Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 65 - 72

Jurnal Riset Kesehatan


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________

PERBEDAAN KUALITAS CITRA ANATOMIS PEMERIKSAAN


COMPUTED TOMOGRAPHY ANGIOGRAPHY (CTA) AORTA
ABDOMINALIS DENGAN VARIASI NILAI THRESHOLD

Nisa Izzaty Khoirina *) ; Yeti Kartikasari ; Sudiyono

Rumah Sakit Pupuk Kalimantan Timur


Jl. Oxygen No. 01 Komp. PT. Pupuk Kaltim ; Kota Bontang

Abstrak

Aorta abdomen CTA adalah pemeriksaan radiologis minimal invasif dengan media kontras yang
masuk melalui pembuluh darah, yang bertujuan menghasilkan radiografi aorta abdomen dengan
menggunakan modalitas CT-Scan. Nilai threshold terkait erat dengan perubahan waktu tunda
pemindaian yang akan mempengaruhi penambahan vaskular, dan dapat berdampak pada
resolusi kontras sehingga akan mempengaruhi kualitas gambar. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan CT-Scan 64 slice untuk menilai perbedaan kualitas gambar pada pemeriksaan
abdomen CTA Aorta dengan variasi threshold 100 HU, 150 HU dan 200 HU. Uji statistic Kruskal
Wallis diikuti oleh uji statistik post hoc Mann Whitney yang digunakan untuk melihat perbedaan
variasi threshold. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan
abdomen CTA Aorta dengan nilai p <0.00 (p <0,05). Variasi optimal yang digunakan dalam
pemeriksaan pemeriksaan abdomen CTA Aorta adalah pada nilai threshold 150 HU. 150 HU adalah
threshold optimal untuk pemeriksaan CTA aorta abdomen dengan variasi nilai threshold antara 100
HU, 150 HU dan 200 HU, namun untuk patologi arteri ginjal sebaiknya menggunakan nilai
threshold 100 HU dan 200 HU untuk kelainan pada arteri hepatik.

Kata kunci: CTA; Abdomen; Threshold; Aorta

Abstract

[ANATOMIC IMAGE QUALITY DIFFERENCE OF COMPUTED TOMOGRAPHY


ANGIOGRAPHY (CTA) ABDOMINAL AORTA WITH VARIATION OF THRESHOLD
VALUE] Abdominal aorta CTA is minimally invasive radiological examinations with contrast
medium entering through the blood vessels, aiming to produce a radiograph of the abdominal
aorta using CT scan modality. The threshold value is closely related to changes time scan delay
that will affect the vascular enhancement, and can have an impact on the contrast resolution so it
will affect the image quality. This research performed by using the 64 slices of CT-Scan modality to
assess differences in the quality of the image on the CTA Aorta abdominal examination with
variations of threshold 100 HU, 150 HU and 200 HU. Kruskal Wallis followed by Mann Whitney
post hoc statistical test used to look at differences in threshold variation. The result showed
significant differences in CTA Aorta abdominal examination with a p value of <0.00 (p < 0.05).
Optimal variation used in the examination of CTA Aorta abdominal examination is in threshold
value 150 HU. 150 HU was optimal threshold for the CTA examination of the abdominal aorta
with a variation of the threshold value between 100 HU, 150 HU and 200 HU, however for the
pathology of renal artery preferably using threshold value of 100 HU and 200 HU for hepatic
artery pathologic.

Keywords: CTA ; Abdomen ; threshold ; aorta

*) Penulis Korespondensi.
E-mail: nszztykhrn@gmail.com

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 66 - 72

dengan posisi head first den gan pemberian


1. Pendahuluan kontras media. Pemeriksaan dilakukan dengan
slice thickness 10 mm. Kon tras media yang
Perkembangan teknologi pencitraan dalam digunakan pada pemeriksaan CTA aorta
bidang diagnostik sangat pesat, salah satu abdominal adalah kontras media non-ionik
inovasi teknologi pencitraan yang terus (konsentrasi iodium 300-400 mgI/ml) sebanyak
berkembang adalah Computed Tomography Scan 100 ml dengan contrast injection rate (rata-rata
(CT Scan). CT Scan merupakan salah satu sarana injeksi) 3-4 ml per detik menggunakan bolus
penunjang penegakan diagnosa yang tracking dengan meleta kkan region-of-i nterest
menggunakan gabungan dari sinar-X dan (ROI) di atas truncus coeliacus hingga nilai
komputer untuk mendapatkan citra atau ga mbar threshold mencapai 150-200 HU.
berupa variasi irisan tubuh manusia (Bontrager, Pada pemeriksaan CTA aorta abdominal,
2010). Seiring dengan perkembangan teknologi, penentuan waktu scanning yang tepat adalah hal
dewasa ini telah diciptakan alat CT Scan yang penting untuk menghasilkan radiograf yang baik.
lebih canggih yaitu Multi Slice Computed Penentuan waktu scaning diperoleh dari time
Tomography (MSCT). Prinsip MSCT adalah scan delay dengan pengaplikasian nilai threshold
pergerakan tabung sinar-X yang berputar secara pada metode bolus tracking. Nilai threshold adalah
stasioner dan memancarkan sinar-X secara nilai yang didapat saat enhancement media
kontinyu, sambil diiringi pergerakan pasien oleh kontras pada titik R OI mencapai nilai HU
control table, melewati bidang penyinaran tertentu dan enhancement adalah penyangatan
sehingga akan dihasilkan banyak potongan suatu organ atau jaringan yang diukur dengan
(multi slice) dalam satu kali pergerakan pasien nilai HU dari kritikal anatomi yang ditetapkan
(Said, 2008). MSCT dengan berbagai keunggulan dengan ROI (Bae, 2006).
diantaranya kecepatan scan yang tinggi, karakter Menurut Bontrager (2001), kualitas citra
resolusi tinggi, akuisisi volume memberikan meliputi semua faktor yang berhubungan
gambaran detail sehingga tepat digunakan dengan akurasi dengan menampakkan struktur
untuk pemeriksaan Computed Tomography Scan dan jaringan ke dalam radiograf atau citra.
Angiography (CTA). Berdasarkan pengertian ters ebut, maka kualitas
CTA adalah pemeriksaan radiologi invasif citra CTA aorta abdominalis yang baik harus
minimal dengan memasukan media kontras dapat menampakkan bagian-bagian pembuluh
melalui pembuluh darah, dengan tujuan untuk darah aorta abdominalis yang diduga
melihat pembuluh darah pada tubuh dengan mengalami kelainan. Beberapa faktor yang
menggunakan modalitas CT scan. CTA telah mempen garuhi kualitas citra yaitu artefak,
berhasil digunakan untuk mendeteksi kelainan spasial resolusi, noise dan kontras resolusi.
dan anatomi pembuluh darah, masalah dan Menurut Seeram (2001) dan Bushberg, (2003)
penyakit tertentu. CTA berguna kontras resolusi adalah kemampuan untuk
menggambarkan sistem saraf, aorta abdomen membedakan atau menampakkan obyek-obyek
dan aorta thorax (Fishmann dan Jeffrey,1998). dengan perbedaan densitas yang sangat kecil.
Menurut Corey Goldman dan Ja vier Sanz Perubahan nilai threshold erat kaitannya
(2005), CTA aorta abdominal dapat dengan perubahan time scan delay yang akan
memvisualisasi aorta abdominalis dan organ berpen garuh pada enhacement vaskular, dan
visceral untuk vaskular anatomi dan enhancement vaskular dapat berdampak pada
mendiagnosa kelainan yang mempen garuhi kontras resolusi dan akan mempen garuhi
sistem vaskular diantaranya acute aortic syndrome, kualitas citra radiograf. Faktor -faktor di atas
abdominal aneurysm, renal artery stenosis, saling berkaitan sehingga dapat mempen garuhi
mesenteric ischemia dan tumor. Karena itu interpretasi radiolog dalam membaca radiograf.
digunakan untuk perencanaan terapi
endovaskuler, pen gobatan on kologi, bedah 2. Metode
transplantasi dan trauma multi sistem.
Menurut Corey (2006), prosedur Penelitian ini merupakan penelitian
pemeriksaan CTA aorta abdominal dilakukan pre-experimental design with control dengan
dengan persiapan pasien dengan puasa selama metode one-shoot case study. Pemeriksaan CTA
minimal empat jam sebelum pemeriksaan. dilakukan dengan men ggunakan modalitas
Scanning dimulai dari costae 12 hingga caput CT-Scan 64 slice untuk menilai perbedaan
femoralis atau crista iliaca, scaning dimulai kualitas citra pada pemeriksaan CTA Aorta

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 67 - 72

Abdominalis dengan variasi nilai threshold 100 dapat di kontrol.


HU, 150 HU dan 200 HU. Populasi dari Hasil Scaning ketiga variasi nilai threshold
penelitian ini adalah semua pasien yang kemudian diolah ke dalam image maximum
melakukan pemeriksaan CTA Aorta intensi ty projection (MIP) dengan mula-mula
Abdominalis di RSU dr. Kanujoso Djatiwibowo mengatur rekonstruksi increment sebesar 0.3 mm,
Balikpapan. Besar sampel yang seharusnya kurang-lebih setengah dari pemilihan slice
digunakan pada penelitian variasi nilai threshold thickness setebal 0.625 mm. Kemudian mengatur
100 HU, 150 HU dan 200 HU pada pemeriksaan rekontruksi kernel very smooth angio. Setelah itu
CTA Aorta Abdominal ini menurut hitungan hasil image yang telah direkonstruksi dikirim ke
rumus Federer adalah 9 orang sampel atau lebih reformat tiga dimensi. Setelah didapatkan hasil
pada tiap variasi nilai threshold. Dengan rekonstruksi, kemudian dilakukan pengolahan
demikian jumlah semua sampel seharusnya gamber menggunakan aplikasi bone removal
adalah 27 orang atau lebih. Namun , terdapat untuk menghilangkan tulang-tulang disekitar
keterbatasan dalam penelitian ini dikarenakan abdomen sehingga didapatkan gambaran
waktu penelitian yang sempit sehingga peneliti jaringan lunak. Langkah selanjutnya yaitu
hanya mendapatkan 9 orang sampel den gan 3 melakukan rekonstruksi gambar MIP sehingga
sampel pada setiap variasi nilai threshold. didapatkan gambaran pembuluh darah yang
Dapat disimpulkan bahwa data yang akan dinilai oleh radiolog. Berikut adalah
diperoleh tidak berdistribusi n ormal, karena gambaran MIP Aorta Abdominalis yang di nilai
tidak memenuhi jumlah sampel minimal pada oleh radiolog.
rumus frederer, sehingga digunakan uji statistik
Kruskal-Walis untuk melihat melihat perbedaan
yang bermakna pada kualitas citra anatomis
pemeriksaan CTA Aorta Abdominalis dengan
variasi nilai threshold, serta melihat mean rank
tertinggi yang berarti nilai threshold tersebut
merupa kan nilai threshold yang optimal untuk
pemeriksaan CTA Aorta Abdominalis,
dilanjutkan dengan uji Post Hoc Mann Whitney
untuk melihat perbedaan yang bermakna pada Deskripsi Hasil Pemeriksaan
kualitas citra dengan membandingkan tiap
variasi nilai threshold. Sembilan lembar hasil reformat gambaran
MIP masing-masing pasien kemudian dinilai
oleh tiga responden radiolog untuk
3. Hasil dan Pembahasan
mendapatkan nilai kualitas dan perbedaan hasil
gambaran MIP pemeriksaan CTA Aorta
Deskripsi Sampel
Abdominalis dengan variasi nilai threshold
Sampel penelitian ini merupakan hasil
dengan menggunakan instrument berupa lembar
reformat CTA Aorta Abdominalis dengan
kuesioner. Kuesioner tersebut berisi tabel
menggunakan pesawat Siemens 64 Slice di
dengan delapan kriteria anatomi yang dinilai,
Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr. Kanujoso
tabel tersebut berupa isian tentang bagaimana
Djatiwibowo Balikpapan. Objek penelitian
gambaran arteri splenika, arteri gastrika, arteri
adalah 9 orang sample degan variasi nilai
hepatika, arteri lienalis, arteri mesen terika
threshold yang berbeda-beda, yaitu 3 orang
superior dan inferior, arteri renalis serta arteri
dengan nilai threshold 100 HU, 3 orang dengan
iliaka komunis yang dihasilkan dan kejelasan
nilai threshold 150 HU dan 3 orang dengan nilai
anatomi tersebut. Rentang nilainya adalah 1
threshold 200 HU. Pasien dipilih berdasarkan
sampai 3; nilai 1 merupa kan nilai minimal dan
kriteria yang telah di tentukan yaitu berat badan
nilai 3 merupakan nilai maksimal. Jadi setiap
antara 50-70 kg, usia antara 35-55 th dan tinggi
radiograf a kan mempun yai nilai 24 sebagai nilai
badan antara 150-170 cm dengan tekanan darah
tertinggi dan 8 sebagai nilai terendah.
sistole 100-120 mmHg. Kriteria tersebut menurut
Setelah semua responden mengisi
Bae (2006) adalah faktor-faktor yang dapat
kuesioner yang ada, penilaian responden
mempen garuhi peningkatan contrast
kemudian direkapitulasi untuk mengetahui nilai
enhancement termasuk time scan delay, volume
yang diperoleh dari masing-masing hasil
media kontras, kecepatan injeksi dan larutan
gambaran MIP Aorta abdominalis. Rekapitulasi
saline agar variabel bebas yaitu nilai threshold

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 68 - 72

tersebut adalah keseluruhan penilaian dari 3 Arteri Lienalis


3 3 2 2 2 3 2 2 2
responden, kemudian nilai tersebut dijumlahkan Aretri
dari masing-masing responden. mesenterika
superior 2 1 2 1 2 1 1 2 1
Tabel 1. Hasil Penilaian 3 Orang Responden Arteri
mesenterika
pada Nilai Threshold 100 HU inferior 1 2 1 2 1 1 1 2 1
Citra yang Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Arteri renalis
2 3 2 2 2 2 2 2 3
dinilai R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 Arteri iliaka
komunis 2 2 1 2 2 2 3 2 1
Arteri Spleenika 2 1 2 1 1 2 2 1 1
Jumlah
Arteri Gastrika 15 17 15 15 16 14 15 17 14
2 2 2 1 2 1 2 2 2
rata-rata
Arteri Hepatika 15,67 15 15,33
1 2 2 2 2 2 2 1 2
Arteri Lienalis 2 1 2 2 2 2 2 2 2 Berdasarkan data tersebut dapat
Aretri disimpulkan bahwa nilai threshold yang
mesenterika 2 1 2 2 2 2 2 2 2
superior
diberikan nilai tertinggi oleh responden adalah
Arteri nilai threshold 150 HU. Responden berpendapat
mesenterika 2 1 1 1 1 2 1 1 1 bahwa hasil gambar MIP aorta abdominalis
inferior dengan nilai threshold 150 HU adalah radiograf
Arteri renalis 2 2 2 2 2 2 2 2 2 dengan batas antara vaskular dan jaringan
Arteri iliaka sangat jelas serta pen yangatan vaskuler sangat
komunis 2 2 1 2 2 2 1 2 2
Jumlah
baik.
15 12 14 13 14 15 14 13 14
Pada hasil gambar MIP aorta abdominalis
Rata-rata pasien
15 14 13.67 dengan nilai threshold 100 HU adalah nilai
terendah yang di berikan oleh responden,
sedangkan pada MIP aorta abdominalis dengan
Tabel 2. Hasil Penilaian 3 Orang Responden
nilai threshold 200 HU merupakan radiograf yang
pada Nilai Threshold 150 HU
batas antara vaskular dan jaringannya cukup
Citra yang Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 baik. Hasil analisa dari rekapitulasi ini tidak
dinilai
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 berbeda dengan hasil analisa dengan uji statistik,
Arteri Spleenika hasilnya antara lain sebagai berikut:
3 3 3 3 3 3 3 3 3
Arteri Gastrika
3 3 2 3 3 3 3 3 3 Hasil Uji Statistik Kruskall Wallis dan Post Hoc
Arteri Hepatika
2 3 2 3 2 2 2 2 2 Mann Whitney
Arteri Lienalis
3 3 3 3 2 3 3 3 3
Aretri Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
mesenterika apakah ada perbedaan hasil gambaran MIP
superior 3 2 3 3 2 3 3 3 3 Aorta abdominalis dengan variasi nilai threshold
Arteri antara 100 HU, 150 HU dan 200 HU serta ada
mesenterika
inferior 3 3 3 2 3 3 3 3 3 tidaknya perbedaan yang signifikan antara
Arteri renalis variasi nilai threshold tersebut sehingga dapat
2 2 2 3 2 2 2 3 2
Arteri iliaka diketahui nilai threshold yang paling baik dalam
komunis 3 3 3 2 3 3 3 3 3 memvisualisasi aorta abdominalis pada
Jumlah
24 22 22 20 22 22 23 22 22
gambaran MIP.
rata-rata
22,67 21,33 22,33

NILAI
Tabel 3. Hasil Penilaian 3 Orang Responden KUISIONER
Chi-Square 20,905
pada Nilai Threshold 200 HU Df 2
P value ,000
Citra yang Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3
dinilai
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Dengan uji Kruskall Wallis, diperoleh nilai
Arteri Spleenika
2 2 3 2 2 2 2 2 2 p=0.000 (p<0.05), maka dapat dikatakan bahwa
Arteri Gastrika
1 2 2 2 2 1 1 2 1 ada perbedaan hasil gambaran MIP aorta
Arteri Hepatika
2 2 2 2 3 2 3 3 3 abdominalis dengan variasi nilai threshold antara

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 69 - 72

tiga kelompok. Dengan demikian dapat threshold (tabel 11) diperoleh p value <0.05 maka
diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
Untuk men getahui urutan nilai rata-rata perbedaan kualitas citra anatomis dengan variasi
dari hasil gambaran MIP aorta abdominalis dari nilai threshold pada pemeriksaan CTA aorta
masing-masing variasi nilai threshold, dilakukan abdominalis.
Kruskall Wallis mean rank, mean rank tertinggi Sedangkan untuk menentukan mean rank
adalah variasi nilai threshold 150 HU berdasarkan tertinggi, di lakukan uji statistik Kruskal Wallis
tabel berikut: (tabel 10) dan diperoleh hasil 150 HU
merupakan nilai threshold dengan nilai mean rank
Variasi nilai threshold N Mean Rank tertinggi. Hal ini merupakan suatu tanda bahwa
Nilai Kuisioner 100 HU 150 HU merupakan nilai threshold yang optimal.
9 6,33

150 HU 9 23,00 Perbedaan penggunaan nilai threshold pada


200 HU 9 12,67 pemeriksaan CTA Aorta Abdominalis
Total 27
Kualitas citra radiograf CTA Aorta
Selanjutnya untuk mengetahui adanya Abdominalis sebagai output dari pada penelitian
perbedaan bermakna atau tidak pada ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
perbandingan tiap-tiap variasi nilai threshold satu yaitu artefak, spasial resolusi, noise dan kontras
sama lain, maka dilakukan analisis Post Hoc resolusi (Bontranger, 2001). Kontras resolusi erat
Mann Whitney. Langkahnya adalah melakukan kaitannya dengan enhancement vaskular dari
perbandingan ketiga variasi nilai threshold radiograf Aorta Abdominalis yang akan dinilai
dengan membandingkan dua variasi satu sa ma oleh responden pada penelitian ini.
lain, yaitu antara penggunaan nilai threshold 100 Pada pemeriksaan CTA Aorta Abdominal,
HU den gan 150 HU, 100 HU dengan 200 HU dan penentuan waktu scaning yang tepat adalah hal
150 HU dengan 200 HU. Hasilnya adalah sebagai yang sangat penting untuk menghasilkan
berikut : radiograf yang baik. Penentuan waktu scaning
diperoleh dari time scan delay dengan
Variasi nilai threshold pengaplikasian nilai threshold sehingga scanning
Mann di mulai ketika gambaran kurva meningkat
Whitney 100 100 150 mencapai peak enhancement. Oleh karena itu
Test HU HU HU
deng dengan dengan pengunaan nilai threshold akan banyak
an 200 200 mempengaruhi enhancement vaskular pada
150 HU HU radiograf.
HU Setelah dilakukan penelitian penggunaan
p value p=0.0 p=0.02 p=0.00
00 0 0 nilai threshold dengan variasi 100 HU, 150 HU
dan 200 HU pada pemeriksaan CTA Aorta
Dengan demikian dari tabel tersebut dapat Abdominal kemudian hasil citra CTA tersebut di
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berikan penilaian oleh tiga orang radiolog,
bermakna antara hasil gambaran MIP aorta diperoleh bahwa penilaian radiolog terhadap
abdominalis pada semua variasi nilai threshold enhancement vaskular memiliki perubahan
karena semua p value dari setiap perbandingan disetiap variasi nilai threshold yang digunakan
nilai threshold lebih kecil dari 0.05. dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengujian statistik, pada
uji beda yang dilakukan dengan uji Kruskal
Pembahasan
Wallis yang kemudian dilanjutkan dengan uji
Dari hasil penjabaran di atas, baik secara Post-hoc Mann Whitney, didapat kesimpulan
manual berdasarkan hasil rekapitulasi maupun bahwa ada perbedaan yang bermakna pada
menggunakan uji statistik dapat diketahui perbedaan kualitas citra pemeriksaan CTA Aorta
bahwa terdapat perbedaan pada kualitas citra Abdominalis dengan variasi nilai threshold.
anatomis gambaran MIP aorta abdominalis Perbedaan tersebut dapat dilhat pada tabel
dengan variasi nilai threshold. tabulasi hasil penilaian responden (tabel 6, 7 dan
Berdasarkan hasil uji statistik Post Hoc 8). Pada nilai threshold 100 HU rata-rata penilaian
Mann-Whitney terhadap hasil gambaran MIP yang diberikan responden terhadap arteri
aorta abdominalis pada semua variasi nilai splenika, arteri gastrika, arteri hepatika, arteri

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 70 - 72

lienalis, arteri mesenterika superior dan inferior, nilai threshold 150 HU, waktu yang dibutuhkan
arteri renalis serta arteri iliaka komunis adalah untuk mencapai puncak kurva peak enhancement
cukup baik dengan penilaian yang terbaik pada adalah 20 detik. Sedangkan pada penggunaan
nilai threshold 100 HU adalah arteri renalis dan nilai threshold 200 HU, waktu yang dibutuhkan
tidak enhance adalah arteri mesenterika inferior. untuk mencapai puncak kurva peak enhancement
Namun, gambaran arteri renalis pada nilai adalah 25 detik.
threshold 100 HU tidak lebih baik bila Media kontras yang masuk melalui
dibandingkan dengan penilaian arteri renalis pembuluh vena pada flow rate 3,5 ml/detik
pada nilai threshold 150 HU dan 200 HU. dengan volume 100 ml (media kontras 80 ml dan
Pada nilai threshold 150 HU merupakan larutan NaCl 20 ml) akan habis seluruhnya
nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan dalam waktu 28,5 detik. Untuk mendapatkan
nilai threshold yang lain, rata rata penilaian enhancement vaskular yang optimal diharapkan
responden terhadap setiap organ adalah sangat scanning dimulai saat media kontras sedang
baik dengan organ yang paling jelas adalah melewati pembuluh darah. Delay scan setelah
arteri spleenika dan yang kurang jelas adalah peak enhancement pada semua perlakuan sampel
arteri renalis. telah diatur sama yaitu 4 detik. Sehingga waktu
Pada nilai threshold 200 HU, penilaian rata scanning pada penggunaan nilai threshold 100 HU
rata responden perorgan cukup baik, organ yang dimulai pada detik ke 19, pada nilai threshold 150
paling enhance yang dinilai radiolog adalah arteri HU dimulai pada detik ke 24 dan pada nilai
hepatika sedangkan yang tidak enhance adalah threshold 200 HU dimulai pada detik ke 29.
arteri mesenterika inferior. Arteri hepatika pada Hal ini lah yang menyebabkan pada
nilai threshold 200 HU lebih baik nilainya penggunaan nilai threshold 100 HU, media
daripada gambaran arteri hepatika pada nilai kontras belum mengisi penuh arteri-arteri di
threshold 100 HU dan 150 HU, sehingga apabila sekitar aorta abdominalis sehingga batas antara
dicurigai terdapat patologis atau kelainan di vaskular dengan jaringan tidak baik dan
daerah arteri hepatika, sebaiknya menggunakan penyangatan vaskuler dinilai kurang terang.
nilai threshold 200 HU. Sedangkan pada penggunaan nilai threshold 200
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan HU media kontras telah melewati arteri-arteri di
bahwa nilai threshold yang batas antara vaskular sekitar aorta abdominalis dan sebagian sudah
dengan jaringan sangat jelas dan penyangatan mulai memasuki pembuluh darah vena
vaskuler sangat baik adalah 150 HU, namun sehingga enhancement vaskuler kurang terang
berdasarkan penilaian radiolog (tabel 5,6 dan 7) dibandingkan dengan penggunaan nilai threshold
apabila terdapat patologi pada arteri hepatika 150 HU.
sebaiknya menggunakan nilai threshold 200 HU. Pada penggunaan nilai threshold 150 HU,
scaning dimulai saat pertengahan media kontras
Nilai threshold yang paling optimal pada pemeriksaan melewati pembuluh darah, media kontras telah
CTA Aorta Abdominalis memasuki arteri-arteri disekitar aorta
abdominalis namun belum masuk kedalam
Pada tabel tabulasi hasil penilaian pembuluh vena sehingga enhancement vaskular
responden (tabel 6, 7 dan 8) dan tabel hasil uji sedang berada pada kondisi maksimal.
Kruskall Wallis (tabel 9 dan 10), nilai threshold Menurut Bae (2006), hal-hal yang dapat
150 HU merupakan nilai threshold dengan mean mempengaruhi enhancement adalah flow rate,
rank tertinggi. Menunjukan bahwa nilat threshold konsentrasi iodium, volume media kontras,
tersebut adalah yang paling baik dalam saline flush dan time scan delay. Flow rate
memvisualisasi aorta abdominalis pada berpengaruh terhadap magnitude enhancement,
gambaran MIP. semakin tinggi flow rate yang digunakan maka
Nilai threshold yang menjadi variabel bebas semakin panjang magnitude enhancement. Flow
pada penelitian ini berhubungan erat dengan rate yang tinggi membutuhkan time scan delay
time scan delay, semakin tinggi nilai threshold lebih pendek agar scanning tepat saat peak
yang di gunakan maka akan semakin lama pula enhancement. Flow rate yang digunakan pada
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak penelitian ini adalah 3.5 ml/s, dengan nilai
kurva peak enhancement. Sebagai contoh pada threshold 150 HU yang merupakan nilai threshold
penggunaan nilai threshold 100 HU, waktu yang yang paling optimal dalam pencitraan aorta
dibutuhkan untuk mencapai puncak kurva peak abdominalis delay time yang digunakan adalah 4
enhancement adalah 15 detik. Pada penggunaan detik.

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 71 - 72

Pada penggunaan nilai threshold 100 HU 5. Ucapan Terima Kasih


jika menginginkan hasil radiograf dengan
enhancement yang sama dengan penggunaan Terima kasih disampaikan kepada
nilai threshold 150 HU maka flow rate yang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
digunakan harus lebih lambat dari 3,5 ml/s mendanai keberlangsungan jurnal ini. Atau
dengan delay time yang sama yaitu 4 detik. ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada
Sedangkan pada penggunaan nilai threshold 200 pemberi dana penelitian atau donatur. Ucapan
HU jika menginginkan hasil radiograf dengan terima kasih dapat juga disampaikan kepada
enhancement yang sama dengan penggunaan pihak-pihak yang membantu pelaksanaan
nilai threshold 150 HU, maka yang harus penelitian.
dilakukan adalah mempercepat laju flow rate
diatas 3,5 ml/s, namun hal ini harus di sesuaikan 6. Daftar Pustaka
dengan penggunaan jarum abocath, semakin
cepat flow rate jarum abocath harus semakin Bae T. Kyongtae. 2006. Principles of Contrast
besar. Medium delivery and scan Timing in MDCT.
Konsentrasi iodium juga berpengaruh MDTCA Pratical Approach-Springer.
terhadap magnitude enhancement, semakin besar Ballinger, P.W. 1999. Radiographic Positions &
kandungan iodium pada media kontras maka Radiologic Procedures, tenth edition, The CV
magnitude enhancement akan semakin besar. Mosby, St. Louis Missouri
Volume media kontras yang masuk kedalam Bontrager Kenneth L. 2001. Textbook of
tubuh pasien dapat dipilih melalui dua cara radiographic positioning and related anatomy,
yaitu menggunakan konsentrasi tinggi dengan Missourry USA: Mosby, Inc
volum yang sedikit atau menggunakan Boas F. Edward and Fleischmann D. 2012. CT
konsentrasi rendah dengan volume media Artifact: Cause and reduction Technique ,
kontras yang banyak. Media kontras yang dipilih Departement of Radiology, Stanford
untuk digunakan adalah 370 mgI/ml sebanyak University, U.S.A.
80 ml. Bushberg, J.T. 2003. The Essential Phisics of
Penggunaan larutan saline bertujuan untuk Medical Second Edition, Lippicot Williams
mengoptimalkan enhancement dengan and Wilkins, Philadelphia.
mendorong sisa kontras yang ada pada selang Corey Goldman and Javier Sanz. 2005. CT
infus, saline juga berfungsi untuk angiography of the abdominal aorta and i ts
memperpanjang waktu magnitude enhancement. branches with protocols, In forma h ealthcare,
Pada penelitian ini penggunaannya 20 ml pos t Chennai
injeksi media kontras. Fishman, E. K and Jeffrey, R. B. 1998. Spiral
CT:Principles, Technique and Application.
4. Simpulan dan Saran Lippincott Williams, Haggerstown,
Maryland, U.S.A.
Dari hasil penelitian untuk mengetahui Fleischmann Dominik. 2006. CT Angiographyof
perbedaan kualitas citra anatomis pemeriksaan Peripheral Arterial Disease, Departement of
CTA Aorta Abdominalis dengan variasi nilai Radiology, Stanford University, U.S.A.
threshold diketahui bahwa ada perbedaan yang Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi
signifikan terhadap variasi nilai threshold yang Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
digunakan dalam pemeriksaan CTA Aorta Galanski and Prokop. 2003. Principles and
Abdominalis. Hal ini terlihat dari p value 0.000 Techniques of Images Reconstruction With CT,
(p < 0.05) dari uji statistik yang telah lakukan. WB Saunders Company
nilai threshold yang optimal untuk pemerisaan Hoffer Mathias. 2005. CT Teaching manual: a
CTA aorta abdominalis 150 HU adalah dari systemati c approach to CT Reading, Edition 5,
variasi nilai threshold antara 100 HU, 150 HU dan Thieme Book Company USA.
200 HU, na mun untuk patologi pada arteri Katzberg W Richard. 1992. The Contrast Media
hepatika menggunakan nilai threshold 200 HU. Manual, William & Wilkins,Philadelphia
Lipson A Scott. 2006. MDCT and 3D workstations,
springer Science+Busines Media Inc.
Nesseth. 2000. Procedures and Documentation for
CT and MRI, Kansas: Mc Graw Hill Medical
Publishing Division

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (2), 2016, 72 - 72

Pearce, E.C. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk


paramedic. PT Gramedia Pustaka Uta ma:
Jakarta.
Seeram E. 2001, Computed Tomography: physical
principles, clinical applications, and quality
control, Philadelphia: Second edition, WB
Saunders Company.
Snell Richard S. 2011. Anatomi Klinis. Edisi 6,
ECG: Jakarta
Tortorici, M.R and Patrick, J.A. 1995. Advanced
Radiographic and Angiographic Procedures with
an Introduction to Specialized Imaging. FA.
Davis Company : Philadelphia

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068

Anda mungkin juga menyukai