Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“SISTEM CARDIOVASCULAR”

Dosen Pembimbing : Lailatul Muqmiroh,dr.,Sp.Rad (K)

Disusun oleh :

Nama : Imroatul Hafidzah

NIM : 151910383046

D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga

Tahun Ajaran 2019/2020


1. Nama Praktikum : SISTEM KONDUKSI (Cold Pressure Test)
2. Cara Kerja :
a. OC berbaring terlentang tenang selama 20 menit untuk mendekati kondisi basal.
Keadaan basal adalah kondisi dimana sel-selnya dalam tingkat metabolisme minimal
b. Selama berbaring pasang spygmomamometer pada lengan kanan atas OC
c. Selama berbaring, tetapkan tekanan darah setiap 5 menit , 3x berturut-turut (selisih
≤5mmHg)
d. Tanpa membuka manset masukkan tangan kiri OP ke dalam wadah berisi air es
e. Tetapkanlah tekanan sistolik dan diastolic ketika 30 detik dan 60 detik (naikkan
±30mmHg saat pengukuran agar efisien)
f. Bila saat pengukuran terjadi kenaikan sistolik ˃20mmHg dan diastolik ˃15mmHg
maka OP tergolong Hiperreaktor dan apabila kenaikan tekanan berada dibawah itu
maka tergolong Hiporeaktor
g. Hipereaktor harus lebih waspada karena lebih berpotensi timbul Hipertensi
h. Keluarkan tangan OP dan ukur kembali tekanan sistol dan diastolnya hingga kembali
dalam keadaan basal
i. Masukkan data pengamatan di table berikut dan buat laporan praktikum
3. Data

Nama OP Pengukuran ke- Pengukuran Pengukuran dengan Cold


basal Pressure Test
Sistol/diastol 30 detik 60 detik
Frans 1 120/70 130/40 120/60
2 100/60
3 110/50
Rata-rata 110/90
Nisa 1 100/70 120/70 140/70
2 90/50
3 100/60
Rata-rata 100/60
4. Analisa
Pada hasil percobaan di atas, saat keadaan basal OP mengalami tekanan darah
yang cenderung normal bahkan rendah. Hal ini dikarenakan pada keadaan basal kondisi
sel-selnya dalam keadaan metabolism minimal. Selain itu, pada keadaan basal tekanan
darah tidak dipengaruhi oleh saraf simpatis sehingga tekanan sistol dan diastolnya
cenderung rendah.
Pada saat tangan dimasukkan dalam es batu, tekanan sistol dan diastolnya
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan homeostatis tubuh,
yaitu keadaan pemeliharaan lingkungan internal tubuh agar tetap konstan. Pada saat
tubuh berada pada temperature yang rendah, pembuluh darah akan menyempit terutama
pembuluh darah perifer. Tujuannya adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan tekanan sistol dan diastol naik adalah karena
stress pada saat tangan akan dimasukkan ke dalam air es. Respon stress ini akan memicu
disekresikannya hormon adrenalin yang memicu peningkatan aktivitas kardiovaskuler
termasuk peningkatan tekanan darah.
Faktor lain yang menyebabkan peningkatan tekanan darah pada CPT selain
stimulus sistem saraf simpatis dan vasokontriksi pembuluh darah adalah rangsang nyeri
selama tangan direndam dalam air es. Nyeri merupakan stimulus yang kuat untuk dapat
meningkatkan tekanan darah. Nyeri menyebabkan rangsangan terhadap sistem saraf
otonom yang dapat meningkatkan kerja miokardium dan kebutuhan oksigen yang dapat
menyebabkan terjadinya iskemia.
Kedua orang coba diatas merupakan hiporeaktor karena tekanan sistolnya tidak
meningkat lebih dari 20mmHg dan tekanan diastolnya juga tidak meningkat lebih dari
15mmHg. Yang artinya mereka rentan untuk terkena hipertensi.
1. Nama Praktikum : SISTEM SIRKULASI
2. Cara Kerja :
a. OC diminta berbaring selama 10 menit
b. Dengan palpasi, denyut arteri brachialis pada fossa cubiti dan arteri radialis pada
pergelangan tangan OC
c. Setelah 10 menit siapkan stetoskop di telinga pemeriksa dan meraba arteri brachialis
sampai tekanan didalamnya melampaui tekanan 30mmHg
d. Lakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dengan auskultasi
e. Ulangi percobaan selama 3x untuk mendapatkan rata-ratanya
f. Lakukan pengukuran tekanan darah pada posisi duduk dan setelah beraktifitas dengan
cara meloncat atau naik turun tangga selama 10 menit
g. Ulangi percobaan selama 3x untuk mendapatkan rata-ratanya
h. Masukkan hasil pengamatan pada tabel
3. Data

Nama Usia Jenis Pengukuran Pada keadaan Setelah


orang Kelamin ke- basal beraktivitas
coba Sistolik/diastolik Sistolik/diastolik
Salsha 19 tahun Perempuan 1 120/75 120/60
2 120/80 130/60
3 125/85 150/70
Rata-rata 120/80 130/60
Shevia 19 tahun Perempuan 1 120/85 120/60
2 120/80 140/60
3 125/80 150/60
Rata-rata 120/80 135/60

4. Analisa

Hasil dari praktikum diatas menunjukkan bahwasanya tekanan sistolik dan diastolik
mengalami peningkatan setelah dilakukan olahraga 10 menit karena terjadi metabolism
dalam tubuh. Selain itu, peningkatan balik aliran vena. Efek aktivitas otot rangka selama
berolahraga adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung.
Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena.
Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke
jantung.

Perubahan kardiovaskuler selama melakukan olahraga :

 Kecepatan denyut jantung meningkat yang terjadi akibat peningkatan aktivitas


simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis pada nodus SA
 Volume sekuncup meningkat terjadi akibat peningkatan aliran balik vena melalui
mekanisme Frank-Starling (kecuali apabila waktu pengisian berkurang secara
bermakna akibat tingginya kecepatan denyut jantung) dan akibat peningkatan
kontraktilitas miokardium yang distimulasi oleh saraf simpatis
 Curah jantung juga mengalami peningkatan akibat meningkatnya kecepatan jantung
dan volume sekuncup

Respon fisiologis jantung saat berolahraga dapat terjadi dengan sifat sementara dan tetap.
Dimulai dengan perubahan fisiologis dalam waktuu yang relatif lama akan terjadi
perubahan morfologis yang lebih konsisten. Respon fisiologis terhadap olahraga adalah
meningkatnya curah jantung yang akan disertai dengan meningkatnya distribusi oksigen
ke bagian tubuh yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai