Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Topik : Sistem Sirkulasi 2


Tanggal : Selasa, 21 November 2023

Disusun Oleh :
Nama : Tri Ratnawati
NIM : 4401422042
No Urut : 21
Rombel Pendidikan Biologi A 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2023
A. Judul
Pengaruh Makanan terhadap Tekanan Darah

B. Tanggal Praktikum
16 Mei 2023

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh makanan terhadap tekanan darah dan nadi
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh makanan terhadap tekanan darah dan nadi

D. Landasan Teori
Tekanan darah adalah salah satu kekuatan atau tenaga yang darah gunakan untuk melawan
dinding arteri dan bisa diukur dengan menggunakan milimeter air raksa (mmHg). Tekanan
darah dinilai dalam dua bentuk yaitu sistole dan diastole, Tekanan darah sistole adalah nilai
pada saat jantung mengalami kontraksi, sedangkan diastole adalah nilai tekanan darah pada
saat jantung mengalami relaksasi (Ardania, 2013).
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistole.Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole.Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan
daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung.Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri
sewaktu darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan
tekanan diastol adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar
pembuluh-pembuluh hilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah
tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.
Tekanan darah dapat meningkat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu genetik,
umur, jenis kelamin, etnis, obesitas, gaya hidup sedenter, dan asupan. Salah satu faktor risiko
yang dapat dikelola adalah pengendalian asupan makanan. Modifikasi asupan bahan makanan
yang mengandung kalium dan magnesium menjadi salah satu terapi komplementer untuk
menurunkan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik Kalium dan magnesium dapat
diperoleh dari sumber alami melalui sayuran dan buah-buahan (Sacks, 2013).
Makanan memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan darah melalui sejumlah
mekanisme ilmiah. Kandungan garam natrium dalam makanan dapat memengaruhi tekanan
darah dengan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Konsumsi garam yang berlebihan
dapat meningkatkan volume darah, meningkatkan tekanan darah. Selain itu, senyawa fitokimia
yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat memberikan efek positif
dengan meningkatkan produksi oksida nitrat, yang dapat melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah. Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol juga dapat mendukung
kesehatan pembuluh darah, mengurangi risiko penumpukan plak yang dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Oleh karena itu, pilihan makanan yang seimbang dan sehat
dapat berperan dalam menjaga tekanan darah dalam rentang normal dan mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular.
E. Alat dan Bahan
Alat :
1. Sphygnomanometer digital
2. Handcounter
3. Stopwatch
Bahan :
1. Kuah mie
2. Kopi hitam
3. Kopi sachet
4. Jus semangka
5. Teh hijau
6. Jus alpukat
7. Jus mentimun
8. Jus melon

F. Cara Kerja

Praktikan diukur tekanan darah dan


nadinya dalam keadaan tenang

Praktikan tiap-tiap kelompok meminum


sampel minuman masing-masing

Praktikan duduk selama 15-30 menit,


kemudian diukur tekanan darah
menggunakan sphygmomanometer
digital dan handcounter

G. Hasil Data Praktikum


1. Sebelum
Kelompok Usia/Jenis Arteri Arteri Arteri Tekanan Keterangan
kelamin Branchialis Karotis Radialis Darah
1 20/P 70 75 83 80/83 Normal
2 20/P 76 65 69 117/60 Normal
3 19//P 85 86 86 104/76 Normal
4 19/P 64 73 96 107/72 Normal
5 19/P 94 68 91 119/87 Normal
6 20/P 84 72 80 101/71 Normal
7 18/P 73 74 76 105/75 Normal
8 19/P 68 72 72 90/78 Normal

2. Sesudah
Kelompok Usia/Jenis Jenis Arteri Arteri Arteri Tekanan Keterangan
kelamim Makanan Branchialis Karotis Radialis Darah
1 20/P Kuah 76 87 87 111/88 Normal
mie
2 20/P Kopi 80 65 76 114/77 Normal
hitam
3 19//P Kopi 88 84 95 109/73 Normal
sachet
4 19/P Jus 65 69 68 102/69 Normal
semangka
5 19/P Teh 98 60 65 116/84 Normal
hijau
6 20/P Jus 64 64 77 101/74 Normal
Alpukat
7 18/P Jus 69 86 67 94/73 Normal
Mentimun
8 19/P Jus 72 67 70 88/74 Tidak
melon Normal

H. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan, pada praktikan kelompok pertama, sampel minuman
yang dikonsumsi adalah kuah mie. Adapun setelah 15-30 menit dilakukan pengecekan nadi
dan tekanan darah, data menunjukkan peningkatan baik denyut nadi maupun pada tekanan
darah namun tetap dalam kondisi yang normal. Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah
disebabkan karena kandungan natrium pada kuah mie instan. Kuah mie instan setidaknya
mengandung 63% natrium. Natrium adalah elektrolit yang berperan dalam mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Saat kita mengonsumsi makanan yang kaya natrium, tubuh
cenderung mempertahankan keseimbangan air dengan menahan lebih banyak air dalam
pembuluh darah. Dalam hal ini, keseimbangan air yang terganggu dapat menyebabkan
peningkatan volume darah dan meningkatkan tekanan darah. Ketika jumlah darah yang beredar
dalam sistem peredaran darah meningkat, tekanan pada dinding pembuluh darah juga
meningkat. Selain itu, efek natrium terhadap tekanan darah juga terkait dengan respons tubuh
terhadap hormon aldosteron. Aldosteron, yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, merangsang
penyerapan natrium oleh ginjal, yang juga dapat menyebabkan peningkatan volume darah dan
tekanan darah.
Pada praktikan kelompok kedua dan ketiga, sampel yang dikonsumsi adalah kopi hitam
dan kopi sachet. Adapun pada data hasil praktikum, didapati adanya peningkatan denyut nadi
namun penurunan tekanan darah, hal ini terjadi karena adanya kesalahan dalam penghitungan
tekanan darah. Pada praktikan kelompok dua terjadi peningkatan pada denyut nadi dan tekanan
darah. Kopi hitam dan kopi sachet memiliki kandungan kafein yang dapat memengaruhi
tekanan darah melalui beberapa mekanisme anatomi dan fisiologi. Kafein bekerja sebagai
stimulan sistem saraf pusat dengan cara menghambat reseptor adenosin, meningkatkan
pelepasan hormon adrenalin, dan merangsang sistem saraf simpatis. Efek ini dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung dan kontraksi otot jantung. Pada tingkat pembuluh
darah, kafein juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah perifer (vasokonstriksi).
Ini terjadi karena kafein merangsang pelepasan hormon epinefrin yang dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit. Vasokonstriksi ini dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. Namun keduanya tetap dalam
kondisi denyut nadi dan tekanan darah yang normal.
Pada praktikan keempat, sampel yang dikonsumsi adalah jus semangka. Dari data hasil
praktikum didapati terjadi penurunan denyut nadi dan tekanan darah namun masih dalam
kondisi yang normal. Hal ini karena semangka mengandung potassium, vitamin c, karbohidrat,
dan likopen yang berfungsi untuk meningkatkan kerja jantung dan dan sitrulin yang mampu
mendorong aliran darah keseluruh bagian tubuh. Sitrulin memiliki efek melebarkan dan
merelaksasi pembuluh darah, sehingg aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan di dalam
pembuluh darah turun. Kandungan asam amino sitrulin pada semangka digunakan oleh tubuh
untuk memproduksi asam amino arginin. Asam amino arginin digunakan oleh sel-sel pelapis
pembuluh darah untuk membuat nitrat oksida yang berfungsi untuk melemaskan pembuluh
darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah penyakit jantung.
Pada praktikan kelima, sampel yang dikonsumsi adalah teh hijau. Dari data hasil praktikum
didapati terjadi penurunan denyut nadi dan tekanan darah namun masih dalam kondisi normal.
Hal ini karena pada teh hijau mengandung senyawa flavonoid. Secara khusus, flavonoid dalam
teh, seperti katekin, dapat merangsang pelepasan oksida nitrat dalam pembuluh darah. Oksida
nitrat berperan dalam merelaksasi dinding pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah
melebar (vasodilatasi), dan akhirnya menurunkan resistensi pembuluh darah. Selain itu,
flavonoid juga dapat menghambat enzim yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
tekanan darah, seperti enzim pengonversi angiotensin (ACE). Mekanisme ini memainkan
peran penting dalam pengaturan volume darah dan tekanan darah. Dengan demikian, konsumsi
teh yang kaya flavonoid secara teratur dapat memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan
kardiovaskular dengan mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Meskipun
demikian, penting untuk diingat bahwa hasilnya dapat bervariasi antar individu dan disarankan
untuk memasukkan teh ke dalam pola makan seimbang untuk mendukung manfaat kesehatan
yang optimal.
Pada praktikan keenam, sampel yang dikonsumsi adalah jus alpukat. Dari data hasil
praktikum didapati terjadi penurunan denyut nadi dan tekanan darah namun masih dalam
kondisi normal. Hal ini karena jus alpukat mengandung kadar potassium yang tinggi.
Kandungan potassium ini memiliki efek positif pada tekanan darah melalui beberapa
mekanisme fisiologis. Pertama, potassium membantu menyeimbangkan efek sodium dalam
tubuh, yang dapat membantu mengurangi retensi air dan mengurangi volume darah. Selain itu,
potassium juga dapat merelaksasi dinding pembuluh darah, mengurangi resistensi pembuluh
darah, dan memperlancar aliran darah. Dengan demikian, konsumsi jus alpukat yang kaya akan
potassium dapat membantu menurunkan tekanan darah, mendukung kesehatan kardiovaskular,
dan mengurangi risiko penyakit hipertensi. Meskipun penting untuk menjaga keseimbangan
nutrisi secara keseluruhan, konsumsi jus alpukat dapat menjadi pilihan yang baik untuk
mendukung kontrol tekanan darah, terutama bagi individu yang cenderung mengalami tekanan
darah tinggi.
Pada praktikan ketujuh, sampel yang dikonsumsi adalah jus mentimun. Dari data hasil
praktikum didapati terjadi penurunan denyut nadi dan tekanan darah namun masih dalam
kondisi normal. Hal ini karena jus mentimun mengandung kalium, sebuah mineral yang
memiliki peran penting dalam mengatur tekanan darah. Kalium membantu mengimbangi efek
natrium dalam tubuh, sehingga dapat membantu mengurangi retensi air dan menurunkan
volume darah. Efek ini dapat mengurangi tekanan darah dengan merelaksasi dinding pembuluh
darah dan mengurangi ketegangan pada sistem kardiovaskular.
Pada praktikan kedelapan, sampel yang dikonsumsi adalah jus melon. Dari data hasil
praktikum didapati terjadi penurunan denyut nadi dan tekanan darah dan dalam kondisi tidak
normal. Hal ini karena jus melon mengandung kalium, suatu mineral yang memiliki peran
penting dalam pengaturan tekanan darah. Kalium bekerja dengan cara menyeimbangkan efek
natrium, mineral lain yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kalium membantu mengurangi
efek natrium dengan meningkatkan ekskresi natrium melalui urin, sehingga mengurangi
volume cairan dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, kalium juga berperan dalam
merelaksasi dinding pembuluh darah, memfasilitasi aliran darah yang lancar dan menurunkan
resistensi pembuluh darah. Jus melon, khususnya jus semangka, memiliki kandungan kalium
yang cukup tinggi, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga
keseimbangan tekanan darah. Meskipun efeknya mungkin tidak sekuat obat-obatan tekanan
darah, konsumsi jus melon dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung
pengelolaan tekanan darah secara alami.

I. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan didapati hasil bahwa :
1. Pengaruh makanan terhadap tekanan darah dan nadi dapat bervariasi tergantung pada jenis
makanan yang dikonsumsi. Hasil praktikum menunjukkan bahwa makanan yang mengandung
tinggi natrium, seperti kuah mie instan, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena
retensi air dalam tubuh. Di sisi lain, makanan yang kaya kalium, seperti jus semangka dan jus
alpukat, dapat memberikan efek positif dengan menyeimbangkan natrium dan merelaksasi
dinding pembuluh darah, yang pada akhirnya menurunkan tekanan darah. Selain itu,
kandungan kafein dalam kopi dapat memengaruhi tekanan darah dengan meningkatkan denyut
jantung dan vasokonstriksi. Oleh karena itu, pemahaman tentang kandungan nutrisi dalam
makanan dapat membantu mengidentifikasi dampaknya terhadap kesehatan kardiovaskular.
2. Makanan memiliki peran penting dalam mengelola tekanan darah melalui mekanisme ilmiah
yang beragam, termasuk pengaruh kandungan garam natrium, kalium, dan senyawa fitokimia
pada pembuluh darah. Hasil praktikum menunjukkan bahwa makanan yang kaya akan kalium,
seperti jus semangka, teh hijau, jus alpukat, dan jus mentimun, dapat memberikan kontribusi
positif dalam menjaga tekanan darah dalam rentang normal. Di sisi lain, makanan yang tinggi
natrium, seperti kuah mie instan, dan kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan
tekanan darah. Kesimpulan ini menekankan pentingnya pola makan sehat yang mengandung
nutrisi yang seimbang untuk mendukung kesehatan kardiovaskular dan pengelolaan tekanan
darah.

J. Dokumentasi

K. Daftar Pustaka

Ardania, A. (2013). Tekanan darah: Pengukuran, mekanisme, dan pengaruhnya terhadap


kesehatan. Jurnal Kesehatan Arteri, 5(2), 45-56.

Sacks, R. (2013). Pengelolaan tekanan darah melalui modifikasi asupan makanan: Peran
kalium dan magnesium. Jurnal Kesehatan Jantung, 8(4), 112-125.

Anda mungkin juga menyukai