Anda di halaman 1dari 18

Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................... 1 BAB I DASAR TEORI .................................................................................... 2 BAB II HASIL PERCOBAAN 2. 1. Hasil Pengukuran ....................................................................... 8 2. 2. Pertanyaan .................................................................................. 10 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 15 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................. 17 Daftar Pustaka .................................................................................................. 18

BAB I DASAR TEORI

Pengukuran tanda-tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar tubuh. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin oleh tenaga medis profesional dan penyedia perawatan sebelum merawat seorang penderita. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu: Tekanan darah, Denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas), Pernafasan (kecepatan, kedalaman dan irama), Suhu tubuh, dan Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB).

1.1.

Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding

pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah. Pada dasarnya cara pengukuran tekanan darah ada dua macam, yaitu: a. Cara langsung Merupakan cara pengukuran yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan monometer. b. Cara tak langsung Menggunakan alat manometer. Macam manometer bermacam-macam seperti: tensimeter terbuka (tensimeter air raksa); tensi meter tertutup (Sphygmomanometer/tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik. Tensimeter terdiri dari manset hawa, pompa karet, skrup, klep dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer anaeroid (manometer tertutup). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung dapat pula digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di paha, lengan atas, pergelangan tangan, kepala, atau di jari tangan.

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atas atau A. Femoralis pada tungkai atas. Panjang manset di syaratkan selebar kira-kira 2-3

lingkar bagian tersebut. Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu: a. Palpasi, hanya dapat menentukan sistole. b. Auskultasi dengan bantuan stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistole maupun diastole. Sedang pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur sistole dan diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi.

Tekanan sistole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kontraksi, dan memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah. Satuan darah adalah mmHg (millimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan darahnya sendiri kecuali menggunakan tensi meter elektronik.

Tabel 1.1 Klasiifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Kategori Hipotensi Optimal Normal Normal tinggi Stadium 1 (hipertensi ringan) Stadium 2 (hipertensi sedang) Stadium 3 (hipertensi berat) Stadium 4 > 210 mmHg > 120 mmHg 180 209 mmHg 110 - 119 mmHg 160 179 mmHg 100 109 mmHg Sistole < 90 mmHg < 120 mmHg < 130 mmHg 130 139 mmHg 140 159 mmHg Diastole < 60 mmHg < 80 mmHg < 85 mmHg 85 89 mmHg 90 99 mmHg

Tekanan darah dapat berbeda dari nilai normal, tergantung keadaan faal tertentu atau kelainan patologonis, seperti shock, gangguan faal ginjal, trauma kapitis tumor adrenal dan lain-lain. Keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari 3

normal disebut hipotensi sedangkan tekanan darah lebih tinggi disebut hipertensi. Tekanan darah normal dewasa muda adalah 120/80 mmHg (berdasarkan suatu konvensi nilai atas adalah nilai tekanan sistole dan nilai yang dibawah adalah tekanan diastole). Nilai tekanan darah normal ini dapat dirubah sesuai dengan perjalanan usia. Diagnosis hipertensi pada umumnya ditegakan setelah dilakukan pengukuran secara berulang selama beberapa hari.

1.2.

Denyut Nadi (Heart Rate) Denyut nadi adalah julah kontraksi jantung permenit. Pemeriksaan denyut

nadi meliputi irama dan kekuatan kontraksinya. Denyut nadi pada dewasa muda normal adalah 60-100 kali per menit. Pengukuran yang paling tepat untuk denyut nadi adalah A. karotis dan A. brakhialis karena lebih dekat dengan aorta sehingga lebih kecil disortasinya. Denyut nadi ini dapat meningkat saat berolah raga, sakit, trauma dan emosi. Wanita berumur 12 tahun keatas pada umumnya memiliki denyut nadi lebih cepat dari laki-laki. Olahragawan pada saat istirahat dapat memiliki denyut mendekati 40 kali per menit. Keadaan ini dianggap normal untuk olahragawan.

1.3.

Frekuensi Nafas Respirasi/pernafasan adalah jumlah pernafasan/inspirasi per menit.

Pernafasan pada umumnya mempunyai kecepatan yang lebih rendah dan tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu perhitungan frekuensi nafas hendaknya dilakukan dalam satu menit untuk menghindari kesalahan. Selain kecepatan/frekuensi nafas, dalam pemeriksaan nafas hendaknya diperhatikan pola-pola pernafasan (dada, perut, mulut, hidung), usaha nafas (berkaitan dengan ada sumbatan atau tidak), penggunaan otot-otot tambahan, dan volume nafas (pendek/panjang/dalam). Pengukuran dilakukan ketika orang coba dalam keadaan istirahat, dengan menghitung berapa kali jumlah dada terangkat per menit. Jumlah respirasi normal pada orang dewasa adalah 15 20 x/ menit ketika istirahat. Kecepatan respirasi dapat meningkat pada kondisi demam, sakit atau kondisi kesehatan lain.

1.4.

Suhu Tubuh Suhu tubuh setiap bagian tubuh berbeda. Suhu pada tubuh bagian dalam

adalah yang paling tinggi, dan semakin keluar semakin rendah. Selain itu, suhu tubuh dapat terjadi variasi dalam sehari, yaitu mencapai 0,6oC (1oF), tertinggi pada jam 8.00 - 11.00 dan terendah pada jam 4.00 - 6.00 pagi. Selain itu, suhu seseorang dapat bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktivitas yang baru dilakukan, konsumsi makanan dan minuman, saat siklus menstruasi, dll. Secara normal suhu tubuh manusia adalah 36,5oC (97,8oF) - 37,2oC (99oF) sesuai dengan The American Medical Association. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut: 1. Melalui oral/mulut Pengukuran suhu dapat dilakukan melalui rongga mulut dengan thermometer klasik/air raksa atau dengan thermometer modern (thermometer digital). Suhu oral 36,8oC + 0,35oC (98,3 + 0,5oF) 2. Melalui rektal/anus Pengukuran suhu dapat dilakukan melalui rectal/anus, menggunakan thermometer air raksa digital. Pengukuran suhu melalui anus normal adalah 37,2oC + 0,3oC (99,0 + 0,5oF). pengukuran suhu rectal cenderung 0,5oC + 0,7oF lebih tinggi dari pemeriksaan melalui mulut. 3. Melalui aksial/ketiak Pengukuran suhu dapat dilakukan melalui aksial/ketiak, menggunakan thermometer air raksa digital. Pengukuran suhu dengan cara ini cenderung 0,6oC (1oF) dibawah suhu tubuh melalui mulut. 4. Melalui telinga Pengukuran suhu dapat dilakukan melalui telinga, menggunakan thermometer khusus yang biasa mencatat suhu tubuh dengan cepat melalui silinder telinga. Pengukuran dengan cara ini dapat menunjukkan temperatur inti tubuh (suhu organ-organ internal).

Suhu tubuh ini dapat berubah semakin atau semakin rendah. Perubahan suhu yang semakin tinggi dapat disebabkan karena demam (fever). Demam (disebut juga pireksa) adalah suhu tubuh yang diatas normal (di atas 98,6oF per rektal). Hal ini disebabkan karena adanya abnormal proses dalam tubuh. Perbedaan suhu tubuh ini sangat tergantung pada macam penyakit yang mempengaruhinya. Sedang, perubahan ke suhu lebih rendah disebut hipotermia (dibawah 95oF).

1.5.

Berat dan Tinggi Badan Pengukuran fisik tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) sangat

diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal. a. Berat badan ideal wanita BBideal maks wanita = Tinggi Badan (TB) 110 BBideal min wanita = BBideal maks (BBideal maks x 10%) b. Berat badan ideal pria BBideal maks pria = Tinggi Badan (TB) 110 BBideal min pria = BBideal maks (BBideal maks x 10%) Selain itu, pengukuran TB dan BB dapat juga digunakan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh = IMT (Body Mass Index = BMI) yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita. IMT/BMI = BB(kg) / TB2 (m2) ; perhitungan dirujuk pada klasifikasi IMT

Klasifikasi IMT/BMI (Classification od Overweight and Obesity by BMI, Waist Circumference, and Associated Risk, WHO, 1997): BB sangat kurus (kurus beresiko) BB kurang (kurus) = IMT < 14,5 kg/m = IMT < 18,5 kg/m2

BB normal BB berlebih (agak gemuk) Obesitas klas 1 (gemuk) Obesitas klas 2 (sangat gemuk) Ekstrem Obes / Obesitas klas 3 (amat sangat gemuk)

= 18,5 - 24,9 kg/m2 = 25,0 - 29,9 kg/m2 = 30,0 - 34,9 kg/m2 = 35,0 - 39,9 kg/m2 = > 40,0 kg/m2

BAB II HASIL PERCOBAAN

2.1.

Hasil Pengukuran

Pengukuran Tekanan Darah


Orang Parameter Sphygmomanometer I II III Rerata
110 110 /75 /62 113 110 /70 /70 110 107 /70 /64 106 106 /70 /68 107 /60 105 68 105 /60 105 /60 109 /66 109 /69 107 /65 106 /66

Aneroid II III Rerata


106 /76 104 /69 101 /72 90 /63

Digital II III Rerata


94 /59 105 /71 105 /61 108 /65

Ke-1

Tangan kanan Tangan kiri Tangan kanan Tangan kiri

110 107 101 /80 /77 /70 110 103 100 /70 /68 /68 100 100 100 /77 /70 /70 90 90 90 /60 /64 /64

99 94 90 /62 /58 /58 110 101 103 /67 /69 /77 104 117 95 /76 /65 /43 109 103 111 /66 /64 /64

Ke-2

Pengukuran Sikap Tubuh


Orang Parameter I
100 /80

Berbaring II III Rerata


100 /80 100 /80 100 /60 110 /90 110 /80 100 /80 100 /67 110 /83 110 /80

Duduk II III Rerata


100 /80 100 /67 110 /90 110 /90

Berdiri II III Rerata


100 /90 100 /80 110 /92 110 /90

Ke-1

Tangan kanan Tangan kiri Tangan kanan Tangan kiri

100 100 100 /80 /80 /80 100 100 100 /60 /70 /70 110 110 110 /90 /90 /90 110 110 110 /90 /90 /90

100 100 100 /90 /90 /90 100 100 100 /90 /70 /80 110 110 110 /90 /95 /90 110 110 110 /90 /90 /90

100 100 /70 /70 110 110 /70 /90 110 110 /80 /80

Ke-2

Pengaruh Latihan Orang Ke-1 Parameter Sebelum 3 menit pertama Sebelum 3 menit pertama Nadi (kali/menit) 78 kali/menit 95 kali/menit 80 kali/menit 97 kali/menit Sistole (mmHg) 100 mmHg 100 mmHg 110 mmHg 130 mmHg Diastole (mmHg) 80 mmHg 100 mmHg 70 mmHg 50 mmHg

Ke-2

Pengaruh Stress: Cold Pressure Test Orang Ke-1 Parameter Pra-stress 30 detik 60 detik Pra-stress 30 detik 60 detik Sistole (mmHg) 104 107 110 90 90 110 Diastole (mmHg) 86 84 90 70 70 80

Ke-2

Pengukuran Denyut Nadi Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Denyut Nadi (pada tiga tempat arteri) A. Radialis 80 88 84 86 A. Brachialis 92 76 80 84 A. Carotis 76 72 76 86

Orang Coba Nur Sita Dewi Pungky Anggraini Farah Firdha A. Galuh Cita Sari

Pengukuran Frekuensi Nafas Orang Coba Farah Firdha A. Pungky Anggraini Cynthia Octavia P. S. Nur Sita Dewi Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Frekuensi Nafas 15 kali / menit 15 kali / menit 14 kali / menit 16 kali / menit

Pengukuran Suhu Tubuh Orang Coba Pungky Anggraini Pungky Anggraini Nur Sita Dewi Nur Sita Dewi Lokasi Dalam mulut Di ketiak Dalam mulut Di ketiak Suhu Tubuh 37,7 0C 37,3 0C 37,5 0C 37,0 0C

Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Berat Badan dan Tinggi Badan BB : 50 kg TB : 161 cm BB : 42 kg TB : 152 cm BB : 47 kg TB : 162 cm BB : 47 kg TB : 152 cm BB Ideal (minimal dan maksimal) BBmin : 45,9 kg BBmax : 51 kg BBmin : 37,8 kg BBmax : 42 kg BBmin : 47,8 kg BBmax : 52 kg BBmin : 37,8 kg BBmax : 42 kg IMT (Indeks Massa Tubuh) 19,3 kg/m2 18,2 kg/m2 17,9 kg/m2 20,3 kg/m2

Orang Coba Farah Pungky Cynthia Nur Sita

Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan

Klasifikasi

BB normal BB kurang (kurus) BB kurang (kurus) BB normal

2.2.

Pertanyaan

Pertanyaan Percobaan Tekanan darah 1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital? Jawab: Ada 2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri? Jawab: Ada 3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital? Jawab: Ada 4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis dan A. Brachialis? Jawab: Ada 5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? Jelaskan mengapa?

10

Jawab: Ada. Karena adanya perbedaan gaya gravitasi, yaitu apabila pengukuran dilakukan dalam keadadan berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi sehingga terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk tekanan darah cenderung stabil. 6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah? Jawab: Jenis kelamin, aktivitas, dan stress. Selain itu, tekanan darah juga dipengaruhi oleh ras, usia, genetik dan gaya hidup. 7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu? Jawab: Pengukuran tanda-tanda vital merupakan hal yang penting karena merupakan acuan kuantitatif dalam membantu menegakkan diagnosa dan melakukan tindakan medis selanjutnya. Bila tidak dilakukan, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam melakukan tindakan akan semakin besar dan dapat membahayakan pasien/klien. Selain itu risiko tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu

kemungkinannya adalah pasien mengalami hipertensi yang pada keadaan tekanan darah darah lebih tinggi gigi tidak boleh dicabut karena Saat tekanan darah sedang tinggi, maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan. Pertanyaan Percobaan Denyut Nadi 1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif? Jawab: denyut nadi merupakan salah satu tanda vital yang memberikan informasi tentang kerja sistem kardiovaskuler. Merupakan acuan penting sebelum melakukan tindakan medis. Tujuannya adalah untuk memastikan semua tindakan yang akan diberikan aman

11

(meminimalisir kontraindikasi) dan sesuai dengan hasil yang diharapkan atau. 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi? Jawab: aktivitas, usia, jenis kelamin dan emosi. Selain itu, penyakit dan penggunaan obat (zat kimia) tertentu dapat juga mempengaruhi denyut nadi. 3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan mengapa? Jawab: Ada, karena aktivitas dapat mempengaruhi frekuensi denyut nadi. 4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat? Jawab: karena adanya peningkatan aktivitas, yang mengakibatkan

peningkatan metabolisme tubuh sehingga sistem kardiovaskuler juga mengalami peningkatan kerja dan menyebabkan denyut nadi meningkat. 5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal? Jawab: Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk

menentukan denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur.Cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan: DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM. Contoh: DN maksimal = 220 usia DN optimal = 80% x DN maksimal

DN minimal = 60% x DN maksimal

Pertanyaan Percobaan Suhu Tubuh 1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaanya? Jelaskan!

12

Jawab: karena ketiak berada di daerah permukaan tubuh sehingga suhu yang didapatkan lebih kecil jika dibandingkan dengan pengukuran suhu pada oral (bawah lidah). Suhu pada mulut (bawah lidah) lebih tinggi karena pada daerah ini banyak mengandung mukosa. Perbedaanya adalah kurang lebih 0,4 0C 2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh dan kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di bagian tubuh yang lain? Jawab: pengukuran suhu di axial (ketiak) biasanya dilakukan bagi bayi baru lahir karena relatif lebih aman dan higienis. Pengukuran suhu pada axial relatif kurang akurat jika dibandingkan dengan pengukuran suhu pada mulut dan rectal namun lebih aman, higienis dan mudah dan nyaman dilakukan. Sehingga dapat pula digunakan untuk pasien yang bersifat tidak kooperatif ketika dilakukan pengukuran. Sedangkan, pengukuran suhu pada mulut bisa dilakukan kapan saja asalkan memperhatikan kebersihannya. Pengukuran suhu pada rectal biasanya dilakukan pada bayi, pasien dengan bedah atau kelainan rectal dan pasien dengan miokard akut, pengukuran suhu pada rectal dilakukan untuk mendapatkan suhu inti tubuh. Kelebihannya lebih akurat jika dibandingkan dengan pengukuran suhu melalui axial dan mulut, namun kelemahannya dapat menimbulkan trauma di daerah sekitar rectal dan mengurangi kenyamanan pasien. Pertanyaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan 1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa! Jawab: Perlu, untuk mengetahui IMT pasien sehingga dapat mengetahui apakah pasien termasuk dalam berat badan yang kurang dan

beresiko ataukah tidak, atau berat badan berlebih bersiko ataukah tidak. Hal ini perlu untuk mengantisipisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam melakukan tindakan medis karena resiko

13

yang ditimbulkan dari berat badan yang berlebih dan berat badan yang kurang. 2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk? Jawab: bila terlalu kurus akan mengakibatkan berkurangnya nutrisi yang akan diserap oleh tubuh sehingga akan rentan dengan terhambatnya metabolisme tubuh, regenerasi sel-sel yang rusak serta memperbesar risiko terjadinya infeksi. Dengan IMT dibawah 18 dapat berisiko terjadinya osteoporosis, masalah reproduksi, anemia, rendahnya sistem imun, penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan bila terlalu gemuk/obesitas akan mengakibatkan mudah munculnya penyakit kronis, seperti diabetes, jantung koroner, stroke, tekanan darh tinggi (hipertensi), kanker, gagal jantung, resistensi insulin dan lain-lain.

14

BAB III PEMBAHASAN

Pengukuran tekanan darah pada percobaan dilakukan dengan menggunakan tiga jenis manometer, yaitu manometer raksa atau

sphygmomanometer, manometer aneroid, dan manometer digital. Rerata yang dihasilkan dari pelaksanaan yang diulang sebanyak tiga kali pengukuran melalui tiga macam alat tersebut menghasilkan angka sistole dan diastole yang berbedabeda. Namun perbedaannya tidak begitu signifikan (tidak sampai lebih dari 10 satuan). Adanya perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh ketidaktelitian pemeriksa, mata yang lelah, dan lingkungan yang terlalu bising sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan data. Pada hasil pengukuran juga ditemukan bahwa adanya perbedaan tekanan darah kanan dan kiri. Namun perbedaannya pun tidak begitu besar. Variasi (perbedaan) tekanan darah dapat ditemukan pada arteri yang berbeda. Variasi itu bersifat normal dan sering ditemukan pada kedua lengan, tetapi tidak boleh lebih dari 5 10 mmHg. Perbedaan yang lebih dari 10 mmHg merupakan indikasi terjadinya gangguan vaskuler, dan bila perbedaan lebih besar dari 20 30 mmHg pada kedua belah lengan menunjukkan suatu kecurigaan terhadap adanya gangguan organis aliran darah pada daerah yang tekanan darahnya rendah (Potter & Perry, 2001; Rilantono, Lily Ismudiati, dkk. 1995). Variasi tekanan darah bertambah seiring dengan bertambahnya tingkat tekanan darah dan usia. Keadaan ini lebih nyata pada tekanan sistolik daripada tekanan diastolik (Rilantono, Lily Ismudiati, dkk. 1995). Pada pengamatan ditemukan pula bahwa terjadi perubahan tekanan darah ketika terjadi perubahan posisi tubuh. Terjadi peningkatan darah dari posisi tubuh yang mula-mula tidur, lalu duduk, dan kemudian berdiri. Perubahan tekanan darah tersebut dipengaruhi oleh factor adanya pengaruh gravitasi dan perubahan posisi letak jantung. Tekanan darah juga nampak mengalami peningkatan ketika

melakukan aktivitas, dan akan kembali lagi seperti normal secara bertahap ketika

15

melakukan istirahat. Hal itu disebabkan ketika melakukan aktivitas, jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme untuk kontraksi otot, sehingga tekanan darah akan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu dingin, tekanan darah orang coba semakin tinggi dari sebelumnya namun lama kelamaan tekanan darahnya akan kembali normal. Denyut nadi memiliki angka yang berbeda ketika diukur di arteri yang berbeda-beda pula, yaitu di A. Radialis, A. Brachialis, dan A. Carotis. Hal ini disebabkan posisi jantung dan arah sirkulasi darah. Frekuensi nafas pada orang coba kelompok kami menunjukkan jumlah respirasinya berbeda-beda. Tiga orang coba dengan jumlah respirasi normal 15-20 kali/menit ketika istirahat karena orang coba tidak mengalami penyumbatan nafas dan pola pernafasannya normal. Sedangkan satu orang dengan jumlah respirasi 14 kali/menit karena orang coba tersebut dalam keaadaan kurang sehat. Pengukuran suhu tubuh melalui mulut dan axial memiliki perbedaan, yaitu 0,40 c. Pengukuran suhu pada mulut didapati angka yang lebih tinggi daripada ketika dilakukan pengukuran pada axial (ketiak). Hal ini disebabkan pada mulut terutama di bawah lidah terdapat banyak mukosa dan lebih dekat dengan sumber panas tubuh, jika dibandingkan dengan axial yang terletak pada daerah permukaan tubuh. Pemeriksaan suhu tubuh melalui mulut harus diwaspadai kehigienisannya. Sedangkan pemeriksaan suhu tubuh melalui axial dapat dilakukan kepada bayi baru lahir untuk menghindari masuknya kuman ke tubuh maupun kepada pasien yang tidak kooperatif dalam melakukan pengukuran. Pemeriksaan suhu tubuh melalui mulut lebih akurat jika dibandingkan dengan pemeriksaan melalui axial. IMT (Indeks Massa Tubuh) penting untuk mengidentifikasi pasien apakah termasuk dalam kategori-kategori tertentu yang kurang ideal sehingga dapat mempengaruhi atau dapat membahayakan ketika dilakukan tindakan medis. Pada praktikum kelompok kami didapatkan hasil IMT yang berbeda-beda tergantung pada tinggi badan dan berat badan masing-masing.

16

BAB V KESIMPULAN

Pengukuran tanda-tanda vital meliputi, tekanan darah, denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas), pernafasan (kecepatan, kedalaman, dan irama), suhu tubuh, berat badan, dan tinggi badan.

Tekanan darah dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, aktivitas, posisi tubuh, stress, gaya hidup, genetik, ras, dan obat (zat kimia tertentu). Denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas, jenis kelamin, usia, emosi (psikologis), penyakit dan pengaruh obat (zat kimia tertentu). Sedangkan yang

mempengaruhi pengukuran suhu tubuh adalah usia, jenis kelamin, dan letak dilakukannya pengukuran. Pengukuran tinggi dan berat badan penting dilakukan untuk menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada seseorang. IMT penting untuk mengidentifikasi apakah seseorang berada dalam kondisi yang beresiko untuk dilakukan tindakan medis tertentu atau tidak. Pengukuran tanda-tanda vital penting untuk dilakukan sebagai acuan data kuantitatif awal yang dapat membantu dalam memberikan penanganan medis yang tepat untuk meminimalisir terjadinya kontraindikasi sehingga dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

17

Daftar Pustaka

1.

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.

2.

Potter Patricia & Perry Anne Griffin. 2001. Fundamentals of nursing. Piladelphia: Mosby.

3. 4.

Rilantono, Lily Ismudiati.(et.all). 1995. Buku ajar kardiologi. Jakarta: FK UI Suhartini, drg., M. Biotech dkk. 2013. Modul Ilmu Fisiologi: Blok Sistem Tubuh II edisi 1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

18

Anda mungkin juga menyukai