Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOFISIKA

TEKANAN DARAH

Disusun Oleh :

Kelompok VII

Maya Izzatus Shofa (15312241003)

Suratri Utami (153122410)

Supriyanto (153122410)

Pendidikan IPA I 2015

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
A. Judul
Tekanan Darah
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah systole dan diastole
2. Mahasiswa dapat menerangkan pengaruh suhu tubuh dan aktivitas terhadap
tekanan darah systole dan siastole
C. Dasar Teori
D. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Hari/ Tangal : Rabu, 28 Februari 2018
Waktu : pukul 11.10 – 12.50 WIB
Tempat : di Laboratorium IPA 2
2. Alat dan Bahan
a. Tensimeter
b. Stetoskop
3. Prosedur Percobaan
E. Data Hasil Percobaan

Naracob Normal Berlari Dingin (es)


1 2 3 1 2 3 1 2 3
a
Maya 110/90 110/94 109/9 110/88 118/88 116/8 80/60 90/70 92/74
3 0
Rata-rata : 109,67/92,33 Rata-rata : 114,67/ 85,33 Rata-rata : 87,33/ 68
Suhu : 35,2 °C Suhu : 35,7 °C Suhu : 35,7 °C
Supri 90/70 90/70 90/70 112/76 114/78 110/7 102/72 101/5 110/77
4 9
Rata-rata : 90/ 70 Rata-rata : 112/ 76 Rata-rata : 104,33/ 69,33
Suhu : 35,2 °C Suhu : 35,9 °C Suhu : 35,1 °C
Ratri 124/10 126/94 124/9 116/80 116/74 112/7 94/70 90/70 90/68
0 6 0
Rata-rata : 124,67/ 96,67 Rata-rata : 114,67/ 74,67 Rata-rata : 91,33/ 69,33
Suhu : 35,5 °C Suhu : 35,5 °C Suhu : 35,8 °C

F. Pembahasan
Praktikum dengan judul “Tekanan Darah” ini mempunyai tujuan yaitu
mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah systole dan diastole, dan
mahasiswa dapat menerangkan pengaruh suhu tubuh dan aktivitas terhadap tekanan
darah systole dan siastole dan dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari 2018 pada
pukul 11.10 – 12.50 WIB. Praktikum ini dilakukan dengan mengukur tekanan sistol
dan diastol dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop. Langkah yang dilakukan
yaitu melilitkan alat tensimeter pada lengan bagian kiri dengan posisi diatas siku
naracoba. Penggunaan tangan kiri karena pada tangan kiri jarang digunakan untuk
beraktivitas sehingga dimungkinkan tidak mempengaruhi pengukuran tekanan darah
yang dihasilkan. Lalu meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat
diatas arteri radialis sampai terdengar suara denyut jantung. Kemudian memompa
sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi. Setelah
itu mengendorkan skrup pengatur pada pompa sehingga udara keluar dan memantau
suara jantung dengan seksama. Apabila suara jantung terdengar, maka menunjukkan
tekanan sistol, lalu penggembosan dilanjutkan dan memonitor dengan seksama hingga
suara jantung tak terdengar lagi, maka saat itu merupakan tekanan diastol.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus
jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang
kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Menurut Soewolo (2005), dalam
keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya tekanan
sistol=120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara besaranya
tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40
mmHg.
Percobaan ini dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu, aktivitas normal, berlari,
dan memasukkan tangan naracoba ke dalam kulkas. Berikut merupakan pembahasan
pada tiap aktivitas :
1. Aktivitas Normal
Aktivitas pertama yang dilakukan naracoba yaitu dengan tidak melakukan
aktivitas yang berat (aktivitas normal), kemudian dilakukan pengukuran suhu
tubuh dan tekanan darah sebanyak tiga kali pengulangan dengan tiga naracoba
yang berbeda. Berdasarkan data hasil percobaan hasil pengukuran suhu tubuh
maya, supri dan Ratri berturut-turut yaitu 35,2 °C, 35,2 °C, dan 35,5 °C.
Sedangkan pada pengukuran tekanan darah diperoleh rata-rata hasil pada naracoba
pertama yaitu Maya sebesar 109,67/92,33 mmHg, supri 90/ 70 mmHg, dan Ratri
124,67/ 96,67 mmHg.
Menurut Potter dan Perry (2005), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik hingga mencapai 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih
secara persisten. Sedangkan menurut Sani (2008), tekanan darah dikategorikan
sebagai berikut :

Kategori Sistole Diastole


Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 85-99
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 99-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistolik Terisolasi >140 <90

Berdasarkan data hasil pengukuran tekanan darah diatas artinya naracoba


Maya mempunyai tekanan sistol sebesar 109,76 dan tekanan darah diastol sebesar
92,33. Naracoba Supri mempunyai tekanan darah sistol sebesar 90 dan tekanan
darah diastol sebesar 70, pada naracoba Ratri mempunyai tekanan darah sistol
124,67 dan tekanan darah diastol sebesar 96,67.
Tekanan darah sistolik yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah
adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik yang normal untuk orang
dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yang ditunjukkan dalam tekanan
sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri
jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan).
Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara ventrikel dengan
aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi ventrikel dengan aorta terbuka maka
terjadi perpindahan darah dari ventrikel ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang
besar.
Ketiga hasil tersebut menunjukkan nilai yang bervariasi, namun sebagian
besar mempunyai tekanan darah yang normal atau tidak ada tanda-tanda hipotensi
maupun hipertensi.

2. Berlari
3. Keadaan Tangan yang Dingin

G. Kesimpulan
H. Diskusi
I. Daftar Pustaka
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Sani, A. 2008. Hypertension Current Perspektive. Jakarta : Medya Crea.
Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.

Anda mungkin juga menyukai