Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR


BLOK 2.1

NAMA :
NPM :
KELOMPOK :3B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah;
semakin besar perbedaan tekanan, semakin besar aliran darah. Kontraksi ventrikel
menghasilkan tekanan darah (TD), tekanan hidrostatik yang diberikan oleh darah di
dinding pembuluh darah. TD ditentukan oleh curah jantung, volume darah, dan
resistensi vaskular (dijelaskan segera). TD tertinggi di aortadan arteri sistemik besar;
di masa istirahat, dewasa muda, TD naik ke sekitar 110 mmHg selama sistol
(kontraksi ventrikel) dan turun menjadi sekitar 70 mmHg selama diastol (relaksasi
ventrikel). Tekanan darah sistolik adalah tekanan tertinggi yang dicapai di arteri
selama sistol, dan tekanan darah diastolik adalah tekanan arteri terendah selama
diastol. Saat darah meninggalkan aorta dan mengalir melalui sirkulasi sistemik,
tekanannya turun secara progresif saat jarak dari ventrikel kiri meningkat. Tekanan
darah menurun menjadi sekitar 35 mmHg sebagai darah lewat dari arteri sistemik
melalui arteriol sistemik dan menjadi kapiler, di mana fluktuasi tekanan menghilang.
Pada ujung vena kapiler, tekanan darah turun menjadi sekitar 16 mmHg. Tekanan
darah terus menurun saat darah memasuki venula sistemik dan kemudian vena karena
pembuluh ini paling jauh dari ventrikel kiri. Akhirnya tekanan darah mencapai 0
mmHg saat darah mengalir ke ventrikel kanan.
Tekanan darah juga tergantung pada volume total darah yang masuk sistem
kardiovaskular. Volume normal darah dalam file dewasa sekitar 5 liter (5,3 qt). Setiap
penurunan volume ini, sebagai dari perdarahan, mengurangi jumlah darah yang
diedarkan melalui arteri setiap menitnya. Penurunan sederhana bisa terjadi
dikompensasi oleh mekanisme homeostatis yang membantu memelihara tekanan
darah, tetapi jika terjadi penurunan volume darah lebih dari 10% dari total tekanan
darah tetes. Sebaliknya, apapun yang meningkatkan volume darah, seperti retensi air
dalam tubuh, cenderung meningkatkan tekanan darah
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui kesanggupan kardiovaskuler seseorang
2. Mampu mengetahui alat alat yang di gunakan untuk mengukur dan menganalisa
kesanggupan kardiovaskuler seseorang
BAB II
METODE KERJA
2.1 ALAT DAN BAHAN
1. Sfigmomanometer dengan mansetnya
2. Air es + termometer
3. Pengukuran waktu arloji atau stopwatch
4. Bangku Harvard setinggi 19 inchi (1 inchi = 2,54 cm)
5. Metronom (frekuensi 2x ayunan per detik)
2.2 PROSEDUR KERJA
A. Percobaan Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressor Test).
1) Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang percobaan
2) Suruhlah orang coba berbaring telentang dengan tenang selama 20
menit
3) Tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil
yang sama 3 kali berturut turut (tekanan darah basal)
4) Dengan manset tetap dilengan atas kanan, suruhlah orang coba
sekarang memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (4 C) sampai
pergelangan tangan
5) Dengan tangan kirinya di dalam air es, tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya pada detik ke 30 dan ke 60
6) Suruhlah orang coba sekarang mengeluarkan tangan kirinya dari air es
dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai
Kembali ke tekanan normal.
B. Percobaan Naik Turun Bangku.
1) Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku Harvard setinggi
19 inchi dengan tenang serta penuh perhatian. Metronome
(sebelumnya telah dicek ketelitiannya dan diatur untuk memberikan
irama dengan kecepatan 120 kali permenit mulai dijalankan.
2) Suruhlah orang percobaan menempatkan salah satu kakinya (yang
kanan ataupun yang kiri) diatas bangku tepat pada suatu detika
metronome. Pada detikan kedua, kaki lainnya dinaikan ke atas bangku,
sehingga orang percobaan berdiri tegak diatasnya. Pada detikan ketiga,
kaki yang pertama kali naik ke atas bangku diturunkan. Pada detikan
keempat kaki yang masih diatas bangku diturunkan pula, sehingga
orang percobaan berdiri lagi tegak didepan bangku. Siklus tersebut
diulangi terus menerus sampai orang percobaan tidak kuat lagi, tetapi
tidak lebih dari 5 menit. Segera sesudah itu, orang percobaan disuruh
duduk dan denyut nadinya dihitung selama 30 detik, 3 kali berturut
turut.
3) Cara menghtiung indeks kesanggupan badn serta penilaiannya dapat
dilakukan dengan 2 cara :
a. Cara lambat
b. Cara cepat
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Percobaan Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressor Test).


1. Biodata probandus
Nama probandus : Carissa
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 18 tahun
Tinggi Badan : 153 cm
Berat Badan : 45 kg
2. Tabel tekanan darah saat posisi tidur terlentang, sebelum pendinginan dan
sesudah pendinginan.
a. Posisi tidur terlentang selama 20 menit

Waktu Tekanan Diastolik dan Sistolik

5 menit (pertama) 110/70

5 menit (kedua) 120/80

5 menit (ketiga) 118/70

b. Posisi lengan kiri dimasukkan ke dalam air es (40°C)

Waktu Tekanan Diastolik dan Sistolik

30 detik 120/80

60 detik 110/70

c. Posisi lengan setelah dikeluarkan dari air es

Waktu Tekanan Diastolik dan Sistolik

2 menit (pertama) 120/80

2 menit (kedua) 120/80

2 menit (ketiga) 120/80


3. Pembahasan mengenai hasil di atas:

a. Bagaimana hubungan antara pendinginan dengan tekanan darah?


b. Apa saja factor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah tersebut dan bagaimana
mekanismenya?
c. Bagaimana hasil pemeriksaan di bandingkan dengan teori pada point no a dan b?
Jawab:

a. Ketika tangan dicelupkan kedalam air es 40 derajat celcius maka akan timbul rasa
nyeri dan vasokontaksi sehingga akan merangsang saraf otonom yaitu saraf simpatis
yang menyebabkan peningkatan denyut jantung yang berpengaruh pada tekanan
darah.Jika denyut jantung meningkat maka tekanan darah juga akan meningkat karena
denyut jantung mempengaruhi kerja tekanan darah.
b. Efek perubahan temperatur, pengaruh fisik yang lain, pada arteriol dapat digunakan
secara klinis. menaruh sekantong es pada suatu area tubuh yang meradang
menghasilkan vasokonstriksi, yang mengurangi pembengkakan dengan melawan
vasodilatasi yang diinduksi oleh histamin.
peningkatan aktifitas system saraf simpatis, vasokontriksi, dan perasaan nyeri selama
perendaman di dalam air es dapat menyebabkan tekanan darah meningkat yang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu aliran darah dan tekanan perifer vaskuler. Aliran
darah tubuh dapat dipengaruhi oleh curah jantung, denyut jantung, dan volume darah
itu sendiri. Rangsangan dingin terhadap tangan yang dicelupkan ke dalam air es
menimbulkan stimulus pada saraf simpatis yang dapat menyebabkan adanya
vasokontraksi pada pembuluh darah. Vasokontraksi pembuluh darah menyebabkan
meningkatnya nilai tekanan darah. Selain hal tersebut, nyeri selama perendaman air es
juga berpengaruh terhadap naiknya tekanan darah pada saat cold pressor test. Hal ini
dikarenakan nyeri menyebkan rangsangan terhadap system saraf otonom yang dapat
meningkatkan denyut jantung.
Tekanan darah sisitol dan diastole mengalami peningkatan saat tangan dimasukkan
ke dalam air es, hal ini sesuai dengan mekanisme tubuh manusia. Saat tubuh berada
pada kondisi temperature yang relative rendah pembuluh darah akan menyempit
(vasokontraksi). Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana basal
menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperekator jika tekanan sistolik
naik ≥ 20 mmHg dan tekanan diastolic ≥15 mmHg, dan dikatakan hiporekator jika
kenaikan tekanan darah masih dibawah angka-angka tersebut,Efek yang dihasilkan
dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah. Berdasarkan data yang
diperoleh sistolik naik 10 mmHg dan tekanan diastolic tetap. Hasil ini menunjukan
bahwa pada percobaan perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana
basal menunjukkan aktivitas vascular hiporekator.
c. Hasil dari pemeriksaan sesuai dengan teori.
3.2 Percobaan Naik Turun Bangku.
1. Biodata probandus
Nama probandus : Dio
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : tahun
Tinggi Badan : cm
Berat Badan : kg

2. Tabel hasil naik turun bangku (Hardvard Step Test)

Waktu Frekuensi Nadi

30 detik (pertama) 45x/m

30 detik (kedua) 45x/m

30 detik (ketiga) 45x/m

3. Hasil perhitungan Indeks Kesanggupan Jasmani

a. Cara Lambat
240 x 100
Indeks Kesanggupan Jasmani= =57
2 x(82+ 66+63)
Tabel hasil perhitungan:
Indeks Kesanggupan
Probandus Penilaian
Jasmani
Dio 57 55-64,
kesanggupan
sedang

b. Cara Cepat
1) Dengan Rumus
240 x 100
Indeks Kesanggupan Jasmani= =53.2
5,5 x (82)
Tabel hasil perhitungan:

Probandus Indeks Kesanggupan Jasmani Penilaian

Dio 53.2 50-80, sedang

Di hitung dengan daftar


Lamanya Pemulihan dari 1 menit hingga 1,5 menit
percobaan 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75- 80- 85-
44 49 54 59 64 69 74 79 84 89 90
0” – 20 ” 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0’30” – 0’59” 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10

1’0”- 1’29” 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 15

1’30”-1’59” 45 40 45 35 30 30 25 25 25 20 20
2’0”-2’29” 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25

2’30”-2’59” 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35
3’0”-3’29” 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40

3’30”-3’59” 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45
4’0”-4’29” 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50

4’30”-4’59” 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55

5’0” 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60

Keterangan tabel:
Merah :
Kesanggupan jasmani <50, kesanggupan kurang
4. Pembahasan mengenai hasil diatas
a. Bagaimana hubungan antara naik turun bangku dengan denyut nadi?
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan denyut nadi tersebut (kesanggupan
kardiovaskular ) dan bagaimana mekanismenya?
c. Bagaimana hasil pemeriksaan dibandingkan dengan teori pada point no. a dan b ?
Jawaban :
a. Kegiatan naik turun bangku menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen untuk
metabolism otot rangka dan aliran balik vena meningkat karena pada vena terdapat
pompa otot rangka yang bekerja karena otot rangka yang bergerak dan menyebabkan
tubuh mengeluarkan saraf simpatis karena kemoreseptor pada tubuh bekerja. Saraf
simpatis ini menyebabkan arteri berdilatasi dan frekuensi denyut jantung bekerja
lebih cepat karena probundus melakukan gerakannya bukan secara rutin sehingga
menyebabkan denyut nadi meningkat karena denyut nadi merupakan gelombang
yang dirasakan pada arteri karena pemompaan darah oleh jantung ke arteri.
b. Faktor yang dapat mempengaruhi kesanggupan kardiovaskular pada probandus
tersebut adalah beban kerja yang diberikan,kapasitas kerja dan frekuensi naik turun
bangku yang diberikan. Aktivitas yang dilakukan probandus tersebut mengakibatkan
pengaliran darah keseluruh tubuh yang menyebabkan pembuluh darah disekitar otot
mengalami vasodilatasi (lebih besar) agar darah lebih banyak dialirkan. Vasodilatasi
ini akan berlanjut pada penurunan tahanan perifer. Selain itu peningkatan
kardiak output juga dipengaruhi oleh peningkatan aliran balik vena akibat dari
meningkatnya tonus otot karena pergerakan fisik dan penurunan tekanan intratorak.
Penurunan tekanan intratorak merupakan akibat dari reaksi tubuh yaitu inspirasi yang
dalam pemenuhan kebutuhan O2 untuk menghasilkan energi. Udara mengalir dari
atmosfir ke paru-paru juga karena tekanan di atmosfir lebih tinggi dibandingkan
tekanan intratorak. Karena penurunan tekanan ini maka tekanan pada vena pada
bagian ekstremitas bawah akan lebih tinggi sehingga akan meningkatkan aliran darah
ke jantung. Peningkatan cardiac output juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang
akan merangsang saraf simpatis sehingga denyut nadi meningkat. Perlu diketahui
bahwa perangsangan saraf simpatis akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah pada bagian tubuh yang lain kecuali pada pembuluh di disekitar otot
c. Hasil yang diperoleh jika dihitung dengan cara lambat hasilnya 57, menggunakan
cara cepat hasilnya 53.2 dan menggunakan table daftar hasilnya adalah 20. Hasil ini
menunjukan bahwa indeks kesanggupan badan probandus kesanggupan sedang,
dikarenakan hasil perhitungan lambat nilai probandus kurang dari 55, Ketika
dihitung dengan perhitungan cepat hasilnya kurang dari 5.
Pada probandus ini terjadi perubahan pada sistem cardiovaskular yaitu peningkatan
curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang
aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup
dan denyut jantung.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh
curah jantung dan resistensi perifer local.Dimana dua hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh sistem saraf sympatis dan aktivitas otot rangka. Rangsangan dingin
mengaktivasi saraf simpatis yang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol yang
meningkatkan resistensi perifer local.Aktivitas fisik yang dilakukan dengan intensitas
tinggi menyebabkan distribusi darah ke otot rangka lebih banyak dibandingkan saat
beraktivitas sehari-hari yang mengakibatnya vasodilatasi pada pembuluh darah agar
darah semakin banyak yang dialirkan.kemudian vasodilatasi ini menyebabkan
resistensi perifernya berkurang atau menurun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. 2014 .
Jakarta : EGC .
2. Tortora GJ, Bryan Derrickson. Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Pemeliharaan dan
Kontinuitas Tubuh Manusia. Edisi 13. Volume 2. Jakarta: EGC.
3. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of Anatomy & Physiology.
9th Ed. San Fransisco: Pearson Education Inc; 2012
4. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17 Edisi. Jakarta: Buku
kedokteran. 2014
5. John E. Hall, Ph. D. Guyton dan Hall Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12 .
Jakarta : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai