BLOK 8 KARDIOVASKULAR-1
KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR
Disusun oleh :
Kelompok B-8
Felyanto 10 2008 010
Rendy Aprianus 10 2008 020
Susanto Wijaya 10 2008 023
Wendy Purnama 10 2008 032
Gilang Bhaskara 10 2008 095
Tiffani R.E Rihulay 10 2008 140
Samuel Williarto 10 2008 154
Yohana Chirstanti 10 2008 205
Putri Chairani 10 2008 219
Tabita Jane 10 2007 128
Jhon Henry 10 2007 028
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2009
TUJUAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TATA KERJA
1. TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN
(COLD-PRESSOR TEST)
HASIL:
Tekanan darah 3 kali berturut-turut:
Tekanan basal 130/70 mmHg
1. 130/70 mmHg
2. 125/70 mmHg
3. 130/70 mmHg
PEMBAHASAN:
Denyut nadi OP sebelum melakukan percobaan adalah 40kali/detik. Setelah orang coba
melakukan naik turun bangku Harvard selama 135, maka denyut nadi diukur kembali. (F1)= 71
kali/30detik, setelah 2 menit (F2)= 65/30detik, dan setelah 3 menit (F3)=64/30detik. Kemudian
dilakukan penghitungan indeks kesanggupan badan OP dan hasilnya adalah 25 atau kesanggupan
tubuh kurang.
Pada OP dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan denyut nadi. Hal ini disebabkan karena cardiac
output jantung karena aktivitas yang meningkat, organ tubuh lain juga akan memerlukan suplai
O2 dan nutrisi dari jantung. Oleh karena itu, cardiac output juga perlu ditingkatkan agar
kebutuhan tersebut terpenuhi. Cardiac output (curah jantung) adalah jumlah darah yang
dipompakan ventrikel tiap menit. Karena peningkatan cardiac output inilah dimana darah akan
lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah
dimana peningkatan ini mengakibatkan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri
semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi meningkat. Dalam pengaliran
darah ke seluruh tubuh ketika beraktivitas, pembuluh darah di sekitar otot akan mengalami
vasodilatasi (lebih besar) agar darah lebih banyak dialirkan. Vasodilatasi ini akan berlanjut pada
penurunan tahanan perifer. Selain itu peningkatan cardiac output juga dipengaruhi oleh
peningkatan aliran balik vena akibat dari meningkatnya tonus otot karena pergerakan fisik dan
penurunan tekanan intratorak. Penurunan tekanan intratorak merupakan akibat dari reaksi tubuh
yaitu inspirasi yang dalam pemenuhan kebutuhan O 2 untuk menghasilkan energi. Udara mengalir
dari atmosfir ke paru-paru juga karena tekanan di atmosfir lebih tinggi dibandingkan tekanan
intratorak. Karenan penurunan tekanan ini maka tekanan pada vena pada bagian ekstremitas
bawah akan lebih tinggi sehingga akan meningkatkan aliran darah ke jantung. Peningkatan
cardiac output juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang akan merangsang saraf simpatis
sehingga denyut nadi meningkat. Perlu diketahui bahwa perangsangan saraf simpatis akan
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada bagian tubuh yang lain.
Kesanggupan sesorang untuk melakukan kerja dengan se-efesien mungkin hingga batas
kemampuan kerja merupakan kapasitas kerja. Dalam percobaan ini, indeks kesanggupan badan
orang coba setelah dilakukan perhitungan yaitu 25 atau kesanggupan badan kurang. Suatu
aktivitas dapat mengakibatkan peningkatan cardiak output (CO) karena peningkatan diastole
sebagai akibat dari peningkatan tonus otot dan tekanan intratorak yang menurun. Selain itu,
karena adanya rangsangan otonom yang meningkatkan kerja saraf simpatis sehingga denyut
jantung juga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA:
Sherwood. Fisologi Manusia dari Sel ke System Edisi 2 Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.
Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton. Jakarta : EGC