Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

IQMA DEA AGIH CINDEKA 12-104

LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI BAB I DASAR TEORI BAB II HASIL PERCOBAAN BAB III PEMBAHASAN

BAB I I.1 Dasar Teori Pengukuran tanda-tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar tubuh. Pemerikasaan ini harus dilakukan secaara rutin oleh tenaga medis profesional dan penyedia perawtan sebelum merwat seorang penderita. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu (1) Tekanan Darah, (2) Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), (3) Pernafasan (kecepatan, kedalaman, irama), (4) Suhu Tubuh, dan (5) Berat Badan (BB) Serta Tinggi Badan (TB). I.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah. Pada dasarnya cara pengukuran tekanan darah ada dua macam, yaitu: (1) Cara Langsung Merupakan cara pengukuran tekanan darah yang paling tepaat untuk menentukantrekanan darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer. (2) Cara Tak Langsung Menggunakan alat manometer. Macam menometer bermacam-macam seperti : Tensi meter terbuka (tensimeter air raksa); rensimeter tertutup (Sphygmomanometer / tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik. Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa karet, skrup, klep, dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid (manometer tertutp). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung dapat pula digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di paha, lengan atas, pergelangan tangan, kepala atau di jari tangan.

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atas atau A. Femoralis pada tungka atas. Panjang manset disyaratkan selebar kira-kiara 2-3 lingkar bagian tersebut. Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu : (1) Palpasi, hanya dapat menentukan sistole. (2) Auskultasi dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat

diukur tekanan sistole maupun diastole. Sedang, pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur sistole dan diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi.

Tekanan sistole dihasilakn oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kontraksi, dan memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang tejadin pengisisan darah. Sauan darah adalah mmHg (milimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik. Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa Kategori Hipotensi Optimal Normal Normal tinggi Stadium 1 (hipertensi ringan) Stadium 2 (hipertensi sedang) Stadium 3 (hipertensi berat) Stadium 4 (hipertensi ringan) 210 mmHg 120 mmHg 180-209 mmHg 110-119 mmHg 160-179 mmHg 100-109 mmHg Sistole < 90 mmHg < 120 mmHg < 130 mmHg 130-139 mmHg 140-159 mmHg Diastole < 60 mmHg < 80 mmHg < 85 mmHg 85-89 mmHg 90-99 mmHg

Tekanan darah dapat berbeda dari nila normal, tergantung keaadan faal tertentu atau kelainan patologonis, seperti

BAB 2 II.1 Percobaan pengukuran tekanan darah Oran g Parameter Sphygmomanometer I II III rerata Arenaoid I II III rerata Digital I II III rerata

Ke-1

Tangan kanan Tangan kiri

108/ 70 110/ 70

110/ 68 110/ 70

90/ 70 110/ 70

102/69

98/ 66

98/ 66 90/ 58

96/ 60 98/ 58

97/64

98/ 63

97/ 57 98/ 52

106/ 59 110/ 58

100/62

110/70

90/ 68

92/ 61

97/ 66

102/62

Ke-2

Tangan kanan Tangan kiri

110/ 70 112/ 72

114/ 70 106/ 68

110/ 70 100/ 66

114/70

98/6 0

100/ 70 100/ 60

100/ 70 100/ 70

99/66

100/ 60

98/ 57 106/ 65

99/ 58 107/ 66

99/59

100/68

98/ 60

99/63

112/ 67

108/65

II.2 Pengukuran Sikap Tubuh Oran g Ke-1 Tangan kanan Parameter Berbaring I 90/ 70 II 90/ 70 III 90/ 70 rerata 90/70 Duduk I 90/ 70 II 100/ 70 III 100/ 80 rerata 96/73 Berdiri I 110/ 80 II 100/ 80 III 100/ 80 rerata 103/80

Tangan kiri

100/ 70

90/ 70

100/ 70

96/70

80/ 60

90/ 70

90/ 70

86/66

90/ 80

90/ 80

90/ 80

90/80

Ke-2

Tangan kanan Tangan kiri

90/ 70 100/ 70

90/ 70 90/ 70

90/ 70 90/ 70

90/70

90/ 60

90/ 60 90/ 70

90/ 60 90/ 70

90/60

90/ 70

90/ 70 90/ 70

90/ 70 90/ 70

90/70

93/70

90/ 70

90/70

100/ 80

93/73

II.3 Pengaruh Latihan Orang Parameter Nadi (kali/mnt) 93 Ke-1 3 menit pertama 6 menit 9 menit 11 menit 97 88 99 98 Sistole (mmHg) 107 123 110 117 112 Diastole (mmHg) 79 74 71 78 75

81 Ke-2 3 menit pertama 6 menit 9 menit 11 menit 82 85 82 86

107 120 116 108 101

72 69 66 63 71

II.4 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test Orang Parameter Sistole (mm/Hg) Ke-1 Pra-stress 30 detik 60 detik 2 mnt pertama 4 mnt 6mnt 8 mnt 123 115 112 108 110 108 84 78 70 68 68 94 103 80 83 78 Diastole (mm/Hg) Nadi (kali/mnt)

II.5 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi Parameter A. Radialis A. Bachialis A. karotis Jumlah nadi/menit 68 73 71

II.6 Percobaan Pengukuran Frekuensi Nafas Orang Perempuan Waktu 60 detik Jumlah naik turun dada 16 kali

II.7 Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh Letak Suhu tubuh I Mulut Ketiak 36.9 C 36.6 C II 37.1 C 36.6 C

II.8 Percobaan pengukuran TB dan BB Orang TB BB BB ideal Max (kg) Iqma Niken Nungky Hilmy Bela Resty 162 156 157 166 146 157 59 65 39 46 44 49 52 46 47 56 36 47 Min (kg) 46.8 41.4 42.3 50.4 32.4 42.3 22.5 26.7 15.8 16.7 20.6 19.9 Normal Agak gemuk Kurang Kurang Normal Normal IMT Klasifikasi

II.9 Jawaban dan Pertanyaan II.9.1 Tekanan darah 1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital ? Ada 2. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri ? Ada 3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital ? Ada 4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A Karotis, dan A. Brachialis ? Ada 5. Apakah ada perbedaaan tekanaan darah yang diukur dengan perbedaan posisis ? jelaaskan mengapa? Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya

gravitasi. Jika pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah sehingga tekanan darah menjadi lebih rendah. pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. 6. Sebutkan faktor apa sajs yang mempengaruhi tekanan darah ? Stress/emosi Usia Makanan Jenis kelamin Kelenturan dinding arteri

7. Jelaskan kemungkinan yang dapt terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital telebih dahulu? Maka pada saat dilakukan suatu tindakan pada gigi pasien sangat mungkin akan terjadi suatu komplikasi yang mungkin akan berakibat fatal pada pasien.

II.9.2 Denyut Nadi 1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif ? Karena cepat lambatnya denyut nadi merupakan salah satu yang menunjukkan kesehatan jantung pasien. Sehingga sebelum memutuskan perawatan gigi apa yang tepat untuk pasien seorang dokter gigi harus mengetahui kondisi kesehatan jantung pasien dengan mengukur denyut nadi. 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi? Usia Jenis kelamin Aktivitas Suhu lingkungan Kondisi (kesehatan jantung) Posisi tubuh 3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan mengapa! Ada pengaruh posisi tubuh pada tekanan darah hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah sehingga daya pompa jantung tidak terlalu kuat, denyut nadi menjadi melemah. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa

darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut nadi meningkat. 4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat? Karena metabolisme tubuh meningkat dan kebutuhan O2 juga meningkat. Jantung akan semakin memompa darah yang kaya akan O2 intuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal tersebut akan meningkatkan denyut nadi. 5. Bagaimanana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ? Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat
dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal. Untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur.

II.9.3 Suhu Tubuh 1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? 2. Kapan haarus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di bagian tubuh lainnya?

II.9.4 Tinggi Badan dan Berat Badan 1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa! 2. Apkah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk?

