Jangan lupakan Protein. Makanan apa pun akan menciptakan Thermic Effect dan mendorong
metabolisme tubuh bekerja setelah mengkonsumsinya. Protein terbukti mendorong metabolisme
jauh lebih besar dari karbohidrat dan lemak. Konsumsi protein dalam jumlah yang cukup, akan
menjaga dan menambah berat otot tubuh. Semakin berat massa otot, semakin besar metabolisme
Anda. Sumber protein terbaik, ada di ikan, ayam, yogurt rendah lemak, tahu, dan kacangkacangan. (Anto/berbagai sumber)

9.2 Pembesaran Otot


Ukuran otot dapat ditingkatkan dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi singkat, dan
anaerobik secara teratur, misalnya angkat beban. Pembesaran otot terjadi karena dua hal:
hipertrofi (utama) dan hiperplasia (sedikit) :
a. Hipertrofi
Peningkatan diameter dari serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi
kuat.. Sebagian besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin dan miosin,
yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang berinteraksi dan meningkatkan
kekuatan kontraktil otot.
b. Hiperplasia
Sel-sel otot tidak mampu membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti eksperimental
mengisyaratkan bahwa serat yang sangat membesar dapat terputus menjadi dua di tengahnya,
sehingga terjadi peningkatan jumlah serat (splitting).

Perubahan-perubahan adaptif yang terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan
semula dalam periode beberaa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan
perubahan itu dihentikan.

9.3 Atrofi
Pada ekstrem yang lain, jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan
berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang
massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah.
Atrofi dapat terjadi melalui dua cara; Disuse atrophy dan Atrofi denervasi.
a. Disuse atrophy
Terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama walaupun persarafannya utuh,
seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama.

b. Atrofi denervasi
Terjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik sampai
persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat
dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya. Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan
penting dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang
dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel
asetilkolin, tampaknya berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
Apabila suatu otot mengalami kerusakan, dapat terjadi perbaikan secara terbatas, walaupun selsel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis untuk menggantikan sel-sel yang hilang. Di
dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel-sel yang tidak berdiferensiasi (seperti yang
dijumpai pada masa perkembangan mudigah), yaitu mioblas. Sewaktu sebuah serat otot rusak,
sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot tersebut dengan membentuk sebuah
sel besar berinti banyak yang segera mulai mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas
untuk otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk mengganti semua
serat yang hilang, lalu serat-serat yang tersisa sering mengalami hipertrofi sebagai
kompensasinya.

9.4. Kram / Spasme


9.4.1 Pengertian dan Penyebab Kram / Spasme
Kontraksi involuntar otot atau sekelompok otot secara mendadak dan keras, yang disertai nyeri
dan gangguan fungsi, menghasilkan gerakan involuntary dan distorsi. Atau dalam arti lain juga
penyempitan jalan, kanalis, atau lubang keluar secara mendadak tetapi sebentar. ( Dorland ed.29 )
1

Kram adalah kontraksi tiba-tiba, singkat, yang sakit sekali pada otot atau kelompok otot.
(http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3117 )
Kram otot merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksi sekumpulan otot yang terjadi
secara mendadak dan singkat, yang biasanya menimbulkan nyeri. Otot yang mengalami kram
sulit untuk menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan
otot yang kram itu. Kontraksinya sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa detik sampai
beberapa menit. Selain itu, kram otot dapat menimbulkan keluhan nyeri
Kram biasa terjadi pada seseorang yang sehat, terutama setelah melakukan aktivitas yang berat.
Beberapa orang lainnya mengalami kram pada tungkainya ketika sedang tidur malam. Kram bisa
disebabkan kurangnya aliran darah ke otot yakni adanya penumpukan asam laktat pada aliran
darah akibat kurang sempurnanya metabolisme.
Contoh pada saat olahraga, aliran darah akan lebih cepat. Jika pada saat itu, suplai darah tidak
sesuai dengan kebutuhan maka inilah yang menyebabkan terjadinya kram.
Kram terjadi jika otot-otot dalam tubuh kita mengalami kelelahan. Kelelahan itu diakibatkan
penggunaan otot yang berulang sehingga otot itu melampaui ambang kekuatannya. Otot itu
kemudian menjadi plasma, kaku & dengan cepat menjepit saraf. Saraf jadi terganggu, akhirnya
itu yang bikin nyeri.
Kram dapat mengenai otot lurik atau bergaris yaitu otot yang berkontraksi secara kita sadari. Juga
dapat mengenai otot polos atau otot yang berkontraksi tanpa kita sadari. Seperti, otot rahim,
dinding pembuluh darah, maupun usus dan ureter (saluran kemih).
Terkadang kram dapat terjadi pada saat ketika tidur. Hal tersebut terjadi karena terjadi perubahan
dari urat yg lemas menjadi tegang karena posisi badan kita. Selain itu, bisa terjadi karena kadar
lemak dalam darah tinggi hingga bisa terjadi penyumbatan darah.
Kram pada umumnya dapat segera dihentikan dengan melakukan suatu kombinasi peregangan
atau stretching (untuk melonggarkan otot yang kontraksi) dan pijatan (untuk melegakan kontraksi
dan meningkatkan peredaraan darah).
Menurut dr.Hengky Indradjaja, Kram otot merupakan kontraksi otot yang memendek atau
kontraksi sekumpulan otot yang terjadi secara mendadak dan singkat sehingga menimbulkan
nyeri.
Penyebab kram:
1. Kurangnya aliran darah ke otot yang disebabkan adanya penumpukan asam laktat pada
aliran darah akibat metabolisme tubuh yang kurang sempurna.
2. Kondisi udara yang dingin menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh yang terganggu
sehingga sekali lagi mengganggu aliran darah dalam tubuh
3. Kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit,
terutama Kalium dan Natrium

4. Bisa juga akibat trauma yang dialami oleh tulang atau otot
5. Kekurangan Magnesium maupun Kalsium
6. Kekurangan Vit. B1, B5 dan B6.
7. Beberapa obat, seperti obat pelancar kemih dan penurun/peluruh lemak juga bisa
menyebabkan kram.
8. Para penderita Hiperkolesterol dan Diabetes. Hal ini disebabkan sirkulasi darah ke otot
yang kurang baik karena tingginya kolesterol dalam darah atau pembuluh darah yang
mudah rusak
9. Pada Ibu Hamil ada beberapa penyebab kram :

Kurang pemanasan saat akan berolahraga.


Kelelahan akibat penggunaan otot yang terus menerus.
Berolahraga pada cuaca panas.
Kekurangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit.
Cedera otot.
Kekurangan vitamin, misalnya tiamin (B1), asam pantotenat (B5), dan piridoksin (B6).

9.4.2. Tindakan Pencegahan dan Pertolongan Pertama Saat Terjadi Kram


Walaupun kram otot dapat hilang sendiri, tapi tindakan berikut perlu dilakukan untuk
meringankan gejala :

Otot yang kram diregangkan.


Pemijitan pada otot yang kram.
Kompres air hangat.
Minum yang banyak untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.

Agar tidak terkena kram otot, atau setidak-tidaknya tidak terserang untuk kesekian kalinya,
sebaiknya lakukan :

Pemanasan yang cukup sebelum berolah raga atau aktivitas tertentu yang melibatkan otot.
Kemudian jangan lupa pendinginan / pelemasan sesudahnya.
Minum lebih banyak cairan, terutama yang mengandung elektrolit, saat berolahraga.
Olah raga dengan intensitas ringan lebih dahulu, kemudian berangsur-angsur lebih berat.
Jika mesti duduk lama (menggunakan otot panggul) atau menulis lama (menggunakan
otot jari), selang beberapa lama sebaiknya diselingi pelemasan dan peregangan

9.4.3 Mengapa kita sering merasa kram ketika di dalam suhu dingin ?
Kondisi udara yang dingin menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh yang terganggu sehingga
mengganggu aliran darah dalam tubuh. Kurangnya aliran darah ke otot yang menyebabkan
adanya penumpukan asam laktat sehingga timbul rasa nyeri.

9.5 Mengapa penggunaan hormon seks pria ( androgen ) atau anabolik steroid
untuk peningkatan kekuatan otot dilarang ?
Penggunaan hormon seks pria ( androgen ) atau anabolik steroid untuk peningkatan kekuatan otot
tidak diragukan lagi dapat meningkatan kinerja atlet di bawah beberapa kondisi, terutama pada
wanita dan pria yang kurang diberkahi dengan sekresi testoteron. Steroid anabolik ini juga sangat
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular karena obat itu juga sering menyebabkan
hipertensi, penurunan lipoprotein densitas tinggi, dan penurunan lipoprotein densitas rendah,
yang berujung pada peningkatan risiko terhadap penyakit jantung dan stroke.
Pada pria, tiap jenis preparat hormon seks pria juga menyebabkan penurunan fungsi testikel,
meliputi pembentukan sperma dan penurunan sekresi testotesteron alami seseorang. Pada wanita
dapat terjadi efek yang lebih berbahaya karena wanita tidak beradaptasi secara normal terhadap
hormon seks pria-rambut di wajah, suara bass, kulit kasar, dan berhentinya fase menstruasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Muskuloskeletal-1 FK UKRIDA 2009 :
- Anatomi, Myologi oleh dr.Darminto Salim
- Fisiologi, Karakteristik dan Fungsi Otot oleh dr.Indriani K.Sumadikarya, MS
- Fisiologi, Mekanisme Kontraksi Otot oleh dr.Indriani K.Sumadikarya, MS
- Fisiologi, Perubahan Otot oleh dr.Indriani K.Sumadikarya, MS
- Biokimia, Sistem Muskuloskeletal oleh dr.Susan Yustina
2. Snell, Richard. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC
3. Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton. Jakarta : EGC
4. Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC
5. Kamus Kedokteran Dorland ed.29. Jakarta : EGC
6. Sumber lain
- staff.ui.edu/internal/140222109/material/pengaruh_latihan_terhadap_kerja_otot.pdf
- www.crayonpedia.org/mw/2._Otot_11.1
- dietsehat.wordpress.com/2008/02/05/protein-dan-prestasi-olahragawan/
- http://media.photobucket.com/image/Ade%20rai/suaroi/ade7.jpg
- www.octc.kctcs.edu
- id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai