Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA

“Tekanan Darah”

Disusun Oleh :
Aga Widyantoro NI 18312244008
Pendidikan IPA D 2018

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL, 2021
A. Judul
Tekanan Darah
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mahasiswa dapat menerangkan pengaruh suhu tubuh dan aktivitas terhadap
tekanan darah sistole dan diastole.
C. Dasar Teori
Darah merupakan cairan kompleks yang mengandung banyak substansi di
dalamnya dimana secara makroskopis darah terlihat sebagai cairan yang homogen,
merata sedikit kental dan berwarna merah (akibat adanya erythrocyte). Sedangkan
secara mikroskopis darah terdiri dari 2 bagian besar, yaitu :
1. Bagian cair (plasma darah) menyusun 55-60% dari seluruh volume darah
2. Bagian padat (sel atau butir darah) menyusun 40-45% yang meliputi sel darah
merah (erythrocyte), sel darah putih (leucocyte) dan keping darah (thrombocyte)
(Siswanto, 2017).
Tekanan darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap dinding
arteri oleh jantung. Darah mengalir ke seluruh sistem sirkulasi karena perubahan
tekanan. Bergerak dari daerah tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sistemik atau
tekanan arteri. Tekanan darah dalam sistem arteri dalam tubuh, merupakan indikator
yang baik untuk kesehatan kardiovaskular. Kontraksi jantung memaksa darah di
bawah tekanan tinggi masuk ke dalam aorta. Puncak tekanan maksimum saat ejeksi
terjadi adalah tekanan sistolik. Ketika ventrikel rileks, darah yang tersisa di arteri
memberikan tekanan minimum atau tekanan diastolik. Tekanan diastolik adalah
tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu. Unit standar untuk
mengukur tekanan darah adalah milimeter air raksa (mmHg). Pengukuran
menunjukkan ketinggian sampai di mana tekanan darah menaikkan kolom merkuri
(Enie, 2020)
Tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole.
Tekanan darah diastole berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada
dalam keadaan relaksasi diantara 2 denyutan. Tekanan darah sistolik adalah tekanan
darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali (Gunawan, 2001).
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum.
Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka
dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran
adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom
air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka penyebut merupakan tekanan selama diastole.
Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang
tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari
macam - macam penyakit. (Kimball, 2005).
Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan alat yang dinamakan
tensimeter. Tensimeter (sphygmomanometer) terbagi tiga jenis yaitu tensimeter air
raksa (mercury), tensimeter pegas (aneroid) dan tensimeter digital (automatic).
Tensimeter air raksa adalah tensimeter yang pertama kali digunakan. Tensimeter jenis
ini menggunakan air raksa dan memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya
bunyi saluran tekanan sistolik dan diastolik (Yossi, 2016).
Cara melakukan pengukuran menggunakan tensimeter menurut Pearce (1995)
adalah dengan membalut lengan atas menggunakan selembar kantong karet yang
dapat digelembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset dan yang
digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan memompa maka
tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk
menjepit sama sekali arteri brachial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat dan
denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai
suatu titik dimana denyut dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan menggunakan
stetoskop denyut nadi brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada
titik ini tekanan yang tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian
tekanan di atas arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung
dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan
diastolik (Pearce, 1995).
Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda - beda. Salah satu faktor
yang mempengaruhi hal tersebut adalah umur. Menurut Hanim (2019), pada bayi
dikatakan tekanan darah normal apabila memiliki tekanan darah 80/40 mmHg, pada
anak usia 7-11 tahun memiliki tekanan darah normal 100/60 mmHg, pada remaja
12-17 tahun memiliki tekanan darah normal 115/70 mmHg, pada orang dewasa usia
20-45 tahun memiliki tekanan darah normal 120- 125/75-80 mmHg pada usia 45-65
tahun tekanan darah normalnya yaitu 135-140/85 mmHg dan pada usia >65 tahun
tekanan darah normalnya yaitu 150/85 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor
keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola
makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi
alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok (Lusi, 2013). Faktor aktivitas
fisik yang dilakukan juga akan mempengaruhi perubahan tekanan darah. Hal ini
dikarenakan menurut Go (2016), Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang
maka kebutuhan darah yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini
akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga
direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi)
sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut. Selain itu, menurut
Grace (2017), paparan suhu dingin dapat mempengaruhi tekanan darah. Hal ini
dikarenakan suhu yang lebih tinggi (panas) menyebabkan pembuluh darah melebar
atau membesar, sementara tubuh mencoba menurunkan suhu internalnya sehingga
menyebabkan tersisanya banyak ruang kosong di arteri dan vena, yang membuat
tekanan darah menurun dan pada suhu yang rendah menyebabkan pembuluh darah
menyempit. Kondisi tersebut meningkatkan tekanan darah, karena semakin banyak
juga tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong darah lewat pembuluh darah.
D. Metodologi
1. Alat dan Bahan
a. Tensimeter dengan sabuk tekannya
b. Stetoskop
2. Langkah Kerja

E. Data Hasil

Probandus Usia (th) Tekanan Darah Sistole/Diastole (mm/Hg)

Sebelum Kegiatan Setelah Setelah Tangan


Kegiatan Dimasukkan Kulkas

A 39 100/80 120/70 100/80

B 37 104/80 140/80 100/80

C 24 110/70 120/80 100/80

D 32 130/70 140/70 135/70

E 33 100/70 110/70 110/75


F 23 110/70 120/70 120/70

G 23 100/70 120/80 100/70

H 23 100/70 110/80 100/70

I 23 110/70 120/80 100/70

J 50 130/85 170/110 120/80

K 23 110/70 120/80 100/70

L 27 130/90 156/80 120/87

F. Pembahasan
Praktikum dengan judul “Tekanan Darah” ini bertujuan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dan menerangkan pengaruh suhu tubuh
serta aktivitas terhadap tekanan darah sistole dan diastole. Praktikum diawali dengan
mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter pada keadaan sebelum beraktivitas,
setelah beraktivitas, dan setelah tangan dimasukkan ke dalam kulkas.
Cara melakukan pengukuran menggunakan tensimeter menurut Pearce (1995)
adalah dengan membalut lengan atas menggunakan selembar kantong karet yang
dapat digelembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset dan yang
digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan memompa maka
tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk
menjepit sama sekali arteri brachial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat dan
denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai
suatu titik dimana denyut dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan menggunakan
stetoskop denyut nadi brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada
titik ini tekanan yang tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian
tekanan di atas arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung
dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan
diastolik. Pada pengukuran sistole bunyi yang didengar merupakan bunyi korotkoff I
dan pada pengukuran diastole bunyi yang didengar merupakan bunyi korotkoff IV
dan V. Bunyi korotkoff I berdasarkan Widodo (2021) diakibatkan karena kontraksi
ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba mengenai katup
A-V (katup mitral dan katup tricuspid). Katup menutup dan mencembung kearah
atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini.
Elastisitas korda tendinae dan katup yang tegang kemudian akan mendorong darah
bergerak kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini
menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katup yang tegang bergetar dan
menimbulkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui
jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga terdengar sebagai bunyi Korotkoff I
dengan menggunkan stethoscope. Sementara itu, bunyi korotkoff IV adalah bunyi
yang timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh meluncurnya darah ke
dalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi
jantung yang ke III dan bunyi yang didengar setelah bunyi ini merupakan bunyi
korotkoff V yang digunakan untuk mengukur tekanan diastole.
Berdasarkan acuan menurut Hanim (2019) berkaitan dengan tekanan normal
manusia berdasarkan umur, dapat diketahui bahwa sebagian responden yang diuji
pada praktikum ini terletak pada usia 20 - 45 tahun dengan tekanan normal
120-125/75-80 dan 1 responden pada usia 45-65 tahun dengan tekanan normal
135-140/85. Berdasarkan hasil pengukuran, dapat dibuat tabel normal tidaknya
tekanan darah responden sebagai berikut :
Probandus Kondisi Tekanan Darah

A Hipotensi

B Hipotensi

C Hipertensi

D Hipotensi

E Hipotensi

F Hipotensi

G Hipotensi

H Hipotensi

I Hipotensi

J Hipotensi

K Hipotensi

L Hipertensi
Dapat terlihat dari tabel bahwa tidak ada responden yang berada pada tekanan
normal. Setelah dilakukan pengukuran awal, kemudian semua responden diminta
untuk melakukan aktivitas fisik yang kemudian diukur kembali tekanan darahnya.
Hasilnya adalah semua responden mengalami kenaikan tekanan darah. Hal tersebut
sesuai dengan literatur karya Ellis (2020), Dengan meningkatnya aktivitas fisik
seseorang maka kebutuhan darah yang mengandung oksigen akan semakin besar.
Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya.
Sedangkan pada pengukuran dengan keadaan tangan responden dimasukkan ke dalam
kulkas terdapat anomali. Grace (2017), paparan suhu dingin dapat mempengaruhi
tekanan darah. Hal ini dikarenakan pada suhu yang rendah menyebabkan pembuluh
darah menyempit. Kondisi tersebut meningkatkan tekanan darah, karena semakin
banyak juga tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong darah lewat pembuluh darah.
Jadi seharusnya nilai tekanan darah yang terukur lebih tinggi daripada tekanan
normal. Mengacu pada literatur tersebut dapat terindikasi kondisi yang tepat
ditemukan pada responden D, E, dan F dengan peningkatan tekanan sistole berturut -
turut sebesar 5 mmHg, 10 mmHg, dan 10 mmHg serta pada responden C dengan
peningkatan diastole sebesar 5 mmHg .

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tekanan sistole dan diastole dapat diukur menggunakan tensimeter dan stetoskop
2. Aktivitas fisik dan suhu dingin dapat meningkatkan tekanan darah.

H. Daftar Pustaka
Enie, et al. 2020. Fundamental of Nursing. Singapore : Elsevier.
Go, Handayani, dkk. 2016. Pengaruh Aktivitas Berlari terhadap Tekanan Darah dan
Suhu pada Pria Dewasa Normal. Jurnal e-Biomedik Vol.4 No. 1. Diunduh
melalui media.neliti.com pada 16 April 2021 pukul 22:40 WIB.
Grace, dkk. 2017. Hubungan Paparan Suhu Dingin terhadap Perubahan Tekanan
Darah Sebelum dan Sesudah Bekerja. Jurnal e-Biomedik Vol.5 No. 2. Diakses
melalui ejournal.unsrat.ac.id pada 16 April 2021 pukul 22:44 WIB.
Gunawan, Lanny. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius.
Hanim, M. 2019. Hipertensi dan Intervensi. Klaten : Lakeisha.
Kimball, J. W. 2005. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Lusi, S. dkk. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tekanan Darah
Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan Regresi
Linier Berganda. UNP Journal of Mathematics. Diunduh melalui
ejournal.unp.ac.id pada 16 April 2021 pukul 22:36 WIB.
Pearce, E. C. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia.
Siswanto. 2017. Darah dan Cairan Tubuh. Denpasar : Universitas Udayana.
Widodo, S. W. et al. 2021. Petunjuk Praktikum Biofisika. Yogyakarta : UNY.

I. Jawaban Tugas
1. Tekanan sistole adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan berkontraksi
(berkerut) memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara tekanan diastole
adalah tekanan darah pada waktu peregangan (relaksasi) jantung diantara
detakan jantung ini.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor
keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas),
pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas
fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, merokok, dan suhu.

Anda mungkin juga menyukai