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Tekanan Darah Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan perbedaan pengukuran tekanan darah yang dilakukan mengggunakan tensimeter aneriod, digital serta sphygmomanometer. Hal tersebut terjadi karena perbedaan ketelitian yang dimilikki masing-masing tensimeter tersebut. Tekanan darah pada tangan dan kiri atau dimanapun kita mengukur tekanan darah seharusnya didapatkan hasil yang sama, jika tidak maka hal tersebut menandakan jantung dalam keadaan yang bermasalah. Namun pada percobaan kami terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara tangan

kanan dan tangan kiri hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan dalam pengukuran terutama pada saat menetukan sistole dan diastole. Perbedaan sikap tubuh saat pengkuran tekanan darah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah seseorang. Hal tersebut disebabkan oleh gaya gravitasi. Pada saat posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Sehingga pada posisi duduk dan berdiri maka tekanandarah akan semakin tinggi dibanding saat berbaring. Pada saat melakukan latihan atau aktivitas yang berat maka metabolisme tubuh akan meningkat sehinga kebutuhan tubuh akan O2 juga meningkat. Hal tersebut membuat jantung mempercepat denyutnya agar semakin banyak darah yang mengangkut O2 mengalir menuju jaringan-jaringan tubuh. Pada percobaan pengukuran tekanan darah yang dilakukan dengan tangan yang dimasukkan kedalam bak yang berisi air es menyababkan tekanan darah menjadi turun, hal tersebut karena pada suhu yang dingin pembuluh darah mengalami kontriksi, penurunan kebutuhan oksigen serta penurunan kerja jantung sehingga tekanan darah pun menurun.

III.2 Denyut Nadi Pada percobaan perhitungan denyut nadi pada tiga pembuluh darah yaitu, A. Brachialis, A. Karotis serta A.Radialis didapatkan hasil yang berbeda. Hal tersebut karena dipengaruhi jauh-dekatnya jarak pembuluh dengan jantung serta besar-kecilnya lumen pembuluh tersebut.

III.3 Pengukuran Frekuensi Nafas Pada percobaan banyaknya pernapasan orang coba (perempuan) dalam waktu 60 detik adalah 16 kali dengan cara menghitung naik turunnya dinding dada pada rentang waktu tersebut. Menurut dasar teori yang tela dibahas sebelumnya jumlah respirasi normal pada orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah 15-20 kali/menit, sehingga pernafasan orang coba dapat dikatakan normal.

III.4 Pengukuran Suhu Tubuh Pada percobaanyang telah dilakukan pada orang coba yang berjenis kelamin perempuan, terdapat perbedaan suhu tubuh antara pengukuran suhu pada ketiak dan pada rongga mulut. Pengukuran pada rongga mulut diperoleh rata-rata 37C , sedangkan suhu pada ketiak diperoleh rata-rata 36.6C. jika kedua suhu tersebut dibandingkan suhu rongga mulut lebih tinggi 0.4C dibanding dengan suhu ketiak. Berdasarkan dasar teori yang telah dibahas diatas perbedaan suhu antara rongga mulut dengan ketiak adalah sekitar 0.6C, sehingga dapat dikatakan perbedaan suhu antara ketiak dan rongga mulut orang coba adalah normal.

III.5 Tinggi Badan dan Berat Badan Berat badan yang terlalu rendah (BMI < 18.5) berkaitan dengan berbagai macam gangguan kesehatan, terutama bila pola makan yang dijalankan tidak sehat atau bila mengikuti diet ekstrim. Hal ini berkaitan dengan lebih tingginya risiko kekurangan nutrisi pada mereka yang memiliki berat badan terlalu rendah. Beberapa contoh gangguan kesehatan yang dapat timbul, misalnya: Mereka dengan berat badan terlalu rendah memiliki risiko osteoporosis (tulang keropos) yang lebih tinggi. Berat badan terlalu rendah, dikombinasi dengan pola diet yang kurang asupan zat besi dan asam folat, berkaitan dengan masalah anemia. Berat badan yang terlalu rendah juga berkaitan dengan gangguan sistem reproduksi,

seperti infertilitas dan risiko mengalami keguguran saat kehamilan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai