Anda di halaman 1dari 3

Struktur dan Fungsi Otot Manusia

Otot yang terdapat pada manusia terdiri dari 40-45% dari berat badan seseorang. Lebih
kurang terdapat 600 otot rangka yang terdapat dibagian tubuh dan 150 otot rangka di bagian
kepala dan leher. Otot memiliki banyak fungsi, diantaranya yaitu:
1. Bergerak
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh. Sehingga memungkinkan untuk menggerakkan
anggota tubuh.
2. Mempertahankan sikap dan posisi tubuh. Sehingga dengan adanya otot dapat
membentuk tubuh seseorang
3. Melindungi tulang dan organ internal tubuh
4. Membantu sirkulasi dalam darah
5. Mempertahankan suhu tubuh ketika berkontraksi .
Hal ini dikarenakan kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu tubuh normal.

Otot manusia terbagi menjadi 3 macam jenis otot, diantaranya yaitu :


1. Otot polos
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber
2+

Ca dari CES, sumber energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat,

kadang mengalami tetani dan tahan terhadap kelelahan


2. Otot jantung
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber

2+

Ca dari CES & Retikulum

sarkoplasma, sumber energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak
mengalami tetani dan tahan terhadap kelelahan
3. Otot rangka
Memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada
tulang, sumber

2+
Ca dari retikulum sarkoplasma, sumber energi dari metabolisme

aerobik dan anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani dan cepat lelah

Otot terdiri dari serat- serat otot. Tidak semua serat otot digunakan untuk berkontraksi
secara bersama. Serat otot yang dibutuhkan untuk berkontraksi bergantung pada berapa
banyak tenaga yang dibutuhkan. Setiap serabut otot berisi ratusan atau ribuan miofibril. Tiap
miofibril terdiri dari banyak miofilamen. Dikenal 2 macam miofilamen, yaitu aktin dan
miosin. Aktin merupakan miofilamen yang tipis dan miosin merupakan miofilamen yang
tebal. Interaksi kedua miofilamen ini memungkinkan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi.
Mekanisme kontraksi otot terjadi ketika filamen aktin meluncur atau mendekati filamen
miosin, sehingga menghasilkan suatu ketegangan pada otot, yang biasanya adalah suatu
pemendekan otot. Sedangkan mekanisme relaksasi otot terjadi ketika filamen aktin menjauh
atau keluar filamen miosin, sehingga otot memanjang.
Dalam tubuh manusia, terdapat 2 macam tipe serat otot yang mempengaruhi bagaimana
respons otot terhadap aktivitas fisik dan sifat unik dalam kemampuannya untuk berkontraksi,
diantaranya yaitu ;
1. Tipe 1 atau Slow Twitch (ST)
Tipe ini disebut juga dengan tipe serat otot aerobik, otot merah atau slow-oxidative
(SO). Tipe ini mempunyai kemampuan aerobik yang sangat kuat, yaitu dalam upaya suatu
proses oksidasi untuk menghasilkan energi yang disebut Adenosine Tri Phosphate (ATP).
Kontraksinya lambat, sehingga ia sangat berguna dalam aktivitas ketahanan yang
memerlukan waktu yang sangat panjang.
Di samping itu, tipe 1 lebih efisien menggunakan oksigen untuk membentuk bahan
bakar tenaganya, sehingga tipe ini sangat ideal untuk aktivitas yang membutuhkan waktu
lama dan terus menerus dan tidak mudah lelah. Aktivitas itu dapat berupa lari maraton atau
bersepeda selama berjam-jam.
Secara mikroskopis, serat tipe I ini mempunyai mitokondria dan mioglobin dalam
jumlah yang lebih banyak daripada serabut tipe II. Adanya mioglobin yang banyak serta
vaskularisasi yang padat membuat warna otot tersebut tampak kemerah-merahan. Ciri
lainnya adalah diameter serabutnya lebih kecil. Contoh aktivitas fisik yang ideal
digunakan untuk tipe 2 ini yaitu lari marathon.
2. Tipe 2 atau Fast Twitch (FT)
Tipe ini disebut juga dengan tipe serat otot anaerobik, otot putih atau fast-glycolytic
(FG). Serat tipe II menggunakan metabolisme anaerobik untuk menghasilkan energi, yang

artinya pembentukan energinya terjadi sangat cepat, sehingga serat ini baik untuk aktivitas
dengan ledakan kuat dan cepat dalam waktu yang singkat, seperti yang dilakukan oleh
seorang sprinter. Secara umum, serat tipe II menghasilkan gaya yang sama per
kontraksinya seperti tipe I, tetapi tipe II dapat melakukannya dalam waktu yang singkat.
Oleh karena itu, serat tipe II mudah lelah.
Secara mikroskopis, serat tipe II mempunyai mitokondria dan mioglobin dalam jumlah
yang lebih sedikit dibanding dengan serat tipe 1, vaskularisasinya juga lebih sedikit
sehingga dalam penglihatan mikroskopis tampak pucat warnanya. Diameter serabutnya
lebih besar.
Jadi, tipe 2 sangat ideal untuk aktivitas dengan intensitas yang agak tinggi, dan
waktunya tidak terlalu lama, seperti renang dan lari sprint 100 meter .

Daftar Pustaka
Jauhar. Available at : https://www.scribd.com/doc/23697584/AnatomiFisiologi-Dan-Patologi-Sistem-Muskuloskeletal
Juanita Dolores H.N. Available at :
ejournal.unesa.ac.id/article/9808/112/article.doc

Anda mungkin juga menyukai